Anda di halaman 1dari 8

Cerita diawali dengan kisah perang gajah yang terjadi di Mekkah pada tahun 570 M)

Narrator : Pada tahun 570 M, sebelum kelahiran Rasul terjadi perang besar di kota Mekkah.
Perang tersebut dikenal dengan Perang Gajah, yang terjadi akibat ulah Abrahah, pemimpin
kota Saba. -kartun Abdul Muthalib yang mengetahui hal tersebut tidak tinggal diam dia pergi
kunjungi kediaman Abrahah untuk melakukan Perundingan

Abdul Muthalib: Abu Thalib Carikan aku orang dari golongan habasyah untuk menemaniku
melakukan perundingan dengan Raja Abrahah

Abu thalib: baik ayah akan aku carikan orang dari golongan Raja untuk menemaniku pergi
menuju Raja habasyah

( Abu Thalib dan Abdul Muthalib sama penerjemah jalan bareng )

Narator: Pergilah Abdul Muthalib menuju Raja Abrahah


( jalan ketemu pengawal)

pengawal 1 : pulu pulu pulu pulu pulu pulu

penerjemah : dia bilang Ada gerangan apakah sehingga engkau kemari

Abdul Muthalib : aku abdul muthalib pemimpin makkah, ingin menemui rajamu Raja
Abrahah

penerjemah : neineneijnehejehvbehv

pengawal 2 : abdul muthalib pemimpin makkah ? mari

( jalan masuk terus udah ketemu sama Raja )

Nrator: Mereka melakukan perbincangan aju banding dengan hasil yang nihil

(selama narator ngomong raja, kakek, penerjemah pura” ngomong)

Abdul Muthalib : sungguh aku tak butuh belas kasihanmu

Penerjemah: pulupuluplu

Raja Abbrahah: aku adalah Abrahah raja habassyah dan kalian semua harus tunduk padaku.

narator: mendapat penolakan secara mentah mentah, Abdul Muthalib hanya bisa berpasrah
kpd Allah. namun tak disangka sangka. sekelompok burung ababil datang dengan membawa
batu dari neraka di kakinya.
( abdul muthalib samping makkah nanti ada anak muter” kabah, raja abrahah jalan pelan
pelan, abis muter tiga kali langsung ngelempar batu.)

Narator: setelah perang berakhir kelahiran Nabi Muhammad dan tiba saatnya untuk
memberikan nama Kepada beliau.

Narator: Setelah perang lahirlah Rasul dan tibalah pemberian nama untuk bayi tersebut (
(Aminah kasih Rasul ke Abdul Muthalib muter ke belakang ka’bah)

penduduk warga 1: nama macam apa itu

warga 2: ya…tidak nama seperti itu diantara kita.

( sisa nya saut sautan)

Hamzah : Sudah hentikan percecokan ini, beliau sudah memberikan mana untuknya, itu
sudah tidak bisa di ubah lagi.

Abdul Muthalib: MUHAMMAD

(sambil ngangkat boneka keatas)

Abu lahab: Tsuwaibah..dimana Tsuwaibah

Pelayan: Dia sedang menyusui

Abu lahab: aku membutuhkannya sekarang

Pelayan : asi ibu itu tidak cukup, tolonglah lah biarkan dia menyusui keponakanmu

Tsuwaibah: Dia adalah budak istriku, Kenapa dia malah melayani aminah

( aminah ngeliat trus nyampirin tsuwaibah)

Aminah: kau boleh pergi sekarang

Hamilah : tapi bayimu masih lapar.

Aminah : Aku tidak ingin kau kena masalah nantinya


Narator : halimah dan suaminya sedang menuju ke mekah untuk menjual asi dikarenakan
tempat tinggalnya yang sedang krisis ekonomi. mereka sudah berkeliling dan pendapatan
mereka sedikit. akhirnya haris memutuskan untuk menjual kambing mereka. namun saat
untanya hendak dipotong tiba-tiba unta tersebut kabur dan masuk rumah rasul.
halimah: pendapatan dari penjualan asi kita hanya sekian dan musim bayi akan segera
berlalu.

halimah: Haris Tidak ada yang mau menerima aku lagi

harits: hanya segini pendapatan kita dari penjualan ASI. Mungkin unta ini tidak akan
pulang bersama kita aku akan menjualnya maka kita akan dapat uang.

Halimah : kita tidak bisa melakukan ini mungkin kita akan seperti ini terus tanpa rezeki.

Haris : Kita tidak ada pilihan lain

(mereka pun berpencar, haris menjual unta sedangkan halimah berusaha menjual asi.)

Pembeli unta: Unta ini sudah kurus dan sekarat mungkin sebentar lagi akan mati. Juga
terdapat banyak bekas luka, jika kau berniat menjual nya aku akan membelinya. Aku tidak
akan memungut biaya untuk pemotongannya dan kulitnya akan tetap jadi milikmu

(penjual unta pas mau dipotong unta kabur, haris ngejar tapi gak ketangkep malah masuk
ruma rasul)

halimah: untaku!

(ngejar masuk rumah rasul)

Halimah : untaku, Ayo pergi jangan di sini ini rumah orang ayo untaku.

(Pas Halimah narik untanya Aminah keluar)

Aminah: Biarkan saja untamu istirahat. Ayo masuk, kita sarapan bersama.

(Masuk ke rumah)

Aminah: Duduklah!

(Mulai makan bersama)

Aminah: Taruh bayimu, biarkan dia beristirahat juga.


(Halimah naruh bayinya, habis naruh lihat muhammad dicium2)

Halimah: Sepertinya dia lapar

Aminah: Aku tidak punya ASI, dengan senang hati jika kau mau menyusuiya
(Disusui, Halimah Nangis)

Aminah: Kenapa kau menangis?

Halimah: ASI ku yang sebelah kiri sudah lama tidak tersalurkan dan kini dia bisa
meminumnya dengan kenyang

(Aminah nyium kepala Halimah)

Narator: Samuel yang mengincar Nabi Muhammad dan menyuruh dukun palsu untuk
mendapatkan Nabi Muhammad

Samuel: Carikan aku anak itu! Maka aku akan memberikan kalian upah

Dukun 1: Bagaimana caranya kami mengetahui jika itu anak yang kau cari?

Samuel: Terdapat tanda di punggungnya maka engkau akan mengetahuinya. Ambilah ini
sebagai uang muka. Jika kalian berhasil mendapatkannya maka aku akan memberikan kalian
bonus.

(Samuel melempar uangnya, dukun rebutan ambil lalu dukun2 trsb pergi)

Narrator: Merasa keberadaan Muhammad dalam bahaya Abdul Muthalib memutuskan supaya
Muhammad ikut bersama Halimah. Tahun demi tahun berlalu dan kini Nabi Muhammad
tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Suatu ketika Halimah sakit keras dan disitulah
keajaiban Nabi Muhammad muncul.

(Halimah berbaring terus tabib baca mantra terus Muhammad datang lepar2 berhala yang ada
diatas badan Halimah)

Tabib 1: Hey! What are u doing little kid? Go away!

Tabib 2: Hentikan dan kembalikan itu!

(Nabi Muhammad megang tangan Halimah trs tb2 Shining Shimering Spilndid plus anginen
trs Halimah bangun sembuh guys 🙂 Terus dukunya pergi trs warga yg ngelihat gibah iri
dengki hasad)
Narrator: Akhirnya desas-desus tentang Nabi Muhammad bisa menyembuhkan Halimah
dengan ajaib menyebar luas sehingga keadaan Nabi MUhammad kini semakin dalam bahaya.
Berdatangan suruhan Samuel yang berusaha mendapatkan Nabi Muhammad.

(Lagi ngurusin hasil panen terus tiba2 dukun palsu datang, ketemu Muhammad ngecek
punggung Muhammad)

Halimah: Apa yang kalian lakukan?!

Dukun 2: Kami tersesat dan membutuhkan air

Halimah: Ibrahim! Ambilkan air untuk orang-orang ini

(Masih ngecek Muhammad)

Halimah: Apa yang kalian inginkan dari anak itu?

Dukun 2: Untuk penyembuhan

Halimah: Minumlah air kalian dan pergilah dari sini!

Dukun1 : Kumohon sedikit saja, suamiku sakit keras.

Halimah: Pergilah kalian! Jangan ganggu dia!

(Halimah menarik Nabi Muhammad dari dukun)

Dukun 3: Akan ku bayar berapapun yang kau inginkan asalkan kau memberikan anak ini
kepada kami

Halimah: Pergi kalian! PERGIIIII!!!!

(Halimah ambil batu otw di lempar)

Narattor: Dan tak sampai disitu, pada malam hari sekelompok orang menyerang kediaman
Haris

(Tarung haris sama temenya VS 3 orang gaje entah berantah. Haris berhasil ngalahin tp 3 org
gaje ni kabur)

Haris: Tolong! Tolonglah kami!

Penduduk 1 : Zaid are u ok?


Halimah: Ada apa?

Haris: Nabi Muhammad dalam bahaya. Aku harus mengantar dia sebelum fajar.

Narator: Karena keadaan Nabi Muhammad yang semakin dalam bahaya akhirnya Abdul
Muthalib memutuskan supaya Nabi Muhammad tinggal di Gua Hira. Selang beberapa waktu
Aminah mengajak Nabi Muhammad ziarah ke makam almarhum ayahnya. Namun, beberapa
hari kemudian Aminah meninggal.

Penduduk 2: Berita duka! Berita duka! Aminah meninggal!! Begitu Muhammad


mendengarnya dia pingsan

Narattor: Karena Nabi Muhammad yang tak kunjung sembuh Abdul Muthalib mengajak Nabi
Muhammad ke dalam Ka’bah dan keesokan harinya sembuh. Namun, duka yang dialami
Muhammad tidak berhenti sampai di situ. Berberapa hari kemudian Abdul Muthalib sakit
keras saat melakukan haji/umrah bersama Nabi Muhammad

Abdul Muthalib: Abu Thalib, kemarilah! Pegang tanganku. Berjanjilah kepadaku jika kau
akan menjaga Muhammad dengan baik

Abu Thalib: Baik ayah

Abdul Muthalib: Dengan begini aku bisa pergi dengan tenang

(Mati)

Narrator: Sejak kecil tanda-tanda kenabian Nabi telah muncul. Dari awan yang selalu
menaunginya ketika berjalan, pohon dan batu yang bersujud kepadanya, serta tanda di
punggungnya membuat seorang pendeta bernama Buhairah menyadari akan tanda-tanda
tersebut.

Abuhuaira : aku bersaksi dia lanh orangnya

(belanja, Trus kedatangan suruhan abuhuairah buat ngajak nabi muhammad makan

utusan 1 : are you caliph of arab

utusan 2 : kalian datang untuk berdagang ?

Abu thalib : benar

Utusan 2 : Bapa ingin menjamu kalian makan, aku harap kalian mau menerima undangan dari
kami.
Narator : diterimalah undangan dari 2 utusan tersebut. kemudian abuhuairah berbicara denagn
abu thalib

Abuhuairah : apakah anak muda ini anakmu?

Abu Thalib : Aku menganggapnya seperti anakku, dia adl keponakan ku

Buhaira : berabti dia anak saudara mu ?

( mengangguk-angguk)

Buhaira : Sekarang, dengar saranku baik-baik. Bawa anak saudara mu ini ke negeri asalmu
sekarang juga! Jaga dia dari orang-orang Yahudi! Demi Allah, jika mereka melihat padanya
seperti apa yang aku lihat, mereka pasti akan membunuhnya. sesungguhnya, akan terjadi
sesuatu yang besar pada diri anak saudaramu ini. Karena itu, segera bawa pulang dia ke
negeri asalmu!”

(muhammad masuk, )

Buhaira : hai anak muda, Salam

Narator : begitulah kisah nabi muhammad dari bayi hingga remaja.

T E EN
Perbesar

Anda mungkin juga menyukai