BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman)
sehingga menimbulkan gejala demam atau panas tubuh sebagai suatu reaksi tubuh
menolak antigen (kuman) agar dapat melumpuhkan atau mematikan kuman
tersebut.Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan mikroorganisme
lainnya.Dalam makalah ini kami membahas infeksi virus yang dapat ditularkan
seperti Tuberkulosis,Diare,Tifoid, dan Kusta.
Diare (berasal dari bahasa Yunani dan Latin: dia, artinya melewati, dan
rheein, yang artinya mengalir atau lari) merupakan masalah umum untuk orang
yang menderita “pengeluaran feses yang terlalu cepat atau terlalu encer”
(Goodman dan Gilman, 2003). Diare adalah meningkatnya frekuensi dan
berkurangnya konsistensi buang air besar (BAB) dibanding dengan pola BAB
normalnya. Terjadinya BAB 3x atau lebih dalam sehari dengan konsistensi
lembek atau cair yang tidak seperti biasanya, yang biasanya hanya dua atau tiga
kali dalam seminggu (Yulinah, 2008).
2
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO 3
“Infeksi Bakteri”
Klarifikasi Istilah
1. Diare
Diare adalah suatu penyakit dimana fases mengalami perubahan menjadi
cair terjadi paling sedikit 3x dalam 24 jam.
2. Korengan
Korengan adalah suatu luka yang membusuk dan bernanah.
3. Kejadian luar biasa
Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematianyang bermakna secara epidermiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada kejadian wabah.
4. Komprehensif
Komprehensif berati menyeluruh, bersifat luas dan lengkap
5. Parastesia
5
- Antibiotik flurokuinolon
- Mengkonsumsi oralit
- Memberikan rimfapisin,
7. Apa saja manifestasi yang terdapat pada rongga mulut dari penyakit
tersebut?
- Pasien TBC
- Manifestasi pada rongga mulut biasanya ada pigmentasi tapi terlihat datar.
Penyakit Endemik
Bakteri
Pemeriksaan
Gejala Klinis
Etiologi
Patogenesis
Penularan
Pencegahan
Prognosis
Penatalaksanaan
Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari
berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari
internet, buku, maupun dari pakarnya langsung.
Secara klinis, tuberkulosis dapat terjadi melalui infeksi primer dan pasca
primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terkena kuman tuberkulosis untuk
pertama kalinya. Setelah terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam
alveoli (gelembung paru) terjadi peradangan. Hal ini disebabkan oleh kuman
tuberkulosis yang berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru. Waktu
terjadinya infeksi hingga pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6
minggu. Kelanjutan infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk
dan respon daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB
dengan cara menyelubungi kuman dengan jaringan pengikat. Ada beberapa
kuman yang menetap sebagai “persister” atau “dormant”, sehingga daya tahan
tubuh tidak dapat menghentikan perkembangbiakan kuman, akibatnya yang
bersangkutan akan menjadi penderita tuberkulosis dalam beberapa bulan. Pada
infeksi primer ini biasanya menjadi abses (terselubung) dan berlangsung tanpa
gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi pada orang-orang dengan sistem
12
imun lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan bersifat
sangat menular. Infeksi pasca primer terjadi setelah beberapa bulan atau tahun
setelah infeksi primer.
Ciri khas tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas
dengan terjadinya efusi pleura. Risiko terinfeksi tuberkulosis sebagian besar
adalah faktor risiko eksternal, terutama adalah faktor lingkungan seperti rumah tak
sehat, pemukiman padat dankumuh. Sedangkan risiko menjadi sakit tuberkulosis,
sebagian besar adalah faktor internal dalam tubuh penderita sendiri yang
disebabkan oleh terganggunya sistem kekebalan dalam tubuh penderita seperti
kurang gizi, infeksi HIV/AIDS, dan pengobatan dengan immunosupresan.
Penderita tuberkulosis paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh
(BTA negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali
dikelirukan dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan obat
antituberkulosis (OAT) tidak diperlukan, tapi cukup diberikan pengobatan
simtomatis. Resistensi terhadap OAT terjadi umumnya karena penderita yang
menggunakan obat tidak sesuai atau patuh dengan jadwal atau dosisnya.
Resistensi ini menyebabkan jenis obat yang biasa dipakai sesuai pedoman
pengobatan tidak lagi dapat membunuh kuman.
2. Penularan tuberculosis
b. DIARE
1. Pathogenesis diare
Patogenesis diare akut : yaitu masuknya jasad renik yang masih hidup ke
dalam usus halus setelah melewati rintangan asam lambung. Jasad renik itu
berkembang biak di dalam usus halus. Kemudian jasad renik mengeluarkan
toksin. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare
13
Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi kehilangan air dan
elektronik (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan
asam basa (asidosis metabolik, hipokalemi, dan sebagainya), gangguan gizi akibat
kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia,
gangguan sirkulasi darah.
2. Penularan diare
c. TIFOID
1. Pathogenesis tifoid
2. Penularan tifoid
d. KUSTA
1. Pathogenesis kusta
(TT), tipe Borderline Tuberkuloid (BT), tipe Borgerline – Borderline (BB), tipe
Borderline Lepromatous (BL) dan tipe Lepromatous – Lepromatous
2. Penularan kusta
1.6.6 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencegahan dari
Tuberkulosis, Diare, Tifoid, dan Kusta
a. TUBERKULOSIS
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena penyakit
TBC Paru :
2.Gunakan Masker
Selalu sediakan masker saat berada di tempat umum terutama dalam ruangan
tertutup seperti bus, pesawat, kereta api, dan mal. Masker dapat mencegah
penyebaran kuman TBC.
b. DIARE
16
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena diare :
Diare sering disebabkan karena kuman atau bakteri yang masuk kedalam
tubuh melalui kulit. Ditempat yang becek atau banyak genangan air sering
menjadi tempat bersarangnya kuman dan bakteri. Bakteri dan kuman dapat masuk
kedalam tubuh melalui kulit kaki yaitu pada pori-pori kulit kita. Untuk mencegah
masuknya kuman atau bakteri penyebab diare maka pakailah alas kaki, apalagi
jika kita berada di tempat-tempat yang rentan terdapat banyak kuman dan bakteri
seperti jamban, maka pakailah alas kaki sebagai usaha cara mencegah diare
dan berbagai penyakit yang masuk.Alas kaki yang anda pakai pilihlah yang
nyaman agar anda bisa melakukan aktivitas dengan lancar. Apabila musim hujan
lebih sering terdapat genangan air di berbagai tempat sehingga anda harus lebih
perhatian dan hati-hati dalam menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh anda.
Tangan merupakan anggota tubuh kita yang sangat sering melakukan aktivitas
daripada anggota tubuh lainnya. Karena seringnya melakukan aktivitas sehingga
lebih rentan terdapat kuman ataupun bakteri akibat tertempel dari berbagia benda
yang kita pegang seperti memegang buku yang usang, memegang tangga ketika di
mall yang tangga itu telah dipegang oleh banyak orang yang tangannya belum
tentu bersih dari kuman dan bakteri. Untuk itu kita dianjurkan minimal mencuci
tangan setelah melakukan kegiatan, sebelum makan, setelah makan, setelah buang
air besar serta sebelum memegang bayi.Cuci tangan anda dengan menggunakan
sabun agar kuman dan bakteri benar-benar mati sehingga, tangan anda steril dan
bersih dari kuman dan bakteri. Tanamkan kebiasaan cuci tangan pada diri anda
serta pada keluarga anda terutama pada anak-anak. Kebiasaan mencuci tangan
pada anak-anak akan menjadi kebiasaan yang baik untuk menjaga kebersihan
serta kesehatan tubuh sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara sehat.
17
Lingkungan tempat kita tinggal dan tempat kita beraktifitas seperti kerja
sangat perlu dijaga kebersihannya. Lingkungan yang bersih akan menjadikan
tubuh kita terhindar dari berbagai penyebab penyakit termasuk penyakit diare.
kebersihan lingkungan mencakup kebersihan rumah, halaman rumah, serta
selokan belakang rumah. Selokan yang mampet dapat menyebabkan mampetnya
air sehingga menciptakan genangan air yang dapat menjadi sarang berbagai bibit
penyakit.Sampah yang ada juga harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan banyak lalat menghinggapi. Bahaya makanan yang dihinggapi
lalat merupakan salah satu hewan yang dapat menghantarkan bibit penyakit. Bibit
penyakit yang dapat menyebabkan anda sakit perut serta diare jika dikonsumsi.
Makanan yang masih ada simpanlah di dalam kulkas sehingga aman dari
berbagai bakteri dan kuman. Suhu kulkas yang dingin tidak mampu ditembus
kuman atau bakteri, mereka tidak nyaman berada pada suhu yang rendah.
Sebelum makanan akan dimakan kembali maka panasi terlebih dahulu. bakteri
dan kuman juga tidak bisa berada di suhu yang tinggi sehingga jika makanan
dipanasi atau dimasak pada suhu yang tinggi akan mematikan kuman dan bakteri
18
yang menempel pada makanan.Langkah ini dilakukan agar makanan yang kita
konsumsi selain enak juga sehat sehingga masuk ke dalam tubuh kita bisa
menjaga sumber tenaga bukan sumber penyakit. Makanan yang masuk kedalam
tubuh kita tetapi tidak steril maka dapat menjadikan sumber penyakit. Maka kita
harus sangat berhati-hati dengan makanan yang akan kita konsumsi.
Air merupakan sumber kehidupan bagi kita. Air mempunyai manfaat sangat
banyak untuk kehidupan dan tubuh kita. Tetapi hati-hati dalam menggunakan air
karena jika kita tidak jeli didalam air banyak terdapat kuman atau bakteri jika air
tidak dimasak, dipanaskan dengan sinar matahari ataupun dengan proses
kloronasi.
c. TIFOID
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena demam
tifoid ,yaitu sebagai berikut:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan minuman, serta
setelah buang air kecil atau besar, maupun usai membersihkan kotoran,
misalnya saat mencuci popok bayi.
2. Jika ingin bepergian ke tempat yang memiliki kasus penyebaran tifus,
sebaiknya pastikan air yang akan diminum sudah direbus sampai matang.
3. Jika harus membeli minuman, sebaiknya beli air minum dalam kemasan.
4. Kurangi membeli jajanan secara sembarangan di pinggir jalan, karena
mudah sekali terpapar bakteri.
5. Hindari mengonsumsi es batu yang bukan dibuat sendiri.
6. Hindari mengonsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali terlebih dahulu
dicuci dengan air bersih dan kulitnya dikupas.
7. Batasi konsumsi jenis-jenis makanan boga-bahari (seafood), terutama yang
masih mentah, karena tingkat kesegarannya sulit diketahui secara pasti.
19
d. KUSTA
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kusta :
Menjaga daya tahan tubuh adalah langkah awal yang harus Anda lakukan.
Mulai dari mengatur pola makan dan memperhatikan jenis makanan yang
dikonsumsi, menjaga tubuh agar dapat beristirahat cukup, dan rutin melakukan
olahraga 3-4 kali dalam seminggu. Agar lebih optimal, Anda juga bisa
mengonsumsi suplemen vitamin untuk mendukung kesehatan Anda.
Kuman lepra bertahan hidup di luar tubuh manusia selama 24-48 jam atau
bisa lebih, tergantung pada suhu di sekitarnya. Karena semakin panas udara di
luar, semakin cepat kuman lepra akan mati. Perhatikan ventilasi di rumah atau
tempat kerja Anda. Pastikan sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah, terutama
ke daerah yang lembap.
20
Mengonsumsi obat dan kontrol ke dokter atau fasilitas kesehatan secara rutin
dapat memutus rantai penularan kusta. Pengobatan yang rutin ini bisa mencegah
terjadinya kecacatan yang permanen pada penderita kusta.
a. TUBERKULOSIS
b. DIARE
c. TIFOID
d. KUSTA
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan
disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
"hepatitis kronis". Hepatitis terbagi menjadi hepatitis A, B, C, D dan E
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008 USU e-Repository
© 2009 Lichenstein R. Pediatrics, Chicken Pox or Varicella , October 21,
2002.