C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran ini diharapkan siswa akan dapat untuk:
1. Menjelaskan peranan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
dalam pembentukan pemerintahan pertama RI
2. Menguraikan secara ringkas mengenai peristiwa proklamasi kemerdekaan RI
3. Menerangkan hasil dari sidang-sidang PPKI pasca proklamasi kemerdekaan RI
4. Mendemonstrasikan proses pengesahan UUD 1945 serta menetapkan
Presiden dan Wakil Presiden
5. Membandingkan sifat nasionalisme dari rangkaian peristiwa pembentukan
pemerintahan pertama Republik Indonesia sampai nasionalisme Indonesia saat
ini
6. Menghubungkan makna peristiwa pembentukan pemerintahan bagi kehidupan
kebangsaan Indonesia masa kini
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Student Teams Achievement Division
3. Metode : Ceramah singkat, diskusi dan tanya jawab
F. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
1. Media : Power Point
2. Alat : Laptop, LCD dan Speaker Active
3. Sumber Pembelajaran :
3.1 Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern (1200-2008), Jakarta: Serambi,
2008
3.2 Poesponegoro, Marwati Djoened, et.al., Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI,
Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Alokasi Waktu
Kegiatan (Guru dan Siswa)
per-tahap
1. Guru memberikan salam dan bertanya kabar 10 Menit
siswa.
2. Siswa diminta berdoa, sebagai wujud syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Siswa diperiksa kehadirannya (diabsen).
4. Siswa diberikan motivasi berupa cerita singkat
terkait materi yang akan dipelajari agar lebih
bersemangat mengikuti pelajaran.
5. Siswa diberitahu tentang garis besar materi yang
Alokasi Waktu
Kegiatan (Guru dan Siswa)
per-tahap
akan dipelajari dan tujuan yang diharapkan dalam
kegiatan pembelajaran.
6. Guru menyampaikan materi pendahuluan secara
umum.
2. Kegiatan Inti
Alokasi Waktu
Kegiatan (Guru dan Siswa)
per-tahap
1. Guru menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terkait
proklamasi RI pada 17 Agustus 1945.
2. Guru menjelaskan tentang kaitan proklamasi
dengan awal terbentuknya pemerintahan RI yang
pertama
3. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya untuk
hal-hal yang belum jelas terkait materi yang telah
disampaikan oleh guru.
4. Siswa dibentuk menjadi kelompok yang heterogen,
di mana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5
orang.
5. Setiap kelompok diberikan tugas terkait peristiwa
proklamasi beserta peristiwa menjelang terjadinya
proklamasi, hingga pembentukan pemerintahan 70 Menit
pertama RI.
6. Siswa diminta untuk mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber seperti buku bacaan (buku paket
pelajaran atau buku LKS), dan internet mengenai
topik yang telah diberikan.
7. Guru menunjuk secara acak kelompok yang akan
maju di depan kelas untuk memaparkan hasil
pengumpulan informasi yang telah siswa lakukan.
8. Guru memfasilitasi siswa-siswa yang lain untuk
memberi tanggapan, sanggahan, pertanyaan,
ataupun menambahkan materi yang masih belum
dipaparkan oleh kelompok siswa yang maju.
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan (Guru dan Siswa) Alokasi Waktu
per-tahap
1. Guru meminta kepada siswa untuk menyimpulkan
materi yang dibahas pada pertemuan hari ini.
2. Guru memberikan kuis kepada para siswa untuk 10 Menit
dijawab terkait materi yang telah dibahas dalam
diskusi dan tanya jawab.
H. Penilaian
1. Lembar Pengamatan Proses Diskusi dan Presentasi (Psikomotorik)
1.1 Lembar Pengamatan Presentasi
Jum
Aspek Penilaian Nilai Ket
Nama Siswa
Skor
No
. Sistematika
Komunikas Wawasa Antusia
Penyampaia Keberanian
i n s
n
dst
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
Kriteria Nilai
A = 75 – 100 : Baik Sekali
B = 65 – 75 : Baik
C = 50 – 65 : Cukup
D = ‹ 50 : Kurang
dst
Sikap
Tanggung Jawab
Keterbukaan
Kerajinan
Jumlah
No
Skor Nilai
Nama
dst
Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 – 4.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = konsisten; dan
4 = selalu konsisten.
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
Kriteria Nilai
A = 75 – 100 : Baik Sekali
B = 65 – 75 : Baik
C = 50 – 65 : Cukup
D = ‹ 50 : Kurang
Kriteria Nilai
A = 75 – 100 : Baik Sekali
B = 65 – 75 : Baik
C = 50 – 65 : Cukup
D = ‹ 50 : Kurang
Lampiran
Materi Pembelajaran
Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara
golongan muda dan golongan tua tentang waktu pelaksanaan proklamasi.
Berita kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, diketahui oleh sebagian
golongan muda melalui siaran radio luar negeri. Salah satunya adalah Sutan
Syahrir yang kemudian pada malam harinya menyampaikan berita itu kepada
Moh. Hatta. Sehubungan dengan hal tersebut, golongan muda mengadakan
rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Jl. Pegangsaan Timur,
Jakarta. Rapat dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.30.
Rapat yang dipimpin Chairul Saleh itu menghasilkan keputusan. Keputusan
rapat itu disampaikan Wikana dan Darwis pada pukul 22.30 kepada Ir.Soekarno
di rumahnya, Jl.Pegangsaan Timur No.56, Jakarta. Kedua utusan tersebut
segera menyampaikan keputusan golongan muda agar Ir.Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu hadiah dari
Jepang. Ir. Soekarno menyatakan janjinya yang berisi “Ini leher saya sebagai
jaminannya Indonesia merdeka”. Pada tanggal 16 Agustus 1945, golongan
muda kembali mengadakan rapat di asrama Baperpi, Jl. Cikini 71, Jakarta.
Rapat ini membuat keputusan “menyingkirkan Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta
ke luar kota dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala pengaruh
Jepang”. Hingga akhirnya, tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30, sekelompok
pemuda membawa Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta menuju Rengasdengklok,
sebuah kota di pantai utara kabupaten Karawang.
Sementara itu di Jakarta para anggota PPKI yang diundang rapat pada tanggal
16 Agustus memenuhi undangannya dan berkumpul di Gedung Pejambon 2.
Selanjutnya, terjadi perbincangan antara Mr.Ahmad Soebardjo dengan Wikana.
Perbincangan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa Proklamasi
Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta. Selanjutnya, Ahmad Soebardjo
memberikan jaminan dengan taruhan nyawa bahwa Proklamasikan
Kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya tanggal 17 Agustus
1945 selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan adanya jaminan itu, maka
Komandan Kompi Peta Rengasdengklok, Shodanco Subeno bersedia
melepaskan Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta kembali ke Jakarta.
Perumusan Teks Proklamasi
Rombongan tiba kembali di Jakarta pada pukul 23.30. Rombongan kemudian
menuju rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1, Jakarta. Laksamana
Tadashi Maeda menyampaikan kepada Ahmad Soebardjo bahwa ia menjamin
keselamatan mereka selama di rumahnya.
Pada pukul 04.30, konsep naskah proklamasi selesai disusun. Kemudian ereka
menuju serambi menemui para hadirin, Ir.Soekarno mulai membacakan naskah
proklamasi yang masih merupakan konsep tersebut. Selanjutnya, Sukarni salah
satu tokoh golongan muda mengusulkan agar yang menandatangani naskah
proklamasi cukup Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kalimat
pertama dari naskah proklamasi merupakan saran dari Mr.Ahmad Soebardjo,
sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran dari Drs.Moh.Hatta.
Setelah usulan Sukarni itu disetujui, maka Ir.Soekarno meminta kepada Sayuti
Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan Soekarno dengan disertai
perubahan-perubahan yang telah disepakati.