Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ANGGARAN

ANGGARAN PERSEDIAAN

Dosen Pengampu : Dr. Tun Rustam, S.E., M.E.Sy

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

AHMAD NAZRI 12020517285

BAYU GHAZI ALFARI 12020516806

SITI LATHIFA HANUM 12020524481

KELAS : PES-I

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Anggaran Persediaan ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Tun Rustam,
S.E., M.E.Sy selaku dosen mata kuliah anggaran yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Anggaran Persediaan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru, 14 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3

A. Pengertian Anggaran Persediaan ............................................................3


B. Tujuan dan Fungsi Anggaran Persediaan ...............................................4
C. Jenis dan Manfaat Anggaran Persediaan ................................................7
D. Metode Penilaian Persediaan .................................................................10
E. Biaya-Biaya Persediaan .........................................................................12
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Persediaan ......................14
G. Data dan Informasi Menyusun Anggaran Persediaan .............................18

BAB III PENUTUP .........................................................................................22

A. Kesimpulan ...........................................................................................22
B. Saran .....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting


bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan
salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang
secara terus menerus diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, sistem
akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak
mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan. Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi
yang berguna bagi perusahaan Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan
persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya
laba perusahaan yang diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan
mengakibatkan harga pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka
pendapatan bersih akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan lamanya
persediaan yang tersimpan digudang akan mempengaruhi biaya sehingga
kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang mengakibatkan kerugian dan
kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa sehingga tidak laku dipasar.

Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat


penting artinya bagi perusahaan. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk
lebih mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar
yang diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik
dalam pencapaian laba yang diinginkan. Menurut prinsip-prinsip akuntansi
persediaan merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam
operasi normal perusahaan.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan anggaran persediaan?


2. Apakah tujuan dan fungsi dari anggaran persediaan?
3. Apa jenis dan manfaat anggaran persediaan?
4. Bagaimana metode penilaian persediaan?
5. Bagaimana biaya-biaya dalam persediaan?
6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran persediaan?
7. Bagaimana data dan informasi untuk menyusun anggaran persediaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui anggaran persediaan
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari anggaran persediaan
3. Untuk mengetahui jenis dan manfaat anggaran persediaan
4. Untuk mengetahui metode penilaian persediaan
5. Untuk mengetahui biaya-biaya dalam persediaan
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran persediaan
7. Untuk mengetahui data dan informasi untuk menyusun anggaran persediaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Persediaan

Anggaran merupakan suatu rencana tindakan yang dinyatakan dalam istilah


keuangan. Anggaran memainkan suatu peranan penting dalam perencanaan,
pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga berfungsi untuk
memperbaiki komunikasi dan koordinasi, suatu peranan yang menjadi semakin
penting, seiring dengan berkembangnya ukuran perusahaan.

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang


dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan
untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Anggaran merupakan
perencanaan manajemen dibidang keuangan untuk tujuan efisiensi, karena
semua program tersusun secara sistematis dan dinyatakan dengan unit moneter
tertentu sehingga efisiensi bisa terwujud. Adapun yang dimaksud dengan
perencanaan itu sendiri adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa
yang seharusnya dilakukan sebelum pelaksanaan dimulai, agar dapat
mewujudkan tujuan-tujuan tertentu.1

Anggaran perusahaan atau sering dikenal dengan budget memiliki


pengertian yang beraneka ragam, namun masing-masing pengertian tersebut
memiliki inti pengertian yang sama. Anggaran adalah suatu rencana rinci yang
dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan sumber-
sumber yang akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu,
umumnya satu periode atau satu tahun. Kas merupakan bentuk aktiva yang
paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban
finansial perusahaan.

1
I Made Adnyana, Penganggaran Perusahaan, (Jakarta Selatan: LPU-UNAS, 2020),
hlm.1.

3
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari
peralatan atau mesin.

Persediaan sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan karena


biasanya mempunyai nilai yang cukup besar serta mempunyai pengaruh
terhadap besar kecilnya biaya operasi. Perencanaan dan pengendalian
persediaan merupakan salah satu kegiatan penting untuk mendapat perhatian
khusus dari manajemen perusahaan, agar proses produksi dapat berjalan dengan
optimal. Salah satu caranya dengan membuat sebuah anggaran persediaan.

Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara


terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Anggaran
persediaan atau inventory budget ialah budget atau anggaran yang
merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah persediaan
barang dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan
datang. Pada umumnya barang-barang tersebut meliputi barang-barang hasil
produksi (output), bahan-bahan mentah, dan bahan-bahan pembantu untuk
keperluan produksi. Jadi persediaan membentuk hubungan antara produksi dan
penjualan produk. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari
3 (tiga) jenis, yakni persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses,
dan persediaan barang jadi. 2

B. Tujuan dan Fungsi Anggaran Persediaan

Dalam praktiknya, banyak perusahaan yang mampu beroperasi tanpa


membuat anggaran. Namun tanpa penyusunan anggaran, perusahaan akan
kesulitan mengevaluasi kinerja, tidak mengoptimalkan efisiensi dan

2
Hartini, Penganggaran Perusahaan, (Bandung: CV Media Sains Indonesia, 2022),
hlm.22.

4
produktivitas, serta kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan
usaha. Tujuan penyusunan anggaran:

1) Menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal sehingga


perusahaan dapat menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap
apa yang hendak dicapai manajemen.
2) Mengomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait
sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan.
3) Menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan.
4) Mengoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka
memaksimalkan sumber daya.
5) Menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan
kelompok, serta menyediakan informasi sebagai dasar melakukan koreksi.

Secara umum, semua penganggaran termasuk penganggaran persediaan


mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu:

1. Sebagai pedoman kerja


2. Sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja
3. Sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi dan pengawasan
kerja

Sedangkan secara khusus, penganggaran persediaan berguna sebagai dasar


untuk menyusun anggaran unit yang akan diproduksikan (persediaan barang
jadi), dan anggaran pembelian bahan mentah (persediaan bahan mentah), serta
menentapkan persediaan agar tidak terlalu kecil dan terlalu besar. Selain itu
dengan adanya persediaan juga mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri
pada perusahaan. Keuntungan meningkatkan persediaan perusahaan dapat
mempengaruhi ekonomi produksi, mempengaruhi pembelian dan dapat
memenuhi pesanan dengan lebih cepat. Sedangkan kerugian adanya persediaan
adalah biaya penyimpanan, biaya pemindahan, dan pengembalian modal tang

5
tertanam dalam bentuk persediaan. 3 Adapun fungsi dari suatu anggaran di
antaranya adalah sebagai berikut:

1) Fungsi perencanaan
Proses ini mencakup penentuan tujuan perusahaan, pengembangan kondisi
lingkungan agar tujuan tersebut dapat dicapai, pemilihan tindakan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, penentuan langkah-langkah untuk
menerjemahkan rencana menjadi kegiatan yang sebenarnya, dan melakukan
perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi.
2) Fungsi koordinasi
Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan
berbagai unit atau segmen yang ada di dalam organisasi agar dapat bekerja
secara selaras ke arah pencapaian tujuan. Perlu diketahui bahwa koordinasi
harus diusahakan, sehingga tidak dapat diharapkan berjalan secara otomatis
karena setiap individu di dalam organisasi mempunyai kepentingan dan
persepsi yang berbeda terhadap tujuan organisasi. Proses untuk menyelaraskan
hubungan antara karyawan dan pekerja mereka agar saling berhubungan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan membagi
pekerjaan di antara kelompok, individu, dan mengkoordinasikan hubungan
antara kegiatan individu dan kelompok.
3) Fungsi komunikasi
Jika organisasi diinginkan berfungsi secara efisien, maka organisasi tersebut
harus menentukan saluran komunikasi melalui berbagai unit dalam organisasi
tersebut. Komunikasi itu sendiri meliputi penyampaian informasi yang
berhubungan dengan tujuan, strategi, kebijaksanaan, rencana, pelaksanaan, dan
penyimpangan yang timbul. Dalam penyusunan kebijakan dan strategi,
berbagai unit dan tingkatan organisasi perlu berkomunikasi dan berperan serta
dalam proses anggaran. Selanjutnya, setiap orang yang bertanggungjawab

3
M. Fuad, Edy Sukarno, dkk., Anggaran Perusahaan: Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2020), hlm.5-6.

6
terhadap anggaran harus dinilai mengenai prestasinya melalui laporan
pengendalian produk.
4) Fungsi motivasi
Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana di
dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan. Memotivasi para
pelaksana dapat didorong dengan pemberian insentif dalam bentuk hadiah
berupa uang, penghargaan, dan sebagainya kepada mereka yang mencapai
prestasi.
5) Fungsi pengendalian dan evaluasi
Pengendalian pada dasarnya adalah membandingkan antara rencana dengan
pelaksanaan sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah
sudah menjadi tanda bahaya bagi organisasi atau unit-unitnya. Penyimpangan
tersebut digunakan sebagai dasar evaluasi atau penilaian prestasi dan umpan
balik untuk perbaikan masa yang akan datang.
6) Fungsi Pendidikan
Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer
mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan dengan pusat
pertanggungjawaban lain di dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan
demikian, anggaran bermanfaat untuk latihan kepemimpinan bagi para manajer
atau calon manajer agar dimasa depan mampu menduduki jabatan yang lebih
tinggi. 4

C. Jenis dan Manfaat Anggaran Persediaan

Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara


terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang. Pada
perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 (tiga) jenis, yakni

4
Herispon, Anggaran Perusahaan: Analisis dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.
9-10.

7
persediaan material, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi
yaitu:

1) Anggaran persediaan material, dalam anggaran ini yang akan direncanakan


adalah berapa nilai persediaan material untuk setiap akhir periode. Faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya nilai persediaan material yaitu:
 Jumlah material yang tersedia, semakin besar jumlah material yang
tersedia atau yang akan disediakan maka nilai persediaan akan semakin
besar. Jumlah material yang akan dijadikan sebagai persediaan bias
didasarkan pada kebutuhan material untuk satu bula atau dua bulan.
 Harga beli material persatuan, bila material yang ada di gudang dibeli
dari beberapa supplier dan pada setiap pembelian harganya berbeda,
maka akan timbul permasalahan yakni persediaan yang direncanakan
akan dinilai dengan harga yang mana.
2) Anggaran persediaan barang dalam proses, barang dalam proses merupakan
material yang telah diproses tetapi belum selesai, sehingga masih
memerlukan proses lebih lanjut. Faktor yang mempengaruhi besar- kecilnya
nila persediaan barang dalam proses akan tergantung pada:
 Unit/jumlah barang dalam proses, semakin besar jumlah barang yang
masih dalam proses maka nilai persediaannya akan semakin besar.
 Tingkat penyelesaian produk, tingkat penyelesaian produk dilihat dari
penyelesaian masing-masing komponen produksi yaitu material.
 Tarif biaya produksi, bila tingkat penyelesaian komponen produk tidak
sama maka masing-masing unsur biaya tersebut berdasarkan pada tarif-
tarif biaya material.
3) Anggaran persediaan barang jadi, persediaan barang jadi diperlukan untuk
melayani penjualan yang tidak direncanakan atau penjualan non reguler.
Bila persediaan barang jadi tidak mencukupi maka konsumen kemungkinan
akan membeli produk merek lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya nilai persediaan barang jadi adalah:

8
 Unit persediaan, besarnya persediaan bias ditentukan berdasarkan rata-
rata penjualan perbulan atau pendekatan yang lain.
 metode penentuan harga pokok

Dalam anggaran persediaan memiliki beberapa manfaat penyusunan


anggaran yaitu sebagai berikut:

1) Adanya perencanaan terpadu


Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk
merumuskan rencana dan menjalankan pengendalian terhadap kegiatan
perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan
suatu alat manajemen atau pengendalian.
2) Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan
Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi
manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang baik
membuat karyawan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman
yang baik tentang operasi perusahaan dan pegawai mendapatkan pedoman
yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Di samping itu, penyusunan
anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan
dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan
menjadi lebih baik.
3) Sebagai alat koordinasi
Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern
perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, system anggaran memungkinkan para
manajer divisi untuk melihat hubungan antar bagian (divisi) secara
keseluruhan.
4) Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang
bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga kinerja dari pelaksanaan
setiap aktivitas dapat dinilai. Penentuan standar yang sembarangan tanpa
didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah

9
daripada manfaat. Standar yang ditetapkan secara sembarangan tersebut
mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi
atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan
menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya, penetapan standar
yang terlalu rendah akan meningkatkan biaya yang tidak terkendali serta
menurunkan laba dan semangat kerja.
5) Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan
Anggaran yang disusun dengan menerapkan standar yang relevan
akan memberi pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam
menemukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang baik, yakni perusahaan dapat menggunakan
sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap menguntungkan. Terhadap
penyimpangan dalam operasional perusahaan perlu dilakukan evaluasi
sehingga menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran
selanjutnya.
Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu
memperhatikan beberapa syarat berikut ini.
1) Realistis, tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis.
2) Luwes, tidak terlalu kaku dan berpeluang untuk disesuaikan dengan
keadaan yang mungkin berubah. Untuk itu, pihak manajemen perlu
mengamati perubahan lingkungan yang terus-menerus sehingga dapat
melakukan penyesuaian bilamana diperlukan.
3) Berkelanjutan, membutuhkan perhatian terus-menerus dan bukan
merupakan suatu usaha yang insidentil. 5

D. Metode Penilaian Persediaan


Penilaian atas jumlah (unit) persediaan barang, biasanya dinilai berdasarkan
nilai atau harga perolehannya. Persediaan bahan baku dinilai berdasarkan
harga pembeliannya, sedangkan persediaan barang jadi dinilai berdasarkan

5
Edi Yanto, Nurfitriana, Ijma., Konsep Dasar: Penganggaran Perusahaan,
(Bandung:Widina Bhakti Persada, 2022), hlm. 80-81.

10
biaya produksinya, yaitu yang terdiri dari biaya bahan baku/mentah, biaya upah
tenaga kerja langsung dan biaya pabrik tidak langsung.

Penilaian persediaan bertujuan untuk mengetahui nilai persediaan yang


dipakai/dijual atau persediaan yang tersisa dalam suatu periode. Terdapat tiga
metode yang digunakan dalam penilaian persediaan, yaitu:

1) Metode First In First Out (FIFO)

Pada metode FIFO barang yang masuk (dibeli) lebih awal, dianggap
dikeluarkan (diproses) lebih awal pula. Ini berarti bahwa bahan mentah yang
sedang diproses dalam proses produksi dinilai berdasarkan harga beli bahan
mentah dari pembelian yang dilakukan lebih awal. Akibatnya sisa persediaan
bahan mentah dari pembelian yang dilakukan lebih akhir.

Penerapan metode ini pada penilaian persediaan barang jadi adalah apabila
terjadi perubahan tarif (standar) biaya produksi, maka biaya barang jadi yang
sedang diproses dinilai berdasarkan tarif (standar) biaya produksi lama.

2) Metode Last In First Out (LIFO)

Pada metode LIFO barang yang masuk (dibeli) lebih akhir dianggap
dikeluarkan (diproses) lebih awal. Ini berarti bahwa bahan mentah yang sedang
diproses dalam proses produksi dinilai berdasarkan harga beli bahan mentah
dari pembelian yang dilakukan lebih akhir. Akibatnya sisa persediaan akhir
bahan mentah akan dinilai dengan harga beli bahan mentah dari pembelian yang
dilakukan lebih awal.

Penerapan metode ini pada penilaian persediaan barang jadi adalah apabila
terjadi peubahan tarif (standar) biaya produksi, maka biaya barang jadi yang
sedang diproses dinilai berdasarkan tarif (standar) biaya produksi yang baru.

3) Metode Moving Average

Pada metode ini, barang yang dikeluarkan (diproses) dinilai berdasarkan


rata-rata harga beli yang pernah dibeli. Ini berarti bahwa bahan mentah yang

11
sedang diproses dalam proses produksi dinilai berdasarkan rata-rata harga beli
bahan mentah dari pembelian-pembelian yang telah dilakukan. Akibatnya sisa
persediaan akhir bahan mentah juga akan dinilai dengan rata-rata harga beli
bahan mentah tersebut.

Penerapan metode ini pada penilaiaan barang jadi, apabila terjadi perubahan
tarif (standar) biaya produksi, maka biaya barang jadi yang sedang diprose
dinilai berdasarkan tarif (standar) biaya produksi yang lama dengan tarif
(standar) biaya produksi yang baru tersebut.6

E. Biaya-Biaya Persediaan

Persediaan pada dasarnya akan menimbulkan biaya-biaya. Biaya-biaya yang


ditimbulkannya tersebut dapat berupa biaya tetap dan biaya variable. Tujuan
perencanaan besarnya persediaan kita hanya memperhatikan yang variabelnya
saja dari biaya-biaya persediaan tersebut yang secara langsung akan terpengaruh
oleh rencana tersebut. Biaya variabel dari persediaan tersebut dapat digolongkan
ke dalam:

1) Biaya penyimpanan persediaan atau carrying cost

Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya


persediaan. Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada “Average
Inventory” (persediaan rata-rata), dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari
nilai dalam rupiah dari average inventory. Biaya-biaya yang termasuk kedalam
carrying cost adalah:

a. Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang


b. Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak
c. Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli
d. Biaya asuransi
e. Biaya modal

6
Ibid., hlm. 91.

12
f. Biaya absolescence
g. Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
 Total biaya penyimpanan:
TCC = C. P. A
 Persediaan rata-rata
A =Q/2
=(S/N)/2
Keterangan :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
N = Frekuensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
P = Harga beli per unit

2) Biaya pemesanan atau ordering cost

Ordering cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan


frekuensi pesanan, yang terdiri dari:

a. Biaya selama proses pesanan


 Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan
 Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
b. Biaya pengiriman pesanan
c. Biaya penerimaan barang yang dipesan
 Pembongkaran dan pemasukan ke gudang
 Pemeriksaan material yang diterima
 Mempersiapkan laporan penerimaan
 Mencatat kedalam “Material Record Card”
d. Biaya-biaya processing pembayaran
 Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan
pesanan yang asli
 Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran

13
 Pengiriman cheque dan kemudian auditnya
- Total biaya pemesanan

TOC = F. ( S / Q )

Keterangan :
Q = Kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
F = Biaya tetap
- Total Biaya Persediaan
TIC = TCC + TOC

Atau

TIC = C. P. ( Q / 2 ) + F. ( S / Q)

3) Biaya kehabisan bahan atau stockout costs

Biaya kehabisan bahan, timbul pada saat perusahaan tidak dapat memenuhi
permintaan karena persediaan yang tidak cukup. Biaya kehabisan bahan ini
meliputi biaya pesan secara cepat atau khusus dan biaya produksi karena adanya
operasi ekstra.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Persediaan


Untuk menyusun anggaran persediaan, khususnya yang terkait dengan
bahan baku dalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan, terdapat
beberapa faktor yang akan mempengaruhi besar kecilnya persediaan, dimana
faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Adapun
berbagai faktor yang mempengaruhi anggaran persediaan bahan baku, antara
lain:
1) Perkiraan pemakaian bahan baku

Sebelum perusahaan mengadakan pembelian bahan baku, maka selayaknya


manajemen perusahaan mengadakan penyusunan perkiraan. Hal ini dapat

14
dilakukan dengan mendasarkan pada perencanaan produksi dan jadwal produksi
yang telah disusun sebelumnya. Jumlah bahan baku yang akan dibeli
perusahaan tersebut dapat diperhitungkan dengan cara jumlah kebutuhan bahan
baku untuk proses produksi ditambah dengan rencana persediaan akhir dari
bahan baku tersebut, dan kemudian dikurangi dengan persediaan awal dalam
perusahaan yang bersangkutan.

2) Harga bahan baku

Harga bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi merupakan
salah satu faktor penentu seberapa besar dana yang dianggarkan oleh
perusahaan yang bersangkutan apabila perusahaan tersebut akan
menyelenggarakan persediaan bahan baku dalam jumlah unit tertentu. Semakin
tinggi harga bahan baku yang digunakan perusahaan tersebut, maka untuk
mencapai jumlah persediaan tertentu akan memerlukan anggaran persediaan
bahan baku yang semakin besar pula. Dengan demikian, biaya modal dari modal
yang tertanam dalam bahan baku akan semakin besar pula.

3) Biaya-biaya persediaan

Dalam hubungan dengan biaya biaya persediaan, dikenal 3 (tiga) macam


biaya persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya tetap
persediaan. Biaya penyimpanan merupakan biaya persediaan yang jumlahnya
semakin besar apabila jumlah unit bahan yang disimpan didalam perusahaan
tersebut semakin tinggi biaya pemesanan merupakan biaya persediaan yang
jumlahnya semakin besar apabila frekuensi pemesanan bahan baku yang
digunakan dalam perusahaan semakin besar. Biaya tetap persediaan merupakan
biaya persediaan yang jumlahnya tidak terpengaruh baik oleh jumlah unit yang
disimpan dalam perusahaan ataupun frekuensi pemesanan bahan baku yang
dilaksanakan oleh perusahaan tersebut.

4) Kebijaksanaan pembelanjaan

Kebijaksanaan pembelanjaan yang dilaksanakan di dalam perusahaan akan


berpengaruh terhadap anggaran persediaan bahan baku dalam perusahaan

15
tersebut. Seberapa besar dana yang akan digunakan untuk investasi dalam
persediaan bahan baku tentunya juga tergantung dari kebijaksanaan perusahaan
apakah anggaran untuk persediaan bahan baku ini dapat memperoleh prioritas
utama, kedua justru yang terakhir dalam perusahaan yang bersangkutan.
disamping itu tentunya finansial perusahaan secara keseluruhan juga akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membiayai seluruh kebutuhan
persediaan bahan bakunya.

5) Pemakaian bahan

Hubungan antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian


senyatanya di dalam perusahaan yang bersangkutan untuk keperluan
pelaksanaan proses produksi akan lebih baik apabila diadakan analisis secara
teratur, sehingga akan dapat diketahui pola penyerapan bahan baku tersebut
dengan analisis ini maka dapat diketahui apabila model peramalan yang
digunakan sebagai dasar perkiraan pemakaian bahan ini sesuai dengan
pemakaian senyatanya atau tidak.

6) Waktu tunggu

Merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan


baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan tersebut
apabila pemesanan bahan baku yang akan digunakan oleh perusahaan tersebut
tidak memperhitungkan waktu tunggu, maka akan kekurangan bahan baku
(walaupun sudah dipesan), karena bahan baku tersebut belum datang ke
perusahaan. Namun demikian, apabila perusahaan tersebut memperhitungkan
waktu tunggu ini lebih dari yang semestinya diperlukan, maka perusahaan yang
bersangkutan tersebut akan mengalami penumpukan bahan baku, dan keadaan
ini akan merugikan perusahaan yang bersangkutan.

7) Model pembelian bahan baku

Model pembelian bahan baku yang digunakan perusahaan sangat


berpengaruh terhadap anggaran persediaan bahan baku yang dimiliki
perusahaan model pembelian yang berbeda akan menghasilkan jumlah

16
pembelian optimal yang berbeda pula. pemilihan model pembelian yang akan
digunakan oleh perusahaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari
perusahaan bahan baku untuk masing-masing perusahaan yang bersangkutan.
Karakteristik masing-masing bahan baku yang digunakan dalam perusahaan
dapat dijadikan dasar untuk mengadakan pemilihan model pembelian yang
sesuai dengan masing-masing bahan baku dalam perusahaan tersebut. Sampai
saat ini, model pembelian yang sering digunakan dalam perusahaan adalah
model pembelian dengan kuantitas pembelian yang optimal (economical
ordering quantity).

8) Persediaan pengaman

Persediaan pengaman untuk menanggulangi kehabisan bahan baku dalam


perusahaan, maka perlu diadakan persediaan pengaman (safety stock).
Persediaan pengamanan digunakan perusahaan apabila terjadi kekurangan
bahan baku, atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dibeli oleh
perusahaan. Dengan adanya persediaan pengamanan maka proses produksi
dalam perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya gangguan habisan bahan
baku kema walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan tersebut terlambat dari
waktu yang diperhitungkan. Persediaan pengaman ini akan diselenggarakan
dalam suatu jumlah tertentu, dimana jumlah ini merupakan suatu jumlah tetap
di dalam suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya.

9) Pembelian kembali

Dalam melaksanakan pembelian kembali bahan baku tentunya manajemen


yang bersangkutan akan mempertimbangkan panjangnya waktu tunggu yang
diperlukan di dalam pembelian bahan baku dengan demikian maka pembelian
kembali yang dilaksanakan ini akan mendatangkan bahan baku ke dalam
gudang dalam waktu yang tepat, sehingga tidak akan terjadi kekurangan bahan
baku karena keterlambatan kedatangan bahan baku tersebut, atau sebaliknya

17
yaitu kelebihan bahan baku dalam gudang karena bahan baku yang dipesan
datang terlalu awal. 7

G. Data dan Informasi Menyusun Anggaran Persediaan


Agar sesuatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran
yang termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda
dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat,
diperlukan data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun data dan informasi
yang diperlukan untuk menyusun anggaran persediaan barang jadi adalah:
1. Persediaan barang jadi dipengaruhi oleh beberapa faktor pertimbangan,
seperti misalnya:
a) Fluktuasi penjualan dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang, yang tertuang dalam anggaran penjualan. Untuk menghadapi
jumlah penjualan yang akan meningkat, diperlukan persediaan barang
jadi dalam jumlah banyak. Sedangkan untuk menghadapi jumlah
penjualan yang akan menurun, hanya diperlukan persediaan barang jadi
dalam jumlah sedikit.
b) Fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bilamana fasilitas penyimpanan
yang tersedia cukup banyak, maka akan memungkinkan penetapan
kebijakan persediaan barang jadi dalam jumlah banyak pula.
Sebaliknya, bilamana fasilitas yang tersedia terbatas, maka persediaan
barang jadi ditetapkan dalam jumlah sedikit.
c) Modal kerja yang tersedia. Bilamana modal kerja yang tersedia cukup
banyak, maka akan memungkinkan penetapan persediaan barang jadi
dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bilamana modal kerja yang tersedia
terbatas, maka persediaan barang jadi ditetapkan dalam jumlah sedikit.
d) Biaya simpan barang jadi (carrying cost). Yaitu biaya-biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan barang jadi, seperti

7
Didit Herlianto, Anggaran Keuangan, (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2011), hlm.8-10.

18
misalnya sewa gudang, biaya perawatan barang yang disimpan, biaya
modal yang tertanam dalam barang yang disimpan, dan sebagainya.
Bilamana biaya simpan murah, maka akan memungkinkan penetapan
kebijakan persediaan barang jadi dalam jumlah banyak. Sebaliknya,
bilamana biaya simpan mahal, maka persediaan barang jadi ditetapkan
dalam jumlah sedikit.
e) Risiko simpan barang jadi. Yaitu kerugian-kerugian yang timbul dan
harus ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan barang jadi,
seperti misalnya rusak, kualitas turun, volumenya susut, barang
menjadi ketinggalan zaman (out of date), dan sebagainya. Bilamana
resiko simpan rendah, maka akan memungkinkan penetapan kebijakan
persediaan baran jadi dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bilamana
resiko simpan tinggi, maka persediaan barang jadi ditetapkan dalam
jumlah sedikit.
f) Tingkat perputaran barang jadi (inventory turn over) di waktu-waktu
yang lalu. Bilamana di waktu-waktu yang lalu tingkat perputaran
persediaan barang jadi rendah, maka akan mendorong penetapan
persediaan barang jadi dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bilamana
tingkat perputaran barang jadi tinggi, maka akan mendorong penetapan
persediaan barang jadi dalam jumlah sedikit.
g) Lamanya waktu yang diperlukan untuk memproses bahan mentah
hingga menjadi barang jadi. Bilamana untuk memproses bahan mentah
hingga menjadi barang jadi membutuhkan waktu lama, maka
ditetapkan persediaan barang jadi dalam jumlah banyak. Sebaliknya,
bilamana untuk memproses bahan mentah hingga menjadi barang jadi
hanya membutuhkan waktu singkat, maka ditetapkan persediaan barang
jadi dalam jumlah sedikit.
2. Persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor
pertimbangan, seperti misalnya:
a) Fluktuasi produksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang, yang tertuang dalam anggaran unit yang akan diproduksikan.

19
Untuk menghadapi jumlah produksi yang akan meningkat,
diperlukan persediaan bahan mentah dalam jumlah banyak.
Sedangkan untuk menghadapi jumlah produksi yang akan menurun,
hanya diperlukan pesediaan bahan mentah dalam jumlah sedikit.
b) Fasilitas penyimpanan yang tersedia. Bilamana fasilitas
penyimpanan tersedia cukup banyak, maka akan memungkinkan
penetapan kebijakan persediaan bahan mentah dalam jumlah banyak
pula. Sebaliknya, bilamana fasilitas yang tersedia terbatas, maka
persediaan bahan mentah ditetapkan dalam jumlah sedikit.
c) Modal kerja yang tersedia. Bilamana modal kerja yang tersedia
cukup banyak, maka akan memungkinkan penetapan persediaan
bahan mentah dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bilamana modal
kerja yang tersedia terbatas, maka persediaan bahan mentah
ditetapkan dalam jumlah sedikit.
d) Biaya simpan bahan mentah (carrying cost). Yaitu biaya-biaya yang
harus ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan bahan
mentah, seperti misalnya sewa gudang, biaya perawatan, barang
yang disimpan, dan sebagainya. Bilamana biaya penyimpanan
murah, maka akan memungkinkan penetapan kebijakan persediaan
bahan mentah dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bilamana biaya
simpan mahal, maka persediaan bahan mentah ditetapkan dalam
jumlah sedikit.
e) Risiko simpan baham mentah. Yaitu kerugian-kerugian yang timbul
dan harus ditanggung oleh perusahaan karena menyimpan bahan
mentah, seperti misalnya rusak, kualitas turun, volumenya susut,
barang menjadi ketinggalan zaman (out of date), dan sebagainya.
Bilamana resiko simpan rendah, maka akan memungkinkan
penetapan kebijakan persediaan bahan mentah dalam jumlah
banyak. Sebaliknya, bilamana resiko simpan tinggi, maka
persediaan bahan mentah ditetapkan dalam jumlah sedikit.

20
f) Tingkat perputaran bahan mentah (inventory turn over) di waktu-
waktu yang lalu. Bilamana di waktu-waktu yang lalu tingkat
perputaran persediaan bahan mentah rendah, maka akan mendorong
penetapan persediaan bahan mentah dalam jumlah banyak.
Sebaliknya, bilamana tingkat perputaran bahan mentah tinggi, maka
akan mendorong penetapan persediaan bahan mentah dalam jumlah
sedikit.
g) Lamanya tenggang waktu antara bahan mentah dipesan (dibeli),
dengan bahan mentah tersebut benar-benar telah dikirim dan tiba
digudang perusahaan (lead time). Bilamana tenggang waktunya
lama, maka ditetapkan persediaan bahan mentah dalam jumlah
banyak. Sebaliknya, bilamana tenggang waktunya singkat, maka
ditetapkan persediaan bahan mentah dalam jumlah sedikit. 8

8
M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan
Kerja, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.82.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian Anggaran persediaan atau penganggaran perusahaan (budgeting)


adalah anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci
tentang jumlah persediaan barang dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama
periode tertentu yang akan datang.

Dalam menyusun anggaran perlu diperhatikan biaya-biaya yang akan


ditimbulkan dari adanya pengadaan atau pembelian persediaan. Selain itu
kuantitas pemesanan yang optimal juga harus diperhatikan agar persediaan yang
dibeli dapat mengoptimalkan proses produksi, dan jumlah stock persediaan tidak
terlalu banyak sehingga efisien dalam biaya penyimpanan.

Manfaat anggaran perusahaan antara lain adalah adanya perencanaan terpadu,


sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, sebagai alat
pengkoordinasian kerja, sebagai alat pengawasan kerja sebagai alat evaluasi
kegiatan perusahaan. Pengganggaran sangat penting perannya dalam sebuah
perusahaan/ manajemen dan sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan.

B. Saran

Penulis menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, sumber catatan serta


rujukan yang dikaitkan, sehingga berdampak pada kesempurnaan penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan saran serta
kritik yang membangun supaya dapat memperbaiki kekurangan dan penyajian
dari kami.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I Made. 2020. Penganggaran Perusahaan. Jakarta Selatan: LPU-UNAS.


Fuad, M, Edy Sukarno, dkk. 2020. Anggaran Perusahaan: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hartini. 2022. Penganggaran Perusahaan. Bandung: CV Media Sains Indonesia.


Herispon. 2015. Anggaran Perusahaan: Analisis dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Herlianto, Didit. 2011. Anggaran Keuangan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Munandar, M. 2010. Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja


Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE.

Yanto, Edi, Nurfitriana, Ijma. 2022. Konsep Dasar: Penganggaran Perusahaan.


Bandung: Widina Bhakti Persada.

23

Anda mungkin juga menyukai