DOSEN PENGAMPU
YENI ELVIANI,SKM.M,kes.
Nama kelompok :
1. Natasya fiorentina
2. Sella devasari
3. Dellia rosa
4. Mia septiana
5. Sema anggelita putri
6. Nadia sukma anggraini
BAB II
TEORITIS
A. Pengkajian keperawatan..................................................ii
B. Diagnosa keperawatan....................................................
C. Intervensi........................................................................
D. Implementasi...................................................................
E. Evaluasi..........................................................................
BAB III
LP Kasua Pada N.y A Dengan Masalah TB paru.........................iii
a. Analisa Data...................................................................
b. Pengkajian......................................................................
c. Diagnosa keperawatan....................................................
d. Intervensi........................................................................
e. Implementasi ..................................................................
f. Evaluasi..........................................................................
BAB IV
PENUTUP...................................................................................iv
- Kesimpulan ....................................................................
- Saran...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Tuberculosis Paru”, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian
dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Laporan pendahuluan
A. Definisi
Turbeculosis adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan mycobacterium turbeculosis
yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya.Bakteri ini dapat masuk
melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan (IG)dan luka terbuka pada kulit.tetapi
paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yng terinfeksi bakteri tersebut .
(Sylvia.A.price)
- Tuberkolusis minimal
Kategori 2: Terinfeksi tuberkolusis,tetapi tidak sakit. Tes tuberculin positif radiologis dan
sputum negatif
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
3. Tuberkolusis paru tersangka,yang terbagi dalam:
- TB tersangka yang diobati: sputum BTA(-),tetapi tanda-tanda lain positif.
- TB tersangka yang tidak di obati: sputum BTA negative dan tanda-tanda lainnya
juga meragukan
B.Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobactrerium tubercolosis . Basil ini tidak berspora
sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan,sinar matahari,sinar ultraviolet.ada dua macam
mikobakteri tuberkulosis yaitu tipe Human dan tipe Bovin.Basil tipe Bovin berada dalam
susu sapi yang menderita mastitis tuberkolosis usus.Basil Tipe Human bisa berada di bercak
luda (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC,dan orang yang terkena rentan
terinfeksi bila menghirupnya.(Wim de jong)
Setelah organism terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup dan
menyebar kenodus limfatikus lokal.penyebaran melalui aliran darah ini dapat menyebabkan
TB pada prang lain,dimana infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun penyakitnya
terdapat 4 fase : (Wim de jong)
1.Fase 1 ( Fase Tuberculosis Primer)
Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi pertahanan tubuh.
2.Fase 2
3.Fase 3(Fase laten):fase dengan kuman tidur (vertahun-tahun/seumur hidup) dan reaktifitas
jika terjadi perubahan keseimbangan daya tahan tubuh,bisa terdapat di tulang
panjang ,vertebra,tube fallopi,otak,kelenjar lifm hilus,leher dan ginjal.
4.Fase 4:dapar sembuh tanpa cacat atau sebaliknya,juga dapat menyebar ke organ yang lain
dan yang kedua keginjal setelah paru.
B. Manifestasi Klinis
1. Demam 40-41 C,serta ada batuk/batuk darah
2. Sesak napas dab nyeri dada
3. Malaise,keringat malam
4. Suara khas pada perkusi dada,bunyi dada
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
6. Pada anak
- Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh
- Demam tanpa sebab jelas,terutama jika berkelanjutan sampai 2 minggu
- Batuk kronik > 3 minggu,dengan atau tanpa wheeze
- Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.
- Semua anak dengan reaksi cepat BCG(reaksi lokal timbul < 7 hari setelah
penyuntikan) harus dievaluasi skor > 6 (skor maksimal 13
- Pasien usia balita yang endapat skor 5, dirujuk kerumah sakit untuk evaluasi lebih
lanjut
Tabel frekuensi gejala dan tanda TB paru sesuai kelompok umur
Kelompok umur Bayi Anak Akil balik
Gejala
- Demam Jarang
Sering Sering
- Keringat malam Sangat jarang
Sangat jarang Jarang
- Batuk Sering
Sering Sering
- Batuk produktif Sangat jarang
Sangat jarang Sering
- Hemoptitis Sangat jarang
Tidak pernah Sangat jarang
- Dispnu Sangat jarang
Sering Sangat jarang
Tanda
- Ronki basah Sering Jarang Sangat jarang
- Mengi Sering Jarang Jarang
- Fremitus Sangat jarang Sangat jarang Jarang
- Perkusi pekak Sangat jarang Sangat jarang Jarang
- Suara nafas Sering Sangat jarang Jarang
berkurang
Sumber:Buku Ajar Respiologi Anak
Pemeriksaan penunjang
Menurut mansjoer,dkk (1999 :hal 472), pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien
dengan tuberculosis paru,yaitu:
1. Laboratorium darah rutin:LED normal/meningkat, limfositosis
2. Pemeriksaan sputum BTA:untuk memastikan diagnostik TB paru,namun
pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70 % pasien yang dapat didiagnosis
berdasarkan pemeriksaan ini
3. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase)
Merupakan uji sirologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk
menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB
4. Tes Mantoux/ Tuberkulin
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk
menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB
5. Tehnik Polymerase Chain Reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam meskipun hanya satu
mikroorganisme dalam spesimen juga dapat mendeteksi adanya resistensi
6. Becton Dickison diagnostic instrumen Sistem (BACTEC)
Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari metabolisme asam lemak oleh
mikrobakterium tuberculosis
7. MYCODOT
Deteksi antibody memakai antigen liporabinomannan yang direkatkan pada suatu alat
berbentuk seperti sisir plastic,kemudian dicelupkan dalam jumlah memadai memakai
warna sisir akan berubah.
8.Pemeriksaan radiology: Rontgen thorax PA dan leteral
Gambar foto thorax yang menunjang diagnosis TB,yaitu:
- Bayangan lesi terletak di lapangan paru atas atau segment apikal lobus bawah
- Bayangan berwarna (patchy) atau bercak (nodular)
- Adanyan klasifikasi
- Bayangan menetap ada foto ulang beberapa minggu kemudian
- Bayangan millie
PENATALAKSANAAN
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan terdiri dari panduan obat utama dan
tambahan.
1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
a. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah :
-Rifampisin
Dosis 10 mg/kg BB, maksimal 600mg 2-3X/ minggu atau
BB >60 kg : 600 mg
BB 40-60 kg :450 mg
BB<40 kg : 300 mg
Dosis intermiten 600 mg/kali
- INH
Dosis 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10mg/kg BB 3 kali seminggu, 15
mg/kg BB 2 kali seminggu atau 300 mg/har
Untuk dewasa. Intermiten : 600 mg/kali
- Pirazinamid
Dosis fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 kali seminggu atau
BB > 60 kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1000 mg
BB <40 kg ; 750 mg
- Streptomisin
Dosis 15mg/kg BB atau
dBB > 60kg : 1000mg
BB 40-60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
- Etambutol
Dosis fase intensif 20 mg/kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg BB, 30mg /kg BB
3x seminggu, 45 mg/kg BB 2x seminggu atau
BB>60 kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1000 mg
BB <40 kg : 750 mg
Dosis intermiten 40 mg/kg BB/kali
b. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination), kombinasi dosis tetap ini terdiri
dari:
- Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid
75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan
- Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75
mg dan pirazinamid 400mg
- Kombinasi dosis tetap Rekomendasi WHO 1999 untuk kombinasi dosis
tetap, penederita hanya minum obat 3-4 tablet sehari selama fase intensif,
sedangkan fase lanjutan dapat menggunakan kombinasi dosis 2 obat
antituberkulosis seperti yang selama ini telah digunakan sesuai dengan
pedoman pengobatan.
c. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
- Kanamisin
- Kuinolon
- Obat lain masih dalam penelitian; makrolis, amoksilin + asam
klavulanat
- Derivat rifampisin dan INH
Sebagian besar penderita TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa
efek
samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping. Oleh
karena itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping asngat
penting dilakukan selama pengobatan . Efek samping ringan dan dapat
diatasi dengan obat simtomatik maka pemberian OAT dapat dilanjutkan.
Efek samping OAT dapat dilihat pada tabel di bawah ini .
Efek samping ringan dari OAT
Efek samping Penyebab Penanganan
Tidak nafsu makan, Rifampisin Obat diminum malam sebelum
mual, sakit perut tidur
Nyeri sendi Pyrazinamid Beri aspirin/allopurinol
Kesemutan s/d rasa INH Beri vitamin B6 (pridoksin) 100
terbakar dikaki mg perhari
Warna kemerahan pada Rifampisin Beri penjelasan, tidak perlu
air seni diberi apa-apa
2.Terapi pembedahan
a. Indikasi mutlak
- Semua penderita yang telah mendapatkan OAT adekuat tetapi dahak tetap positif
- Penderita batuk darah yang massif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
- Penderita dengan fistula bronkopleura dan empyema yang tidak dapat diatasi
secara konservatif
b. Indikasi relatif
- Penderita dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang
- Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
- Sisa kaviti yang menetap.
3.Tiindakan invasive(selain pembedahan)
a. Bronkoskopi
b. Punksi pleura
c. Pemasangan WSD (water sealed drainage)
4.Kriteria sembuh
a. BTA mikroskopik negative dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan)
dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat
b. Pada foto toraks,gambaran radiologic serial tetap sama / perbaikan
c. Bila ada fasilitas biakan, maka kriteria di tambah biakan negative
B.Discharge planning
1. Pelajari penyebab dan penularan dari TB serta pencegahan saat diluar rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan
secret di saluran pernapasan
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
4. Lakukan pernapasan diafragma:tahan napas selama 3-5 detik kemudian secara
perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut .
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat batuk dan setelah
batuk juga cara pengontrolan batuk.
6. Jangan memberikan vaksin BCG pada bayi baru lahir dan konsultasikan kepada
tenaga medis terlebih dahulu sebelum vaksin.
7. Ibu menderita TB aman untuk memberikan ASI pada bayinya dengan catatan
menghindari cara penularan TB
8. Jalankan terapi obat dengan teratur dan jangan sampai putus tanpa instruksi.
9. Berhenti merokok dan berenti minum alcohol.
10. Olahraga secara teratur makan makanan yang bergizi serta istirahat cukup.
PATHWAY TUBERCOLOSIS PARU
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
terdiri dari nama,jenis kelamin,umur,alamat,agama,bahasa yang dipakai,status
perkawinan,pendidikan ,pekerjaan,golongan darah,nomor register ,tanggal MRS,diagnosa
medis.
2. Keluhan utama
Sesak nafas
3. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari tuberkulosis paru,nantinya
membantu dalam rencana tindakan terhadap klien,kronologi penyakit
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis paru serta penyakit yang
pernah diderita klien sebelumnya,yang memperparah keadan klien dan menghambat proses
penyembuhan
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis paru merupakan salah satu
faktor
6. Pemeriksaan fisik
1. Kepala :
2. Bentuk : Simetris
Mata :
Ukuran pupil : 14 mm
Reaksi terhadap cahaya : Normal
Akomodasi : Normal
Bentuk : Simetris kanan kiri
Konjungtiva : An anemis
Fungsi penglihatan : Baik
Tanda-tanda radang : Tidak ada edema di palpebra
2.Hidung
Reaksi alergi :Tidak ada
Pernah mengalami flu : Ya pernah
Bagaimana frekuensi per tahun :2x
Perdarahan : Ada
3.Mulut dan Gigi
Gigi : Gigi geligi lengkap
Kesulitan/gg berbicara : Tidak ada
Kesulitan menelan : Tidak ada
4.Pernapasan :
Suara napas : Ronchi basah
Frekuensi : 28 x/menit
Pola napas : Cepat
Batuk : Produktif
Dispnea : Ya
Sputum :Ada. Nyeri : Ya
Kemampuan melakukan aktivitas : Ya
Batuk darah : Ya
Sianosis : Ya
Rontgen Foto terakhir : Ada Hasil: Penderita TB paru
5.Nutrisi :
Jenis diet : Bubur
Napsu makan : Kurang
Rasa mual : Ya
Muntah : Ya
Intake cairan, Jenis : Cair. Jumlah: 1500 CC
8. Eliminasi
Buang Air Besar :
Penggunaan laxantif : Tidak
Colostomy : Tidak
Ileostomy : Tidak
Konstipasi : Tidak
Diare : Tidak
Buang Air Kecil : Inkontinensia : Tidak
Infeksi : Tidak ada
Hamaturia : Tidak
Kateter : Tidak
Urin – Output : 1000 cc
4.Reproduksi :
Kehamilan : Tidak
Buah dada : Ada
Perdarahan : Normal
Keputihan : Ada
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) : Tidak
Penggunaan kateter : Tidak
10. Persyarafan : Tingkat kesadaran : Composmentis GCS : 465
Orientasi :Baik
Riwayat epilepsi / kejang / parkinson : Tidak
Reflek : Baik
Kekuatan menggenggam : Normal
Pergerakan ekstrimitas : Baik
11. Muskuloskletal : Nyeri : Tidak ada
Kekakuan :Tidak ada
Pola latihan gerak : Tidak ada
12. Kulit :Warna : Normal
Integritas : Baik
Turgor : Baik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektif bd hipersekresi jalan nafas dd sputum berlebih
C. INTERVENSI
Perencaan tindaakan keperawatan
D. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan
E. EVALUASI
Suatu realisasi tindakan keperawatan dengan melihat respon klien mengacu pada kriteria
hasil.terdiri 3 tahap:
- Berhasil,jika perilaku klien sesuai dengan tujuan dalam waktu yang telah
ditentukan
- Tercapai sebagian jika klien menunjukkan perilaku perkembangan tetapi tidak
sebaiknya ditentukan pada pernyataan tujuan
- Belum tercapai jika klien tidak mampu sama sekali untuk menunjukkan perilaku
yang ditetapkan pada pernyataan
Daftar pustaka
- Nanda ni-noc 2015
- Buku SDKI,SIKI,SLKI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN MASALAH
TUBERKULOSIS PARU DIRUANG PENYAKIT DALAM RSUD LAHAT
TAHUN 2023
I. Identitas klien
Nama (inisial) : Ny. A
Tgl MRS : 06 April 2023
TTL : Lahat, 31 Mei 1985
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pagar Agung, Lahat
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Melayu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
8. Eliminasi
Buang Air Besar : Penggunaan laxantif : Tidak
Colostomy : Tidak
Ileostomy : Tidak
Konstipasi : Tidak
Diare : Tidak
Buang Air Kecil : Inkontinensia : Tidak
Infeksi : Tidak ada
Hamaturia : Tidak
Kateter : Tidak
Urin – Output : 1000 cc
Hematokrit 28 % 40-52
Hitung jenis
Basinofil 0 % 0-1
Eusinofil 3 %
1-3
Neutrofil
batang 4 % 2-6
Neutrofil 60 % 50-70
segmen
Limfosit 25 %
20-40
Monosit 8 % 2-8
Kimia klinik
Ureum 134 mg/dL <50
Creatinine 4,1 mg/dL <1,2
70-140
Glucosa darah 149 mg/dL
Sewaktu
Hasil BTA (+)
ANALISA DATA
NO DATA SYMPTOM PROBLEM
f.TTV
RR:28x/menit
Komplek primer
Menyebar ke organ
lain
Pertahanan primer
tidak adekuat
Pembentukan
tuberkel
Kerusakan membran
alveolar
Pembentukan sputum
berlebihan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
-Setelah
dilakukan,auskultasi
bunyi napas
tambahan pasien
ronchi
e).Pasien diberikan
nebulizer selama 15
menit dengan obat
combivent.
f).pasien
mengatakan belum
bisa batuk
g).Pasien
mengatakan sudah
mengerti cara batuk
efektif
h).Terdapat sputum
berwarna putih
Kekuningan
j).TD:120/80 mmhg
Nadi: 90x/menit
RR:28x/menit
T:37,4 c
N : 99x/mnt
RR : 30x/mnt
T : 36,0 C
f).Perawat
mengajarkan tehnik
relaksasi napas
dalam
g).pasien
terlihat nyaman
c).mengeluarkan
batuk setelah
diberikan nebulizer
e).Terlihat sputum
berkurang
EVALUASI
O: - RR : 28x/mnt
O: - RR : 25x/mnt
diberikan nebulizer
P : Lanjutkan intervensi
3 S : Pasien mengatakan
sudah tidak sesak napas
O : RR : 20x/mnt
P : Hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
- KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan pada klien TB paru di ruang penyakit
dalam RSUD Lahat ,penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Hasil Pengkajian yang didapat kan dari pasien ditemukan keluhan batuk berdahak disertai
sesa sejak 4 minggu yang lalu,sesak dirasakan pada saat malam hari dan terutama setelah
melakukan aktivitas
3.Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh penulis,pada diagnosa
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF ,yaitu monitor pola nafas ,monitor bunyi
nafas tambahan,monitor sputum,posisikan semi-fowler/fowler,berikan oksigen,ajarkan teknik
batuk efektif,berikan nebullizer,pemantauan RR,hal ini bertujuan untuk mengatasi terjadinya
masalah pernafasan pada klien.
5.Hasil evaluasi pada pasien pada diagnosa BERSIHAN JALAN NAFA TIDAK EFEKTIF
teratasi sepenuhnya
-SARAN
Hasil pengkajian yan didapatkan dapat menjadi acuan dan menjadi bahan pembanding pada
pengkaji selanjutnya dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan TUBERCULOSIS
PARU.
DAFTAR PUSTAKA
Ackley,B.J.,Ladwig,G.B.,&Makic,M.B.F.(2017).Nursing diagnosis
handbook, An Evidence-based guide to planining care.11th
Ed.St.Louis:Elsevier.
Herdman, T. H., & kamitsuru ,S. (2014) .Nursing diagnosis definitions and
classifcation 2015-2017 .10th Ed.Oxford:wiley Blackwell.