Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGARUH BRAND KNOWLEDGE DAN CUSTOMER PREFERENCE

TERHADAP BEHAVIOR INTENTION PADA FAST FASHION DI SURABAYA DENGAN


BRAND CAUSE FIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Ruth Kristina1, Dr. Hartono Subagio, M.M.2
Program Studi Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: ruthkristina94@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini menguji apakah brand knowledge dan customer preference berpengaruh terhadap behavior intention
melalui brand cause fit.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif kausal. Jumlah responden yang digunakan 190 konsumen
pada fast fashion dengan teknik sampling purposive sampling. Teknik pengujian data memakai Partial Least Square (PLS).
Teknik analisis data terdiri dari teknik statistika multivariat.
Selanjutnya, penelitian ini akan menjelaskan hubungan brand knowledge dan customer preference terhadap behavior
intention pada fast fashion.

Kata kunci : Fast fashion, Brand Knowledge, Customer preference, Behavior Intention

ABSTRACT

This study examined whether brand knowledge and customer preference influence behavior intentiom through brand
cause fit.
This study uses quantitative causal research methods. The number of respondents were 190 consumer of the fast
fashion with purposive sampling techique. Testing techniques of data used Partial Least Square (PLS). The technique of data
analysis consisted of multivariate statististics techniques.
For the next step, this research will explain the relation between brand knowledge and customer preference to
behavior intention of fast fashion.

Keyword : Fast fashion, Brand Knowledge, Customer preference, Behavior Intention

PENDAHULUAN 1. Apakah brand knowledge berpengaruh terhadap


brand cause fit pada konsumen fast fashion di
Seiring dengan berkembangnya zaman, Surabaya?
industri pakaian juga mengikuti perubahan. Pakaian tidak 2. Apakah customer preference berpengaruh terhadap
hanya menjadi salah satu bagian yang hanya menutupi brand cause fit pada konsumen fast fashion di
bagian tubuh saja melainkan pakaian berubah menjadi Surabaya?
sebuah fashion yang ikut berkembang sangat pesat di 3. Apakah brand knowledge berpengaruh terhadap
Indonesia. Tuntutan masyarakat pada sebuah model customer preference pada konsumen fast fashion di
pakaian terbaru di pasaran membuat industri pakaian Surabaya?
berkembang menjadi besar dan sangat booming. Tren 4. Apakah brand cause fit berpengaruh terhadap
fashion yang berubah sangat cepat ini membuat behavior intention pada konsumen fast fashion di
masyarakat ikut mengikuti perubahan pakaian yang ada. Surabaya?
Bahkan seiring berkembangnya zaman tren fashion, 5. Apakah customer preference berpengaruh terhadap
banyak para designer terkenal membuat konsep ready-to- behavior intention pada konsumen fast fashion di
wear, yaitu pakaian yang siap pakai dengan harga Surabaya?
terjangkau dan mempunyai limit yang terbatas karena 6. Apakah brand knowledge berpengaruh terhadap
merupakan bentuk dari sebuah ide para designer behavior intention pada konsumen fast fashion di
terkenal. Fast fashion clothing pun kemudian menjadi Surabaya.
fenomena global.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka LANDASAN TEORI
permasalahan yang ditimbulkan adalah :
Brand Knowledge
Keller (2013) menyatakan, Brand knowledge melakukan disposisi atas produk, jasa, ide, atau
dipahami sebagai apa yang dipelajari oleh konsumen, pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.
dirasakan oleh konsumen, apa yang dilihat oleh Kotler & Keller (2012, p. 151), menjelaskan bahwa
konsumen, dan apa yang didengar konsumen mengenai perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh berbagai
merek sebagai hasil dari pengalaman konsumen dalam faktor, yaitu: budaya (cultural), sosial (social), dan faktor
waktu yang panjang. personal (personal factors). Penjelasan dari masing-
Dinyatakan oleh Keller (2013), dimensi dari brand masing faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
knowledge meliputi: brand awareness dan brand image. tersebut adalah sebagai berikut:
Penjelasan dari dua elemen tersebut adalah sebagai 1. Cultural
berikut: Budaya dinyatakan sebagai faktor fundamental
a) Brand awareness dipahami sebagai kesadaran yang memperhatikan keinginan dan perilaku
konsumen terhadap keberadaan dari sebuah merek konsumen. Budaya terdiri dari; sub budaya, yang
dalam pikiran konsumen dan kemudahan untuk memberikan identifikasi lebih khusus pada anggota
ditelusuri lagi (diingat) merek tersebut ketika mereka. Sub budaya tersebut meliputi: kebangsaan
berhadapan dengan sebuah produk. (nationalities), agama (religions), kelompok etnis
b) Brand image lebih mengarah pada persepsi yang (racial groups), dan area geografi tertentu
berhasil di evaluasi konsumen mengenai sebuah (geographic regions).
merek. Persepsi terhadap merek bisa bersifat positif 2. Social
atau negatif atas sebuah merek. Faktor sosial terdiri dari; kelompok referensi
(reference groups), keluarga (family), dan peran
Customer Preference sosial (social roles), dan status yang
Preferensi merupakan apa yang dipertimbangkan mempengaruhi perilaku. Kelompok-kelompok
oleh konsumen sehingga menentukan proses keputusan sosial tersebut memiliki pengaruh terhadap
pembelian konsumen terhadap sebuah produk. perilaku konsumen.
Grimm (2005), Sultana (2015, p. 183) berpendapat 3. Personal factors
bahwa, customer preference meliputi tiga respon, yaitu: Faktor personal yang mempengaruhi perilaku
cognitive respons, affective respons, dan conative or konsumen meliputi: usia, perekonomian seseorang,
behavioral respons. Penjelasan dari tiap elemen tersebut personalitas seseorang, gaya hidup, dan value.
adalah sebagai berikut: Faktor tersebut mempengaruhi perilaku konsumen
a. Bagozzi (1978) menyatakan bahwa, komponen terhadap sebuah produk.
kognitif meliputi: keyakinan atas nilai utilitarian dari Kerangka Konseptual
sebuah merek. Utilitarian adalah manfaat yang
dirasakan oleh konsumen ketika menggunakan H6 (+)
sebuah merek.
b. Grimm (2005) menyatakan, tanggapan afektif yang Brand Knowledge
H1 (+)
mengacu pada tingkat menyukai atau mendukung
H4 (+)
merefleksikan perasaan konsumen terhadap merek. H3 (+) Brand Cause Fit Behavior Intention
c. Zajonc & Markus (1982) menyatakan, elemen
konatif atau kecenderungan perilaku yang diwakili
pada konsumen, memprediksi atau bersikap Customer Preference
H2 (+)
mendekati ke arah objek tersebut.
Ketiga elemen yang dijelaskan oleh Grimm (2005), H5 (+)
Sultana (2015, p. 183) di atas menunjukkan elemen-
elemen yang menentukan seberapa tinggi preferensi Gambar 2.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Hipotesa:
konsumen terhadap sebuah merek.
H1 : Brand Knowledge berpengaruh positif terhadap
Brand Cause Fit
Brand Cause Fit
Brand cause fit didefinisikan sebagai evaluasi
H2 : Customer Preference berpengaruh positif
konsumen terhadap berbagai hal yang berhubungan
dengan merek dan berbagai kebijakan perusahaan (the terhadap Brand Cause Fit
H3 : Brand Knowledge berpengaruh positif terhadap
cause) dari berbagai sisi analisis konsumen. Varadarajan
Customer Preference
& Menon (1988) juga menyatakan definisi mengenai
brand cause fit yaitu, hubungan yang dirasakan antara H4 : Brand Cause Fit berpengaruh positif terhadap
Behavior Intention
citra perusahaan, posisi, target pasar, dan penyebab citra
atau konstituennya. H5 : Customer Preference berpengaruh positif
terhadap Behavior Intention
Behavior Intention
Perilaku konsumen adalah sebuah studi yang H6 : Brand Knowledge berpengaruh positif terhadap
mengeksplorasi bagaimana individu, kelompok, dan Behavior Intention
organisasi tertentu, membeli, menggunakan, dan
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan i) Fast fashion PHUHN ³;´ LQRvatif dan
oleh penulis adalah penelitian kausal. Bhattacherjee stylish.
(2012), Penelitian kausal sebagai bentuk pengujian dari j) Fast fashion PHUHN ³;´ PHPEHULNDQ
perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh pengalaman yang menyenangkan selama
perubahan variabel bebas dan bukan disebabkan oleh ini.
variabel yang lain. Penelitian yang akan menjelaskan k) Menggunakan fast fashion PHUHN ³;´
perubahan pada variabel behavior intention yang menyebabkan konsumen merasa senang
disebabkan karena perubahan pada variabel brand menikmati hari-hari dalam kehidupannya.
knowledge, customer preference, dan brand cause fit. 2. Customer Preference
Populasi a) 6D\D PHUDVD EDKZD PHUHN ³;´ menarik
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari bagi Saya.
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan b) 6D\D OHELK PHQ\XNDL PHUHN ³;´
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dibandingkan dengan merek lain untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya fashion.
sebagaimana yang diharapkan dalam sebuah penelitian. c) Jika Saya membeli beberapa produk, Saya
Jenis dan Sumber Data OHELK VXND PHUHN ³;´ MLND EHEHUDSD PHUHN
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. tersebut adalah sama.
Dalam penelitian, penelitian mengumpulkan data dari: d) Secara keseluruhan, Saya lebih menyukai
sumber data primer, sumber data yang berasal dari merek ini.
orang-orang yang melakukan observasi / responden 3. Brand Cause Fit
penelitian atau data yang didasarkan dari subyektifitas a) %HUEDJDL SURJUDP NDPSDQ\H PHUHN ³;´
penelitian peneliti, dan sumber data sekunder, data hasil mendukung karakteristik merek.
referensi literatur berupa buku atau jurnal yang b) %HUEDJDL SURJUDP NDPSDQ\H PHUHN ³;´
digunakan untuk mendukung teori penelitian. SDQWDV GLODNXNDQ ROHK PHUHN ³;´ VHEDJDL
produk fashion.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
c) %HUEDJDL SURJUDP NDPSDQ\H PHUHN ³;´
1. Brand Knowledge meningkatkan perasaan kedekatan dengan
¾ Brand awareness PHUHN ³;´
a) 6D\D PHQ\DGDUL PHUHN ³;´ 4. Behavior Intention
b) .HWLND EHUSLNLU WHQWDQJ IDVKLRQ PHUHN ³;´ a) Jika terdapat pemberitahuan bahwa fast
adalah salah satu dari merek yang ada di fashion PHUHN ³;´ PHQJHOXDUNDQ PRGHO
pikiran saya. baru, konsumen akan membelinya
c) 0HUHN ³;´ DGDODK PHUHN fast fashion yang meskipun harganya tinggi.
akrab bagi Saya. b) Meskipun harga fast fashion PHUHN ³;´
d) Saya bisa membayangkan penampilan terus mengalami kenaikan, konsumen tetap
PHUHN ³;´ akan membelinya.
e) 6D\D ELVD PHQJHQDOL PHUHN ³;´ GL DQWDUD c) Meskipun metode pembayaran berubah
merek fashion. (misalnya sekarang tidak bisa
¾ Brand Image menggunakan kartu kredit, dan lainnya) ,
a) Fast fashion PHUHN ³;´ PHPLOLNL QLODL konsumen tetap akan membelinya.
yang tinggi (sangat berharga). d) Ketika konsumen mampu membeli fast
b) Fast fashion mereN ³;´ OHELK Q\DPDQ IDVKLRQ PHUHN ³;´ GHQJDQ KDUJD WHUNLQL
ketika digunakan (dibandingkan merek menyebabkan konsumen merasa dapat
lain). membuat keputusan yang tepat.
c) Fast fashion PHUHN ³;´ DGDODK XQJJXO e) Sewaktu-waktu model baru fast fashion
dalam kualitas. PHUHN ³;´ DGD GL PDMDODK NRQVXPHQ DNDQ
d) Memiliki fast fashion PHUHN ³;´ cepat membelinya.
mempunyai reputasi yang baik . f) Konsumen akan merekomendasikan
e) Fast fashion PHUHN ³;´ DGDODK SLOLKDQ kepada orang lain atas fast fashion merek
yang realistis bagi responden. ³;´ \DQJ WHODK GLEHOLQ\D
f) Fast fashion PHUHN ³;´ PDPSX g) Konsumen akan mempropagandakan
menyenangkan konsumen sesuai harapan keunggulan-keunggulan dari fast fashion
konsumen. PHUHN ³;´
g) Fast fashion PHUHN ³;´ DGDODK SURGXN h) Fast fashion PHUHN ³;´ DGDODK SLOLKDQ
yang paling populer (terkenal) untuk fast pertama ketika akan membuat keputusan
fashion. membeli pada waktu yang akan dating.
h) Fast fashion PHUHN ³;´ PHPEHULNDQ i) Konsumen berpikir bahwa fast fashion
banyak pilihan sesuai harapan konsumen. PHUHN ³;´ \DQJ GLEHOLQya adalah pilihan
terbaik dari kualitasnya dibandingkan berharga)
produk bermerek lainnya. Bagi Saya, Fast fashion
j) Konsumen akan mengeluh kepada PHUHN ³;´ OHELK Q\DPDQ
7 ketika digunakan 3,49 0,75
konsumen lainnya jika fast fashion merek
(dibandingkan merek
³;´ PHQJDODPL NHUXVDNDQ FDFDW
lain)
k) Konsumen akan memberikan informasi Bagi Saya, Fast fashion
kepada toko penjualnya jika fast fashion 8 PHUHN ³;´ DGDODK 3,50 0,71
PHUHN ³;´ PHQJDODPL NHUXVDNDQ unggul dalam kualitas
Teknik Analisa Data Saya mempunyai
Teknik analisis data dalam penelitian ini 9 reputasi yang baik dalam 3,66 0,69
menggunakan structural equation model (SEM). Fast fashion PHUHN ³;´
Structural Equation Modeling (SEM) adalah teknik Fast fashion PHUHN ³;´
multivariat yang mempertimbangkan dan memperkirakan 10 adalah pilihan yang 3,56 0,77
realistis bagi Saya
hubungan linier dan/atau kausal antara beberapa
Fast fashion PHUHN ³;´
konstruksi eksogen (independen) dan endogen
mampu menyenangkan
(dependen) melalui proses simultan, serta beberapa 11 3,54 0,71
konsumen sesuai
estimasi persamaan. Pengolahan SEM dengan harapan
menggunakan program partial least square. Fast fashion PHUHN ³;´
Model analisis jalur semua variabel laten dalam adalah produk yang
12 3,61 0,83
PLS terdiri dari tiga set hubungan. Tiga set hubungan paling populer (terkenal)
tersebut adalah: (1) inner model, (2) outer model, dan (3) untuk fast fashion
weight relation. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Fast fashion PHUHN ³;´
memberikan banyak
1) Inner model 13 3,56 0,72
pilihan sesuai harapan
Model yang menspesifikasikan hubungan antar Saya
variabel laten (structural model). Menurut Saya, fast
2) Outer model fashion PHUHN ³;´
14 3,56 0,74
Model yang menspesifikasikan hubungan tiap blok adalah inovatif dan
indikator dengan variabel laten (measurement stylish
model). Fast fashion PHUHN ³;´
3) Weight relation memberikan pengalaman
15 3,59 0,69
yang menyenangkan
Model spesifikasi gabungan antara inner model dan
kepada Saya selama ini
outer model yang memberikan spesifikasi yang
Menggunakan fast
diikuti dalam etimasi algoritma PLS.
fashion PHUHN ³;´
menyebabkan Saya
ANALISA DAN PEMBAHASAN 16 3,61 0,70
merasa senang
Analisa Deskripsi menikmati hari-hari
Deskripsi Variabel Brand knowledge dalam kehidupan saya
Tabel 4.6. Nilai rata-rata dan standar deviasi variabel Nilai Rata-rata 3,58 0,73
brand knowledge Nilai standar deviasi dari tanggapan responden untuk
Nilai Rata- Standar setiap pernyataan pada variabel brand knowledge dengan
No Pernyataan
rata Deviasi
nilai berkisar antara 0,69 ± 0,83. Semakin tinggi nilai
Saya menyadari merek
1 3,57 0,73 standar deviasi menunjukkan bahwa tanggapan
³;´
Ketika berpikir tentang responden untuk pernyataan semakin beragam. Nilai
fashion PHUHN ³;´ standar deviasi tertinggi pada pernyataan fast fashion
2 adalah salah satu dari 3,64 0,79 PHUHN ³;´ DGDODK SURGXN \DQJ SDOLQJ SRSXOHU WHUNHQDO
merek yang ada di untuk fast fashion, artinya responden memiliki jawaban
pikiran saya yang berbeda mengenai popularitas fast fashion yang
0HUHN ³;´ DGDODK PHUHN dibeli dibandingkan pernyataan lainnya pada variabel
3 fast fashion yang akrab 3,55 0,70
brand knowledge.
bagi Saya
Deskripsi Variabel Customer Preference
Saya bisa
4 membayangkan 3,65 0,74 Tabel 4.7. Nilai rata-rata dan standar deviasi variabel
SHQDPSLODQ PHUHN ³;´ Customer Preference
Saya bisa mengenali Nilai Standar
No Pernyataan
5 PHUHN ³;´ GL DQWDUD 3,52 0,72 Rata-Rata Deviasi
merek fashion
Saya merasa bahwa
Bagi Saya, Fast fashion
6 PHUHN ³;´ PHPLOLNL 3,65 0,73 1 PHUHN ³;´ PHQDULN 3,43 0,71
nilai yang tinggi (sangat bagi Saya.
Saya lebih menyukai NHGHNDWDQ GHQJDQ PHUHN ³;´ DUWLQ\D UHVSRQGHQ
PHUHN ³;´ memiliki jawaban yang berbeda mengenai program
2 dibandingkan dengan 3,44 0,74 kampanye merek yang mampu mendekatkan konsumen
pada merek.
merek lain untuk
Deskripsi Variabel Behavior Intention
fashion.
Tabel 4.9. Nilai rata-rata dan standar deviasi variabel
Jika Saya membeli behavior intention
beberapa produk, Saya Nilai
Standar
3 OHELK VXND PHUHN ³;´ 3,43 0,73 No Pernyataan Rata-
Deviasi
Rata
jika beberapa merek
Jika terdapat
tersebut adalah sama. pemberitahuan bahwa
Secara keseluruhan, fast fashion PHUHN ³;´
1 mengeluarkan model 3,47 0,71
4 Saya lebih menyukai 3,45 0,74
baru, Saya akan
merek ini. membelinya meskipun
Nilai Rata-rata 3,44 0,73 harganya tinggi
Meskipun harga fast
Nilai standar deviasi tanggapan responden terhadap
fashion PHUHN ³;´ WHUXV
setiap pernyataan pada variabel customer preference 2 mengalami kenaikan, 3,42 0,71
dengan nilai antara 0,71 ± 0,74. Semakin tinggi nilai Saya tetap akan
standar deviasi berarti tanggaan responden semakin membelinya
berbeda-beda. Nilai standar deviasi tertinggi pada Meskipun metode
SHUQ\DWDDQ EDKZD UHVSRQGHQ OHELK PHQ\XNDL PHUHN ³;´ pembayaran berubah
dibandingkan dengan merek lain untuk fashion, dan pada (misalnya sekarang
3 tidak bisa menggunakan 3,48 0,72
pernyataan bahwa secara keseluruhan, responden lebih
kartu kredit, dan
menyukai merek yang dibelinya. Jawaban responden
lainnya), Saya tetap
untuk kedua pernyataan tersebut lebih berbeda-beda akan membelinya
dibandingkan dibandingkan jawaban untuk pernyataan Ketika Saya mampu
lainnya. membeli fast fashion
Deskripsi Variabel Brand Cause Fit PHUHN ³;´ GHQJDQ
Tabel 4.8. Nilai rata-rata dan standar deviasi variabel 4 harga terkini 3,54 0,72
Brand Cause Fit menyebabkan Saya
Nilai Standar merasa dapat membuat
No Pernyataan keputusan yang tepat
Rata-Rata Deviasi
Sewaktu-waktu model
Berbagai program baru fast fashion merek
NDPSDQ\H PHUHN ³;´ 5 ³;´ DGD GL PDMDODK 3,48 0,70
1 3,40 0,70 Saya akan cepat
mendukung
membelinya
karakteristik merek Saya akan
Berbagai program merekomendasikan
6 kepada orang lain atas 3,60 0,74
NDPSDQ\H PHUHN ³;´
fast fashion PHUHN ³;´
2 pantas dilakukan oleh 3,39 0,77 yang telah dibelinya
PHUHN ³;´ VHEDJDL Saya akan
produk fashion mempropagandakan
7 keunggulan-keunggulan 3,53 0,68
Berbagai program dari fast fashion merek
NDPSDQ\H PHUHN ³;´ ³;´
3 meningkatkan 3,37 0,78 Fast fashion PHUHN ³;´
adalah pilihan pertama
kedekatan dengan
ketika akan membuat
PHUHN ³;´ 8 3,53 0,70
keputusan membeli
Nilai Rata-rata 3,39 0,75 pada waktu yang akan
datang
Nilai standar deviasi dari tanggapan responden Saya berpikir bahwa
untuk setiap pernyataan pada variabel brand cause fit fast fashion PHUHN ³;´
dengan nilai berkisar antara 0,70 ± 0,78. Semakin tinggi yang dibelinya adalah
nilai standar deviasi menunjukkan bahwa tanggapan 9 pilihan terbaik dari 3,54 0,69
responden untuk pernyataan semakin beragam. Nilai kualitasnya
standar deviasi tertinggi pada pernyataan bahwa berbagai dibandingkan produk
SURJUDP NDPSDQ\H PHUHN ³;´ PHQLQJNDWNDQ SHUDVDDQ bermerek lainnya
Saya mengeluh kepada 7 BK7 0,781 3,49
orang lain ketika produk 8 BK8 0,814 3,50
10 3,54 0,69
bermerek yang saya beli 9 BK9 0,818 3,66
cacat. 10 BK10 0,828 3,56
Jika produk bermerek 11 BK11 0,825 3,54
rusak, saya akan 12 BK12 0,845 3,61
11 3,53 0,66
menginformasikan toko 13 BK13 0,822 3,56
tentang hal itu. 14 BK14 0,825 3,56
Nilai Rata-rata 3,51 0,70 15 BK15 0,801 3,59
Nilai standar deviasi tanggapan responden terhadap 16 BK16 0,799 3,61
setiap pernyataan pada variabel behavior intention Nilai estimates pertanyaan keduabelas tergolong
dengan nilai antara 0,66 ± 0,74. Semakin tinggi nilai tinggi dibandingkan dengan nilai estimates indikator
standar deviasi berarti tanggaan responden semakin lainnya sedangkan nilai rata-rata tergolong rendah jika
berbeda-beda. Nilai standar deviasi tertinggi pada dibandingkan dengan nilai rata-rata indikator lainnya,
pernyataan bahwa responden akan merekomendasikan artinya masih terdapat kesenjangan antara indikator
kepada orang lain atas fast fashion PHUHN ³;´ \Dng telah terpenting dan indikator terbaik berdasarkan penilaian
dibelinya, artinya keseluruhan responden memiliki responden. Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa
tanggapan yang berbeda-beda mengenai niatan untuk kemampuan menyenangkan dari fast fashion sesuai
mereferensikan merek yang dibelinya kepada orang lain. harapan konsumen merupakan indikator penting untuk
menjelaskan tinggi rendahnya brand knowledge tetapi
Evaluasi Model Penelitian merek fast fashion yang dibeli konsumen ternyata belum
Model dalam penelitian ini dijelaskan bahwa brand mampu menyenangkan dari fast fashion sesuai harapan
knowledge memiliki pengaruh terhadap customer konsumen.
preference, brand cause fit, dan behavior intention. Nilai b) Outer model dari Customer Preference
estimasi dari model penelitian sebagaimana ditunjukkan Tabel 4.11. Outer model Variabel Customer Preference
dalam Gambar 4.4. Nilai
No Indikator Estimates
rata-rata

1 CP1 0,873 3,43

2 CP2 0,903 3,44

3 CP3 0,829 3,43

4 CP4. 0,881 3,45


Indikator dengan penilaian terpenting untuk
menjelaskan customer preference adalah indikator kedua
yaitu mengenai kesukaan terhadap merek dibandingkan
kesukaan pada merek lainnya dengan nilai estimates
sebesar 0,903, tetapi nilai rata-rata dari customer
preference pertanyaan kedua bukan sebagai indikator
dengan nilai rata-rata tertinggi. Artinya data penelitian
diketahui bahwa kesukaan pada sebuah merek menjadi
indikator yang paling mampu menjelaskan customer
preference tetapi merek yang dibeli konsumen ternyata
belum menjadi merek yang paling disukai dibandingkan
Gambar 4.4. Outer model dan Inner model
dengan merek lainnya. Ketimpangan antara nilai
estimates dan nilai rata-rata tersebut menunjukkan masih
1. Outer Model Penelitian
adanya kesenjangan antara indikator yang paling penting
Outer model adalah model yang menggambarkan
dalam menjelaskan customer preference dan indikator
kemampuan setiap indikator menjelaskan variabel.
yang paling baik berdasarkan penilaian responden.
Dalam penelitian ini terdapat empat outer model yaitu:
c) Outer model dari Brand Cause Fit
a) Outer model dari Brand Knowledge
Tabel 4.12. Outer model variabel Brand Cause Fit
Tabel 4.10. Outer model Variabel Brand knowledge
Nilai
Nilai rata- No Indikator Estimates
No Indikator Estimates Rata-Rata
rata
1 BC1 0,876 3,40
1 BK1 0,817 3,57
2 BC2 0,918 3,39
2 BK2 0,827 3,64
3 BC3 0,900 3,37
3 BK3 0,817 3,55
Berdasarkan nilai rata-rata sesuai jawaban responden
4 BK4 0,791 3,65
ternyata tingkat kepantasan program kampanye dari fast
5 BK5 0,777 3,52
fashion bukan indikator dengan penilaian tertinggi,
6 BK6 0,781 3,65
artinya masih terdapat kesenjangan antara indikator artinya setiap variabel bebas yang diuji dinyatakan
terpenting dan indikator terbaik dari brand cause fit. memiliki pengaruh yang signifkan terhadap variabel
Indikator yang dinilai terpenting dalam menjelaskan terikatnya. Enam hipotesis penelitian yang diuji
brand cause fit belum mampu menjadi indikator terbaik dinyatakan terbukti.
berdasarkan penilaian responden penelitian. Responden PEMBAHASAN
penelitian menilai bahwa berbagai program kampanye Pengaruh Brand Knowledge terhadap Brand Cause
PHUHN ³;´ PHQGXNXQJ NDUDNWHULVWLN merek dengan Fit
penilaian tertinggi tetapi indikator tersebut bukan sebagai Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan
indikator yang paling penting menjelaskan brand cause bahwa nilai pvalue dari pengaruh brand knowledge
fit karena nilai estimates paling tinggi justru pada terhadap brand cause fit adalah sebesar 0,000.
pernyataan kedua mengenai tingkat kepantasan dari Berdasarkan pada ketentuan pengujian yaitu nilai pvalue di
program kampanye fast fashion. bawah 0,05 maka bisa dinyatakan bahwa brand
d) Outer model dari behavior intention knowledge terbukti berpengaruh secara signifikan
Tabel 4.13. Outer model Variabel Behavior Intention terhadap brand cause fit. Berdasarkan temuan ini bisa
Nilai Rata- dijelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
No Indikator Estimates
rata
brand cause fit diantaranya adalah tipe dari produk dan
1 BH1 0,785 3,47
harga produk. Jika konsumen memahami dengan baik
2 BH2 0,785 3,42
mengenai tipe dari produk dan harga dari produk berarti
3 BH3 0,785 3,48
4 BH4 0,838 3,54 konsumen memiliki pengetahuan (knowledge) terhadap
5 BH5 0,831 3,48 produk. Untuk itu, tinggi rendahnya brand knowledge
6 BH6 0,858 3,60 menentukan terhadap brand cause fit.
7 BH7 0,771 3,53 Pengaruh Customer Preference terhadap Brand Cause
8 BH8 0,795 3,53 Fit
9 BH9 0,789 3,54 Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa
10 BH10 0,774 3,54 nilai pvalue dari pengaruh customer preference terhadap
11 BH11 0,801 3,53 brand cause fit adalah sebesar 0,000. Berdasarkan pada
Evaluasi untuk behavior intention pada fast fashion, ketentuan pengujian yaitu nilai pvalue di bawah 0,05 maka
diketahui bahwa indikator dengan nilai estimates paling bisa dinyatakan bahwa customer preference terbukti
tinggi pada pernyataan mengenai kemauan responden berpengaruh secara signifikan terhadap brand cause fit.
untuk merekomendasikan kepada orang lain atas fast Untuk itu, kesukaan konsumen (preferensi) terhadap
IDVKLRQ PHUHN ³;´ \DQJ WHODK GLEHOLQ\D DUWLQ\D NHPDXDQ sebuah merek menentukan terhadap brand cause fit
merekomendasikan kepada orang lain sebagai indikator karena ketika konsumen tidak lagi menyukai sebuah
yang paling penting untuk mengetahui behavior intention merek menyebabkan penilaian konsumen terhadap brand
responden. Sedangkan evaluasi dari nilai rata-rata juga cause fit juga rendah.
diketahui bahwa ternyata kemauan merekomendasikan Pengaruh Brand Knowledge terhadap Customer
NHSDGD RUDQJ ODLQ DWDV IDVW IDVKLRQ PHUHN ³;´ \DQJ WHODK Preference
dibelinya juga dengan nilai rata-rata tertinggi. Artinya Hasil pengujian hipotesis ketiga penelitian
terdapat kesesuaian antara indikator yang terpenting dan menunjukkan bahwa nilai pvalue dari pengaruh brand
indikator yang terbaik dari behavior intention. knowledge terhadap customer preference adalah sebesar
Pengujian Hipotesies Penelitian 0,000. Berdasarkan pada ketentuan pengujian yaitu nilai
Tabel 4.15. Pengujian Hipotesis Penelitian pvalue di bawah 0,05 maka bisa dinyatakan bahwa brand
No Hipotesis Penelitian TStatistic pvalue knowledge terbukti berpengaruh secara signifikan
terhadap customer preference. Untuk itu, tingkat
Brand knowledge o
H1 3,699 0,000 pengetahuan konsumen terhadap merek juga menentukan
Brand cause fit
terhadap customer preference karena pengetahuan
Customer preference
H2 8,315 0,000 konsumen terhadap merek juga didasarkan evaluasi
o Brand cause fit
konsumen atas pengalaman-pengalaman yang didapatkan
Brand knowledge o ketika mengkonsumsi atau menggunakan sebuah merek.
H3 9,053 0,000
Customer preference Pengaruh Brand Cause Fit terhadap Behavior
Brand cause fit o Intention
H4 2,230 0,026
Behavior intention Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan
Customer preference bahwa nilai pvalue dari pengaruh brand cause fit terhadap
H5 o Behavior 5,066 0,000 behavior intention adalah sebesar 0,026. Berdasarkan
intention pada ketentuan pengujian yaitu nilai pvalue di bawah 0,05
H6 Brand knowledge o maka bisa dinyatakan bahwa brand cause fit terbukti
2,644 0,008
Behavior intention berpengaruh secara signifikan terhadap behavior
Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis di atas, intention. Berdasarkan pada persamaan inner model,
bisa dijelaskan keseluruhan hipotesis penelitian diterima, diketahui bahwa pengaruh brand cause fit terhadap
behavior intention adalah positif, artinya semakin tinggi semakin tingginya behavior intention dan semakin
brand cause fit menyebabkan semakin tingginya rendah customer preference menyebabkan semakin
behavior intention dan semakin rendah brand cause fit rendahnya behavior intention.
menyebabkan semakin rendahnya behavior intention. 6. Brand knowledge terbukti berpengaruh secara
Pengaruh Customer Preference terhadap Behavior signifikan terhadap behavior intention, sehingga
Intention semakin tinggi brand knowledge menyebabkan
Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan semakin tingginya behavior intention dan semakin
bahwa nilai pvalue dari pengaruh customer preference rendah brand knowledge menyebabkan semakin
terhadap behavior intention adalah sebesar 0,000. rendahnya behavior intention.
Berdasarkan pada ketentuan pengujian yaitu nilai pvalue di Saran
bawah 0,05 maka bisa dinyatakan bahwa customer Berdasarkan pada hasil kesimpulan penelitian, maka
preference terbukti berpengaruh secara signifikan saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
terhadap behavior intention. Ketika preferensi konsumen 1. Brand knowledge terbukti berpengaruh terhadap
tinggi berarti interaksi antara konsumen dan perusahaan brand cause fit, customer preference, dan behavioral
bisa berlangsung secara berkelanjutan sehingga intention sehingga saran yang diajukan berdasarkan
menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai nilai rata-rata terendah dari brand knowledge yaitu
tujuannya. SHUQ\DWDDQ ³Fast fashion PHUHN ³;´ OHELK Q\DPDQ
Pengaruh Brand Knowledge terhadap Behavior NHWLND GLJXQDNDQ GLEDQGLQJNDQ PHUHN ODLQ ´ 8QWXN
Intention itu, saran yang diajukan berhasil sebaiknya fast
Hasil pengujian hipotesis penelitian keenam fashion juga terus melakukan evaluasi terhadap
menunjukkan bahwa nilai pvalue dari pengaruh brand kualitas khususnya mengenai kenyamanan ketika
knowledge terhadap behavior intention adalah sebesar fashion digunakan. Kenyamanan ini berhubungan
0,026. Berdasarkan pada ketentuan pengujian yaitu nilai dengan kualitas kain maupun kualitas penjahitan
pvalue di bawah 0,05 maka bisa dinyatakan bahwa brand serta desain. Untuk itu, evaluasi secara berkelanjutan
knowledge terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas fashion yang dijual harus terus
terhadap behavior intention. Untuk itu, brand knowledge dilakukan.
menentukan terhadap intensi konsumen untuk melakukan 2. Customer preference terbukti berpengaruh terhadap
pembelian terhadap sebuah merek. brand cause fit maupun behavioral intention,
KESIMPULAN DAN SARAN sehingga saran yang diajukan berdasarkan nilai rata-
Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka rata terendah dari customer preference yaitu pada
kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: SHUQ\DWDDQ ³5HVSRQGHQ PHUDVD EDKZD PHUHN ³;´
1. Brand knowledge terbukti berpengaruh secara PHQDULN EDJL UHVSRQGHQ´ GDQ SHUQ\DWDDQ EDKZD
signifikan terhadap brand cause fit, sehingga ³-LND UHVSRQGHQ PHPEHOL EHEHUDSD SURGXN
semakin tinggi brand knowledge menyebabkan UHVSRQGHQ OHELK VXND PHUHN ³;´ MLND EHEHUDSD PHUHN
semakin tingginya brand cause fit dan semakin WHUVHEXW DGDODK VDPD´ 8QWXN LWX VDran yang
rendah brand knowledge menyebabkan semakin diajukan bahwa sebaiknya produsen fast fashion
rendahnya brand cause fit. terus melakukan berbagai kegiatan promosi seperti
2. Customer preference terbukti berpengaruh secara pensponsoran kegiatan-kegiatan sosial sehingga
signifikan terhadap brand cause fit, sehingga merek fast fashion melekat dan disukai oleh
semakin tinggi customer preference menyebabkan konsumen.
semakin tingginya brand cause fit dan semakin 3. Brand cause fit terbukti berpengaruh terhadap
rendah customer preference menyebabkan semakin behavioral intention, sehingga saran yang diajukan
rendahnya brand cause fit. didasarkan pada nilai rata-rata terendah dari brand
3. Brand knowledge terbukti berpengaruh secara cause fit \DLWX SHUQ\DWDDQ ³%HUEDJDL SURJUDP
signifikan terhadap customer preference, sehingga NDPSDQ\H PHUHN ³;´ PHQLQJNDWNDQ NHGHNDWDQ
semakin tinggi brand knowledge menyebabkan GHQJDQ PHUHN ³;´ 8QWXN LWX VDUDQ \DQJ GLDMXNDQ
semakin tingginya customer preference dan semakin bahwa sebaiknya evaluasi terhadap berbagai program
rendah brand knowledge menyebabkan semakin kampanye juga bisa terus dilakukan untuk
rendahnya customer preference. memastikan bahwa program kampanye fast fashion
4. Brand cause fit terbukti berpengaruh secara bisa menyentuh perasaan konsumen sehingga
signifikan terhadap behavior intention, sehingga terdapat ikatan emosional yang semakin kuat antara
semakin tinggi brand cause fit menyebabkan konsumen dan merek fast fashion.
semakin tingginya behavior intention dan semakin
rendah brand cause fit menyebabkan semakin DAFTAR PUSTAKA
rendahnya behavior intention. %DJR]]L 5 3 ³$ ILHOG LQYHVWLJDWLRQ RI FDXVDO UHODWLRQV
5. Customer preference terbukti berpengaruh secara among cognitions, affect, intentions, and
signifikan terhadap behavior intention, sehingga EHKDYLRU´ -RXUQDO RI 0DUNHWLQJ 5HVHDUFK
semakin tinggi customer preference menyebabkan
562-684.
Bhattacherjee, A. (2012). Social Science Research: Principles,
Methods, and Practices. South Florida: University
of South Florida.
*ULPP 3( ³$E FRPSRQHQWV LPSDFW RQ EUDQG
SUHIHUHQFH´ -RXUQDO RI %XVLQHVV 5HVHDUFK
508-517.
Keller, K.L. (2013). Strategic brand management; Building,
measuring, and managing brand equity. Fourth
Edition. Pearson Education Limited.
Kotler, P. & Keller, K.L. (2012). Marketing management. 14th
ed. New Jersey: Upper Saddle River.
Sultana, S. (2015). Factors affecting the consumer brand choice
preference towards new package of cellular
phone: A study on comilla region. Global
Disclosure of Economics and Business 4(2), 181-
196.
9DUDGDUDMDQ 35 DQG 0HQRQ $ ³&DXVH-related
marketing: a coalignment of marketing strategy
and
FRUSRUDWH SKLODQWKURS\´ -RXUQDO RI 0DUNHWLQJ
vol. 52 No. 3, pp. 58-74.
Zdravkovic, S., Magnusson, P., & Stanley, S.M. (2010).
Dimensions of fit between a brand and a social
cause and their influence on attitudes. Intern. J. of
Research in Marketing 27 (2010), 151±160.
Zajonc, R., & Markus, H. (1982). Affective and
Cognitive Factors in Preferences. J CONSUM RES, 9(2),
123. http://dx.doi.org/10.1086/208905

Anda mungkin juga menyukai