Anda di halaman 1dari 10

MATERI DRILL PAP

NO PERTANYAAN JAWABAN
.
1. Apa yang dimaksud Asuhan yang seragam adalah akses asuhan dan pengobatan yang memadai dan
dengan asuhan diberikan oleh PPA yang kompeten tidak bergantung waktu ( jam dan hari )
yang seragam ?
2. Apa tugas MPP Manajer pelayanan di Rumah Sakit Islam Suktan Agung Semarang, yang bertugas untuk
( Manajer mengintegrasi dan mengkoordinir kegiatan pelayanan dan asuhan pasien dengan
Pelayanan sasaran yang menghasilkan efisiensi,penggunaan SDM dan sumber lainnya yang efektih
Pasien ) ? dan hasil asuhan pasien yang lebih baik
3. Apa bukti asuhan Bukti asuhan teritegrasi pada layanan di Rumah Sakit Islam Suktan Agung Semarang
terintegrasi pada yaitu Terdapatnya notasi atau catatan dan verifikasi dari DPJP sebagai leader dari PPA
layanan asuhan yang terdapat pada lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi ( CPPT )
pasien ?
4. Siapa yang Pasien resiko tinggi :
termasuk kriteria a. Pasien emergensi
pasien resiko tinggi b. Pasien koma
? c. Pasien dengan alat bantuan hidup
d. Pasien risiko tinggi lainnyayaitu, pasien dengan penyakit jantung, hipertensi,
stroke dan diabetes
e. Pasien dengan risiko bunuh diri
5. Apa yang termasuk Pelayanan risiko tinggi :
pelayanan risiko a. Pelayanan pasien dengan penyakit menular
tinggi ? dan penyakit yang berpotensi menyebabkan kejadian luar biasa
b. Pelayanan pada pasien dengan “immuno-suppressed’
c. Pelayanan pada pasien yang di restrain
d. Pelayanan pada pasien yang menerima kemoterapi
e. Pelayanan pasien paliatif
f. Pelayanan pada pasien yang menerima radioterapi
g. Pelayanan pada pasien risiko tinggi lainnya ( misalnya terapi hiperbarik dan
pelayanan radiologi intervensi )
h. Pelayanan pada populasi pasien rentan, pasien lanjut usia ( geriatri ) misalnya
anak- anak, dan pasien berisiko tindak kekerasan atau diterlantarkan misalnya
pasien dengan gangguan jiwa
6. Bagaimana Prosedur pengakajian pasien :
prosedur a. Pangkajian awal
pengkajian - Riwayat pasien, keluarga
pasien ? - Riwayat penyakit
- Riwayat pengobatan
- Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MST( Mal nutrition
Screening Tools ) untuk pasien dewasa, Strong Kids untuk pasien anak,
MNA ( Mini Nutritional Assesment) untuk pasien geriatri
- Status spiritual : bimbingan spiritual yang dibutuhkan ( ibadah, do’a,
dzikir, motivasi kesembuhan )
b. Pengkajian lanjutan
- Tanda vital pasien
- Nyeri
- Gizi
- Risiko jatuh
- Pengkajian spiritual pasien ( form catatan pengkajian spiritual pasien )
c. Peangkajian pasien pulang
- ( checklist discharge planning : informasi kesehatan, edukasi kesehatan
untuk pasien dirumah, persiapan pemulangan, , bimbingan spiritual
7. Apa tindak lanjut Tindak lanjut jika didapatkan risiko malnutrisi pada pengkajian awl pasien yaitu dengan
bila didapatkan segera merujuk ke dietisien/nutrisionis untuk dilakukan pemgkajian gizi dan dilanjutkan
risiko malnutrisi dengan langkah- langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar dengan metode ADIME
pada ? ( Asesmen, Diagnosa Gizi, Intervensi ,Monitoring, Evaluasi )
Bagaimana Pasien diberi edukasi tentang pembatasan diet pasien, resiko kontaminasi serta
8. prosedur yang pembusukan, dan Sistem Jaminan Halal Instalasi Gizi oleh dietisien/nutrisionis
dilakukan jika menggunakan materi edukasi tentang “ Petunjuk Bagi Pasien dan Pengunjung yang ingin
pasien / keluarga Membawa Makanan ke Rumah Sakit
membawa
makanan dari luar
rumah sakit ?
Apa saja yang Pengisisn form awal keperawatan
9. harus dilengkapi - Riwayat kesehatan
oleh perawat saat - Pemeriksaan fisik
pengisian Form - Psiko – Sosial / Ekonomi
Pengkajian Awal - Spiritual
Keperawatan ? - Riwayat Alergi
- Pengkajian Nyeri
- Resiko Jatuh
- Pengkajian Fungsional
- Risiko Nutrisi
- Masalah keperawatan
10. Bagaimana Melalui pengisian checklist kolom monitoring dan evaluasi gizi pada form pengkajian
perawat harian
melakukan
monitoring dan
evaluasi gizi pada
form Pengkajian
harian ?
11. Kapan skrining Skrining nyeri dilakukan saat pasien awal masuk atau ketika pasien datang baik dari
nyeri dilakukan ? Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap dan Gawat Darurat.
12. Bagaimana Skrining nyeri dilakukan dengan cara
melaksanakan - Bertanya dengan jawaban : YA atau TIDAK ( jika pasien sadar ), skrining
skrining nyeri ? nyeri dilakukan dengan cara menanyakan, apakah ada rasa nyeri / rasa
sakit
- Bertanya dengan jawaban anggukan atau gelengan ( Pasien yang dapat
diajak berkomunikasi namun tidak dapat berbicara), jawaban YA dengan
mengangguk dan jawaban TIDAK dengan menggeleng
13. Bagaiman Pengkajian nyeri di Rumah sakit islam sultan agung semarang dengan pengkajian PQRST :
pengkajian nyeri di P= Provocation and Palliation
Rumah Sakit? - Adakah penyebab dan pemicu nyeri ?
- Adakah hal – hal yang menbuat nyeri berkurang ?
- Hal – hal apa sajakah yang membuat nyeri bertambah ?
Q= Quality and Quantity
- Apa yang di temukan saat dilakukan perabaan,pengamatan dan
pendengaran?
- Seberapa kuat rasa nyerinya ?
R= Region and Radiation
- Dapatkah menyebutkan dimana pusat nyerinya ?
- Apakah nyeri tersebut menyebar ?
S= Severity and Scale
- Apakah nyeri berhubungan saat melakukan aktifitas ?
- Dapatkah rasa nyeri tersebut diukur dengan skala 1 sampai 10 ?
T= Timing and Type of Onset
- Kapan pertama kali nyeri muncul ?
- Seberapa sering nyeri muncul ?
- Apakah nyeri timbul secara tiba – tiba atau perlahan?
14. Tool apa saja yang Tool yang digunakan dalam pengkajian nyeri
digunakan dalam a. Numeric Rating Scale : indikasi pada pasien dewasa dan anak berusia >3
pengkajian nyeri ? tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas
nyeri yang dirasakan.

b. Wong Baker Faces Pain Scael : indikasi pada pasien dewasa dan anak usia >
3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyeri dengan angka

c. Comfort Scale : indikasi pasien bayi, anak, dan dewasa di


ruang rawat intensif/kamar operasi/ruang rawat inap yang
tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale atau
pun Wong-Baker FACES Pain Scale.
Kategori tersebut adalah :
1. Kewaspadaan
2. Ketenangan
3. Distress pernapasan
4. Menangis
5. Pergerakan
6.Tonus otot
7.Tegangan wajah
8. Tekanan darah basal
9.Denyut jantung basal
d. NIPS(Neonatal Infant Pain Scale) : indikasi melakukan pada infant dan
neonatal usia <1 tahun
Minimal skore : 0
Maksimal skore : 6

PARAMETER FINDI POINTS


Ekspresi wajah Santai NG 0
Meringis 1

Menangis Tidak menangis 0


Merengek 1

Menangis kuat 2
Pola bernapas Santai 0
Perubahan pola bernapas 1
Lengan Santai 0
Fleksi/extensi 1
Kaki Santai 0
Fleksi/extensi 1

Keadaan rangsangan Tertidur/ bangun 0

1
Pada bayi prematur , ditambahkan dua parameter lagi yaitu : heart rate
dan saturasi oksigen

Heart Rate 10% dari baseline 0


11-20% dari baseline 1
>20% dari baseline 2
Saturasi oksigen Tidak diperlukan 0
Penambahan oksigenoksigen tambahan
diperlukan 1
Skor
0 : Tidak nyeri
1-2 : nyeri ringan
3-4 nyeri sedang
> 4 nyeri berat

Total skor antara 0-7. Intervensi yang dilakukan dilaksanakan berdasarkan skor
tersebut seperti tampak pada table berikut:

Tingkat nyeri Interve


0-2 = tidak ada nyeri sampai nyeri Tidak ada nsi
ringan
3-4 nyeri ringan sampai moderate Non farmakologis intervensi dengan
asesmen ulang 30 menit
>4 = nyeri hebat Intervensi non farmakologis dan mungkin
farmakologis dengan asesmen ulang dalam
3 menit

Keterangan skala nyeri sesuai NIPS


1. Skor 0 = bebas nyeri
2. Skor 1-2 = nyeri derajat ringan
3. Skor 3-4 = nyeri derajat sedang
4. Skor >4 = nyeri derajat berat

e. FLACC Score : Indikasi usia < 3 tahundapat dinilai juga dengan


FLACC Score, dimana penilaian skala berdasarkan Face, legs,
activity, cry and consolability

Skore 0= tidak nyeri 1-3= nyeri ringan, 4-6= nyeri sedang, 7-9 nyeri berat, 10=
nyeri sangat berat
Krite 0 1 2
Face ria Tidak ada Sesekali meringis, Sering
(wajah) ekspresi mengerutkan
mengerutkan
tertentu/ dahi, tidak dahi, rahang
tertarik terkatup,
tersenyum dagu
gemetar
Legs Normal/ Cemas, gelisah, Menendang,
(Kaki) santai tegang menarik

Activity Berbaring Menggeliat, tegang Melengkung,


tenang, kaku,
(aktifita
f. Behavio
s) posisi menyentak ural Pain
normal, Scale
Cry Tidak ada Mengerang, Menangis terus, (BPS)
(tangis) teriakan, merintih, terisak, dan
Critical
Care
Consola puas, tenang, Sesekali dihibur, Sulit untuk Pain-
bility santai dialihkan, dihibur dan Observa
tion Tool
diyakinkan dengan dibuat nyaman (CPOT )
sentuhan

Penilaian Deskri Skor


psi
Ekspresi wajah Santai 1

Tertekan sebagian (misalnya alis 2


turun)
3
Tertekan seluruhnya (misalnya
kelopak mata tertutup)

Grimas (meringis) 4

Pergerakan Tidak ada pergerakan 1


anggota
Bengkok sebagian 2
gerak atas
Bengkok seluruhnya dengan jari 3
fleksi
4
Tertarik secara permanen
Kepatuhan Pergerakan yang masih dapat 1
terhadap ditoleransi
ventilasi
Batuk namun dapat ditoleransi
mekanis 2
Melawan ventilator
3
Tidak dapat mengontrol ventilasi
4
CPOT (Critical Care Pain Observation Tools)
1) Indikasi : pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif/kamar
operasi/ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric
Rating Scale atau Wong-Baker FACES Pain Scale
2) Instruksi masing- masing 6 kategori di buat score 0 – 2
Score dari ke 6 item dijumlahkan
Nilai 0 tidak nyeri
Nilai 1 – 3 nyeri ringan
Nilai 4 – 6 nyeri sedang
Nilai 7 - 9 nyeri berat
Nilai ≥ 10 nyeri sangat berat

Kategori Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


Ekspresi wajah Tidak tampak Dahi Kontraksi dapat diatasi
mengkerut,
kontraksi dengan mata
otot wajah penurunan alis memejam cepat
mata,
Gerakan tubuh Tidak bergerak kontraksi
Gerakan lambat Berusaha mencabut

sama sekali berusaha selang (tube).


menyentuh Berusaha duduk,
daerah gerakan tangan/kaki
nyeri tidak mematuhi
perintah, mencoba
melompat
Ketegangan Tidak ada tahanan Ada tahanan saat Tahanan yang kuat
otot(evakuasi
saat digerakkan digerakkan sampai tidak
dengan
bisa
menggerakkan
dikerjakan
lengan secara
pasif)
Mengikuti ventilator Alarm tidak Alarm berbunyi Asinkroni, alarm seri
atau (Terintubasi)
Atau vokalisasi berbunyi, tetapi bunyi
(Ekstubasi) ventilasi lancar berhenti
Menangis atau
sendiri.
Bicara berteriak
Mengeluh
secara
atau
Penggunaan obat Tidak memakai obat Memakai obat Memakai obat terus
(Drug)
Intermitten menerus
Ketegangan Otot Tidak ada tahanan Ada tahanan saat Tahanan yang kuat

(evakuasi dengan saat digerakkan digerakkan sampai tidak


menggerakkan bisa
lengan secara pasif) dikerjakan
g. CRIES ( Cry, Respiration, Increasing HR/BP, Expression, and Sleep )
Pada neonates yang baru dilakukan operasi, asesmen nyeri dilakukan
dengan teknik CRIES

Parameter 0 1 2
Menangis Tidak Melengking tinggi Tidak dapat

ditenangkan

Kebutuhan O2 Tidak <30% >30%


untuk

Mencapai
saturasi
oksigen
>95%

Peningkatan Nadi dan Tensi = Nadi dan Tensi Nadi dan Tensi
tanda
atau < dari nilai meningkat < 20% meningkat >20% nilai
vital sebelum operasi preoperative
nilai preoperatif

Ekspresi Tidak ada Grimas (meringis) Meringis atau

mendengkur

Tidak dapat Tidak Bayi bangun pada Bayi bangun selalu


tidur interval tertentu

Nilai skor 0 artinya tidak ada rasa nyeri


Jika nilai skor lebih dari 5 maka bayi post operasi tersebut merasakan nyeri
sehingga perlu dilakukan manajemen dengan pemberian analgetik. Pengkajian ulang
dilakukan satu jam selama 24 jam pertama setelah dilakukan tindakan setiap 4 jm
pada 48 jam berikutnya

h. PAINAD(Pain Assesment in Advanced Dementia) Scale

Indikasi : Pada pasien yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik atau
memang tidak dapat berkomunikasi sama sekali. Misalnya pada pasien
stroke atau pada pasien yang berada di tahap akhir penyakit
Alzheimer’s. Pada pasien-pasien ini dilakukan skrining sekaligus
asesmen dengan menggunakan Pain Assessment in Advanced Dementia
(PAINAD) Scale.Jika nilai skor adalah 0 maka berarti tidak ada nyeri
Perhatikan 0 1 2 Skor

i. A
Pernafas Normal Pernafasan Nafas sesak s
an sesak dan e
bersuara. s
spo sesekali Periode m
nta e
Periode hiperventila
n n
hiperventilasi si lama.
ata
Vokalisas Tidak Kadang Respirasi
Kesulitan
i ada mengerang. memanggil yang
berulang.
negative Berbicara Erangan keras.
dengan Menangis
Ekspresi Terseny nada
Sedih. Merin
wajah um Ketakutan. gis
(facial
atau Cemberut. grimac
Bahasa tanpa
Santai Tegang. Kaku. Tangan
tubuh Mondar- terkepal. Lutut
ditarik ke atas.
mandir Menarik atau
terteka mendorong
n.Gelis menjauh.
ah Mencorat-
Kebutuh Tidak Terganggu Tidak dapat
an dengan menghibur,
memb menenangk
untuk utuh suara atau an, atau
dihibur kan sentuhan
meyakinkan
untuk
dihibu
r

Total
nyeri pada geriatric yang valid, reliabel, dan dapat diaplikasikan
menggunakan Functional Pain Scale seperti di bawah ini
Functional Pain Scale
Skor normal / yang diinginkan : 0-2
Skala nyeri Keterangan
0 Tidak nyeri
1 Dapat ditoleransi (aktivitas tidak terganggu)
2 Dapat ditoleransi (beberapa aktivitas edikit terganggu)

3 Tidak dapat ditoleransi (tetapi masih dapat menggunakan


telepon, menonton TV, atau mmembaca

4 Tidak dapat ditoleransi (tidak dapat menggunakan telepon,


menonton TV, atau membaca)

5 Tidak dapat ditoleransi (dan tidak dapat berbicara karena


nyeri)

Dilakukan pada pasien yang di rawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan
adanya rasa nyeri, sebagai berikut :
a. Monitoring setiap 30 menit dan pengakjian ulang nyeri kurang dari 2 jam
setelah tatalaksana nyeri non farmakologik
b. Monitoring setiap 30 menit dan pengkajian ulang setiap 4 jam ( pada pasien
yang sadar / bangun ) yang diberikan intervensi obat non opioid, pasien
yang menjalankan prosedur yang menyakitkan, sebelum transfer pasien,
dan pasien sebelum pulang dari rumah sakit.
c. Pengkajian ulang 30 menit setelah intervensi obat injeksi
d. Pengkajian ulang 60 menit setelah intervensi obat oral
e. Pengkajian ulang 1x per shift bila skor nyeri 1-3
f. Pengkajian ulang setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
g. Pengkajian ulang setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10
h. Pengkajian ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat- obat
intravena pada pasien jantung /cardiac
i. Monitoring setiap 1 jam dan pengkajian ulang setiap 4-6 jam setelah
pemberian obat nyeri opioid 3 pada nyeri akut / kronik

15. Kapan dilakukan


pengkajian ulang
nyeri
16. Bagaimana prosedur Prosedur yang dilakukan jika pasien dalam kondisi tahap terminal adalah segera
yang dilakukan jika melakukan pengkajian pasien dengan menggunakan form pengkajian pasien tahap
pasien dalam kondisi terminal dan memastikan kebutuhan pasien tahap terminal terfasilitasi dengan baik
tahap terminal ?
17 Cara RS memberikan pelayanan pada pasien resiko tinggi :
Bagaimanakah cara a. Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggap berisiko tinggi di RS
RS dalam b. Menetapkan prosedur, Panduan Praktik Klinik (PPK), clinical pathway dan
memberikan rencana perawatan secara kolaboratif
pelayanan pada c. Melatih staff untuk menerapkan prosedur, Panduan Praktik Klinik (PPK),
pasien resiko tinggi? clinical pathway dan rencana Perawatan

18 Bagaimanakah Prosedur pelayanan darah dan produk darah


prosedur pelayanan a. Pemberian persetujuan (informedconsent)
darah dan produk
b. Permintaan darah
darah
c. Tes kecocokan
d. Pengadaan darah
e. Penyimpanan darah
f. Identifikasi pasien
g. Distribusi dan pemberian darah
h. Pemantauan pasien dan respons terhadap reaksi transfusi

19 Siapakah yang Staff yang kompeten dan berwenang (SPK dan RKK)
memberikan
pelayanan pasien
resiko tinggi?
20. Berapa lama repon Respon time codblue kurang dari 5 menit
time codeblue?
21. Apa yang dilkaukan Lakukan A 3 ( Aman diri, aman lingkungan dan aman pasien )
jika ada pasien henti Kemudian aktifkan codeblue telp 60000
nafas /henti jantung?
22. Sebelum tim Sebelum tim codeblue datang yang harus dilakukan
codeblue datang apa - Lakukan kompresi dan ventilasi
yan harus dilakukan ? - Persiapan monitor dan ECG
- Persiapkan
23. Saat tim codeblue Mengambil posisi masing- masing peran di kompresi atau ventilasi
datang apa yang
dilakukan ?
24. Bagaimana cara Menghubungi operator gawat darurat di telp 6000
mengaktifkan respon Informasikan lokasi pasien , dewasa anak , kondisi korban
codeblue ?

Anda mungkin juga menyukai