Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN DIAGNOSA BERSIHAN


JALAN NAFAS TIDAK EFEKTF DENGAN PENYAKIT (TUBERCULOSIS PARU)

DOSEN PENGAMPU
YENI ELVIANI,SKM.M,kes.

Nama kelompok :
1. Natasya fiorentina
2. Sella devasari
3. Dellia rosa
4. Mia septiana
5. Sema anggelita putri
6. Nadia sukma anggraini

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI D-III KEPERAWATAN LAHAT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN....................................................i
A. Definisi...........................................................................
B. Etiologi ..........................................................................
C. Penatalaksanaan .............................................................
D. Pathway .........................................................................

BAB II
TEORITIS
A. Pengkajian keperawatan..................................................ii
B. Diagnosa keperawatan....................................................
C. Intervensi........................................................................
D. Implementasi...................................................................
E. Evaluasi..........................................................................

BAB III
LP Kasua Pada N.y A Dengan Masalah TB paru.........................iii
a. Analisa Data...................................................................
b. Pengkajian......................................................................
c. Diagnosa keperawatan....................................................
d. Intervensi........................................................................
e. Implementasi ..................................................................
f. Evaluasi..........................................................................

BAB IV
PENUTUP...................................................................................iv
- Kesimpulan ....................................................................
- Saran...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Tuberculosis Paru”, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian
dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lahat 6 april 2023


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
TUBERKULOSIS PARU
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI

Laporan pendahuluan

A. Definisi
Turbeculosis adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan mycobacterium turbeculosis
yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya.Bakteri ini dapat masuk
melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan (IG)dan luka terbuka pada kulit.tetapi
paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yng terinfeksi bakteri tersebut .
(Sylvia.A.price)

Klasifikasi tuberkolusis dari system lama:

Pembagian cara patologis

- Tuberkolusis primer ( childhood tuberkolusis)

- Tuberkolusis post-primer (adult tuberkolusis)

2 .Pembagian secara aktivitas radiologis tuberkolusis paru (koch pulmonum)aktif,non aktif


dan quiescent (bentuk aktif yang menyembuh

3. Pembagian secara radiologis (luas lesi)

- Tuberkolusis minimal

- Moderatel advanced tuberkolusis

- Far advanced tuberkolusis

Klasifikasi menurut American Thoracic Society:

Kategori 0: Tidak pernah terpajan,dan tidak terinfeksi,riwayat kontak negative,tes


tuberculin negative

Kategori 1: Terpajan tuberkolusis,tapi tidak terbukti ada infeksi.Disisni riwayat kontak


positif,tes tuberculin negative

Kategori 2: Terinfeksi tuberkolusis,tetapi tidak sakit. Tes tuberculin positif radiologis dan
sputum negatif

Kategori 3: Terinfeksi tuberculosis dan sakit


Klasifikasi di indonesia dipakai berdasarkan kelainan klinis,radiologis,dan makro biologis:

1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
3. Tuberkolusis paru tersangka,yang terbagi dalam:
- TB tersangka yang diobati: sputum BTA(-),tetapi tanda-tanda lain positif.
- TB tersangka yang tidak di obati: sputum BTA negative dan tanda-tanda lainnya
juga meragukan

Klasifikasi menurut WHO 1991 TB dibagi dalam 4 kategori yaitu:(Sudoyo aru)


1.Kategori 1,ditunjukan terhadap:
- Kasus batu dengan sputum positif
- Kasus baru dengan bentuk TB berat
2.Kategori 2,ditunjukan terhadap:
- Kasus kambuh
- Kasus gagal dengan sputum BTA positif
3.Kategori 3, ditunjukan terhadap
-Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang luas
-Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori
4.Kategori 4, ditunjukan terhadap: TB kronik

B.Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobactrerium tubercolosis . Basil ini tidak berspora
sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan,sinar matahari,sinar ultraviolet.ada dua macam
mikobakteri tuberkulosis yaitu tipe Human dan tipe Bovin.Basil tipe Bovin berada dalam
susu sapi yang menderita mastitis tuberkolosis usus.Basil Tipe Human bisa berada di bercak
luda (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC,dan orang yang terkena rentan
terinfeksi bila menghirupnya.(Wim de jong)
Setelah organism terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup dan
menyebar kenodus limfatikus lokal.penyebaran melalui aliran darah ini dapat menyebabkan
TB pada prang lain,dimana infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun penyakitnya
terdapat 4 fase : (Wim de jong)
1.Fase 1 ( Fase Tuberculosis Primer)
Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi pertahanan tubuh.
2.Fase 2
3.Fase 3(Fase laten):fase dengan kuman tidur (vertahun-tahun/seumur hidup) dan reaktifitas
jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan tubuh,bisa terdapat di tulang
panjang ,vertebra,tube fallopi,otak,kelenjar lifm hilus,leher dan ginjal.
4.Fase 4:dapar sembuh tanpa cacat atau sebaliknya,juga dapat menyebar ke organ yang lain
dan yang kedua keginjal setelah paru.

B. Manifestasi Klinis
1. Demam 40-41 C,serta ada batuk/batuk darah
2. Sesak napas dab nyeri dada
3. Malaise,keringat malam
4. Suara khas pada perkusi dada,bunyi dada
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
6. Pada anak
- Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh
- Demam tanpa sebab jelas,terutama jika berkelanjutan sampai 2 minggu
- Batuk kronik > 3 minggu,dengan atau tanpa wheeze
- Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.
- Semua anak dengan reaksi cepat BCG(reaksi lokal timbul < 7 hari setelah
penyuntikan) harus dievaluasi skor > 6 (skor maksimal 13
- Pasien usia balita yang endapat skor 5, dirujuk kerumah sakit untuk evaluasi lebih
lanjut
Tabel frekuensi gejala dan tanda TB paru sesuai kelompok umur
Kelompok umur Bayi Anak Akil balik
Gejala
- Demam Jarang
Sering Sering
- Keringat malam Sangat jarang
Sangat jarang Jarang
- Batuk Sering
Sering Sering
- Batuk produktif Sangat jarang
Sangat jarang Sering
- Hemoptitis Sangat jarang
Tidak pernah Sangat jarang
- Dispnu Sangat jarang
Sering Sangat jarang

Tanda
- Ronki basah Sering Jarang Sangat jarang
- Mengi Sering Jarang Jarang
- Fremitus Sangat jarang Sangat jarang Jarang
- Perkusi pekak Sangat jarang Sangat jarang Jarang
- Suara nafas Sering Sangat jarang Jarang
berkurang
Sumber:Buku Ajar Respiologi Anak
Pemeriksaan penunjang
Menurut mansjoer,dkk (1999 :hal 472), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien
dengan tuberculosis paru,yaitu:
1. Laboratorium darah rutin:LED normal/meningkat, limfositosis
2. Pemeriksaan sputum BTA:untuk memastikan diagnostik TB paru,namun
pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70 % pasien yang dapat didiagnosis
berdasarkan pemeriksaan ini
3. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase)
Merupakan uji sirologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk
menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB
4. Tes Mantoux/ Tuberkulin
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk
menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB
5. Tehnik Polymerase Chain Reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam meskipun hanya satu
mikroorganisme dalam spesimen juga dapat mendeteksi adanya resistensi
6. Becton Dickison diagnostic instrumen Sistem (BACTEC)
Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme asam lemak oleh
mikrobakterium tuberculosis
7. MYCODOT
Deteksi antibody memakai antigen liporabinomannan yang direkatkan pada suatu alat
berbentuk seperti sisir plastic,kemudian dicelupkan dalam jumlah memadai memakai
warna sisir akan berubah.
8.Pemeriksaan radiology: Rontgen thorax PA dan leteral
Gambar foto thorax yang menunjang diagnosis TB,yaitu:
- Bayangan lesi terletak di lapangan paru atas atau segment apikal lobus bawah
- Bayangan berwarna (patchy) atau bercak (nodular)
- Adanyan klasifikasi
- Bayangan menetap ada foto ulang beberapa minggu kemudian
- Bayangan millie

PENATALAKSANAAN
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri dari panduan obat utama dan
tambahan.
1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
a. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah :
-Rifampisin
Dosis 10 mg/kg BB, maksimal 600mg 2-3X/ minggu atau
BB >60 kg : 600 mg
BB 40-60 kg :450 mg
BB<40 kg : 300 mg
Dosis intermiten 600 mg/kali
- INH
Dosis 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10mg/kg BB 3 kali seminggu, 15
mg/kg BB 2 kali seminggu atau 300 mg/har
Untuk dewasa. Intermiten : 600 mg/kali
- Pirazinamid
Dosis fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 kali seminggu atau
BB > 60 kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1000 mg
BB <40 kg ; 750 mg
- Streptomisin
Dosis 15mg/kg BB atau
dBB > 60kg : 1000mg
BB 40-60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
- Etambutol
Dosis fase intensif 20 mg/kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg BB, 30mg /kg BB
3x seminggu, 45 mg/kg BB 2x seminggu atau
BB>60 kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1000 mg
BB <40 kg : 750 mg
Dosis intermiten 40 mg/kg BB/kali
b. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination), kombinasi dosis tetap ini terdiri
dari:
- Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid
75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan
- Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75
mg dan pirazinamid 400mg
- Kombinasi dosis tetap Rekomendasi WHO 1999 untuk kombinasi dosis
tetap, penederita hanya minum obat 3-4 tablet sehari selama fase intensif,
sedangkan fase lanjutan dapat menggunakan kombinasi dosis 2 obat
antituberkulosis seperti yang selama ini telah digunakan sesuai dengan
pedoman pengobatan.
c. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
- Kanamisin
- Kuinolon
- Obat lain masih dalam penelitian; makrolis, amoksilin + asam
klavulanat
- Derivat rifampisin dan INH
Sebagian besar penderita TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa
efek
samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping. Oleh
karena itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping asngat
penting dilakukan selama pengobatan . Efek samping ringan dan dapat
diatasi dengan obat simtomatik maka pemberian OAT dapat dilanjutkan.
Efek samping OAT dapat dilihat pada tabel di bawah ini .
Efek samping ringan dari OAT
Efek samping Penyebab Penanganan
Tidak nafsu makan, Rifampisin Obat diminum malam sebelum
mual, sakit perut tidur
Nyeri sendi Pyrazinamid Beri aspirin/allopurinol
Kesemutan s/d rasa INH Beri vitamin B6 (pridoksin) 100
terbakar dikaki mg perhari
Warna kemerahan pada Rifampisin Beri penjelasan, tidak perlu
air seni diberi apa-apa

Efek samping berat dari OAT


Efek samping Penyebab Penanganan
Gatal dan kemerahan Semua jenis OAT Beri antihistamin &
pada kulit dievaluasi ketat
Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan
Gangguan Streptomisin
keseimbangan
Ikterik Hamper semua Hentikan semua OAT
OAT sampai ikterik menghilang
Bingung dan muntah- Hamper semua obat Hentikan semua OAT &
muntah lakukan uji fungsi hati
Gangguan penglihatan Ethambutanol Hentikan ethambutanol
Purpura dan renjatan Rifampisin Hentikan rifampisin
(syok)

2. Panduan Obat Anti Tuberkulosis


Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi:
a. TB paru (kasus baru), BTA positif atau lesi luas
Panduan obat yang diberikan : 2 RHZE / 4 RH
Alternatif : 2 RHZE / 4R3H3 atau (program P2TB) 2 RHZE / GHE
Panduan ini dianjurkan untuk :
- TB paru BTA (+), kasus baru
- TB paru BTA (-), dengan gambaran radiologis lesi luas
- TB di luar paru kasus berat
Pengobatan kasus lanjutan, bila diperlukan dapat diberikan selama 7 bulan, dengan
panduan 2RHZE / 7 RH, dan alternatif 2RHZE/ 7R3H3, seperti pada keadaan:
- TB dengan lesi luas
- Disertai penyakit komordid (Diabetes Melitus),
- Pemakaian obat imunosupresi / kortikosteroid)
- TB kasus berat (milier, dll)
Bila ada fasilitas biarkan dan uji resistensi, pengobatan disesuaikan dengan hasil uji
resistensi.
b. TB paru (kasus baru),BTA negatif
Paduan obat yang di berikan:2 RHZ / 4 RH
Alternatif : 2 RHZ / 4R3H3 atau 6 RHE
Panduan ini di anjurkan untuk
- TB paru BTA negatif dengan gambaran radiologik lesi minimal
- TB di luar paru kasus ringan
- TB paru kasus kambuh
Pada TB paru kasus kambuh minimal menggunakan 4 macam OAT pada fase intensif
selama 3 bulan (bila ada hasil uji resistensi dapat di berikan obat sesuai hasil uji
resistensi). Lama pengobatan fase lanjutan 6 bulan atau lebih lama dari pengobatan
sebelumnya,sehingga paduan obat yang di berikan : 3 RHZE / 6 RH.bila tidak ada / tidak
di lakukan uji resistensi, maka alternatif di berikan paduan obat : 2 RHZES/1 RHZE/5
R3H3E3(program P2TB)
a.TB paru kasus gagal pengobatan
pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil uji resistensi, dengan minimal menggunakan 4-5
OAT dengan minimal 2 OAT yang masih sensitif(seandainya H resisten,tetap diberikan).
Dengan lama pengobatan minimal selama 1-2 tahun.
b.TB paru kasus lalai berobat
pendirita TB paru kasus lalai berobat,akan di mulai pengobatan kembali sesuai dengan
kriteria sebagai beikut:
-penderita yang menghentikan pengobatan nya < 2 minggu, pengobatan OAT dilanjutakan
sesuai dengan jadwal
-penderita menghentikan pengobatannya > 2 minggu
-berobat > 4 bulan, BTA negatif dan klinik, radiologik negatif,pengobatan OAT STOP
-berobat > 4 bulan, BTA positif :pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang
lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama
-berobat < 4 bulan, berhenti berobat > 1, BTA negatif, akan tetapi klinik atau radiologik
positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang sama.
- berobat < 4 bulan BTA negatif,berhenti berobat 2-4 minggu pengobatan di teruskan
kembali sesuai jadwal.
c.TB paru kasus kronik
-pengobatan TB paru kasus kronik, jika belum ada hasi uji resistnsi, Berikan RHZES. Jika
telah ada hasil uji resistensi, sesuaikan dengan hasil uji resistensi(minimal terdapat 2
macam OAT yangyang masih sensitive dengan H tetap diberikan walaupun resisten) di
tambah dengan obat lain seperti kuinolon,betalaktam,makrolid
-jika tidak mampu dapat diberikan INH seumur hidup. Pertimbangkan pembedahan untuk
meningkatan kemungkinan penyembuhan
-kasus TB paru kronik perlu di rujuk ke ahli paru
1. pengobatan suportif / simptomatik
Pengobatan yang di berikan kepada penderita TB perlu di perhatikan keadaan klinisnya.
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat, dapat rawat jalan. Selain OAT kadang
perlu pengobatan tambahan atau suportif / simtomatik untuk meningkatan daya tahan tubuh
atau mengatasi gejala / keluhan.
a. Penderita rawat jalan
- Makan makanan yang bergizi, bila dianggap perlu dapat diberikan vitamin
tambahan (pada prinsipnya tidak ada larangan makanan untuk penderita
tuberculosis, kecuali untuk penyakit komorbidnya)
- Bila demam dapat diberikan obat penurun panas / demam
- Bia perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi gejala batuk, sesak napas, atau
keluhan lain.
b. Penderita rawat inap
- TB paru disertai keadaan / komplikasi sbb: Batuk darah (profus), keadaan umum
buruk, pneumotoraks, empyema, efusi pleura massif/ bilateral, sesak napas berat
(bukan karena efusi pleura)
- TB diluar paru yang mengancam jiwa : TB paru milier, mengitis TB.

2.Terapi pembedahan
a. Indikasi mutlak
- Semua penderita yang telah mendapatkan OAT adekuat tetapi dahak tetap positif
- Penderita batuk darah yang massif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
- Penderita dengan fistula bronkopleura dan empyema yang tidak dapat diatasi
secara konservatif
b. Indikasi relatif
- Penderita dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
- Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
- Sisa kaviti yang menetap.
3.Tiindakan invasive(selain pembedahan)
a. Bronkoskopi
b. Punksi pleura
c. Pemasangan WSD (water sealed drainage)
4.Kriteria sembuh
a. BTA mikroskopik negative dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan)
dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat
b. Pada foto toraks,gambaran radiologic serial tetap sama / perbaikan
c. Bila ada fasilitas biakan, maka kriteria di tambah biakan negative

D.Masalah yang lazim muncul


-Ketidakefektif bersihan jalan b.d bronkospasme
-Gangguan pertukaran gas b.d kongesti paru, hipertensi pulmonal,penurunan parifer
yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung

-Hipertermia b.d reaksi inflamasi

-Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakadekuatan intake


nutrisi,dyspneu dyspneu

-Resiko infeksi b.d organisme purulent

B.Discharge planning
1. Pelajari penyebab dan penularan dari TB serta pencegahan saat diluar rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan
secret di saluran pernapasan
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
4. Lakukan pernapasan diafragma:tahan napas selama 3-5 detik kemudian secara
perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut .
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat batuk dan setelah
batuk juga cara pengontrolan batuk.
6. Jangan memberikan vaksin BCG pada bayi baru lahir dan konsultasikan kepada
tenaga medis terlebih dahulu sebelum vaksin.
7. Ibu menderita TB aman untuk memberikan ASI pada bayinya dengan catatan
menghindari cara penularan TB
8. Jalankan terapi obat dengan teratur dan jangan sampai putus tanpa instruksi.
9. Berhenti merokok dan berenti minum alcohol.
10. Olahraga secara teratur makan makanan yang bergizi serta istirahat cukup.
PATHWAY TUBERCOLOSIS PARU
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
terdiri dari nama,jenis kelamin,umur,alamat,agama,bahasa yang dipakai,status
perkawinan,pendidikan ,pekerjaan,golongan darah,nomor register ,tanggal MRS,diagnosa
medis.
2. Keluhan utama
Sesak nafas
3. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari tuberkulosis paru,nantinya
membantu dalam rencana tindakan terhadap klien,kronologi penyakit
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis paru serta penyakit yang
pernah diderita klien sebelumnya,yang memperparah keadan klien dan menghambat proses
penyembuhan
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis paru merupakan salah satu
faktor
6. Pemeriksaan fisik
1. Kepala :
2. Bentuk : Simetris
Mata :
Ukuran pupil : 14 mm
Reaksi terhadap cahaya : Normal
Akomodasi : Normal
Bentuk : Simetris kanan kiri
Konjungtiva : An anemis
Fungsi penglihatan : Baik
Tanda-tanda radang : Tidak ada edema di palpebra
2.Hidung
Reaksi alergi :Tidak ada
Pernah mengalami flu : Ya pernah
Bagaimana frekuensi per tahun :2x
Perdarahan : Ada
3.Mulut dan Gigi
Gigi : Gigi geligi lengkap
Kesulitan/gg berbicara : Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak ada
4.Pernapasan :
Suara napas : Ronchi basah
Frekuensi : 28 x/menit
Pola napas : Cepat
Batuk : Produktif
Dispnea : Ya
Sputum :Ada. Nyeri : Ya
Kemampuan melakukan aktivitas : Ya
Batuk darah : Ya
Sianosis : Ya
Rontgen Foto terakhir : Ada Hasil: Penderita TB paru

6. Kardiovaskuler dan : Nadi perifer :Normal


Sirkulasi Capillary Refill (CR) :Normal
Distensi vena jugularis : Normal Suara jantung
: Normal
Suara jantung tambahan : Normal
Irama jantung (monitor) : Normal
Nyeri : Tidak ada Edema : Tidak ada
Perubahan warna (kulit, kuku, bibir, dll) :Pucat
Keadaan ekstrimitas :Lemah

5.Nutrisi :
Jenis diet : Bubur
Napsu makan : Kurang
Rasa mual : Ya
Muntah : Ya
Intake cairan, Jenis : Cair. Jumlah: 1500 CC

8. Eliminasi
Buang Air Besar :
Penggunaan laxantif : Tidak
Colostomy : Tidak
Ileostomy : Tidak
Konstipasi : Tidak
Diare : Tidak
Buang Air Kecil : Inkontinensia : Tidak
Infeksi : Tidak ada
Hamaturia : Tidak
Kateter : Tidak
Urin – Output : 1000 cc

4.Reproduksi :
Kehamilan : Tidak
Buah dada : Ada
Perdarahan : Normal
Keputihan : Ada
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) : Tidak
Penggunaan kateter : Tidak
10. Persyarafan : Tingkat kesadaran : Composmentis GCS : 465
Orientasi :Baik
Riwayat epilepsi / kejang / parkinson : Tidak
Reflek : Baik
Kekuatan menggenggam : Normal
Pergerakan ekstrimitas : Baik
11. Muskuloskletal : Nyeri : Tidak ada
Kekakuan :Tidak ada
Pola latihan gerak : Tidak ada
12. Kulit :Warna : Normal
Integritas : Baik
Turgor : Baik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif bd hipersekresi jalan nafas dd sputum berlebih
C. INTERVENSI
Perencaan tindaakan keperawatan
D. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan
E. EVALUASI
Suatu realisasi tindakan keperawatan dengan melihat respon klien mengacu pada kriteria
hasil.terdiri 3 tahap:
- Berhasil,jika perilaku klien sesuai dengan tujuan dalam waktu yang telah
ditentukan
- Tercapai sebagian jika klien menunjukkan perilaku perkembangan tetapi tidak
sebaiknya ditentukan pada pernyataan tujuan
- Belum tercapai jika klien tidak mampu sama sekali untuk menunjukkan perilaku
yang ditetapkan pada pernyataan

Daftar pustaka
- Nanda ni-noc 2015
- Buku SDKI,SIKI,SLKI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN MASALAH
TUBERKULOSIS PARU DIRUANG PENYAKIT DALAM RSUD LAHAT
TAHUN 2023

I. Identitas klien
Nama (inisial) : Ny. A
Tgl MRS : 06 April 2023
TTL : Lahat, 31 Mei 1985
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pagar Agung, Lahat
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani

Keluarga terdekat yang dapat dihubungi segera (suami)


Nama : Rudi Edwar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pagar Agung, Lahat
Hubungan Dengan Pasien : Suami
II. Status Kesehatan saat ini
1. Alasan kunjungan
Keluhan utama:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk berdahak disertai sesa sejak 4
minggu yang lalu,sesak dirasakan pada saat malam hari dan terutama setelah
melakukan aktivitas
2. Lamanya keluhan : 2 - 3 jam
3. Timbulnya keluhan : Mendadak
4. Faktor yang memperberat : Dirasakan terutama pada saat setelah
melakukan aktivitas
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Sendiri : Posisi setengah duduk
1. Diagnosis Medis : Tuberkulosis Paru

III. Riwayat Kesehatan yang lalu


1. Penyakit yang pernah dialami
a. Kanak-kanak : Pasien mengatakan pernah mengalami sakit demam
biasa dan tidak pernah mengalami sakit yang serupa sebelumnya
b. Kecelakaan : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan
c. Pernah dirawat : Penyakit :Tb Paru Waktu/lama: 2 minggu
d. Operasi : Tidak ada
2. Alergi : Pasien mengatakan tidak ada alergi obat maupun
makanan
3. Imunisasi : lengkap
4. Kebiasaan : Merokok
5. Obat-obatan : OAT (obat anti tuberkulosis)
Sendiri : Jenis : tablet , lamanya: 4 bulan
6. Pola nutrisi
a. Frekuensi makan : 2 x / hari
b. Berat Badan (BB) : 40 kg
c. Tinggi Badan (TB) : 155 cm
d. Jenis makanan : Bubur
e. Nafsu makan : Menurun
Sedang, alasan; mual/muntah
Kurang, alasan; mual/muntah
f. Perubahan BB : Berkurang
3 bulan terakhir Berkurang 15 kg
7. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar
Frekuensi :1 x/hari Penggunaan pencahar: Tidak
Waktu : Pagi
Warna : Kuning Pekat
Konsistensi : Lembek
b. Buang Air Kecil
Frekuensi : 2 x/hari
Warna : Coklat tua
Bau : Bau Pesing

8. Pola tidur dan istirahat


a. Waktu tidur (jam) : 02:00 WIB
b. Lama tidur (jam) :3 jam
c. Kebiasaan pengantar tidur : Mendengarkan ayat suci Al-Qur’an
d. Kesulitan dalam : Sering/mudah terbangun

9. Pola aktivitas dan Latihan


a. Kegiatan dalam pekerjaan : Bercocok tanam
b. Olahraga : Jalan santai
c. Kegiatan dalam :
waktu luang : membersihkan halaman rumah
d. Kesulitan/keluhan Pergerakan tubuh dalam hal :
Sesak napas setelah mengadakan aktivitas dan mudah merasa kelelahan

10. Pola Bekerja


a. Jenis pekerjaan : Buruh Tani
b. Jumlah jam kerja : 5 jam/24 jam
c. Jadwal kerja : Pagi
IV. Riwayat Keluarga
Genogram
V. Riwayat Lingkungan
1. Kebersihan : Tidak baik
2. Bahaya : Ya
3. Polusi : Ya, rumah berada di pinggir jalan

VI. Aspek Psikososial


1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan : Kaca mata
b. Kesulitan yang dialami : Mudah lelah
2. Persepsi diri
a. Hal yang sangat : Pasien mengatakan cemas terhadap penyakit yang
dialami
dipikirkan saat ini
b. Harapan setelah : Pasien berharap akan kesembuhan
menjalani perawatan
c. Perubahan yang : Tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya
dirasa setelah sakit
2. Suasana hati : Cemas
3. Rentang perhatian : Ya
4. Hubungan / Bahasa utama : Bahasa daerah
komunikasi Bahasa daerah : Bahasa daerah
a. Bicara : Mampu mengekspresikan
b. Tempat tinggal : Sendiri
Bersama orang lain, yaitu suami dan anak
c. Kehidupan keluarga : Sederhana
Pembuatan keputusan dalam keluarga:Suami mampu membuat keputusan dalam
keluarga
Pola komunkasi : Baik
Keuangan : Memadai
e. Kesulitan dalam : Berkomunikasi dengan tetangga
5. Kebiasaan Seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi : Tidak ada
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : Baik
6. Pertahanan Koping
a. Pengambilan : berdiskusi
keputusan Dibantu orang lain, sebutkan : iya, suami
b. Yang disukai tentang diri sendiri : mudah mengingat
Allah
c. Yang ingin dirubah : Pemeliharaan
Kesehatan
dari kehidupan
d. Yang dilakukan jika : Makan obat
e. Yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : Bercerita
7. Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa atau apa sumber kekuatan: Anak dan suami
b. Apakakah kepercayaan Tuhan, Agama : Ya
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi), sebutkan
: Mengaji
d. Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di Rumah Sakit, se
butkan : mendengarkan ayat-ayat suci melalui HP
8. Tingkat perkembangan
Usia Karakteristik : normal

VII. Pengkajian Fisik


1. Kepala :
Bentuk : Simetris
1. Mata :
Ukuran pupil : 14 mm
Reaksi terhadap cahaya : Normal
Akomodasi : Normal
Bentuk : Simetris kanan kiri
Konjungtiva : An anemis
Fungsi penglihatan : Baik
Tanda-tanda radang : Tidak ada edema di palpebra
2. Hidung : Reaksi alergi :Tidak ada
Pernah mengalami flu : Ya pernah
Bagaimana frekuensi per tahun :2x
Perdarahan : Ada
3. Mulut dan Gigi :
Gigi : Gigi geligi lengkap
Kesulitan/gg berbicara : Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak ada
4. Pernapasan : Suara napas : Ronchi basah
Frekuensi : 28 x/menit
Pola napas : Cepat
Batuk : Produktif
Dispnea : Ya
Sputum :Ada. Nyeri : Ya
Kemampuan melakukan aktivitas : Ya
Batuk darah : Ya
Sianosis : Ya
Rontgen Foto terakhir : Ada Hasil: Penderita TB paru

6. Kardiovaskuler dan : Nadi perifer :Normal


Sirkulasi Capillary Refill (CR) :Normal
Distensi vena jugularis : Normal
Suara jantung : Normal
Suara jantung tambahan : Normal
Irama jantung (monitor) : Normal
Nyeri : Tidak ada Edema : Tidak ada
Perubahan warna (kulit, kuku, bibir, dll) :Pucat Kead
aan ekstrimitas :Lemah
5. Nutrisi : jenis diet : Bubur
Napsu makan : Kurang
Rasa mual : Ya
Muntah : Ya
Intake cairan, Jenis : Cair. Jumlah: 1500 CC

8. Eliminasi
Buang Air Besar : Penggunaan laxantif : Tidak
Colostomy : Tidak
Ileostomy : Tidak
Konstipasi : Tidak
Diare : Tidak
Buang Air Kecil : Inkontinensia : Tidak
Infeksi : Tidak ada
Hamaturia : Tidak
Kateter : Tidak
Urin – Output : 1000 cc

4. Reproduksi : Kehamilan : Tidak


Buah dada : Ada
Perdarahan : Normal
Keputihan : Ada
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) : Tidak
Penggunaan kateter : Tidak
10. Persyarafan : Tingkat kesadaran : Composmentis GCS : 465
Orientasi :Baik
Riwayat epilepsi / kejang / parkinson : Tidak
Reflek : Baik
Kekuatan menggenggam : Normal
Pergerakan ekstrimitas : Baik
11. Muskuloskletal : Nyeri : Tidak ada
Kekakuan :Tidak ada
Pola latihan gerak : Tidak ada
12. Kulit : Warna : Normal
Integritas : Baik
Turgor : Baik

VIII. Data Laboratorium


IX. Pengobatan
Obat Dosisi Manfaat
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
No Nama Obat Manfaat Dosis
1 IVFD RL IVFD RL ,Digunakan Gtt 20x/menit
untuk menggantikan
cairan yang hilang dan
untuk membantu prosedur
intravena tertentu

Ambroxol Ambroxol,Digunakan 3x1tab


untuk mengencerkan
dahak

4 FDC 4FDC,Digunakan untuk 3x1tab


mengobati tuberkulosisi
dan infeksi
mycobacterium
Injeksi cefotaxim Injeksi 2x1
cefotaxim,Digunakan
untuk mengobati infeksi
bakteri
OBH OBH,Digunakan untuk 3x1 sdm
meredakan batuk
berdahak

X. Hasil Pemeriksaan Penunjang lainnya


Jenis Hasil Satuan Rujukan
No Jenis Hasil Satuan Rujukan
pemeriksaan
Hematologi
Hemaglobin 10 g/dL 14-16
(HGB)

Eritrosit 3,47 juta/uL 4,5-5,5


(RBC)

Leukosit 11,72 ribu/uL 4,0-10,5


(WBC)

Hematokrit 28 % 40-52

Trombosit 300 ribu mm3 150-400


(PLT)

Hitung jenis
Basinofil 0 % 0-1
Eusinofil 3 %
1-3
Neutrofil
batang 4 % 2-6

Neutrofil 60 % 50-70
segmen
Limfosit 25 %
20-40
Monosit 8 % 2-8

Kimia klinik
Ureum 134 mg/dL <50
Creatinine 4,1 mg/dL <1,2
70-140
Glucosa darah 149 mg/dL

Sewaktu
Hasil BTA (+)

XI. Persepsi Klien terhadap Penyakitnya


Pasien berharap akan kesembuhan terhadap penyakit yang dialami
XII. Kesan perawat terhadap klien
Perawat berharap asuhan keperawatan dapat tercapai

ANALISA DATA
NO DATA SYMPTOM PROBLEM

1. DS : mycobacterium Bersihan jalan nafas


tuberkulosis tidak efektif
a.pasien mengatakan batuk berdahak
droplet infection
b.pasien mengatakan saat batuk
dahaknya sulit untuk dikeluarkan

c.pasien mengatakan sesak nafas


Masuk dijalan nafas
DO :

a.pasien sering batuk


Menempel pada paru
b.batuk nya terlihat ada sputum

c.pasien terlihat kesulitan


mengeluarkan dahak saat batuk Menempel dijaringan

d.terdengar suara nafas ronchi basah

e.pasien terlihat lemas Reaksi inflamasi

f.TTV

TD: 120/80 mmhg Tumbuh dan


berkembang di
Nadi: 90x/menit sitoplasma mycofrag

RR:28x/menit

T:37,4 c Fokus gon

Komplek primer

Menyebar ke organ
lain

Pertahanan primer
tidak adekuat

Pembentukan
tuberkel

Kerusakan membran
alveolar

Pembentukan sputum
berlebihan

Bersihan jalan nafas


tidak efektif

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Diagnosa keperawatan Tanggal dilakukan

Bersihan jalan nafas tidak efektif 06 April 2023

INTERVENSI

NO DIAGN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


OSA

1. Bersiha Setelah dilakukan asuhan Latihan batuk efektif a. Untuk


n jalan keperawatan selama 3x24 jam mengetahui
Kami nafas diharapkan bersihan jalan Observasi kemampuan
s,5 tidak nafas meningkat dengan batuk dan
april a. Identifikasi
efektif faktor yang
2023 Kriteria hasil: kemampuan
mempengar
batuk
uhi
- Batuk efektif b. Monitor adanya
kemampuan
meningkat retensi sputum
batuk
- Produksi sputum c. Monitor tanda
pasien
menurun dan gejala
- Mengi,wheezin,dis infeksi sluran b.Memanta
pnea,sulit nafas u adanya
bicara,gelisah retensi
menurun Terapeutik
sputum
- Frekuensi nafas - atur posisi semi-
membaik c.Posisi
fowler/fowler
- Pola nafas membantu
- pasang perlak dan
membaik memaksima
bengkok di
lkan
pangkuan pasien
- buang sekret pada ekspansi
paru dan
tempat sputum
menurunkan
Edukasi : upaya
pernafasan
- jelaskan tujuan
dan prosedur d.Menyedia
batuk efektif kan alat dan
- anjurkan tarik bahan yang
nafas dalam diperlukan
melalui hidung dalam
selama 4 latihan
detik,ditahan batuk
selama 2 efektif
detik,kemudian
keluarkan dari e.Menempat
mulut dengan kan sekret
pada tempat
bibir
mencucu(dibulatk khusus
an)selama 8 detik f.Agar
- anjurkan pasien
mengulangi mengerti
tarikan nafas tujuan dan
selama 3kali mekanisme
- anjurkan batuk yang akan
dengan kuat mempermu
langsung setelah
tarik nafas yang dah proses
ke 3 pengeluaran
sputum
kolaborasi :
g.Mempem
- kolaborasi udah proses
pemberian pengeluaran
mukolitik dan sputum
eskpektora,jika
perlu h.Untuk
mempercep
at proses
penyembuh
an

IMPLEMENTASI

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI evaluasi


KEPERAWATAN

1). Bersihan jalan nafas - Memposisikan semi- a).Pasien


tidak efektif fowler atau fowler diposisikan fowler
5 - Memonitor RR Didapatkan hasil
april - Memberikan oksigen
2023 - Memonitor pola napas b.)RR : 28x/mnt
Pasien
- Memonitor bunyi
napas tambahan c.)Terpasang nasal
- Memberikan nebulizer kanul 3lpm
- Mengajarkan batuk
efektif d).Setelah
- Memonitor sputum dilakukan
- Memonitor TTV
-inspeksi pola napas
pasien takpinea

-Setelah
dilakukan,auskultasi
bunyi napas
tambahan pasien
ronchi

e).Pasien diberikan
nebulizer selama 15
menit dengan obat
combivent.

f).pasien
mengatakan belum
bisa batuk

g).Pasien
mengatakan sudah
mengerti cara batuk
efektif

h).Terdapat sputum
berwarna putih

Kekuningan

j).TD:120/80 mmhg

Nadi: 90x/menit

RR:28x/menit

T:37,4 c

2). - Memposisikan semi- a).Pasien di


fowler posisikan fowler
6 - atau fowler b).Pasien terlihat
april - Memberikan nebulizer nyaman
2023 - Memonitor sputum
- Memonitor RR dan mengeluarkan
- Menjelaskan tujuan batuk
kepatuhan
- Memonitor tanda-tanda c).Setelah diberikan
vital nebulizer Terlihat
- Menjelaskan jenis obat, sputum berkurang
alasan Didapatkan hasil
- Mengajarkan dan latih 30x/mnt
teknik
d).pasien terlihat
- relaksasi (mis. napas
mengerti
dalam)
e).TD:100/60mmHg

N : 99x/mnt

RR : 30x/mnt

T : 36,0 C

f).Perawat
mengajarkan tehnik
relaksasi napas
dalam

g).pasien

terlihat nyaman

3). - Memposisikan semi- a).Pasien di


fowler posisikan fowler
7 - atau fowler
april - Memberikan nebulizer b).Pasien terlihat
2023 - Memonitor sputum nyaman dan

c).mengeluarkan
batuk setelah

diberikan nebulizer

e).Terlihat sputum
berkurang

EVALUASI

NO DOAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI PARAF

1. Bersihan jalan nafas tidak S : Pasien mengatakan sesak


efektif napas

O: - RR : 28x/mnt

- Pasien merasa nyaman


setelah

diberikan nebulizer dan


Latihan batuk efektif

- Terpasang nasal kanul


3lpm

- Masih terdapat sputum

- Pola napas : takipnea

- Masih terdengar ronchi

A: Masalah bersihan jalan


nafas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 S: Pasien mengatakan masih


sesak napas

O: - RR : 25x/mnt

- Klien merasa nyaman


setelah

diberikan nebulizer

- Terpasang nasal kanul


3lpm

- Terlihat sputum berkurang

A : Masalah bersihan jalan


nafas teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

3 S : Pasien mengatakan
sudah tidak sesak napas

O : RR : 20x/mnt

A : Masalah pola napas


tidak efektif teratasi

P : Hentikan intervensi
BAB IV

PENUTUP

- KESIMPULAN

Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan pada klien TB paru di ruang penyakit
dalam RSUD Lahat ,penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1.Hasil Pengkajian yang didapat kan dari pasien ditemukan keluhan batuk berdahak disertai
sesa sejak 4 minggu yang lalu,sesak dirasakan pada saat malam hari dan terutama setelah
melakukan aktivitas

2.Diagnosa keperawatan yang muncul adalah BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK


EFEKTIF

3.Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh penulis,pada diagnosa
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF ,yaitu monitor pola nafas ,monitor bunyi
nafas tambahan,monitor sputum,posisikan semi-fowler/fowler,berikan oksigen,ajarkan teknik
batuk efektif,berikan nebullizer,pemantauan RR,hal ini bertujuan untuk mengatasi terjadinya
masalah pernafasan pada klien.

4.Implementasi keperawatan disesuiakan dengan rencana tindakan yang telah penulis


susun.dalam proses implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat,dan
penulis tidak menemukan adanya perbedaan antara intervensi yang dibuat dengan
implementasi yang di lakukan

5.Hasil evaluasi pada pasien pada diagnosa BERSIHAN JALAN NAFA TIDAK EFEKTIF
teratasi sepenuhnya

-SARAN

Hasil pengkajian yan didapatkan dapat menjadi acuan dan menjadi bahan pembanding pada
pengkaji selanjutnya dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan TUBERCULOSIS
PARU.
DAFTAR PUSTAKA

Ackley,B.J.,Ladwig,G.B.,&Makic,M.B.F.(2017).Nursing diagnosis
handbook, An Evidence-based guide to planining care.11th
Ed.St.Louis:Elsevier.

Brukwitzki G,Holmogren C & Maibusch RM (1996) Validation of the


defining characteristics of the nursing diagnosis ineffective airway clearance
nursing diagnoses,7,63-69

Carlson-Catalano J, Lunney M,paradiso C,Bruno J,Luise BK ,Martin


T ,Massoni M & pachter s (1998) cinical validation of innfective breathing
pattern ,ineffective airway clearance and impaired gas exchange .journal of
nursing scholarship ,30,243-248.

Carpernito -Moyet ,L.J.(2013) .Nursing diagnosis aplication to clinical


practice .14th Ed.philadelphia:Lippincott williams&wilkins.

Herdman, T. H., & kamitsuru ,S. (2014) .Nursing diagnosis definitions and
classifcation 2015-2017 .10th Ed.Oxford:wiley Blackwell.

Newfield,S.A.,hinz,M.D., tiley,D.S.,sridaromont,K.L., Maramba ,p.j (2012)


cox’s clinical applications of nursing diagnosis adult,child ,women’s mental
health ,gerontic ,an home health considerations .6th Ed .philadelphia :F.A
Davis companny .

Pascoal ,L.M., Lopes ,M.O., da silva,V.M beltrao ,B.A ., chaves ,D.R.,


Herdman ,t.H.,&...Costa ,A .S. (2016) .clinical indications of ineffective
airway clearance in children with acute respiratory infection.

V.E.C de seosa,M.V de oliveira Lopes & V.M. da silva (2014). Systematic


review and meta-analysis of accuracy of clinical indicators of ineffective
airway clearance .JAN ,498-513.

Anda mungkin juga menyukai