Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RICKY SYAPUTRA

TUGAS PERTEMUAN KE 3

TAHAPAN DALAM MELAKUKAN BUDIDAYA MELON HIDROPONIK

1. Persemaian

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan persemaian yaitu:
- Memilih benih yang bersertifikat
- Memilih varietas yang diinginkan pasar / konsumen

Benih yang berkualitas dan layak dilakukan persemaian memiliki nomor registrasi atau
hologram yang tertera pada kemasannya. Benih yang bagus harus merupakan F1 atau Filial 1 atau
bisa dikatakan turunan pertama dari induk agar buah yang nantinya dipanen hasilnya optimal baik
dari segi bentuk buah, ukuran buah, maupun tingkat kemanisan buah. Selain itu dalam memilih benih
harus melihat berapa daya kecambah yang dapat tumbuh, sebaiknya memilih benih dengan daya
kecambah lebih dari 85%. Hal lainnya dalam memilih benih adalah melihat kemurnian dari benih,
yakni tingkat kemurniannya harus 95%. Memilih benih juga harus melihat resistensi benih terhadap
penyakit dan belum kadaluarsa.

Alat dan Bahan yang dipersiapkan dalam melakukan persemaian seperti benih berkualitas, pot
tray, handuk peram, wadah air, pinset dan penutup.

Langkah pertama yamg dilakukan adalah dengan melakukan perendaman benih selama 6 jam,
idealnya dilakukan di pagi hari dari jam 6 pagi dan dibuka di jam 12 siang. Lakukan perendaman
dengan menggunakan air hangat kukuh. Setelah dilakukan perendaman kemudian dilakukan
pemeraman menggunakan handuk yang telah dibasahkan sebelumnya, namun jangan terlalu basah,
lakukan selama 36 jam dan tutup menggunakan penutup yang sudah disiapkan. Jika sudah dilakukan
pemeraman selama 36 jam, kemudian dilakukan pemindahan ke pot try yang sudah diisi media
tanam arang sekam dan cocopeat, proses ini membutuhkan waktu 14 hari. Lakukan perawatan
persemaian.

2. Persiapan Media Tanam


Media Tanam:
- Arang Sekam
- Cocopeat

Langkah pertama dalam menyiapkan media tanam adalah dengan mencuci terlebih dahulu
arang sekam dan cocopeat menggunakan air baku (air hujan/air gunung) sampai kadar ppm di bawah
300.
Mix arang sekam dan cocopeat dengan perbandingan 1 : 1, di aduk sampai benar benar
tercampur merata, setelah merata masukkan ke dalam polybag berukuran 15 x 15 cm.

Susun dan rapihkan polybag yang sudah diisi media tanam dengan jarak ideal dalam 1 m = 2 -
3 polybag.

Pindah tanam dari pot try ke polybag.

3. Pemupukan AB Mix

 Pekatan A (Pupuk Makro) (N, P, K, S, Mg, Ca)


Diibaratkan sebagai nasi kalo dalam tubuh manusia, sehingga sebagai nutrisi utama yang
diperlukan dalam budidaya melon hidroponik.
 Pekatan B (Pupuk Mikro) (Cl, Fe, Mn, Zn, V, B, Mo)
Diibaratkan sebagai buah atau suplemen yang membantu melengkapi kandungan nutrisi dalam
tubuh manusia.
 Air Baku
Air hujan, air sumur, air pegunungan, air pam. Idealnya adalah air hujan dan pegunungan
dengan pH 5,5 - 6,5.

4. Penanaman

Pada tahap ini dilakukan pemindahan bibit dari pot try yang sudah berusia 14 hari ke dalam
poly bag yang sudah di susun. Media yang digunakan adalah arang sekam dan cocopeat yang sudah
di aduk rata, sama seperti membuat media tanam dalam melakukan tahap persemaian di pot try.

5. Perawatan Tanaman

Dalam budidaya melon ada beberapa fase, yakni fase pembibitan, fase pertumbuhan
(vegetatif), fase pembuahan (generatif) dan fase pembesaran buah. Setiap fase memiliki perawatan
yang berbeda. Pada fase pertumbuhan dilakukan perawatan dengan cara melakukan pruring
(pemangkasan) dan setting tunas. Pada fase pembuahan dilakukan polinasi yaitu perkawinan secara
manual.

DAMPAK HAMA DAN PENYAKIT YANG TIDAK DITANGANI SECARA OPTIMAL TERHADAP BISNIS
BUDIDAYA MELON

Dalam melakukan budidaya melon terdapat beberapa tindakan dalam menangani hama dan
penyakit, yakni dilakukan tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan pengendalian (kuratif). Dalam
melakukan tindakan pencegahan ada beberapa yang perlu diperhatikan agar hama dan penyakit tidak
datang seperti menerapkan GAP (Good Agricultural Practice) yakni sejumlah aturan yang diterapkan
agar kegiatan pertanian dapat dijalankan secara ramah lingkungan dan berkelanjutan. Adapun langkah
yang dilakukan dalam menerapkan GAP ini meliputi pemilihan benih terbaik (varietas resisten),
kepadatan ideal, pemupukan dan pengairan tepat, disiplin tinggi, peta dan rute kebun, serta sanitasi dan
kebersihan. Hal tersebut dilakukan guna mencegah hama dan penyakit pada tanaman melon datang.

Tindakan kedua yang dilakukan adalah tindakan pengendalian (kuratif). Apabila tanaman sudah
terkena suatu hama atau penyakit, maka dilakukan tindakan pengendalian seperti melakukan
pengendalian kimia. Pengendalian kimia hanya dilakukan setelah tidak ada opsi lainnya (preventif / bio
control). Cara yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi penyakit atau hama, kemudian
menentukan pestisida yang tepat, kemudian menentukan waktu dalam pemberian pestisida,
menentukan dosis atau takaran dan yang terakhir teknik yang dilakukan dalam melakukan tindakan
pengendalian ini.

Adapun dampak yang terjadi jika tidak dilakukan tindakan adalah penyakit atau hama akan
mudah menyebar ke tanaman yang lainnya dan menyebabkan gagal panen.

Anda mungkin juga menyukai