Nama Notarius ini lambat laun memiliki arti mereka yang mengadakan pencatatan
dengan tulisan cepat, seperti stenograaf sekarang (Notodisoerjo, 1993, hal. 13)
Peraturan Jabatan Notaris (PJN) dan Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum
membuat akta sepanjang dikehendaki para pihak atau menurut aturan hukum
wajib dibuat dalam bentuk akta autentik. Pembuatan akta tersebut harus
notaris, sehingga Jabatan Notaris sebagai Pejabat Umum tidak perlu lagi diberi
1
Notaris diberikan wewenang dan tugas oleh pemerintah untuk melakukan segala
Belanda dan merupakan terjemahan yang kurang tepat dari Pasal 1 “Ventosewet”
Notaris yang selanutnya disebut UUJN, definisi Notaris: adalah Notaris adalah
Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan kewenangan
bentuk pelayanan Negara kepada rakyat yaitu untuk memperoleh tanda bukti atau
dokumen hukum yang berkaitan dengan hukum perdata dan keperluan tersebut
diserahkan kepada Notaris sebagai Pejabat Umum. Minuta atas akta yang
dikeluarkan oleh seorang Notaris tersebut menjadi milik Negara yang wajib
disimpan sampai batas waktu yang tidak ditentukan Bentuk pelayanan negara
dokumen hukum notaris menjadi milik negara yang wajib disimpan sampai batas
negara yang diterima oleh Notaris dalam kedudukannya sebagai jabatan bukan
sebagai profesi semata, karena hal tersebut maka notaris diberikan hak untuk
2
Notaris dalam hal ini selain “berwenang” (Bevoegd) juga “membuat”
akta dalam bentuk yang ditetukan oleh Undang-Undang (In wettelijke vorm) oleh
perkataan “oleh” (door) dan “di hadapan” ( ten overstaan). Perkatan tersebut
masih berlaku tersebut, pejabat umum yang dimaksud Pasal 1868 KUHPerdata
menerangkan apa yang dimaksud “akta autentik”, bukan menyatakan apa itu
“pejabat umum” juga tidak menerangkan tempat dimana ia berhak atau batas
bentuk menurut hukum yang dimaksud. Akta Notaris adalah akta autentik dan
Pejabat Umum yang dimaksud dalam pasal 1868 KUHPerata bertalian degan
Pasal 1 ayat 1 dan ayat 2, serta Pasal 15 ayat 1 UUJN. Pasal-Pasal tersebut
menjadikan Notaris sebagai satu-satunya pegawai umum atau pejabat umum, akan
tetapi Notaris bukan pegawai negeri (karena tidak mmiliki Nomor Induk
tidak berhak atas gaji dari negara. Notaris tidak digaji akan tetapi menerima
membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang
3
dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta autentik, menjamin kepastian
semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain (Lumban Tobing,
(mandiri) berhak mengatur, menentukan kantor baik berupa letak maupun bentuk
gedung dan karyawan dari jumlah maupun gaji, tidak tergantung kepada pejabat
maupun lembaga lain. Bila adaistilah “Publik” dalam jabatan notaris maka public
disisni mempunyai arti pejabat ini melayani masyarakat umum dalam hal
pembutan beragam atau banyak macam dari akta autentik yang berhubungan
dengan bidang hukum perdata yang kewenangan ini belum dilimpahkan kepada
pejabat lain dan diminta oleh masyarakay umum yang membutuhkan atau
berkaitan dengan hukum pidana atau hukum tata usaha negara dimana pejabat
dan tugas dari pejabat publik atau pejabat pemerintah tersebut, baik diminta
maupun tidak diminta oleh masyarakat umum, karena masih dalam lingkup
4
hukum publik yang mencaup hukum pidana dan hukum tata usaha negara.
Publik, dan Ambt pada dasarnya adalah jabatan public, maka Pejabat
berwenang untuk membuat akta autenik (Pasal 15 ayat (1) UUJN) dan
sebagai Pejabat Publik tidak berarti sama dengan Pejabat Publik dalam
Usaha Negara. Hal ini dapat dibedakan dari produk akhirnya yaitu akta
Tata Usaha Negara yang bersat konkret, individual, dan final dan tidak
5
Publik dalam bidang pemerintahan produknya yaitu surat Keputusan
Notaris sebagai Pejabat Publik yang bukan Pejabat atau Badan Tata
Usaha Negara. Notaris dalam kategori sebagai ejabat Publik yang bukan
pelayanan kepada masyarakat dibidang hukum perdata saja, hal tersebut yang
membedakan dengan Pejabat Tata Usaha Negara (Pandoman, 2017, hal. 93).
Notaris juga merupakan pejabat umum bukan sebagai pegawai Negeri (Budiono,
2015, hal.143). Notaris yang mengemban jabatan sebagai pejabat umum yang
norma jati diri yang selalu dipegang oleh Notaris dalam bersikap dan berperilaku.
atau membua akta sebagai alat bukti tertulis yang mempunyai tugas dan juga
fungsi sosial. Dalam hal membuat akta autentik yang diakui oleh Undang-
Undang, maka notaris tentu saja memiliki kedudukan dan jabatan mulia, serta
6
memiliki harkat dan martabat yang sangat tinggi dan terhormat,karena jaatan
Notaris adalah jabatan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah atas nama
Keperdataan. (Prajitno, 2010, hal. 29). Arti dan fungsi sosial dari Notaris
dalam UUJN No. 30 Tahun 2004 jo UUJN No. 2 Tahun 2014 atau berdasarkan
pengecualian, artinya wewenang itu tidak lebih dari pada pembuatan akta autentik
bahwa Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat Akta
pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosee, salinan dan kutipan akta,
semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau
7
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-
undang.
terhadap pembuatan akta autentik, dimana akta autentik tersebut adalah alat bukti
pejabat umum memiliki wewenang untuk membuat akta notaris yang dikenal
atau dihadapan pejabat umum; dan dimana tempat akta itu dibuat.
perencanaan yang baik dengan mengacu pada kenyataan yang ada dimasyarakat
yaitu tuntutan akan bantuan jasa notaris. Adapun tugas dan wewenang notaris
dalam pasal 15 UUJN No. 30 Tahun 2004 jo UUJN No. 2 Tahun 2014 diatur
sebagai berikut:
akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan
8
atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh
undang-undang.
(2) Selain kewenangan yang dimaksud pada ayat (1), notaris berwenang pula:
khusus (waarmerking);
c) Membuat kopi dari asli surat dibawah tangan berupa salinan yang
bersangkutan;
(legalisir);
(3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
perundang-undangan.
9
c. Perjanjian (verbintenis);
Notaris hanya mengkonstatir apa yang terjadi, apa yang dilihat, dan
tidak diwajibkan untuk menyelidiki kebenaran isi materiil dari akta autentik. Hal
ini mewajibkan Notaris untuk bersikap netral dan tidak memihak serta
memberikan semacam nasihat hukum bagi klien yang meminta petunjuk hukum
isi akta, Grosse Akta, Salinan Akta atau Kutipan Akta kepada orang yang
10
berkepentingan langsung pada akta Akta, ahli waris, atau orang yang
undangan.
(2) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana pada ayat (1) dapat
a. peringatan tertulis;
b pemberhentian sementara;
Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. Tugas Notaris adalah
mengkonstatir hubungan hukum antara para pihak dalam bentuk tertulis dan
format tertentu, sehingga merupakan suatu akta autentik. Notaris adalah pembuat
dokumen yang kuat dalam suatu proses hukum. Maka tugas pokok dari Notaris,
Notaris wajib melakukan perintah tugas jabatannya sesuai dengan isi sumpah pada
11
hal. 177). Dalam melaksanakan tugasnya, Notaris mempunyai beberapa hak,
2. Hak untuk mendapat honorarium atas jasa hukumnya (Pasal 36 ayat (1))
hak.
5. Kewajiban primer, tidak timbul dari suatu perbuatan melawan hukum dan
kewajiban yang harus dilaksanakan, kewajiban Notaris diatur dalam Pasal 16,
yaitu:
12
a. Bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga
c. Melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada minuta
Akta;
Minuta Akta;
g. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang
memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta tidak
dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih
dari satu buku, dan mencatat jumlah Minuta Akta, bulan, dan tahun
h. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak
13
yangtugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5
sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh
imperatid yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan (Sasongko, 2011, hal. 53).
setiap pemegang profesi dtuntut untuk 2 hal kewajiban, yaitu yang pertama
kewajiban untuk melakukan profesinya dengan cara yang bertanggung jawab dan
kedua kewajiban untuk tidak melanggar hak orang lain (Sumaryono, 1995, hal.
148). Kewajiaban Notaris adalah suatu keharusan atau wajib dilakukan oleh
seorang Notaris dan apabila dilanggar maka akan dikenakan sanksi terhadap
Menurut Habib Adjie, kewajiban Notaris meliputi: (Adjie, 2011, hal. 91-
92)
14
a. Mengucapkan sumpah/janji sebelum menjalankan jabatannya (Pasal 4
ayat (1)
(1) huruf a)
e. Melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari pengahadap pada Minuta
j. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak
15
k. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan
waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama tiap bulan berikutnya (Pasal
r. Wajib memberikan jasa hukum kepada orang yang tidak mampu (Pasal
37 ayat (1))
Notaris.
16
b. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja
Sanksi untuk notaris dapat didasarkan kepada ketentuan pasal 1868 dan
berkaitan dengan tempay dimana akta dibuat, maka akta yang dibuat tidak
sebagai akta dibawah tangan, jika di tandatangi oleh para pihak. (Adjie, 2016, hal.
91)
negara di bidang hukum perdata terutama untuk membuat alat bukti autentik (akta
notaris). Dalam pembuatan akta notaris baik dalam bentuk partij akta maupun
17
relaas akta, notaris bertanggungjawab supaya setiap akta yang dibuatnya
berlaku di Negara Indonesia juga serta untuk mengetahui hukum apa yang berlaku
terhadap para pihak yang datang kepada notaris untuk membuat akta. Hal tersebut
sangat penting agar supaya akta yang dibuat oleh notaris tersebut memiliki
otentisitasnya sebagai akta otentik karena sebagai alat bukti yang sempurna.
kebenaran materiil terhadap akta yang dibuat oleh notaris adalah konstruksi
perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata). Apa yang disebut dengan
perbuatan melawan hukum memiliki sifat aktif maupun pasif. Aktif dalam artian
melakukan suatu perbuatan yang menimbulkan kerugian pada pihak lain, jadi
merupakan suatu perbuatan yang aktif. Pasif dalam artian tidak melakukan suatu
atau dengan tidak melakukan suatu perbuatan tertentu –suatu yang merupakan
keharusan maka pihak lain dapat menderita suatu kerugian. Unsur dari perbuatan
melawan hukum ini meliputi adanya suatu perbuatan melawan hukum, adanya
18
Dalam ruang lingkup tugas pelaksanaan jabatan notaris yaitumembuat alat
bukti yang diinginkan oleh para pihak untuk suatu tindakan hukum tertentu, dan
notaris membuat akta karena ada permintaan dari para pihak yang menghadap,
tanpa ada permintaan dari para pihak, notaris tidak akan membuat akta apapun,
dan notaris membuatkan akta yang dimaksud berdasarkan alat bukti atau 44
keterangan atau pernyataan para pihak yang dinyatakan atau diterangkan atau
dalam bentuk akta notaris, dengan tetap berpijak pada aturan hukum atau tata cara
atau prosedur pembuatan akta dan aturan hukum yang berkaitan dengan tindakan
hukum yang bersangkutan yang dituangkan dalam akta. Peran notaris dalam hal
ini juga untuk memberikan nasihat hukum yang sesuai dengan permasalahan yang
ada, apapun nasihat hukum yang diberikan kepada para pihak dan kemudian
dituangkan dalam akta yang bersangkutan tetap sebagai keinginan atau keterangan
para pihak yang bersangkutan, tidak atau bukan sebagai keterangan atau
dalam Pasal 65 UUJN yang menyatakan bahwa notaris (notaris pengganti, notaris
pengganti khusus dan pejabat sementara notaris) bertanggung jawab atas setiap
19
akta yang dibuatnya, meskipun protokol notaris telah diserahkan atau dipindahkan
kepada pihak penyimpan protokol notaris. Ketentuan sanksi dalam UUJN diatur
dalam BAB XI Pasal 84 dan Pasal 85. Pasal 84 menyatakan bahwa tindakan
dimaksud dalam Pasal 16 ayat 1 huruf i, Pasal 16 ayat 1 huruf k, Pasal 41, Pasal
44, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51 atau Pasal 5052 yang mengakibatkan
suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan
atau suatu akta menjadi batal demi hukum dapat menjadi alasan bagi pihak yang
menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga
kepada notaris.
perspektif terintegrasi ini maka profesi Notaris merupakan profesi yang berkaitan
suatu tindakan yang keliru dari notaris dalam menjalankan pekerjaannya tidak
hanya akan merugikan Notaris itu sendiri namun dapat juga merugikan organisasi
membuat akta autentik sebagai alat bukti yang sempurna, seorang Notaris dapat
20
a. Kesalahan ketik pada salinan notaris, dalam hal ini kesalahan tersebut
dapat diperbaiki dengan membuat salinan baru yang sama dengan yang
asli dan hanya salinan yang sama dengan yang asli baru mempunyai
b. Kesalahan bentuk akta notaris, dalam hal ini dimana seharusnya dibuat
berita acara rapat tapi oleh notaris dibuat sebagai pernyataan keputusan
rapat;
c. Kesalahan isi akta notaris, dalam hal ini mengenai keterangan dari para
benar tapi ternyata kemudian tidak benar. (Mudofir Hadi, 1991, hal.
142-143)
akan dikoreksi oleh hakim pada saat akta notaris tersebut diajukan ke pengadilan
sebagai alat bukti. Kewenangan dari hakim untuk menyatakan suatu akta notaris
tersebut batal demi hukum, dapat dibatalkan atau akta notaris tersebut dinyatakan
hukum. Apabila tanggung jawab hukum hanya dibatasi pada hukum perdata saja
hukum diantara mereka. (M.Waluyo, 1997, hal. 15) Notaris terikat dan
bertanggung jawab dengan para pihak dalam konteks pembuatan akta autentik.
21
Notaris mutlak bertanggung jawab terhadap kesalahan-kesalahan yang dibuat
olehnya.
suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan
atau akta menjadi batal demi hukum, maka pihak yang merugikan dapat menuntut
penggantian biaya, ganti rugi dan bunga pada notaris. Dalam hal suatu akta notaris
bagi para pihak yang berkepentingan, notaris dapat dituntut untuk memberikan
ganti rugi, sepanjang hal tersebut terjadi disebabkan oleh karena kesalahan notaris
namun dalam hal pembatalan akta notaris oleh pengadilan tidak merugikan para
pihak yang berkepentingan maka notaris tidak dapat dituntut untuk memberikan
ganti rugi walaupun kehilangan nama baik. (Santoso, 2009) Umumnya seorang
Dalam hal akta yang diterbitkan oleh notaris mengandung cacat, maka
Bahkan jelas dalam putusan Mahkamah Agung dengan putusan nomor 1440
K/Pdt/1996, tanggal 30 Juni 1998 menegaskan bahwa suatu akta otentik (atau akta
dibawah tangan) hanya berisi satu perbuatan hukum. Bila ada akta mengandung
dua perbuatan hukum (misalnya pengakuan hutang dan pemberian kuasa untuk
22
menjual), maka akta ini telah melanggar adagium tersebut, dan akta seperti ini
tidak memiliki kekuatan eskekusi (executorial title) ex pasal 244 HIR, bukan tidak
sah. Seorang notaris mempunyai tanggung jawab moral serta dapat dituntut untuk
memberi ganti rugi terhadap pihak yang dirugikan karena kelalaian notaris dalam
5. Akta Notaris
sifat, bahas, bentuk, bagian dan teknik pembuatan yang spesifik atau khusus. Akta
Akta notaris adalah akta yang dibuat oleh atau di hadapan pejabat yang
atas ini mengandung pengertian bahwa yang membuat itu adalah pejabat yang
bersangkutan. Sedangkan dibuat di hadapan artinya yang membuat akta itu adalah
para pihak sendiri tetapi disaksikan oleh pejabat tersebut. (Syahrani, 2000, hal.
84)
1. Akta autentik yang dibuat oleh yang sering disebut dengan akta pejabat
No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris, dimana notaris menjadi pejabat umum
sehingga dengan demikian akta yang dibuat oleh notaris dalam kedudukannya
23
tersebut memperoleh sifat akta autentik, seperti yang termuat dalam pasal 1868
KUHPerdata. Jika sesuatu akta hendak memperoleh status otentisiteit, hal mana
terdapat pada akta notaris, maka menurut pasal 1868 KUHPerdata, akta yang
1. Akta tersebut harus dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum
kekuatan pembuktian kepada akta-akta yang mereka buat. Sebab jika tidak
24
notaris untuk membuat akta mengenai hal tersebut; Kekuatan pembuktian akta
tangan baru berlaku sah, yakni sebagai yang betul-betul dari orang,
bahwa suatu akta yang wujudnya tampak sebgai akta otentik serta
tidaknya, menurut tata cara yang diatur dalam pasal 138 HIR, pasal 164
RBg. Kekuatan lahir atau keluar ini berlaku bagi kepentingan atau
keuntungan dan terhadap setiap orang, sehingga tidak terbatas pada para
25
2. Kekuatan pembuktian formil.
Bahwa akta, otentik menjadi bukti kebenaran dari apa yang dilihat,
didengar dan dilakukan oleh pejabat pembuat akta. Segala hal tentang
tanggal, tempat akta dibuat, dan tanda tangan pejabat yang benar.
akta partai menjadi bukti bahwa dari pejabat yang memuat pernyataan
atau keterangan di atas tanda tangan mereka. Akta pejabat tidak lain
bersangkutan maka itu hanyalah berarti bahwa telah pasti pihak yang
keterangan tersebut.
Akta notaris dalam arti formil pula, maka terjamin kebenaran tanggal
dan akta itu, kebenaran dan tanda tangan yang ada dalam akta itu,
notaris itu ada, akan tetapi juga isi dan apa yang diterangkan dalam akta
26
itu dianggap dibuktikan sampai dibuktikan sebagai yang benar terhadap
setiap orang, yang menyuruh membuat akta itu sebagai tanda bukti.
dan 1875 KUHPerdata, antara para pihak dan para ahli waris serta para
langsung dengan yang menjadi pokok dari akta itu. Jadi misalnya suatu
sebenarnya, menjadi terbukti dengan sah di antara para pihak dan para
27
Akta yang dibuat oleh notaris adalah suatu akta yang dibuat berdasarkan
inisiatif notaris itu sendiri, misalnya akta tentang berita acara mengenai rapat
umum pemegang saham. Sedangkan yang dibuat di hadapan notaris atau akta
partai artinya akta tersebut dibuat atas inisiatif para pihak yang menghadap dan
notaris dalam hal ini hanya bertindak sebagai saksi atas perbuatan hukum kedua
belah pihak.
1. Sifat Akta
karena proses pembuatan maupun kewenaga pejabatnya telah sesuai dengan yang
“Suatu Akta otentik memberikan di antara para pihak beserta ahli waris-ahli
warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari mereka, suatu bukti yang
sempurna tentang apa yang dimaksud didalamnya”.
“Suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh
undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang
berkuasa untuk itu ditempat dimana akta dibuatnya”
Akta Notaris adalah akta autentik yang memilik kekuatan hukum dengan
jaminan kepastian hukum sebagai alat bukti tulisan yang sempurna (volledig
bewijs), idak memerlukan tambahan alat pembuktian lain, dan hakim terikat
keputusan hakim yang tetap dan pasti (inkracht van gewijsde) dan mempunyai
kekuata Eksekutorial.
28
Menurut Undang-Undang, suatu akta resmi memiliki kekuatan pembuktian
yang sempurna (volledig bewijs), sehingga apabila ada pihak memajukan suatu
akta yang resmi, maka hakim harus menerimanya dan menganggap bahwa apa
yang ditulis di dalam akta itu sungguh-sungguh telah terjadi, sehingga hakim tidak
2. Bahasa Akta
dan di era globalisasi ini maka akta notaris harus dpat memenuhi kebutuhan
berikut:
(2) Dalam hal penghadap tidak mengerti bahasa yang yang digunakan dalam
akta, notaris wajib menerjemahkan atau menjelaskan isi akta itu dalam
(4) Akta dapat dibuat dalam bahasa lain yang dipahami oleh notaris dan saksi
(5) Dalam hal akta dibuat sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Notaris wajib
29
3. Bagian dan Bentuk Akta Notaris
b. Nomor akta; berupa angka 1 dan seterusnya. Angka tidak ada tambahanhuruf
c. Jam, hari, tanggal, bulan, tahun dimana saat akta itu dibuat, dan
penghadap.
b. Premis; di dalamnya tercantum data poko atau maksud inti yang dikehendaki
saksi pengenal atau yang diperkenalkan oleh penghadap lengkap dengan data-
datanya.
c. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari Pihak yang
30
d. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan, kedudukan
c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan
akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan,
Dalam bagian ini tercantum selesainya pembuatan akta, nama status dari saksi,
keterangan notaris dibaca atau tidak dibacakan dan diterangkan kepada penghadap
dan penghadap menyatakan jelas dan mengerti, maka segera diparaf dana tau
yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai dengan ketentuan
sebagai alat bukti fisik yang harus disimpan dan dijaga dengan baik oleh Notaris.
Protokol Notaris berupa Minuta Akta merupakan dasar yang digunakan Notaris
31
untuk membuat Grosse Akta, Salinan Akta, maupun Kutipan yang dibutuhkan
pada penyimpanan protokol yang dibuat oleh dan/atau dihadapan Notaris itu
sendiri, akan tetapi juga berlaku untuk penyimpanan protokol yang diserahkan
dari Notaris itu, dimana Notaris yang menerima protokol tersebut bertugas
lat bukti yang kuat harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris. Pembuktian dalam
hukum acara mempunyai arti yuridis berarti hanya berlaku bagi pihak-pihak yang
berperkara atau yang memperoleh hak dari mereka dan tujuan dari pembuktian ini
yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris. Kewajiban untuk menyimpan
Protokol Notaris tidak terbatas pada penyimpanan protocol yang dibuat oleh
dan/atau di hadapan Notaris itu sendiri, akan tetapi juga berlaku untuk
penyimpanan protocol yang diserahkan dari Notaris itu, dimana Notaris yang
membuat akta dengan baik dan benar sesuai sengan perundang-undangan. Artinya
akta yang dibuat itu memenuhi kehendak hukum dan permintaan pihak-pihak
32
yang berkepentingan. Notaris berwenang untuk mengetahui kebenaran mengenai
menghasilkan akta yang bermutu, artinya akta yang dibuatnya itu harus
akta Notaris itu mempunyai kekuatan pembuktian sempurna. Selain itu Notaris
harus memiliki wewennag untuk menjelaskan dan membacakan kebenaran isi dan
prosedur akta yang dibuatnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan akan akta
mudah dicapai dan aman, tempat penyimpanannya itu juga harus dapat dikunci.
berharga lainnya, yakni dengan menyimpannya dalam lemari besi dan lain-lain
tempat yang aman terhadap kebakaran, maka harus diambil kesimpulan, bahwa
sudah pada tempatnya pula Notaris menyimpan akta-aktanya dengan cara dan
33
Dalam Pasal 62 Undang-Undang Jabatan Notaris dinyatakan bahwa
a. Meninggal dunia;
c. Minta sendiri
d. Tidak mampu secara rohani dana tau jasmani untuk melaksanakan tugas
jabatan sebagai Notaris secara terus menerus lebih dari 3 (tiga ) tahun;
34
(4) Dalam hal terjadi sebagaimana dimaksud Pasal 62 huruf b, huruf c,
huruf
Notaris kepada Notaris lain yang ditunjuk oleh Menteri atas usul Majelis
Pengawas Daerah
(5) Protokol Notaris dari Notaris lain yang pada waktu penyerahannya
berumur 25 (dua puluh lima) tahun atau lebih diserahkan oleh Notaris
1. Minuta Akta adalah Asli Akta Notaris, yang merupakan bagian dari Protokol
Notaris. Akta-akta yang dibuat oleh Notaris selama sebulan dijilid menjadi
buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta. Jika jumlah akta
melebihi dari 50 akta, maka kelebihan akta tersebut dibuat dalam buku baru.
Disetiap sampul buku dicatat jumlah akta yang dibuat dengan nomor urut,
bulan dan tahun pembuatan akta-akta tersebut. Akta-akta yang telah dijilid
dalam satu buku disebut bundel minuta akta. Pada umumnya minuta akta
disebut akta otentik telah memenuhi syarat otentisitas suatu akta apabila akta
dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani saat itu juga
oleh penghadap, saksi dan Notaris. Minuta akta yang merupakan bagian dari
Protokol Notaris dan bagian dari administrasi Notaris adalah arsip Negara yang
35
2. Buku Daftar Akta (Reportorium), yaitu buku yang memuat nomor urut, nomor
bulanan yang menunjukan akta tiap bulan, jumlah dari akta yang dibuat oleh
Notaris. Buku daftar akta sebelum dipergunakan, terlebih dahulu oleh Notaris
a. Nomor urut dari akta yang dibuat oleh Notaris sejak diangkat hingga pensiun
satubulan
c. Tanggal
yang disahkan itu adalah akta yang dibuat sendiri oleh para pihak, akan tetapi
menandatangani dihadapan Notaris. Oleh karena itu isi dari akta dibawah
tangan itu lebih kuat mengikat para pihak karena Notaris menjamin bahwa para
36
umum, bahwa surat-surat yang ditanda tangani oleh seseorang maka isi dari
Surat bawah tangan yang sudah ditanda tangani para pihak kemudian dibawa
ke Notaris untuk dicatat dalam buku daftar surat bawah tangan dan
kegunaannya hanya untuk mencatat resume dari isi surat di bawah tangan
sehingga jika surat di bawah tangan yang didaftar tersebut hilang, maka
Notaris, tidak harus dilakukan oleh 2 (dua) belah pihak, tetapi dapat dilakukan
4. Buku Nama Daftar penghadap atau klapper. Klapper dibuat untuk daftar akta
dan daftar surat dibawah tangan yang disahkan. Merupakan catatan menurut
alphabet atas nama-nama dari para penghadap, yang terdiri dari Nomor, nama,
sifat akta, tanggal, nomor reportorium. Klapper ini berguna sebagai buku
5. Buku Daftar Protes. Cara penomoran daftar protes dimulai dengan nomor urut
01 dan terus berlanjut selama masa bakti jabatannya selaku Notaris dan nomor
urut ini merupakan nomor urut daftar protes sedangkan nomor aktanya
mengikuti nomor urut bulanan yang tercantum dalam daftar akta, protes wesel
dan cek, sudah tidak lagi digunakan sehingga buku daftar protes nihil.
6. Buku Daftar Wasiat. Merupakan buku yang mencatat siapa-siapa saja yang
member wasiat. Wasiat dicatatkan dalam dua buku yaitu pada nomor akta
dicatat dalam reportorium dan buku daftar wasiat. Setiap tanggal 5 (lima) dari
37
setiap bulan, Notaris harus melaporkan ada atau tidak wasiat pada bulan
sebelumnya ke daftar pusat wasiat Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam bentuk salinan daftar wasiat. Dan setiap pengiriman
salinan daftar wasiat dicatatkan dalam buku daftar akta pada penutup bulan dan
7. Buku Daftar lain yang harus disimpan oleh Notaris berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
bertanggung jawab atas semua proses pembuatan akta, baik secara lahir, materiil
dan formil agar sesuai dengan pembuatan tata cara serta bentuk yang sesuai
penandatanganan akta, hal ini disebut dengan verlijden akta atau peresmian akta,
yang tertuang dalam Pasal 16 UUJN huruf m yaitu membacakan akta di hadapan
penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 orang saksi, atau 4 orang saksi
khusus untuk pembuatan Akta wasiat di bawah tangan, dan ditandatangani pada
saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris. Setelah peresmian akta, Notaris
tentang:
38
1. Mereka yang diangkat sebagai notaris, notaris pengganti, notaris pengganti
pertanggungjawaban.
dan mantan pejabat sementara notaris berada. (Adjie, 2009,. hal. 43)
jawab atas setiap akta yang dibuat atau dihadapannya meskipun protokol Notaris
notaris lain sesuai dengan ketentuan Pasal 63 ayat (4) yaitu dalam hal terjadi
huruf h, penyerahan Protokol Notaris dilakukan oleh Notaris kepada Notaris lain
yang ditunjuk oleh Menteri atas usul Majelis Pengawas Daerah. Maksud dari
Pasal-pasal tersebut ialah tanggung jawab protokol yang berkaitan dengan isi akta
yang telah dibuat sebagai minuta dan bukan tanggung terhadap pembuat salinan,
jika Notaris pemegang protokol ialah Notaris lain dasar untuk membuat salinan
yaitu minuta yang dibuat oleh Notaris sebelumnya, jadi tanggung jawab untuk
membuat salinan hanya sebatas permintaan para pihak bukan tentang tanggung
Salinan itu sendiri telah diatur dalam Pasal 1 angka 9 yaitu “Salinan Akta
adalah salinan kata demi kata dari seluruh Akta dan pada bagian bawah salinan
39
Akta tercantum frasa "diberikan sebagai SALINAN yang sama bunyinya". Dalam
hal ini menyebutkan yang sama bunyinya, maksudnya sama bunyinya dengan
minuta akta dengan kata lain tidak ada perbedaan isi akta yang dibuat oleh atau
Notaris pembuat minuta jika minuta tersebut harus mengalami pembaruan dan
sampai kapan batas waktu tanggungjawab notaris terhadap akta yang dibuatnya,
dibalik hal ini pada hukum keperdataan Pasal 1967 KUHPerdata menjelaskan
bahwa tuntutan dalam hukum perdata akan hapus setelah melewati batas waktu 30
tahun. Sedangkan notaris adalah pejabat yang mempunyai batasan waktu pensiun
di umur 65 tahun dan dapat diperpanjang 67 tahun sampai tidak menjabat menjadi
notaris lagi.
Notaris Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris bertanggung jawab atas setiap
dipindahkan kepada pihak penyimpan Protokol Notaris. Hal ini dapat dikatakan
yang dimaksud adalah tanggung jawab atas akta-akta yang sebelumnya dibuat
40
Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia atas ususlan dari Majelis
Pengawas Pusat.
penyerahan. Penyerahan yang sering juga disebut dengan istilah “levering” atau
memindahkan hak milik kepada orang lain (juridische levering”). (Subekti, 1980,
hal. 71)
jabatannya sebagai Pejabat Umum. Terkait dengan adanya Protokol Notaris dari
41
dimkasud dalam Pasal 62 UUJN, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari dengan pembuatan berita acara
Notaris.
sementara juga terdapat dalam pasal 80 UUJN. Dalam Pasal 80 UUJN tersebut
dinyatakan bahwa:
menteri.
(2) Menteri menunjuk Notaris yang akan menerima Protkol Notaris dari
perbuatan pidana yang dilakukan Notaris dengan ancaman penjara kurang dari 5
(lima) tahun. Perbuatan pidana yang dilakukan Notaris yang dikaji dalam
sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum
42
Pidana selanjutnya disebut (KUHP) dan Pasal 372 KUHP Juncto Pasal 55 ayat (1)
Juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP dengan ancaman 4 (empat) tahun penjara.
terhadap kewajiban dan larangan jabatan. Ketentuan tersebut terdapat dalam Pasal
Notaris tersebut. Proses pidana atas perbuatan yang dilakukan Notaris sampai
tidak memiliki kewenangan untuk membuat akta autentik, serta tidak memiliki
wewenang mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, dan Kutipan untuk para
pihak atau penghadap yang pernah membuat akta di Notaris yang sedang
Protokol Notaris karena diberhentikan sementara, hal tersebut sesuai dengan Pasal
perlindungan hukum terhadap para pihak yang pernah membuat akta autentik dan
sementara juga terdapat dan diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak asasi
43
Penjatuhan Sanksi Administratif Terhadap Notaris. Pasal 8 Peraturan Menteri
protokol.
Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia juga diatur dalam Pasal 88 Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Syarat Dan Tata Cara
Jabatan Notaris. Pasal 88 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 19 Tahun
diterima.
44
dalam jangka paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No 15 Tahun 2020 menyatakan bahwa:
Pasal 47 ayat (2) huruf b, huruf c, dan huruf d wajib melakukan serah
(2) Serah terima Protokol Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Serah terima Protokol Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
45
(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum
Notaris yaitu pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik
sejauh akta autentik tersebut tidak dikhususkan kepada Pejabat umum lainnya, hal
itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang perubahan atas
pejabat umum adalah subyek yang menjalankan ketentuan yang diatur oleh
perlindungan hukum bagi para penghadap atau klien yang membutuhkan jasa dari
Notaris tersebut.
tahun yang sedang dihadapai oleh Notaris, menjadikan Notaris tidak aktif dan
Pengawas Pusat. Usulan dari Majelis Pengawas Pusat menjadi dasar dan
46
pemberhentian sementara kepada Notaris yang menjalani proses pemidanaan yang
yang sedang menjalani proses pidana maka Majelis Pengawas Pusat memiliki
Menteri
(2) Menteri menunjuk Notaris yang akan menerima Protokol Notaris dari
merupakan dokumen negara yang memiliki fungsi sebagai alat bukti tertulis dan
alat bukti autentik suatu perbuatan hukum perdata yang dilakukan oleh para pihak.
Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip negara yang
harus disimpan dan dipelihara oleh Noaris sesuai dengan ketentuan peraturan
merupakan protocol notaris namum sebgai asli akta atau minuta akta termasuk
didalamnya, sesuai dengan Pasal 16 UUJN yaitu membuat akta dalam bentuk
oleh para pihak atau ahli waris dari para pihak. Notaris yang menerima protokol
47
Minuta Akta yang dibuat oleh Notaris yang menyerahkan Protokol Notaris.
Tanggung jawab terhadap isi dan substansi dari Salinan Akta yang dibuat
dari Notaris yang membuat Minuta Akta dan bukan tanggung jawab pembuat
Tanggung jawab untuk membuat Salinan hanya sebatas permintaan para pihak
Fauzi, S.H pada hari Senin tanggal 8 Mei 2023, beliau berpendapat bahwa Notaris
yang sedang tesangkut masalah pidana dan menjalani proses pidana dan menjadi
tersangka, maka sejak dilakukan penahanan oleh polisi sudah tidak memiliki
Pasal tersebut menyatakan bahwa Notaris yang sedang menjalani masa penahanan
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (Machmud Fauzi, 2023)
48
mengacu pada Pasal 19 ayat (1) UUJNP, menyatakan bahwa notaris dalam
menjalankan tugas dan wewenanngnya wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu
martabat dan kehormatannya sebagai pejabat umum dan pejabat publik. Proses
pidana yang dijalani oleh Notais sudah mencoreng nama baik dan martabat
seorang Notaris yang sedang menjalani proses pidana baik itu penahan maupun
Pusat maupun Surat Keputusan pemberhentian tidak hormat dari Menteri Hukum
Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, disaat yang sama juga dilakukan
Notaris. Penyerahan Protokol Notaris adalah salah satu perlindungan hukum dan
hak para pihak untuk dapat mendapatkan hak-haknya seperti Salinan kata, Grosse
Mustika Udaya, S.H., beliau menyatakan bahwa Notaris yang sedang terkena
masalah pidana dan menjadi tersangka dalam kasus tersebut, selama Notaris
tersebut tidak dilakukan penahanan dan dalam proses yang dilakukan oleh Majelis
Pengawas Notaris belum ada Surat Keputusan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
49
Manusia Republik Indonesia, maka Notaris tersebut masih aktif dan memiliki
autentik dan berhak mengeluarkan Salinan Akta yang dibutuhkan oleh para pihak
yang membuat akta autentik dibuat oleh/ dihadapan Notaris tersebut. (Mustika
Udaya, 2023)
pemidanaan yang telah memiliki putusan inkract van gewijsde terhadap Notaris
yang terkena kasus pidana, mengenai ancaman hukuman dan berapa lama
Pengawas Notaris yang memiliki jenjang dari Majelis Pengawas Daerah, Majelis
pemberhentian dengan tidak hormat kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia apabila ancaman hakim lebih dari 5 tahun atau
perbuatan pidana yang dilakukan Notaris tersebut terkit dengan Pasal 12 huruf c
dibuat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia juga diiringi Surat
50
Notaris harus menjaga, menyimpan Protokol Notaris yang merupakan dokumen
negara di tempat aman agar terjaga dan terawat dengan baik. Penyimpanan
Protokol Notaris yang baik akan memudahkan bagi Notaris pemegang Protokol
Notaris, apabila suatu saat ada para pihak yang sebelumnya membuat akta
Protokol Notaris diatur dalam Pasal 64 ayat (2) UUJN. Pasal tersebut menyatakan
bahwa Notaris Pemegang Protokol Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berwenang mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta. Salinan
Akta yang dibuat Notaris pemegang Protokol Notaris yang diminta para pihak
Notaris wajib memeriksa kebenaran identitas para pihak dan memastikan bahwa
pihak atau orang tersebut merupakan orang yang berkepentingan langsung pada
akta, ahli waris atau orang yang memperoleh hak, kecuali ditentukan oleh
kepada para pihak terdapat pada Pasal 54 UUJN yang menyatakan bahwa:
Notaris, harus berpedoman terhadap Minuta Akta yang melekat pada protokol
Notaris yang Notaris pegang. Pembuatan Salinan Akta haruslah sama bunyinya
51
dengan apa yang dibuat di Minuta Akta sebagai konsekuensi dari frasa “ diberikan
sebagai Salinan yang sama bunyinya”. Pembuatan Salinan Akta dilakukan oleh
Notaris pemegang Protokol Notaris yang sesuai dengan Minuta Akta , maka akta
tersebut telah memenuhi syarat materiil dari suatu akta notaris dan merupakan alat
bukti autentik bagi para pihak, ahli waris atau pihak-pihak yang berkepentingan
langsung dengan Salinan Akta tersebut. Pembuat dan penyerahan Salinan Akta
kepada para pihak yang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu
memberikan kepastian hukum bagi para pihak yang berkepentingan langsung pada
Daftar Pustaka
52
_______, 2009, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap Undang-
Undang Nomor 30 Tahun Tentang Jabatan Notaris), Refika Aditama
Bandung.
_______, 2009, Meneropong Khasanah Notaris dan PPAT Indonesia, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
_______, 2011, Aspek Pertanggung Jawaban Notaris Dalam Pembuatan Akta,
CV. Mandar Maju, Bandung.
_______, 2016, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris), Refika Aditama, Bandung.
Anshori, A. G, 2009, Lembaga Kenotariatan Indonesia, Prespektif Hukum dan
Etika. Yogyakarta: UII Press.
Budiono, H, 2015, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan,
PT. Citra, Bandung.
Lumban Tobing, G, 1992, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta.
M.Waluyo, B, 1997, Hukum Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers, Jakarta.
Mertokusumo, S, 1998, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
Mudofir Hadi, 1991,. Varia Peradilan ahun VI Nomor 72, Pembatalan Isi Akta
Notaris Dengan Putusan Hakim.
Notodisoerjo, R, 1993, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Pandoman, A, 2017, Teori & Praktek Akta Perikatan Publisitas & Non Publisitas,
PT. Raja Utama Kreasi, Jakarta.
Prajitno, A. A. (2010, hal. 29). Apa dan Siapa Notaris di Indonesia, CV. Putra
Media Nusantara, Surabaya.
Prajitno, A. A, 2010,. Apa dan Siapa Notaris di Indonesia, CV Putra Media
Nusantara, Surabaya.
Saleh, K. W, 1981, Hukum Acara Perdata (RBg/HIR),J Ghalia Indonesia, Jakarta.
Santoso, D, 2009, Tanggung Jawab Notaris dalam Pembuatan Akta yang Memuat
Dua Perbuatan Hukum (Analisa Putusan Mahkamah Agung Nomor
1440.K/PDT/1996), . Tesis, Program Pascasarjana, Magister
Kenotariatan Universitas Diponegoro, Semarang.
Sasongko, W, 2011, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
53
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, 2011, Aspek Pertanggungjawaban Notaris
dalam Pembuatan, Mandar Maju, Bandung.
Subekti, R, 1980, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT Intermasa, Jakarta.
Sumaryono, E, 1995, Etika Profesi Hukum (Norma-Norma Bagi Penegak
Hukum), Kanisius, Yogyakarta.
Syahrani, R, 2000, Hukum Acara Perdata di Lingkungan Umum, PT Garuda
Metropolitan Press, Jakarta.
54