Anda di halaman 1dari 1

NAMA :RITA

STAMBUK :B10120254
KELAS :E
MK :GLOBALISASI

globalisasi secara masif diberlakukan di seluruh dunia sejak tahun 1980 seiring dengan
kian dominannya Blok Barat yang dikomandoi oleh Amerika Serikat dalam percaturan
dunia setelah kolapsnya Uni Sovyet dengan Blok Timurnya. Sebagai sebuah sistem,
globalisasi tentu memunculkan dampaknya terhadap masyarakat dunia. Pada saat
suatu negara mampu menangkap berbagai peluang dalam mengembangkan negaranya
maka pada satu sisi tersebut tentu memberikan ruang globalisasi berdampak positif bagi
upaya pemerintahnya memperbaiki perekonomiannya dan meningkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya tentu akan memperoleh standar hidup yang lebih layak. Hal
ini karena globalisasi menyediakan arena berkompetisi yang sama bagi setiap negara
untuk memanfaatkan peluang yang disediakan. Fenomena kesuksesan Tiongkok dan
India menjadi contoh fenomena tersebut, yaitu kedua negara tersebut mampu
memanfaatkan kesempatan- kesempatan yang disediakan globalisasi yang membuat
perekonomiannya mengalami peningkatan, bahkan kemudian menjadi dua kekuatan
baru ekonomi dunia yang layak dikemukakan sebagai perbandingan dan contoh untuk
negara lainnya.
Sebaliknya, globalisasi ternyata juga memunculkan berbagai efek negatif di seluruh
penjuru dunia. Menurut Petras and Veltmeyer, globalisasi hanya dinikmati oleh negara-
negara maju, sementara negara-negara Dunia Ketiga hanya berperan sebagai
penonton, bahkan menjadi konsumen dan korban dari beragam ekses negatif yang
ditimbulkannya. Menurut Shiva, globalisasi juga memarginalisasi petani yang ada di
negara- negara Dunia Ketiga karena berbagai aturan perdagangan global membuat
mereka semakin terpinggirkan, bahkan tercerabut dari sistem, profesional dan cara
hidup yang selama ini dilakoninya. Kekurangan pendanaan, terbatasnya infrastruktur,
dan terbatasnya kesiapan sumber daya manusia yang ada menjadi kendala dan
penghambat pergerakan penyerapan efekpositif globalisasi pada negara berkembang
dan negara dunia ketiga lainnya.
Lebih jauh juga diklaim oleh Tauli-Corpuz, globalisasi justru mengikis sistem ekonomi
dan kebudayaan lokal yang ada di negara-negara Dunia Ketiga karena proyek-proyek
yang dibiayai oleh badan kapital (IMF) lebih banyak dilaksanakan di daerah-daerah
tanpa ada pembicaraan terlebih dahulu dengan penduduk lokal. Hirst and Thomson juga
mengatakan bahwa globalisasi yang diklaim sebagai sarana menuju kesejahteraan
masyarakat dunia ini tidak lebih hanya sebuah mitos. Karenanya, Hirst and Thomspon
mengajukan lima argumen untuk mendasari kesimpulan tersebut.
 Contoh kasus globalisasi dan perbandingan administrasi publik ialah, di indonesia
negara kita sendiri begitu banyak nya pemerintah yang melanggar aturan tapi
kebanyakan dari mereka tidak di hukum, entah itu persoalan ekonomi maupun politik

Anda mungkin juga menyukai