Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TUGAS BESAR ASISTENSI

SIB – 304 Rekayasa Pantai dan Pelabuhan


Laporan ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

Mata Kuliah SIA – 407 Rekayasa Pantai


Dosen:
Dr. Yati Muliati,Ir.,M.T.
Asisten Dosen:
Siti Rania, S.T.

Disusun oleh:
Raifasya Naufal Akbar 22-2020-218
Andreas Galang Mahardhika 22-2020-220
Wildan Julian Rafliansyah 22-2020-221
Ahmad Syukron Hamid 22-2020-236
Adilmart Mangiring Hutabalian 22-2022-225

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL


DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan
kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan
Laporan Asistensi SIB - 304 Rekayasa Pantai dan Pelabuhan ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yangsempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dalam asistensi ini, tentunya banyak sekali hambatan yang telah penulis rasakan. Olehsebab itu,
kami berterimakasih kepada beberapa pihak terutama kepada asisten mata kuliah Rekayasa Pantai kami
yang telah membantu membina dan mendukung kami dalam mengatasi beberapa hambatan yang kami.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada laporan kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dansaran untuk kemudian dapat
kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekalikali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Dan semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat.

Bandung, Mei 2023

Penyusun

i
ASISTENSI SIA – 304 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

DAFTAR ISIs

Kata Pengantar ....................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ iv


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup Perencanaan ................................................................................................... 2

PERENCANAAN DESAIN PELABUHAN ....................................................................................... 4


2.1. Desain Pelabuhan .................................................................................................................... 4
2.2. Lapisan Breakwater ................................................................................................................. 4
BAB III PERENCANAAN DESAIN PELABUHAN ......................................................................... 9
3.1. Klasifikasi Pelabuhan Ferry dan Penumpang .......................................................................... 9
3.2. Perencanaa Fasilitas -Fasilitas Pelabuhan ............................................................................... 9
3.3. Perhitungan Fasilitas -Fasilitas Pelabuhan ............................................................................ 10
BAB III PERENCANAAN DESAIN PELABUHAN .......................................................................... 9
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 46

ii
ASISTENSI SIA – 304 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Desain Breakwater ................................................................................................................. 8

iii
ASISTENSI SIA – 304 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perhitungan Panjang Dermaga ................................................................................................... 5


Tabel 2. 2 Perhitungan Distribusi Kapal...................................................................................................... 6
Tabel 2. 3 Perhitungan Efisiensi Berth ........................................................................................................ 6
Tabel 2. 4 Perhitungan Breakwater Lapisan Primer .................................................................................... 7
Tabel 2. 5 Perhitungan Breakwater Struktur Badan .................................................................................... 7
Tabel 2. 6 Perhitungan Breakwater Lapisan Sekunder ................................................................................ 7
Tabel 2. 7 Perhitungan Breakwater Lapisan Inti ......................................................................................... 8
Tabel 2. 8 Perhitungan Breakwater Lapisan Dasar...................................................................................... 8
Tabel 2. 9 Rekap Perhitungan Breakwater .................................................................................................. 8
Tabel 3. 1 Perhitungan Fasilitas Untuk Penumpang. ................................................................................. 11
Tabel 3. 2 Perhitungan Fasilitas Untuk Lapangan Parkir. ......................................................................... 11
Tabel 3. 3 Perhitungan kedalaman Kolam Pelabuhan ............................................................................... 12

iv
ASISTENSI SIA – 304 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar
dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa. Posisi
Indonesia di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km².
Sebagai wilayah kepulauan, keberadaan sarana transportasi laut dan fasilitas penunjangnya
seperti pelabuhan dan dermaga di Indonesia sangat penting perannya untuk menunjang kelancaran
kebutuhan akan transportasi bagi masyarakat mengingat banyak daerah dipisahkan oleh laut.
Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai kelancaran
muatan angkutan laut dan darat, yang selanjutnya berfungsi sebagai kegiatan peralihan antar moda
transportasi.
Pentingnya peran pelabuhan dalam sistem transportasi mengharuskan setiap pelabuhan
memiliki suatu kerangka dasar rencana pembangunan pelabuhan dimana kerangka dasar tersebut
tertuang dalam suatu tahapanpelaksanaan pembangunan keruangan yang kemudian dijabarkan dalam
suatutahapan pelaksanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang. Hal ini diperlukan
untuk menjamin kepastian usaha dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan yang terencana, terpadu,
tepat guna, efisien dan berkesinambungan.
Laporan ini memuat mengenai rangkuman pekerjaan Perencanaan Pelabuhan Penumpang dan
Kendaraan (Kapal Ferry) di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur yang berpotensi untuk
dibangun.

1
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

1.2 Ruang Lingkup Perencanaan

Penyusunan rencana kerja pada tahap perencanaan pelabuhan meliputibeberapa aspek


yang dikenal dengan sebutan SIDCOM yaitu sebagai berikut:
1. Survey
Survey atau studi awal merupakan pengumpulan data awal atau primer antara lain survei
topografi, survei batimetri, survei hidro oceanografi (pasang surut, arus, sedimen), survei
geoteknik, survei sosial dan ekonomi.
2. Investigation
Investigasi merupakan tahapan studi lanjut untuk mendapatkan data rinci dari lokasi rencana
terkait, seperti gambaran lokasi, kondisi eksisting, kependudukan, geografi, dll.
3. Design
Data Primer dan Sekunder yang sudah diperoleh sebelumnya merupakan bahan dalam tahapan
utama dalam pekerjaan ini yaitu perencanaan pelabuhan.
4. Construction
Proses kontruksi, metoda pelaksanaan pekerjaan dilapangan, spesifikasi teknis pembangunan
pelabuhan direncanakan dalam tahapan perencanaan.
5. Operation
Penyelenggaraan pelabuhan juga harus direncanakan dalam tahapanperencanaan.
6. Maintenance
Pemeliharaan pelabuhan setelah masa beroperasi hingga adanyapengembangan pembangunan
pelabuhan direncakana dengan sistem pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang.
Ruang lingkup dalam Perencanaan Pelabuhan Penumpang dan Kendaraan (Kapal Ferry) di
Kabupaten Indramayu yang akan dibahas dalam laporan yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Hidro-Oseanografi
Analisis Hidro-Oseanografi memuat mengenai analisis data primer dan sekunder dari pasang
surut, data angin dan peramalan gelombang di lokasi perencanaan pelabuhan.
2. Perencanaan Desain Pelabuhan
Perencanaan Desain Pelabuhan menyajikan rencana pembangunan dan pengembangan
pelabuhan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Pada saat akan membuat pelabuhan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara

2
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

lain sebagai berikut:


a. Arah angin dominan, yang dapat diketahui berdasarkan data selama beberapa tahun yang
diolah menjadi sebuah windrose.
b. Arah datang gelombang dan tinggi gelombang yang terjadi di perairan, data tersebut didapat
berdasarkan pengamatan pasangsusrut selama 15 hari x 24 jam atau 29 hari x 24 jam.
c. Besarnya keecepatan arus laut, biasanya berkisar antara 0,1 – 0,4 m/det.
d. Besarnya sedimentasi yang terjadi di sekitar dan pada konstruksi, khususnya pada kolam
pelabuhan.
e. Jenis tanah dan karakteristiknya di tempat akan dibangun suatukonstruksi.
3. Perencanaan Fasilitas Pelabuhan
Perencanaan Fassilitas Pelabuhan menyajikan perencanaan dari fasilitas utama dan penunjang
yang akan dibangun sebagai sarana danprasarana dalam lingkungan pelabuhan.
4. Gambar Rencana
Gambar rencana adalah kumpulan gambar perencanaan pelabuhan seperti desain pelabuhan,
fasilitas pelabuhan dan gambar pelengkap lainnya.

3
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

BAB II
PERENCANAAN DESAIN PELABUHAN
2.1 Desain Pelabuhan

Pada tahap perencanaan atau desain, hal utama yang harus diperhatikan adalah jenis

pelabuhan yang akan dibangun, banyaknya barang dan orang yang akan menggunakan pelabuhan,

jenis dan banyak kapal yang akan menggunakan pelabuhan, serta ketersediaan lahan rencana.

Khusus akibat lahan, lahan yang digunakan harus efektif dan efisien namun tetap

memperhatikan batasan keamanan sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi bentuk dan

panjang dermaga.

Setelah menganalisa jenis dan banyak kapal yang akan berlabuh di dermaga serta

panjang dan jenis dermaga yang akan dibuat, tahapan selanjutnya adalah merencanakan

kedalaman kolam pelabuhan berdasarkan draft kapal terbesar dan aman terhadap gelombang,

pembuatan kolam putar, lebar mulut pelabuhan, kedalaman alur pelabuhan, dan penahan

gelombang (breakwater).

Kapal yang akan bersandar ke pelabuhan akan mengalami gaya tambat. Gaya tambat

tersebut dapat terjadi akibat angin dan arus, akan ditahan oleh bollard, disalurkan ke dermaga

yang kemudian diteruskan ke fondasi. Selain itu terdapat juga fender yang akan menyerap

energi kapal pada saat menabrak dermaga, sehingga baik kapal maupun pelat dermaga tidak

cepat aus akibat gesekan yang sering terjadi.

4
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

Langkah awal perencanaan desain pelabuhan adalah menentukan fungsi

pelabuhan, jenis/tipe kapal, kapasitas bongkar muat, waktu bongkar muat, dan jumlah

kapal yang akan masuk ke pelabuhan yang kita desain.

Berikut ini adalah perhitungan jumlah total kapal yang masuk ke pelabuhan.

Jenis Pelabuhan yang akan dibangun : Pelabuhan Peumpang dan Kendaraan (Pelabuhan
untuk Kapal Ferry)
Jumlah Total Penumpang per tahun : 1.500.000 orang/ tahun Jumlah Total
Kendaaran per tahun : 1.000.000 kendaraan/ tahun
Efektif Operasional per tahun : 320 hariService Time 1 Kapal
(Waktu Bongkar Muat) : 3 jam

Tabel 2. 1 Perhitungan Panjang Dermaga


DATA
Penumpang : 750.000 org/thn
Kendaraan : 500.000 kend/thn
Waktu Operasional Efektif dalam 1 tahun : 320 hari

Service
Jenis Kapal Muatan Muatan Distribusi
LOA (m) Draft(m) Lebar(m) Time
(DWT) Penumpang Kendaraan Kapal %
(jam)
500 45 5 6 300 100 3 0.25
700 55 6 8 600 200 3 0.5
900 70 7 10 800 300 3 0.25

Untuk penumpang
((0,25*300) + (0,5*600) + (0,25*800)) X = 750000
575 X = 750000
X = 1305 org/thn

Untuk Kendaraan
((0,25*100) + (0,5*200) + (0,25*300)) X = 750000
200 X = 750000
X = 2500 kend/thn

Jumlah kapal yang dipilih adalah 2500 kend /thn

5
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

Distribusi kapal
Tabel 2. 2 Perhitungan Distribusi Kapal

Distribusi Jumlah
Jenis Kapal Jumlah Kapal Jumlah Kapal
Kapal per Kapal per
DWT (ton) per Tahun per minggu
tahun % hari
500 625.00 1562500.00 12 2
700 1250.00 3125000.00 24 4
900 625.00 1562500.00 12 2

Efisiensi Berth
Tabel 2. 3 Perhitungan Efisiensi Berth
Jenis Kapal Distribusi Jam Kapal Yang
Service Time Asumsi Jumlah Berth
(DWT) Kapal per hari Terlayani
500 2 3 6 0.25 1
700 4 3 12 0.5 1
900 2 3 6 0.25 1
Keterangan: Berdasarkan efisiensi waktu, kapal 500 DWT bisa dilayani di dermaga 700 DWT
atau 900 DWT karena waktu kosong dermaga 700 DWT (± 12 jam) mencukupi untuk
kapal 500 DWT untuk bersandar selama 1 jam .
L = n . LOA + 2 . 25 + (n – 1) . 15 meter
= ((0 x LOA 500) + (1 x LOA 700) + (1 x LOA 900)) + 2 x 25 meter + (2-1) x 15 meter
= ((0 x 45) + (1 x 55) + (1 x 70)) + 2 x 25 meter + (2-1) x 15 meter
= 190 meter
Kesimpulan :
Jadi Pelabuhan ini merupakan Pelabuhan Kecil yang bisa di pakai untuk kapal 700 DWT dan 900
DWT dengan panjang dermaga masing-masing sepanjang 190 M

6
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

2.2 Lapisan Breakwater

Tabel 2. 4 Perhitungan Breakwater Lapisan Primer


Lapisan Primer
menggunakan batu bulat halus dengan gelombang pecah

n= 3
Ho = 3.5 m
kemiringan = cotg ϴ = 3

ρr = 2700 kg/m3 (batu)


ρw = 1025 kg/m3 Bj air laut
Sr = ρr = 2700 = 2.634146
ρw = 1025

Tabel 2. 5 Perhitungan Breakwater Struktur Badan


Struktur Badan
KD = 1.6 gelombang pecah
Lapisan Armor
W1 = ρr*H³
KD*(Sr-1)³*cotgϴ
W1 = 2700*2.94³
1.6*(2.63415-1)³*3
W1 = 68612.8968
20.9467665
W1 = 3959.779 kg

vol = W1 = 3959.779 = 1.466585 m3


ρr 2700

vol unit armor = S1³


1.13615 = S1³
S1 = 1.04346 m

Tabel 2. 6 Perhitungan Breakwater Lapisan Sekunder


Lapisan Sekunder
W2 = W1 = 3959.779 = 395.9779 kg
10 10
vol = W2 = 395.9779 = 0.146658 m³
ρr 2700

vol unit armor = S2³


0.38296 = S2³
S2 = 0.7262 m

7
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

Tabel 2. 7 Perhitungan Breakwater Lapisan Inti


Lapisan inti
W3 = W1 = 3959.779 = 19.79889 kg
200 200
vol = W3 = 19.79889 = 0.007333 m³
ρr 2700

vol unit armor = S3³


0.085632 = S3³
S3 = 0.14279 m

Tabel 2. 8 Perhitungan Breakwater Lapisan Dasar


Lapisan dasar
W4 = W1 = 3959.779 = 7.919557 kg
500 500
vol = W4 = 7.919557 = 0.002933 m³
ρr 2700

vol unit armor = S4³


0.143146 = S4³
S4 = 0.52311 m

Tabel 2. 9 Rekap Perhitungan Breakwater


LAPISAN W (kg) VOL(m3) S(m)
PRIMER 3959.7786 1.4666 2.6341
SEKUNDER 395.9779 0.1467 0.3830
INTI 19.7989 0.0073 0.1943
DASAR 7.9196 0.0029 0.1431

Gambar 2. 1 Desain Breakwater

8
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

BAB III

PERENCANAAN FASILITAS PELABUHAN

3.1 Klasifikasi Pelabuhan Ferry dan Penumpang

Pelabuhan ferry dan penumpang merupakan pelabuhan yang melayani penyeberangan orang dan

kendaraan, sehingga perlu dibangun fasilitas- fasilitas untuk memenuhi kelegkapan suatu bangunan

dermaga. Fasilitas- fasilitas tersebut berfungsi sebagai sarana untuk kelancaran dalam proses

administrasi, serta untuk kenyamanan orang terutama bagi pengguna jasa fasilitas pelabuhan sebagai

sarana transportasi.

3.2 Perencanaan Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan

Pelabuhan ferry dan penumpang merupakan pelabuhan yang melayani penyeberangan orang dan

kendaraan, sehingga perlu dibangun fasilitas- fasilitas untuk memenuhi kelegkapan suatu bangunan

dermaga. Fasilitas- fasilitas tersebut berfungsi sebagai sarana untuk kelancaran dalam proses

administrasi, serta untuk kenyamanan orang terutama bagi pengguna jasa fasilitas pelabuhan sebagai

sarana transportasi.

❖ Perhitungan Terminal Penumpang

Fasilitas untuk penumpang

Yaitu gedung terminal untuk penumpang

A=anNαβ

dimana:
A = luas terminal untuk penumpang (m2)
a = luas yang diperlukan tiap orang (m2/orang) 2 m2

n = jumlah orang per kapal ferry/kapasitas angkut kapalferry (orang/kapal)


N = jumlah kapal ferry yang merapat/berangkat bersamaanpada saat yang
bersamaan (kapal)
α = koefisian kegunaan = 0,6 ~ 0,8

9
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

β = koefisien convergence
= 1 → jika pelayanan dari kapal ferry dalam interval yang tetap sepanjang hari
(reguler)
= 1,6 → jika pelayanan dari kapal ferry tidak teratur/tidaktetap sepanjang hari
= 3 → jika pelayanan dari kapal ferry terkonsentrasi padawaktu yang bersamaan.

❖ Perhitungan Kapasitas Parkir

Fasilitas parkir

A = anNαβ
dimana:
A = luas tempat parkir (m2)
a = luas yang diperlukan tiap kendaraan (m2/kendaraan)
→ 1 kendaraan 8 ton → a (2 × 3)m2 atau (3 × 5)m2
n = jumlah kendaraan per kapal ferry/kapasitas angkut kapalferry (kendaraan/kapal)
N = jumlah kapal ferry yang merapat/berangkat pada saatyang bersamaan (kapal)
α = koefisian kegunaan = 0,6 ~ 0,8
β = koefisien convergence
= 1 → jika pelayanan dari kapal ferry dalam interval yangtetap sepanjang hari
(reguler)
= 1,6 → jika pelayanan dari kapal ferry tidak teratur/tidaktetap sepanjang hari
= 3 → jika pelayanan dari kapal ferry terkonsentrasi padawaktu yang bersamaan

3.3 Perhitungan Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas yag terdapat di suatu pelabuhan direncanakan menjadi 2 (dua)fasilitas. Kedua


fasilitas tersebut yaitu:
1. Fasilitas Darat
Berikut adalah jenis-jenis dari fasilitas darat:
➢ Fasilitas Untuk Penumpang
Fasilitas untuk penumpang terdiri dari gedung terminal untuk penumpang, kamar
mandi yntuk penumpang dan tempat ibadah.

10
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

Tabel 3. 1 Perhitungan Fasilitas Untuk Penumpang.


FASILITAS UNTUK PENUMPANG
a= 2
n= 800
N= 2
alfa = 0.8
B= 1 reguler

A= 2560 m

➢ Fasilitas Kapasitas Parkir


Fasilitas Kapasitas Parkir terdiri dari lahan parkir untuk kendaraan pribadi, lahan parkir
untuk kendaraan besar/truk, lahan untuk menunggu masuk dan keluarnya kendaraan
munuju atau dari kapal ferry.
Tabel 3. 2 Perhitungan Fasilitas Untuk Lapangan Parkir.
Fasilitas Kapasitas Parkir
a= 15
n= 160
N= 4
alfa = 0.8
B= 1
A= 7680

2. Fasilitas Laut
Berikut adalah jenis-jenis dari fasilitas laut pelabuhan:
➢ Lebar Alur Pelayaran

Lebar alur pelayaran kapal tergantung kepada lebar kapal, kecepatan kapal,

gerakan kapal, kedalaman alur, sempit atau lebarnya alur, angin, gelombang dan arus melintang
dalam alur.
Lebar Alur Pelayaran
LA : 5. B
LA : 5(10) 10 adalah lebar kapal 900 DWT
LA : 50 m

➢ Mulut Pelabuhan
Mulut pelabuhan harus dibuat tegak lurus dengan alur pelayaran, tidak menghadap pada arah
datang gelombang yang dominan dan tidak menghadap pada arah datang angkutan sedimen
yang dominan.

11
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

Lebar Mulut Pelabuhan


100 m karena jenis Pelabuhan Kecil

➢ Kolam Pelabuhan
Kolam putar digunakan kapal ferry dengan dibantu kapaltunda. Kedalaman kolam putar
yaitu dari panjang kapal (LOA).
Jari - Jari Kolom Luar
R= LOA ( Asumsi dibantu kapal tunda)
R= 70 m

Jarak Antar Kolam Putar di Dermaga Dengan Breakwater


0.5*LOA
0.5*70
35 m

Kedalaman Kolam Pelabuhan


dKolam = 1.1 * draft kapal terbesar
dKolam = 1.1 * 7
dKolam = 7.7 m

Tabel 3. 3 Perhitungan kedalaman Kolam Pelabuhan


Kedalaman Alur Pelayaran
1 Lebar kapal terbesar : 10 m
2 kondisi tanah lempung maka faktor empiri : 0.5 m
3 tenggang pasut : 0.5 m
4 squat : 0.3 m
5 trim : 0.3 m
6 pitching and rolling (H/2) : 1.5 m
maka d alur 13.1 m

Perhitungan breakwater dilakukan hanya pada gelombang pecah karena posisi

variable dB yang berada pada gelombang pecah.

12
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

3.4 Perhitungan Fender dan Bollard

3.4.1 Perhitungan Fender

Perhitungan Fender Rencana

DWT = 900
W = 1000 ton
LOA = 70 m
Draft = 7 m
B kapal = 10 m
V kapal saat merapat = 0.15 m/det
α = 10
V angin = 20 m/det
V arus = 0.5 m/det
ρo = 1025 kg/m3 = 1.025 ton/m3
ρ arus = 104.5 kg.f.d/m4
Cc = 0.9
Defleksi Fender = 1
Tinggi Fender = 0.8 m
Tinggi kapal diatas air = 4.49

- Energi Benturan Kapal

E = x Cm x Cb x Cs xCc
= 1.35807108 tm

I =

= 17.5

Cb = ρo Lpp = 0.846 LOA^1.0193

= = 64.28043 m

= 0.21681998

Cm = 1+((phi*d)/(2CbB))
= 6.068721073

r/LOA = 0.207142857 r = 14.5


I = 17.5

Ce =

= 0.407066796

13
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

- Gaya Akibat Angin


Qa = 0,063*V^2
= 0.063*20^2
= 25.2 kg/m2

AW = B * Tinggi kapal diatas air


= 44.9 m2

- Gaya longitudinal jika angin datang dari haluan (α = 0°)


RW = 0,42*Qa*AW
= 0,42*25.2*44.9
= 475.2216 kg

- Gaya longitudinal jika angin datang dari buritan (α = 180°)


RW = 0,5*Qa*AW AW = t*B
= 0,5*25.2*44.9 = 44.9
= 565.74 kg

- Gaya lateral jika angin datang dari samping (α = 90°)


RW = 1,1*Qa*AW AW = t * LOA
= 8712.396 kg = 314.3

- Gaya Akibat Arus


gaya tekanan arus sejajar as kapal (arah lurus)
S = Draft * B
= 70 m2

Rf = 0,14*S*V^2
= 2.45 kg.f

gaya tekanan arus sejajar as kapal (samping)


B' = LOA * Draft
= 490 m

Rf = 0,5 * ρ arus * C * V^2 * B'


= 6400.625 kg.f

gaya akibat angin terbesar + gaya arus terbesar


= 8712.396 + 6400.625
= 15113.021 kg.f

- Jarak Maksimum Antar Fender


log r = -1,055 + 0,650 log(DWT)
log r = -1,055 + 0,650 log(900)
log r = 0.865257631
r = 7.34273 m

L = 2*(r^2 - (r-h)^2)^0,5
= 6.665843683 m
Jarak Maksimum Fender = 7 m

14
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

3.4.2 Perhitungan Bollard

- BOLLARD
RW maks = 8712.396 kg.f
Rw/2 = 4356.198 kg.f
Tu = (Rw/2)/sinα
= 25086.34446 kg.f

- Baut pada Bollard


Tu = 25086.34446 kg.f
Diameter baut = 20 mm
h (tinggi bollard) = 0.5 mm
t (tebal pelat tarik) = 20 mm
Nb = 4 buah (asumsi)
Ab = 1/4 x phi x db^2
= 314 mm2
y = 0.5 mm2 (tinggi baut)
KUALITAS BAUT :
σ baja = 4666.9 kg/cm2
σ baut = 2800 kg/cm2

- Gaya angkat pada baut


Vb = Tu/Nb
= 6271.586115 kg

σ baut = Vb / Ab
= 79.89281676 kg/cm2

- Gaya tarik total pada baut dideret


N = (Tu * y)/h
= 15678.96529 kg
- Tegangan
σ tr = N/A baut
= 49.93301047

cek : 199.7320419 < 2800 ok

- Kekuatan desak > sigma baut * A baut


d = 3
s (tebal pelat) = 2 cm
σ desak = 1,5 x σ baja
= 7000.35 kg/cm2
cek : d x s x σ desak > σ baut x A baut
: 42002.1 > 25086.34 ok

15
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

3.5 Zero Up Crossing

Teori Zero Up Crossing (ZUC) atau Crossings of Zero adalah sebuah teori yang digunakan
dalam analisis sinyal dan sistem. Konsep dasar dari ZUC adalah mengidentifikasi dan menganalisis
jumlah dan waktu saat sinyal melewati atau melintasi level referensi nol.

Zero up crossing (ZUC) atau Crossings of Zero dapat diterapkan dalam analisis pasang surut.
Pasang surut adalah perubahan periodik dalam tinggi air laut yang terjadi sebagai hasil dari
interaksi gravitasi antara Bumi, Bulan, dan Matahari. ZUC dalam konteks pasang surut mengacu
pada saat di mana tinggi air laut melintasi level nol atau tinggi air rata-rata.

Dalam analisis pasang surut, Zero up crossing dapat memberikan informasi tentang pola dan
frekuensi pasang surut. Ketika tinggi air laut melewati level nol dari bawah ke atas, itu menandakan
terjadinya pasang naik (flood tide), sedangkan ketika tinggi air laut melewati level nol dari atas ke
bawah, itu menandakan terjadinya pasang surut (ebb tide).

Dengan menggunakan metode Zero up crossing, kita dapat menghitung jumlah crossings of
zero dalam interval waktu tertentu dan mengidentifikasi pola dan frekuensi pasang surut. Hal ini
penting dalam pemodelan dan pemantauan pasang surut, yang memiliki implikasi dalam navigasi
kapal, kegiatan pesisir, perencanaan pembangunan di daerah pesisir, dan pemahaman ekosistem
pesisir.

Metode yang umum digunakan dalam analisis pasang surut melibatkan penggunaan data
pengukuran tinggi air laut pada interval waktu tertentu. Dengan menggunakan metode Zero up
crossing, kita dapat mengidentifikasi dan menghitung frekuensi pasang surut serta memperoleh
informasi tentang pola dan amplitudo pasang surut.

Penting untuk dicatat bahwa analisis pasang surut melibatkan faktor-faktor kompleks seperti
gravitasi, konfigurasi pantai, medan pasang surut regional, dan cuaca. Oleh karena itu, analisis yang
lebih komprehensif dan model matematis yang canggih sering digunakan untuk memprediksi
pasang surut dengan lebih akurat.

Identifikasi Pola Pasang Surut: Dengan menggunakan metode Zero Up Crossing, kita dapat
mengidentifikasi pola pasang surut yang terjadi pada suatu wilayah. Dengan menghitung jumlah
crossings of zero dalam satu siklus pasang surut, kita dapat menentukan pola dasar pasang surut
seperti pasang naik (flood tide) dan pasang surut (ebb tide), serta menentukan frekuensi dan periode
pasang surut.

16
ASISTENSI SIA – 407 REKAYASA PANTAI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
JL.PHH Mustofa No.23 Bandung – 40124 Telp. 022-7272215

Gambar kerapatan tinggi gelombang

Tinggi dan Perioda Gelombang

H max 1,26 Tmax 4,04


H 1/10 7,94 T1/10 2,48
H 1/3 2,38 T1/3 0,74
H Rata -Rata 0,45 T rata-rata 2,6
H min 0,01 T min 0,94
Hrms 0,05

17

Anda mungkin juga menyukai