TINJUAN PUSTAKA
2016). Citra merek dapat memperkuat ingatan pelanggan terhadap merek tersebut
(Errajaa et al., 2020). Mengingat pentingnya citra merek, Chen dan Chain (2010)
membuktikan, citra merek hijau sebagai persepsi pelanggan tentang kemitraan dan
konsekuensi positif dari peningkatan merek ramah lingkungan. Citra merek hijau
meningkatkan kesadaran lingkungan dan aturan internasional yang ketat. Disisi lain,
efek berbeda di hati konsumen, dan mengukir/ ceruk yang ideal (Ries and Trout, 2001).
Transportasi udara khususnya dicirikan oleh lingkungan persaingan yang ketat, dan citra
merek maskapai penerbangan diakui sangat penting. Citra merek yang dipersepsikan
secara positif dan kuat oleh konsumen mempengaruhi rasa kepercayaan dan keamanan
antara pelanggan dan konsumen (Lin dan Ryan, 2016). Green Brand Image mengacu
9
10
pada rangkaian kesan yang ditimbulkan oleh konsumen melalui observasi, dan konsumsi
yang mana kesan tersebut cenderung mengubah citra merek sebagai faktor penentu
keputusan (Al Haddad; 2015); dengan demikian citra merek memiliki peran penting/
menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai suatu ide ataupun objek (Armstrong
dan Kotler, 2009; Xie et al., 20at19). Disisi lain, sikap terhadap lingkungan, merupakan
penilaian pribadi tentang perlindungan lingkungan Lee dan Faber, (2007); Salam et al.,
(2021).
positif/negatif yang muncul sebagai akibat dari kepuasan, dan persepsi terhadap merek
yang diberikan oleh konsumen (Grace dan O'Cass, 2005). Sikap lingkungan dipandang
sebagai seperangkat keyakinan dan perasaan yang berpusat pada isu dan aktivitas
lingkungan (Schultz et al., 2007). Disamping itu, sikap lingkungan dipahami sebagai
apresiasi pribadi terhadap perlindungan lingkungan Lee dan Faber, (2007); Salam et al.,
(2021).
11
Green Brand Trust merupakan kepercayaan yang kuat terhadap sesuatu, dan
penyedia layanan (Chiu et al., 2012); Han and Hyun, 2013). Keyakinan merupakan
dalam arti pelanggan mempercayai suatu merek, akan terlibat dalam pembelian
berulang, yang menghasilkan loyalitas merek; dan hubungan dapat dibangun antara
jangka panjang antara konsumen dan merek (Kohlia et al., 2014). Terciptanya hubungan
membeli kembali produk Moussa (2021). Selanjutnya, sebagai faktor psikoanalitik yang
berkelanjutan, cinta merupakan kombinasi yang terbentuk dari sikap, keyakinan, emosi
dan perilaku Hegner et al., (2017); Huang, (2019). Disisi lain kesinambungan rasa cinta,
beberapa penelitian menunjukkan, bahwa cinta berada dalam tahapan berbeda yang
bersifat dinamis dari waktu ke waktu (Huber et al., 2015); (Langner et al., 2015). Cinta
12
merek merupakan perasaan yang diukur dalam skala dari rendah ke tinggi. Pada tingkat
merek yang lebih rendah, individu hanya menyatakan bahwa tidak menyukai merek
tersebut, dan perasaan ini telah dialami oleh sejumlah besar merek, dan retensi tinggi
diketahui terimplementasi di beberapa merek, (Ahuvia et al., 2015; Zhang et al., 2020).
Membangun citra merek dengan pelanggan, memberi arti bahwa hal ini dapat
membuat pelanggan percaya terhadap suatu merek. Semakin baik citra merek yang
dibangun, maka dapat meningkatkan Green Brand Love terhadap suatu brand. Disisi
lain pula, sikap terhadap suatu merek melemah ketika citra merek yang diciptakan oleh
suatu brand buruk. Persaingan sengit antar merek memaksa strategi branding untuk
menciptakan efek berbeda di hati konsumen, dan mengukir/ ceruk yang ideal (Ries and
Trout, 2001). Sikap lingkungan dipandang sebagai seperangkat keyakinan dan perasaan
yang berpusat pada isu dan aktivitas lingkungan (Schultz et al., 2007). Kepercayaan
yang kuat terhadap sesuatu, dan merupakan kunci guna menjaga kesinambungan
pengaruh antara pelanggan beserta penyedia layanan. (Chiu et al., 2012); Han and Hyun,
Jika pemasar hanya fokus pada Green Brand Image saja, marketer dapat memperhatikan
Green Brand Attitude untuk meningkatkan Green Brand Love, selain itu, untuk dapat
meningkatkan Green Brand Love, bisa dilakukan dengan membangun sikap konsumen
13
terhadap merek dan kepercayaan merek. Berdasarkan uraian diatas ke empat variabel
tersebut memiliki hubungan, sehingga dapat dibuat rerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1
Rerangka Konseptual
Green Brand
Attitude H4
H1
H5
Green Brand Green Brand Love
Image
H2 H5
Green Brand Trust
Pengaruh Green Brand Image, Green Brand Attitrude, Green Brand Trust terhadap Green Brand
Love
beberapa cara dalam berbagai konteks. Dean (2002) Fan, (2019); Liu et al., (2020).
Yu dan Dong (2010) menemukan, bahwa persepsi kualitas dan citra merek
Studi yang dilakukan oleh Flavian et al;. (2005) telah membuktikan, bahwa Green
Penelitian (Lin et al., 2017) telah membuktikan suatu hasil, bahwa Green Brand
Image berpengaruh positif terhadap Green Brand Trust, yang mana Citra merek telah
Trust).
Studi yang dilakukan oleh Voester et al., (2017) telah membuktikan suatu hasil,
bahwa Green Brand Attitude berpengaruh positif terhadap Green Brand Love, yang
mana sikap positif terhadap suatu merek dapat membuat perilaku konsumen yang
dianggap sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kecintaan merek (Brand Love).
Selanjutnya, studi yang dilakukan oleh Chaudhari dan Holbrook (2001) telah
membuktikan, bahwa Green Brand Attitude berpengaruh positif terhadap Green Brand
Love, yang mana sikap terhadap suatu merek berpengaruh positif terhadap kemampuan
Studi yang dilakukan oleh Kadarusman dan Deccasari (2019) telah membuktikan,
bahwa Green Brand Trust berpengaruh positif terhadap Green Brand Love, yang mana
Semakin besar kepercayaan terhadap merek, maka semakin besar kecintaan konsumen
15
merek, maka semakin rendah pula kecintaan konsumen terhadap merek tersebut.
Studi yang dilakukan oleh Albert dan Merunka (2013) menunjukkan, bahwa
Studi yang dilakukan oleh Cho dan Fiore (2015) telah membuktikan, bahwa citra
konsumen untuk menyimpan atribut merek yang positif dalam benak konsumen.
Studi yang dilakukan oleh Ismail dan Spinelli (2012) telah membuktikan, bahwa
pengaruh positif Green Brand Image terhadap Green Brand Love yang mana,
antusiasme merek memiliki dampak tentang variabel cinta merek dan citra merek.
Yu dan Dong (2010) menemukan, bahwa persepsi kualitas dan citra merek
berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap merek. Chung et al; (2009)
membuktikan, citra merek secara tidak langsung mempengaruhi loyalitas merek melalui
peran mediasi sikap merek. Citra merek hijau (Green Brand Image) berhubungan positif
dan signifikan dengan sikap merek hijau, maka pelanggan yang berfokus pada merek
hijau memiliki sikap merek hijau yang lebih baik (Namkung dan Jang, 2013). Citra
merek berkontribusi, berpengaruh untuk meningkatkan sikap merek dalam beberapa cara
16
dalam berbagai konteks (Dean; 2002; Fan, 2019; Liu et al., 2020). Berdasarkan uraian di
H1: Green Brand Image berpengaruh positif terhadap Green Brand Attitude
Flavian et al;. (2005) membuktikan, terdapat pengaruh positif citra merek terhadap
kepercayaan merek. Citra merek telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam
membangun kepercayaan merek (Lin et al., 2017). Wang et al., (2018a, 2018b)
pelanggan terhadap green brand image yang positif dalam hal lingkungan akan
H2: Green Brand Image berpengaruh positif terhadap Green Brand Trust
yang diinginkan konsumen ketika mencapai tingkat integrasi sejati, dan dapat
Kadarusman dan Deccasari (2019) menemukan, bahwa brand trust berpengaruh positif
Merek mengacu pada sekumpulan kesan yang dihasilkan oleh konsumen melalui
persepsi dan konsumsi, yang mana kesan tersebut cenderung mengubah citra merek
dalam pengambilan keputusan (Al Haddad, 2015). Dengan demikian citra merek
17
H3: Green Brand Trust berpengaruh positif terhadap Green Brand Love
18
dimensi kedua meliputi konsumen yang memiliki hubungan kuat dan perasaan positif
Menurut matriks emosi merek, cinta merek merupakan salah satu emosi terpenting yang
mudah dipikirkan konsumen. Sikap terhadap merek dapat mendorong kekuatan yang
cukup terkait dengan cinta merek (Batra et al., 2012). Sikap merek merupakan faktor
kunci dalam meningkatkan merek, dan persepsi pelanggan penting untuk merek apa pun.
terhadap merek dan dengan cara memuji merek (Park et al., 2010). Sikap positif
terhadap merek mempengaruhi perilaku konsumen yang dianggap sebagai faktor kunci
penting untuk cinta terhadap merek (Batra et al., 2012; Sarkar; 2014). Sikap terhadap
hubungan jangka panjang dengan merek (Chaudhari dan Holbrook, 2001). Hegner et al.
(2017) membuktikan, bahwa sikap berpengaruh terhadap cinta merek pada pelanggan
dengan keterlibatan produk rendah dan tinggi. Persepsi merek konsumen terhadap
produk alami masih belum jelas. Sarkar (2014) menemukan, bahwa konsumen lebih
menyukai merek yang berkaitan dengan manfaat lingkungan dan sosial. Produk alami
melindungi kesehatan dan lingkungan yang diharapkan konsumen dari produk (Kumar
et al., 2021a), sikap positif terhadap produk alami dapat meningkatkan kepuasan
interpersonal yang lebih kuat. dengan merek. Berdasarkan uraian di atas, dapat
H4: Green Brand Attitude berpengaruh positif terhadap Green Brand Love
20
baik, serta pengalaman emosional dengan merek semacam rasa, keyakinan, kasih
sayang, keterlibatan, rasa kebersamaan serta kesetiaan. (Broyles et al., 2009; Esch et al.,
2006). Pelanggan dapat membuat hubungan emosional dengan merek (Unal dan Aydin,
2013), yang dapat menjadi faktor pembeda dari pesaing lainnya (Hsieh dan Li, 2008).
Cho dan Fiore (2015) menemukan, bahwa citra merek berpengaruh positif dan
H5: Green Brand Image berpengaruh positif terhadap Green Brand Love