Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

VENTILATOR
RUANG HCU (Hight Care Unit)

DISUSUN OLEH:
IRA HESTIKA FEBRIANI
433131420120091

PROGRAM STUDY SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
2023
A. Pengertian
Ventilator adalah suatu sistem alat bantu hidup yang dirancang untuk menggantikan
atau menunjang fungsi pernapasan yang normal. Ventilator dapat juga berfungsi untuk
mengembangkan paru dan memberikan oksigen sehingga dapat mempertahankan
fungsi paru. Bila fungsi paru untuk melakukan pembebasan CO2 atau pengambilan
O2 dari atmosfir tidak cukup, maka dapat dipertimbangkan pemakaian ventilator.
Ventilator mekanik merupakan salah satu aspek yang penting dan banyak digunakan
bagi perawatan pasien yang kritis di Intensive Care Unit (ICU).(Hunter, 2012)

Ventilasi mekanik (ventilator) memegang peranan penting bagi dunia keperawatan


kritis, dimana perannya sebagai pengganti bagi fungsi ventilasi bagi pasien dengan
gangguan fungsi respiratorik (Sundana, 2014). Ventilator merupakan alat bantu
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang menghasilkan udara terkontrol pada
jalan nafas sehingga pasien mampu mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen
dalam jangka waktu lama.(Idawaty, 2016)

B. Tujuan

Pemasangan ventilator bertujuan untuk mempertahankan ventilasi alveolar secara


optimal untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi pasien, membantu otot bantu
pernapasan, dan mengeliminasi atau mempertahankan karbondioksida. Ventilasi
mekanik (ventilator) memiliki peranan penting bagi dunia keperawatan kritis, dimana
perannya sebagai pengganti bagi fungsi ventilasi bagi pasien dengan gangguan fungsi
respiratorik, dalam penggunaaan ventilasi mekanik bisa menggunakan invasif dan non
invasif (Saodah, 2019).(fryda Lucyani, 2009)

C. Peralatan

1. Sarung tangan
2. Amubag lengkap
3. Set Suction
4. Spuit untuk mengembangkan balon
5. Set Laringoskop dengan blade sesuai ukuran
6. Ventilator

D. Persiapan pasien

1. Bersama dengan dokter beritahu keluarga tentang prosedur yang akan


dilakukan dan resiko yang mungkin ditimbulkan
2. Bila keluarga sudah jelas dengan penjelasan dokter, maka keluarga diminta
untuk tanda tangan surat persetujuan (inform consent)
3. Bila pasien sadar beritahu tentang prosedur yang akan dilakukan
4. Atur posisi pasien agar memudahkan untuk melakukan posedur

E. Langkah-Langkah Tindakan / prosedur

1. Sambungkan stop kontak dengan sumber listrik, nyalakan ventilator dengan


menekan tombol on
2. Pasang corogatet sesuai dengan kegunaan (anak/dewasa)
3. Isi humidifier dengan aquades steril, kemudian nyalakan dengan menekan
tombol on
4. Seting ventilator sesuai pesanan dokter mengenai mode, VT, Frekwensi nafas,
I:E ratio, FIO2, ASB, PEEP dll
5. Sambungkan corogatet dengan endotrakeal yang terpasang pada pasien
6. Pastikan bahwa alat resusitasi dan perlengkapan fentilator berfungsi baik
7. Pastikan bahwa penderita selalu dimonitor fungsi pernafasannya dan saturasi
oksigen
8. Lakukan segala tindakan dengan memperhatikan tehnik aseptic dan universal
precaution
9. Lakukan suction secara rutin (biasanya tiap 4 jam), bila perlu boleh dilakukan
diluar jadwal
10. Pastikan humidifier berfungsi dengan baik, air yang tertampung di dalam water
trap secara rutin harus dikosongkan
11. Rubah posisi pasien tiap 3 jam untuk postural drainage ataupun untuk
pengembangan paru-paru
12. Pastikan posisi tubing ventilator dalam keadaan tepat
13. Pastikan NGT pada posisi yang benar, lakukan aspirasi tiap 6 jam atau setiap
akan memberikan nutrisi enteral

F. Komplikasi / bahaya yang mungkin terjadi dari prosedur

1. Komplikasi penggunaan ventilasi mekanik diantaranya:


2. risiko pada intubasi endotrakeal, termasuk kesulitan intubasi, sumbatan pipa
endotrakeal oleh sekret;
3. intubasi endotrakheal jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan laring
terutama pita suara dan odema laring;
4. efek akibat humidifikasi yang kurang dalam ventilasi menyebabkan iritasi jalan
napas dan retensi sekret sehingga dapat menimbulkan infeksi;
5. pemberian sedasi/anestesi memiliki efek terhadap depresi jantung, penurunan
mobilitas fisik, gangguan pengosongan lambung dan proses pemulihan lebih
lama;
6. gangguan haemodinamik
7. barotrauma seperti pneumothorak dan kolaps alveoli(Zakkiyah, 2014)
DAFTAR PUSTAKA

fryda Lucyani, D. (2009). Bab I Pendahuluan ِ ‫ه ِ َ ي ي ْ ِ ِ ْ م ن م لو ُ ِّ َّ ي ُ ي َ ه ِ ت َ ي ٌ َ ق ع َْ ه‬


‫ف ل ْ خ ُ ُ ه َ ل ح ق ِ ب هه ِ للل دل ر َ م ل ذ ِ ِ ِ ن م ِ ل َ ح و ن م ِ م ه ِ ِ ُ ْ ه َ أ ِ ب ا م لل ه ِ َ م ُ ْ م َ ال َ ف ل‬
‫ ء َ س َ ْ ه هو د َ ُ ه َ ل د َ ْ س ف‬.ً Journal Information, 10(3), 1–16.

Hunter, J. D. (2012). Ventilator associated pneumonia. BMJ (Online), 344(7859), 1–6.


https://doi.org/10.1136/bmj.e3325

Idawaty, S. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Penerapan VAP


Bundle dI Ruang ICU RSUP DR M Djamil Padang Tahun 2016. 1–16.

Zakkiyah, S. (2014). Agenda Gawat Darurat (Critical Care). 13–87.

Anda mungkin juga menyukai