PRAKTIKUM NANOTEKNOLOGI IV
Disusun Oleh:
Rekayasa Nanoteknologi
Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin
Universitas Airlangga
BAB 1
PENDAHULUAN
Eugenol atau 4-alyl-2-methoxyphenol adalah sebuah fenol yang secara alami muncul
pada makanan, obat, kosmetik dan pada aplikasi active packaging1. Eugenol menunjukkan
aktivitas antibakteri yag sangat baik terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negate
pada matriks makanan 2. Prinsip dasar yang digunakan untuk mekanisme antibakteri ialah
dengan eugenol yang meningkatkan permeabilitas nonspesifik dari fosfolipid bilayer dari
membrane sel bakteri. Aktivitas enzim bakteri ini dihentikan oleh gugus OH pada eugenol
dan membrane bakteri akan terganggu hingga terjadi kebocoran pada konstituen intraselular
dan kematian sel2.
Dengan segala kelebihan dan potensi aplikais eugenol pada industry makanan, efisiensi
eugenol masih terbata akibat dari volatilitasnya yang tinggi, tidak terlarut dalam air,
stabilitas oksidasinya yang kurang, hingga sensitivitas termalnya yang tinggi terhadap
kondisi lingkungan selama proses, utilisasi dan penyimpanan3. Telah banyak cara yang
dilakukan para peneliti untuk meningkatkan efesiensi dan memperluas potensi aplikasi dari
eugenol ini. Di antara cara-cara tersebut, nanoemulsi adalah yang terbaik untuk
menyelesaikan masalah ini. Nanoemulsi tidak hanya dapat melindungi substansi aktif dari
stressor lingkungan tetapi juga menunda reaksi deteriorative4.
1.2 Tujuan
1. Mensintesis nanopartikel kitosan menggunakan metode nanoemulsi
2. Mengenkapsulasi eugenol dalam nanopartikel menggunakan ultrasonikasi
3. Menguji coba faktor kandungan eugenol dan kecepatan agitasi
4. Membandingkan hasil kedua sintesis
5. Menganalsis komponen dan morfologi sampel melalui karakterisasi UV-Vis, PSA,
dan XRD
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Alat
1. Hotplate dan magnetic stirrer untuk 7. Mikropipet
agitasi dan pemanasan 8. Tip mikropipet
2. Gelas beaker 250 ml sebanyak 4 9. Instrumen sentrifugasi
untuk pelarutan kitosan 10. Tabung Falcon untuk sentrifugasi
3. Gelas beaker 100 ml untuk 11. Timbangan Analitik
enkapsulasi eugenol oleh kitosan 12. Kuvet UV-Vis
4. Tabung ukur 13. Ultrasonikator
5. Spatula 14. Instrument UV-Vis, FTIR, dan PSA
6. Pipet
2.2 Bahan
1. Bubuk Kitosan seberat 2 gr 4. Larutan asam asetat
2. Tween20 5. Eugenol
3. Bubuk STPP
0,1 % × 50 𝑚𝑙
0,1 0,5
× 50 = = 0,05 𝑔𝑟
100 10
2. Volume Tween20
Berdasarkan jurnal yang kami gunakan, digunakan 36 ml Tween20 untuk 500 ml
campuran, maka untuk 100 ml campuran dibutuhkan,
36
= 7,2 𝑚𝑙
5
(a) (b
)
Gambar 1. Perbandingan Visual Sampel (a) Sebelum diultrasonikasi (b) Setelah
diultrasonikasi
Terlihat pada Gambar 2 bahwa tidak ada endapan yang dihasilkan, Hal ini
mungkin dikarenakan ukuran partikel yang dihasilkan sangat kecil sehingga partikel
dengan ukuran lebih besar tidak bisa terpisah dari partikel dengan ukuran yang lebih
kecil7. Kemungkinan lain adalah kondisi isopinik. Seperti yang kita ketahui bahwa
dalam suatu larutan, partikel yang kerapatannya lebih tinggi dari pada pelarut
tenggelam (sedimen), dan partikel yang lebih ringan darinya mengapung ke atas,
namun pada kondisi isopinik, tidak ada perbedaan densitas pada partikel dan pelarut,
sehingga tidak ada pergerakan yang dihasilkan atau partikel tetap stabil sehingga
tidak membentuk sedimen8.
3.2.2 Data Hasil Karakterisasi UV-Vis
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Penulis menyarankan agar semua alat yang digunakan, berada dalam keadaan
optimal. Selain itu, bahan yang digunakan harus tepat sesuai dengan modul atau jurnal
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA