Anda di halaman 1dari 5

E3eHARI RAYA

“Sahur… sahur…. bapak, ibu adik-adik sahur… jam sudah menunjukkan jam 3 pagi”

“Hoaamm”

Aku terbangun dari tidurku. Jam menunjukkan pukul 3 pagi. Aku pergi ke kamar mandi dan
langsung mencuci mukaku. Setelah aku mencuci mukaku, aku melihat mama sedang
memasak untuk makan sahur kali ini.

Hari ini merupakan puasa terkahir pada bulan ramadhan. Yapp, betul sekali. Besok sudah hari
raya idul fitri. Hari bener-benar terasa cepat. Sudah satu bulan aku melewati bulan ramdhan
ini dan siap menuju perayaan hari besar yaitu hari raya idul fitri.

“Ma, ada yang perlu dibantu?”, tanyaku.

“Eh, cika sudah bangun? Kamu siapkan piring di atas meja saja. Makanannya sebentar lagi
siap”, ujar mama.

“Siap bos!”, aku langsung mengambil piring-piring di lemari dan menyusunnya di atas meja
makan.

Aroma masakan mama tersebar di seluruh ruangan. Mama memang paling best jika
memasak. Semua makanan bisa mama masak.

Aku yang mencium aroma masakan mama mulai menerka apa yang mama masak. “huumm,
mama masak sop ayam ya?”, tanyaku.

“Wahh, cika hebat bisa menebak apa yang mama masak”, sahut mama.

“Iya dong, cika hafal semua bau dari masakan mama”

“Huum, mama masak sop ayam ya?”, tiba-tiba papa datang menghampiri aku dan mama.

“Iya pa. Mama masak sop ayam kali ini”, ujar mama.

Tak lama kemudia, sop ayam yang mama masak siap dihidangkan. Aromanya benar-benar
membuat perutku bergejolak. Aku sudah tak sabar untuk memakannya.

Kami mengambil nasi dan sop yang sudah dihidangkan di atas meja. Dan kemudin papa
memimpin doa sebelum makan, setelahnya kami makan dengan lahap.
Aku melahap dengan cepat masakan mama. Ini benar-benar surga dunia. Masakan mama
benar-benar best. Aku terus menghabiskan makananku hingga tak tersisa.

“Cika, pelan-pelan makannya”, sahut papa.

“Masakan mama enak banget, gimana Cika mau pelan-pelan pa?”, jawabku.

“Kamu bisa aja Cika. Tapi pelan-pelan makannya ya,nanti kamu keselek”, ujar mama.

“Oke ma”

Setelah mengabiskan makanan yang dihidangkan. Aku mengambil piring-piring kotor dan
membawanya ke wastafle. Aku membilas piring kotor itu dengan teliti. Agar tidak ada noda
sekecil apapun tinggal di piring itu.

Setelah selesai, aku kembali ke kamarku untuk membersihkan diri. Aku mengambil handuk
bergambar kelinci dan langsung masuk ke kamar mandi. Setelah mandi, aku memakai baju.
Kali ini aku cuman pakai kaus oversize bewarna putih dengan celana selutut bewarna hitam.
Aku juga tak lupa mengeringkan rambutku dan memberikan vitamin.

Setelah siap membersihkan diri, aku mengambil mukenaku yang bewarna pink. Karena
sebentar lagi shubuh akan masuk. Ku lihat ayah dan ibu sudah siap dan menungguku. Tak
lama kemudia, azan berkumandang. Kami pun memulai sholat berjamah di ruang sholat.
Setelah selesai sholat, aku menyalami kedua orangtua ku dan kembali ke kamar.

Aku membuka smartphoneku dan membuka media social. Aku melihat-lihat sebentar. Karena
bosan. Akupun membuka buku ceritaku.

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Sekarang sudah pukul 8 pagi. Papa tadi sudah berangkat
kerja. Sedangkan mama sekarang sedang mengurus yuri adikku. Dia berumur 1 tahun 5
bulan. Adikku ini sangat menggemaskan.

Karena aku mulai merasa bosan lagi. Akupun menghampiri mama yang sedang mengurus
yuri. Yuri baru saja habis selesai mandi. Dia benar-benar harum. Yuri benar-benar senang
ketika mama mengurusnya.

“Cika, kamu lihat adikku mu dulu ya. Mama mau ke pajak untuk membeli bahan makanan”,
ujar mama.

“Mama mau ke pajak? Mau beli bahan makanan apa ma?”


“Mama mau beli bahan kue. Kamu mau masak apa untuk hari raya?”

“Hmmm. Cika mau lontong dengan dendeng ma!”

“Oke, sekalian mama beli daging dan ketupat”

“Mama lama gk ke paak nya?”

“Mungkin agak lama. Kamu jagain yuri ya”

“Oke ma”

“Mama mau beres-beres dulu”

Mama pun meninggalkan aku dengan yuri. Aku mengajak yuri bermain. Dia anak yang aktif.
Aku sampai kewalahan menjaganya. Tapi yuri menggemaskan. Itu membuat rasa lelah saat
menjaganya terbayarkan.

Sekarang pukul 2 sore. Yuri yang kelelahan tidur di atas keranjang bayi. Sedangkan mama
belum pulang juga. Aku mematikan teebisi dan mulai membereskan mainan yuri. Mainannya
berserakan di setiap sudut ruangan.

Seelah selesai memberekan mainan yuri, aku menghampiri keranjang bayi untuk memastikan
keadaan yuri. Yuri dalam keadan baik-baik saja. Yuri tertidur pulas. Mungkin karena terlalu
kecapean.

Aku kembali ke kamarku dan mengambil buku ceritaku. Aku menuju kamar yuri lalu
membaca buku disana.

Ding dong ding dong

Saat sedang asik membac. Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Aku menghampiri pintu dan
membuka pintu untuk melihat siapa yang membunyikan bel rumah.

Ternyata mama yang membunyikan bel rumah. Aku membantu mama mengangkat barang
belanjaan. Mama membeli banyak sekali barang. Aku memasukan sayur dan daging kedalam
kulkas. Mama yang kelelahan duduk sejenak diruang tamu.

“Yuri dimana Cika?”, tanya mama.

“Yuri lagi tidur ma”, jawabku.


“Benarkah?”

“Iya ma”

“Cika mau bantuin mama masak tidak”

“Tentu saja ma! Ayo masak sekarang ma!”

“Kamu semangat sekali. Mama ganti baju dulu ya”

Setelah itu mama menuju ke kamar nya. Aku menunggu mama di dapur. Aku sangat senang
membantu mama memasak. Tak lama kemudian mama datang. Kami akan membuat
dendeng. Ya, dendeng bersal dari sumatera barat yang merupakan kota kelahiran papa dan
mama.

Mama mengambil daging yang dibeli nya tadi dan membersihkannya. Aku melihat mama
membersihkan daging dengan teliti. Setelah dibersihkan, mama mengambil presto dan
mengisi dengan air. Setlah itu mama memasukkan bumbu dan rempah-repmah kedalam
presto itu. Setelah memsukan bumbu-bumbu dan rempah-rempah, mama memasukkan
daging dan menurup presto tersebut. Dagong ini dirembus selama 10 menit lamanya. Lalu di
diemkan selama ½ jam. Dan dirembus lagi selama 1 ½ jam.

Selagi menunggu daging yang direbus. Mama menyuruhku mengambil beras dan mencuci
nya. Aku mengambil 3 cetong beras dan membersihkannya. Setelah di bersihkan. Mama
menyuruhku memasukkan beras yang sudah dibersihkan kedalam daun ketupat yang dibeli
mama. Mama juga membantu memasukkan beras-beras ini. Aku memasukkannya dengan
sabar, karena bolongannya kecil. Kalau tidak hati-hati bisa tumpah.

Setelah memasukkan beras kedalam daun ketupat. Mama memasaknya agar menjadi lontong.
Dan tak lama kemudia daging yang direbus tadi sudah matang. Mama mematikan kompor
dan mendinginkan presto tersebut. Bau daging yang direbus tercium hingga keluar rumah.

“Cika tolong kupas dan petil bawang merah, bawang putih serta cabe ini ya”, ujar mama.

“Oke ma”

Aku pun mulai mengupas bawang meras beserta bawang putih. Sete;ah selesai aku memetik
cabe yang sudah disediakan. Setelah semuanya selesai aku mencuci bawang dan cabe tadi.

Presto sudah dingin. Mama membuka presto itu dan melihat daging yang di presto itu.
Daging nya benar-benar empuk.
Mama mengambil kuali dan menuangkan minyak lalu menghidupkan api sedang. Sambil
menunggu minyak panas. Mama mengulek cabe dan bawang yang sudah ku cuci tadi.

Karena api sudah panas, mama memasukkan daging yang di presto tadi. Mama
menggorengnya hingga daging itu kering. Sambil menggoreng daging itu, mama tetap
melanjutkan mengulek cabe dan bawang tadi hingga sedikit halus.

Setelah semua daging digoreng hingga kering, mama menumbuk daging itu sampai gepeng.
Lalu mama menumis cabe dan bawang yang sudah digiling tadi hingga tercium aroma yang
wangi. Setelah tercium dari tumisan bawng dan cabe itu. Mama memasukkan daging yang
sudah di geprek tadi dan mengongsek cabe dan bawang beserta daging itu. Setelah di ongsek
agak lama, daging dendeng pun jadi.

Perut ku benar-benar bergejolak ingin memakan daging iu. Tapi puasa akan buka sekitar satu
setengan jam lagi.

Setelah memasak daging dendeng. Mama melihat ketupat yang direbus tadi. Hampir matang.
Setelah melihat ketupat, mama pun membuat kuah lontong. Mama mulai memeras sangan
kelapa, lalu memasukkan cabe beserta sayur dan ayam yang sudah di bumbuin.

Waktu berjalan dengan sangat cepat. Tak terasa sebentar lagi akan buka puasa. Saat lagi
masak, tiba-tiba papa pulang dan membawa beberapa makanan untuk berbuka puasa. Saat
papa sampai, azan berkumandang. Mama yang sedang memasak pun menghentikan
pekerjaannya sebentar untuk berbuka puasa. Kami makan dengan sangat lahap makanan yang
dibawa papa dan dendenng buatan mama tadi. Tak terasa besok hari raya. Walau kami tidak
pulang kampong kerumah kakek dan nenek akibat pandemi. Kami bisa menghalau rasa rindu
dengan memasak makanan khas daerah nenek dan kakek. Semoga tahun depan, pandemi
tidak ada lagi. Sehingga akku dan keluarga bias kembali ke kampung halaman

Anda mungkin juga menyukai