Anda di halaman 1dari 7

PERMANGANOMETRI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1
Risnayanti B. dan 1Sabrina Wong
1
Mahasiswa IAIN Parepare, Kota Parepare, Indonesia
risnayantiinna1223@gmail.com

Ab strak : P erm anganom et ri i al ah peni l ai an kadar zat dengan m enggunakan hasi l oksi dasi
KMnO4. Tekni k perm anganom et ri di dasarkan pada proses oksi dasi ion perm angan at .
Oksi dasi i ni dapat t erj adi dal am keadaan asam , net ral , dan basa, ol eh karena it u i ndi kat or
t i dak di perl ukan bahkan sel am a prosedur t i t rasi perm anganom et ri k P erm anganom et ri
m erupakan bagi an dari reaksi redoks at au reaksi yang m ent ransferk an el ect ron dan
m eneri m a el ekt ron. P enel it i an in bert uj uan unt uk unt uk m em aham i pengi m pl em ent asi an
perm anganom et ri dal am aspek kehi dupan sehari - hari . Met ode penel i t i an yang di t erapkan
penwl i t i yai t u kepust akaan ( l i brary research ). Adapun m ekani sm e pencari an dat a
di perol eh dari beber apa sum ber- sum ber rel evan t erkai t penel i t i an penul i s m ul ai dari buku,
j urnal , art i kel il m i ah bahkan i nt ernet . Hasi l P enel it i an yang di perol eh t erkai t
perm anganom et ri adal ah perm agnom et ri dapat di l akukan sebagai penent uan kadar besi
dan m angan (bahan t am bang)yang t erl arut pada ai r payau, penent uan kadar hydrogen
peroksi da (zat ki mi a yang dom i nan t erdapat pada produk kecant i kan), penent uan kadar
kal si um oksal at (zat yang t erdapat pada beberap a j eni s t um buhan sal ah sat unya B uah).

K ata K un ci : P erm anganom et ri dan reaksi redoks

A bst ract : Permanganomet ry is an assessment of the l evel s of subst ances usi ng t he resul t s
of K MnO4 oxi dat i on. T he permanganomet ri c t echni que is based on t he permanganat e ion
oxi dat i on process. Thi s oxi dati on can occur under aci di c, neut ral and basi c condi t i ons,
t heref ore i ndi cat ors are not needed even duri ng permanganomet ri c ti t rati on procedures.
T hi s research ai ms t o underst and the i mpl ement at i on of permanganomet ry i n aspect s of
everyda y l i f e. T he research met hod used by researchers i s l i brary research. The dat a
search mechani sm w as obt ai ned f rom several rel evant sources rel at ed to t he aut hor's
research, st art i ng f rom books, journal s, sci ent i f i c arti cl es and even the i nt ernet . The
research resul ts obt ai ned regardi ng permanganomet ri cs are t hat permagnomet ry can be
carri ed out as a det ermi nat i on of l evel s of iron and manganese (mi neral s) di ssol ved i n
bracki sh wat er, det ermi nat i on of l evel s of hydrogen peroxi de (t he domi nant chemi cal
f ound in beaut y product s), det ermi nat i on of l evel s of cal ci um oxal at e (a subst ance found
i n several t ypes of pl ant s, one of whi ch is f ruit s).

K eyw ords: Permanganomet ry and redox react i ons

1. PENDAHULUAN

Kimia merupakan produk, yang menyiratkan bahwa satu penyelidikan terkait


dengan prinsip dan gagasan ilmiah.. Ilmu kimia sebagai sikap menyiratkan bahwa
mengetahui kimia dapat membantu seseorang mengembangkan karakter
kepribadian. Kehadiran sifat kimiawi sebagai sikap memungkinkan cita-cita
pendidikan untuk ditanamkan ke dalam proses pembelajaran. (Suprianingsih, 2022)
Beberapa faktor yang menyebabkan kerumitan dalam memahami pembelajaran
kimia: (1) Komponen kimia mengandung konsep-konsep abstrak; (2) Komposisi
kimia yang diteliti merupakan generalisasi dari ilmu yang sebenarnya; (3) Kimia
bersifat kontinyu dengan perkembangan yang sangat pesat; (4) Rumus dalam kimia
sering dimuat; dan (5) Komposisi kimia memiliki cakupan yang sangat luas. (Aini,
2022)
Mempelajari ilmu kimia memerlukan kemampuan untuk memahaminya,
terdapat tiga tingkatan visualisasi yang berbeda terkait bidang makroskopis,
submikroskopik, dan simbolik. (Langitasari, 2016) aspek makroskopis adalah tingkat
nyata di mana siswa menyaksikan hal-hal yang terjadi, baik dalam percobaan atau
dalam kehidupan sehari-hari. Kemunculan aroma, kejadian perkembangan warna,
pembentukan gas, dan pengembangan produk reaksi dalam reaksi kimia adalah
contoh fenomena yang dapat diamati. aspek mikroskopis adalah tingkat abstraksi
yang digunakan untuk menggambarkan kejadian makroskopik. Model mikroskopis
memberikan jawaban pada tingkat partikel, di mana materi digambarkan sebagai
susunan atom, molekul, dan ion, sedangkan aspek simbolik menggunakan
persamaan kimia, persamaan matematika, grafik, proses reaksi, dan analogi untuk
mewakili peristiwa makroskopik. (Indrayani, 2013)
Ide kimia paling teoretis lainnya yakni fenomena reaksi redoks, yang
didasarkan pada transmisi elektron. Operasi pertukaran dan penerimaan elektron
tidak terlihat oleh mata telanjang, dan hanya dapat divisualisasikan semata.
(Astutik, 2017) Reaksi reduksi-oksidasi dan reaksi elektrokimia merupakan dua
cakupan ilmu kimia yang memiliki gagasan makroskopis, submikroskopik, dan
simbolik. Proses oksidasi-reduksi, atau reaksi redoks ialah reaksi petransferan
elektron. Ide elektrokimia didasarkan pada proses oksidasi-reduksi dan larutan
elektrolit. Oksidasi dan reduksi adalah sekumpulan peristiwa reduksi-oksidasi
secara simultan. Peristiwa penangkapan elektron terjadi dalam proses reduksi,
sedangkan peristiwa transfer elektron terjadi dalam media transpor sistem
oksidasi. (Suryati, 2022) salah satu analisis redoks adalah analisis titrimetrik /
volumetrik, dimana metode analisis ini merupakan proses pertukaran ion dengan
tidak mengikutsertakan biloks (bilangan oksidasi atau dikenal juga dengan reaksi
metaetetik guna menciptakan suatu senyawa kompleks dengan logam dan ligan.
(Agusmal Dalimunthe, 2022)
Ada beragam bidang terkait fenomena reduksi dan oksidasi antaranya
bromatometri, dikromatometri, iodimetri, iodometri dan permanganometri. Analisis
permanganometri sendiri ialah penilaian kadar zat dengan menggunakan hasil
oksidasi KMnO 4 . Teknik permanganometri didasarkan pada proses oksidasi ion
permanganat. Oksidasi ini dapat terjadi dalam keadaan asam, netral, dan basa, oleh
karena itu indikator tidak diperlukan bahkan selama prosedur titrasi
permanganometrik, dan titrasi biasanya dilakukan dalam lingkungan korosif karena
titik akhir titrasi lebih mudah diketahui (Agustina, 2022). Sehingga, penulis tertarik
mengkaji studi ini dengan topik dengan berfokus terhadap “Permanganometri
dalam Kehidupan Sehari-hari” dengan tujuan penelitian untuk memahami
pengimplementasian permanganometri dalam aspek kehidupan sehari-hari.

2. METODE

Metode penelitian yang diterapkan adalah kepustakaan ( library research ).


Studi pustaka atau kepustakaan ialah pengelompokan data dari berbagai rujukan
atau pustaka acuan yang tersaji, diantaranya jurnal, artikel, buku dan hal-hal yang
relevan terkait kurikulum di Indonesia (Faradilla Intan Sari, 2023) Setidaknya ada empat
ciri utama dalam penelitian studi pustaka yang harus diperhatikan oleh penulis,
antara lain: Pertama, penulis atau peneliti bekerja langsung dengan data kata (teks)
atau numerik, bukan pengalaman langsung di lapangan. Kedua, data perpustakaan
sudah “siap pakai”, artinya peneliti tidak perlu turun ke lapangan karena peneliti
bekerja langsung dengan sumber data perpustakaan. Ketiga, data pustaka seringkali
merupakan data yang dapat dipercaya, dalam artian peneliti mengumpulkan barang
atau informasi dari sumber independen dan bukan data langsung di lapangan.
Keempat, kualitas file data juga tidak dibatasi oleh jarak atau waktu (Supriyadi, 2016).
Adapun mekanisme pencarian data diperoleh dari beberapa sumber-sumber relevan
terkait penelitian penulis mulai dari buku, jurnal, artikel ilmiah bahkan internet.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Titrasi yang dikenal sebagai titrasi permanganometri yang dimana titrasi


berlandaskan atau berpatokan pada reaksi kalium permanganat (KMnO 4 ). Proses
reduksi dan oksidasi dalam reaksi ini pada penekanan utama terkait apa yang
terjadi ketika KMnO 4 dan zat tertentu berinteraksi. Ion MnO 4 berfungsi sebagai
reaksi oksidasi yang kuat dalam proses permanganometri ini. Pada suasana asam,
ion MnO 4 - akan berubah menjadi ion Mn 2 + (Jamilatur Rohmah, 2020). Asam yang
bertindak sebagai indikator, ditambahkan ke larutan untuk menentukan
konsentrasinya, meskipun titrasi permanganometri tidak memerlukan indikator
karena KMnO4 merupakan autoindikator, titik akhir titrasi (TAT) permanganometri
sangat merah muda sedangkan sampel berwarna gelap, sehingga sulit untuk dilihat.
Ekstra KMnO4 bereaksi dengan larutan untuk membuat produk berwarna berbeda
(Styawan, 2021) .

Kalium permanganat (KMnO4) mengandung oksidator kuat. Konsentrasi


alternatifnya yang diketahui dapat berfungsi sebagai indikator, maka dari itu teknik
titrasi permanganometri tidak memerlukannya karena ia bersifat autoindikator
(Wardani, 2019) . Kalium permanganat ialah suatu zat kimia dan obat yang bersifat
anorganik. Dalam pengobatan, kalium permanganat digunakan untuk mengobati
luka dermatologi dan disinfektan. Zat yang merupakan garam yang terdiri dari ion
K + dan MnO 4 - ini memiliki rumus kimia KMnO 4 . Zat ini memiliki potensi oksidasi
yang tinggi. Air dan KMnO 4 bergabung membentuk larutan yang sangat merah
muda atau ungu. Larutan ini menguap meninggalkan kristal prismatik yang
berwarna ungu kehitaman. Produksi pada tahun 2000 diproyeksikan menjadi 30.000
ton secara global. (Feronika, 2018) Permanganat merespons secara bervariasi
bersadarkan tingkatan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 pada unsur-unsur tertentu.
Jika titrasi dilakukan untuk larutan tidak berwarna, tidak diperlukan indikator
karena obat permanganat berwarna ungu. Indikator dapat ditambahkan, jika larutan
permanganat yang digunakan diencerkan. Indikasi yang berguna termasuk ferroin
dan N-phenyl anthranilic acid . (Jamilatur Rohmah, 2020)

Larutan kalium permanganat dengan cepat dipecah oleh sinar matahari, suhu
tinggi, dan asam serta basa karena ia bukan tipikal utama dalam larutan. Untuk
mensterilisasi larutan kalium permanganat, tambahkan A s 2O 3 (arsenik trioksida )
dan Na 2 C 2 O 4 (disodium oksalat ). (Lukum, 2022) Adapun penerapan dari
permanganometri yang dapat kita amati dikehidupan sehari-hari dapat
dideskripsikan dibawah ini.

a. Penerapan terhadap Kadar Besi dan mangan

Kadar besi dan mangan yang sudah terurai akan membahayakan


kesehatan manusia dan menurunkan kualitas air. Oksida besi dan mangan
oksida, yang tampaknya tidak larut atau mengendap, diproduksi melalui
oksidasi dalam reaksi yang menggunakan larutan KMnO 4 . Proses oksidasi
menggunakan pengoksidasi larutan kalium permanganat berlangsung di unit
reaktor dengan sampel air olahan yang keluar dari unit sedimentasi setelah
dianalisis. Jumlah Fe dan Mn terlarut dalam air yang meninggalkan unit
oksidasi berkurang, menurut analisis. Air kemudian ditransfer melalui reverse
osmosis dan mesin penyaringan progresif. (J.M. Amin, 2015) sehingga ditemukan
hasil penurunan kadar besi 1,43 ppm jadi 0,28 ppm dan menurunkan kadar
Mangan dari 0,35 ppm jadi 0,15 ppm. Jadi, penerapan permanganometri
teraplikasikan dan dapat diterapkan dalam aspek kehidupan sehari-hari. Jika
direaksikan sebagai berikut.
2 +¿ + 4H O ¿
2
3+¿ +Mn ¿
−¿ + 8 H+ ¿ ↔ 5Fe ¿
¿
2+¿ + MnO 4 ¿
5 Fe

b. Penerapan terhadap Sabun kecantikan

Berdasarkan penelitian Meri (2020), pertama-tama Sampel ditimbang


sebanyak 1,0 g, dimasukkan ke dalam labu destruksi yang berisi 15 mL larutan
kalium permanganat (KmnO 4 ) 5%, 5 mL Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) pekat, dan 2,5
mL larutan asam nitrat (HNO 3 ) pekat (jika warna ungu hilang, tambahkan
KmnO 4 hingga warna ungu hilang). Setelah itu, 8 mL larutan kalium persulfat
(K 2 S 2 O 8 ) 5% dituang dan dimasak selama dua jam pada suhu 950C di atas hot
plate. Sampel selanjutnya didinginkan pada suhu kamar. Kelebihan KmnO 4
dikurangi dengan menambahkan larutan Hydroxylamine-NaCl 10%
secukupnya, lalu ditambahkan 5 mL SnCl 2 10% ke dalam campuran hingga
jernih. Selanjutnya semua sampel sabun A,B, dan C ditambahkan larutan
Kalium Iodida (Kl) dan Natrium hidroksida (NaOh )untuk di uji merkuri.
Berdasarkan perhitungan kadar merkuri didapatkan kadar rata-rata dari sampel
sabun pemutih badan dengan merek A sebanyak 1,8654 mg/kg, pada sampel
sabun pemutih badan merek B yaitu sebanyak 0,3581 mg/kg, dan pada sampel
sabun pemutih badan merek C yaitu sebanyak 0,3590 mg/kg dan kadar
tertinggi didapatkan pada sampel merek A dimana tidak memenuhi syarat
BPOM No.17 Tahun 2014 karena melampaui 1 mg/kg atau 1 mg/L.Berikut
pengambaran bagannya,

Gambar 3.1 Uji kandungan mercury pada sabun pemutih badan

c. Penerapan terhadap Kalsium pada buah

Berdasarkan penelitian Rosa Raybaudi-Massilia, (2015) terkait proses


Kristalisasi statistik kalsium menggunakan sampel kalsium oksalat,
dilanjutkan dengan titrasi kalium permanganat. Untuk menghilangkan air dari
sampel, sampel lima gram dimasukkan ke dalam toples porselen yang
sebelumnya telah dibakar dan dibersihkan dan di oven pada suhu 100 hingga
110 ° C semalam. Setelah karbonisasi penuh dari sampel kering dalam
krusibel pada pembakar, beberapa tetesan (4) minyak dioleskan. Setelah itu
cawan ditutup rapat dan dibiarkan pada suhu 525°C selama 7 sampai 8 jam
hingga menghasilkan abu berwarna putih keabu-abuan.Adapun hasil diperoleh
dari dari uji tersebut yakni buah pepaya, jambu biji, dan pisang yang baru
dipotong semuanya mengandung jumlah kalsium yang sebanding dengan yang
terdaftar oleh National Institute of Nutrition dalam tabel komposisi
makanannya, yaitu masing-masing 9,5, 12,5 dan 12 mg/50g buah. Namun,
ketika pelapis yang dapat dimakan yang diperkaya kalsium dan vitamin D
yang terbuat dari alginat diletakkan pada buah yang baru dipotong,
peningkatan yang signifikan dalam kandungan kalsium pepaya, jambu biji, dan
pisang terlihat. Peningkatan konsumsi kalsium ini memenuhi antara 32 dan
50% dari kebutuhan harian anak-anak prasekolah dan usia sekolah (masing-
masing 700 dan 1065 mg/hari), seperti yang disarankan oleh National Institute
of Nutrition, menurut perkiraan kecukupan kalsium. Berikut pengambaran
bagannya.

Gambar 3.2 Uji Kalsium terhadap buah-buahan

4. KESIMPULAN

Analisis permanganometri merupakan bidang pengkajian penilaian kadar zat


dengan menggunakan hasil oksidasi KMnO 4 . Teknik permanganometri didasarkan
pada proses oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat terjadi dalam keadaan
asam, netral, dan basa, oleh karena itu indikator tidak diperlukan bahkan selama
prosedur titrasi permanganometrik, dan titrasi biasanya dilakukan dalam
lingkungan korosif karena titik akhir titrasi (TAT) lebih mudah diketahui.
Permanganganometri berasal dari Kalium Permanganat KMnO 4 yang mampu
merespons secara variatif bersadarkan tingkatan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7
pada unsur-unsur tertentu. Jika titrasi dilakukan untuk larutan tidak berwarna, tidak
diperlukan indikator karena obat permanganat berwarna ungu.Adapun penerapannya
yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari yakni penerapan terhadap kadar
besi dan mangan, penerapan terhadap bahan-bahan kecantikan salah satunya sabun
pemutih, penerapan terhadap kadar kalsium yang terdapat pada buah contohnya:
pepaya, jambu biji dan pisang.
DAFTAR PUSTAKA

Agusmal Dalimunthe, S. N. (2022). Analisis Kadar Kalsium pada Cangkang Telur Bebek (Anas
platyrhynchos-domesticus) untuk Pembuatan Pasta Gigi dengan Pewarna Alami dari Sari Daun
Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb). Jurnal Farmanesia 9.1, 34-40.

Agustina, E. (2022). Pengaruh Eco-Enzyme pada Air Baku Sungai Borang Palembang Terhadap Nilai
Parameter Conductivity, Total Dissolved Solid (TDS), dan Zat Organik. Jurnal Kolaboratif
Sains 5.6 , 284-289.

Aini, E. D. (2022). Studi Literatur: Pengaruh Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Menggunakan Representasi Tetrahedral Kimia terhadap Hasil Belajar Siswa . Entalpi
Pendidikan Kimia , 77-83.

Astutik, T. P. (2017). Identifikasi Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep Reaksi Redoksidentification
of Difficult Concepts and Misconceptions Of Redox Reaction. Jurnal Zarah 5.1, 22-28.

Faradilla Intan Sari, D. S. (2023). Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka.
Jurnal Pendidikan dan Konseling, 146-151.

Feronika, N. I. (2018). Kalium Permanganat: Termodinamika Mengenai Transport Ionik dalam Air.
INA-Rxiv Papers, 1-34.

Indrayani, P. (2013). Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, dan Simbolik Titrasi Asam-
Basa Siswa Kelas XI IPA SMA serta Upaya Perbaikannya dengan Pendekatan Mikroskopik.
Jurnal Pendidikan Sains 1.2, 208-216.

J.M. Amin, d. D. (2015). Penurunan Kadar Besi dan Mangan Terlarut dalam Air Payau Melalui
Proses Oksidasi Menggunakan Kalium Permanganat. Jurnal Lahan Suboptimal 4.1, 38-46.

Jamilatur Rohmah, C. S. (2020). Buku Ajar Kimia Analisis. Siduarjo: UMSIDA Press.

Langitasari, I. (2016). Analisis Kemapuan Awal Multi Level Representasi Mahasiswa Tingkat 1 pada
Konsep Reaksi Redoks. EduChemia 1.1, 14-24.

Lukum, A. (2022). Buku Ajar Dasar-dasar Kimia Analitik. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.

Pharma, M. (2020). Skripsi: Analisis Kandungan Merkuri (Hg) pada Sabun Pemutih Badan yang
Diperjual Belikan Secara Online Menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom . Padang:
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang.

Rosa Raybaudi-Massilia, F. V. (2015). Novel Edible Coating of Fresh-cut Fruits: Application to


Prevent Calcium and Vitamin D Deficiencies in Children. Journal of Scientific Research &
Report 6.2, 142-156.

Styawan, A. A. (2021). Analisis Kadar Tanin Dari Kelopak Bunga Rosella Merah (Hibiscus
Sabdariffa, L.) Secara Permanganometri. Urecol Journal.Part D: AppliedSciences 1.1, 1-8.

Suprianingsih, N. E. (2022). Pengembangan Bahan Ajar Komik Terintegrasi Islam pada Materi
Hakikat Ilmu Kimia. Journal of Chemistry Education and Integration, 16-25.

Supriyadi. (2016). Community of Practitioners : Solusi Alternatif Berbagi Pengetahuan Antar


Pustakawan. Lentera Pustaka 2.2, 83-93.
Suryati, S. R. (2022). Pengembangan E-Modul Interaktif Reaksi Redoks Dan Elektrokimia Berbasis
Nature Of Science Untuk Penumbuhan Literasi Sains Siswa . Reflection Journal 2.1 , 26-33.

Wardani, R. K. (2019). Analisis Kadar Kalsium Oksalat pada Tepung Porang Setelah Perlakuan
Perendaman dalam Larutan Asam (Analisis dengan Metode Titrasi Permanganometri). Journal
of Research and Technology 5.2, 144-153.

Anda mungkin juga menyukai