USIA PERKAWINAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM PERKAWINAN INDONESIA
DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM
Oleh: Azizah Rima G (NPM 2120601075) S1 Hukum
Abstrak
Latar belakang masalah penelitian menyimpang dari aktualitas tujuan yang
menunjukkan bahwa hasil UU No. 16 Tahun 2019 tidak banyak berpengaruh dalam memperkuat nilai-nilai kekeluargaan atau rumah tangga dalam rangka pembangunan Indonesia. Dengan tujuan mengidentifikasi hukum usia perkawinan yang mencerminkan kedewasaan dalam arti filosofis dan perkembangan hukum perkawinan di Indonesia. Metode filosofis digunakan untuk membangun kebutuhan berpikir kritis dalam bentuk konseptual pemikiran. Usia perkawinan menjadi subjek studi kepustakaan jenis ini, yang juga menggunakan filsafat hukum formal sebagai subjek materialnya. Usia menunjukkan kedewasaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban sebagai pasangan atau istri. Kebutuhan berpikir kritis dikembangkan secara filosofis dalam bentuk rumusan konseptual yang ideal. Melalui kacamata sejarah, dapat ditelusuri asal- usul dan tahapan pemikiran tentang usia perkawinan Indonesia. Hasil penelitian dalam bidang filsafat ini adalah ditemukannya landasan filosofis perkawinan, peran filsafat hukum dalam rangka pembangunan hukum dan sosial, adanya syarat mengenai usia perkawinan dalam hukum perkawinan Indonesia, dianalisis dengan hukum tentang usia perkawinan yang sesuai dengan prinsip kesetaraan dengan menegaskan usia perkawinan yaitu 21 (dua puluh satu) tahun. Temuan ini sekaligus membuktikan kontribusi positif filsafat hukum terhadap perkembangan hukum perkawinan di Indonesia, yaitu penguatan landasan perkawinan, himbauan pentingnya kesucian perkawinan, pembentukan generasi berkualitas, dan rumah tangga yang damai.
Kata Kunci: Kedewasaan, Hukum Perkawinan, Usia Perkawinan.
I. PENDAHULUAN perubahan merujuk pada Undang-
Pada 14 Oktober 2019, Presiden Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Republik Indonesia, Joko Widodo, Perubahan Undang-Undang memperkenalkan UU No 16 Tahun Perkawinan Tahun 1974, Pasal 7 ayat 2019 yang mengubah UU Perkawinan (1) menyatakan bahwa ”Perkawinan No 1 Tahun 1974. Salah satu hanya dapat diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 menunjukkan kedewasaan dan (Sembilan belas) tahun”. Sehingga kemampuan untuk memenuhi dapat diketahui bahwa kebijakan kewajiban sebagai pasangan atau istri. mengenai batas usia perkawinan Kebutuhan berpikir kritis mengalami perubahan, khususnya bagi dikembangkan secara filosofis dalam perempuan. Undang-Undang bentuk rumusan konseptual yang ideal. Perkawinan 1974 menetapkan bahwa Melalui kacamata sejarah, dapat perkawinan hanya diperbolehkan ditelusuri asal-usul dan tahapan ketika seorang wanita berusia 16 tahun, pemikiran tentang usia perkawinan tetapi setelah amandemen ditetapkan dalam sejarah hukum dan administrasi bahwa seorang wanita diperbolehkan Indonesia. menikah ketika berusia 19 tahun. III. PEMBAHASAN Dalam hal terjadi pelanggaran batas Filsafat dapat dikatakan sebagai usia karena alasan yang sangat kegiatan metodologis-intelektual dan mendesak, meminta pengecualian sistematis. Makna tertinggi dari semua kepada pengadilan setelah keberadaan dan fenomena yang ada menghadirkan bukti yang cukup (Pasal termasuk dalam wujud yang dapat 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 diekspresikan dengan cara tertentu Tahun 2019). kontemplasi filosofis (refleksi). Hukum II. METODOLOGI menjadi alat untuk membawa Metode filosofis digunakan perubahan. Perubahan hukum dapat untuk menganalisis pertumbuhan dan mendahului inovasi teknis, perkembangan pemikiran yang kesepakatan, konflik, budaya, gerakan berkaitan dengan usia dalam Peraturan sosial, perubahan fisik termasuk Perundang-undangan, khususnya biologis Populasi. Setelah itu, ada Undang-Undang Nomor 16 Tahun hukum untuk menyelesaikan masalah 2019 tentang perkawinan di Indonesia. tersebut menghadapi perubahan- Usia perkawinan menjadi subjek studi perubahan tersebut. kepustakaan jenis ini, yang juga Sebagian besar wanita menggunakan filsafat hukum formal Indonesia menikah pada usia 19—24 sebagai subjek materialnya. Usia tahun. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Inti Nasional (SUSENAS) 2020, terdapat 48,59% perempuan menikah sebelum usia tersebut. Selain itu, 26,55% perempuan Indonesia yang berusia antara 16 hingga 18 tahun pernah menikah untuk pertama kali. 16,67% wanita menikah pertama kali pada usia 25 tahun ke atas dan 8,19% wanita pertama kali menikah relatif dini antara 7—15 tahun. Berdasarkan Gambar 1. Presentase Usia Wanita Amandemen Undang-Undang Menikah (2020) Perkawinan 16 Tahun 2019, diatur Ketentuan tentang usia bahwa perkawinan diperbolehkan perkawinan sesuai dengan Amandemen hanya jika suami istri telah berusia 19 Undang-Undang Perkawinan 16 Tahun tahun. Mengubah usia menikah bagi 2019. Analisis hukum-filosofis perempuan menjadi 19 (dewasa) peraturan ini juga diketahui mengalami tidaklah sia-sia. Perkawinan di usia masalah yang paling terlihat yakni usia muda seringkali berdampak buruk bagi dalam pernikahan. Mengingat Pasal 7 pertumbuhan dan perkembangan anak. ayat (2) berurusan dengan " dispensasi Pernikahan dini seringkali perkawinan" dengan wewenang mengakibatkan hak dasar anak seperti yurisdiksi untuk orang tua pihak pria perlindungan terhadap kekerasan, hak dan/atau orang tua pihak wanita dapat sipil anak, kesehatan anak, pendidikan meminta dispensasi kepada Pengadilan dan hak sosial tidak terpenuhi. dengan alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup. Sebagaimana yang terdapat dalam KUHPerdata ketentuan formal pendewasaan ditentukan pada usia 21 tahun, dimana merupakan kehidupan pernikahan yang ideal. Orang dewasa dipandang mampu melakukan sesuatu karena mereka memiliki kekuatan berupa membina hubungan sosial yang berkekuatan hukum tetap atas romantis dan harmonis. kebijaksanaannya sendiri, sehingga ia IV. PENUTUP juga dapat menentukan keadaan Penelitian dalam bidang filsafat hukumnya, serta dapat ini ditemukannya landasan filosofis memperhitungkan sejauh mana perkawinan, peran filsafat hukum konsekuensi dari ekspresi kehendak dalam rangka pembangunan hukum Tindakan hukum. 21 tahun adalah usia dan sosial, adanya syarat mengenai usia ideal untuk mulai membangun perkawinan dalam hukum perkawinan pernikahan yang ideal. Meskipun usia Indonesia, dianalisis dengan hukum 21 tahun itu tidak tentang usia perkawinan yang sesuai disebutkan secara eksplisit, namun dengan prinsip kesetaraan dengan dalam keterangan yang sifatnya praktis menegaskan usia perkawinan yaitu 21 dari Shihab (2000: 212), ditunjukkan (dua puluh satu) tahun. Temuan ini bahwa perkawinan ideal itu terbangun sekaligus membuktikan kontribusi dari positif filsafat hukum terhadap pasangan yang berusia matang atau perkembangan hukum perkawinan di dewasa. Indonesia, yaitu penguatan landasan Sebagai orang dewasa, perkawinan, himbauan pentingnya pernikahan adalah acara yang dapat kesucian perkawinan, pembentukan terjadi karena adanya rasional dan generasi berkualitas, dan rumah tangga emosional atau mental. Kecuali ketika yang damai. mempertimbangkan dan menerima V. DAFTAR PUSTAKA semua persiapan dengan akal sehat. UNDANG-UNDANG Perkawinan adalah persiapan mental REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 calon pasangan. Persiapan cara berpikir TAHUN 2019 TENTANG ini dimulai dari hal yang paling PERUBAHAN ATAS UNDANG- sederhana, yaitu pengetahuan dan UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 pemahaman. Menjadi pasangan dan TENTANG PERKAWINAN. memahami pentingnya pernikahan. Annissa Mutia, 2020, Dalam tahap persiapan pernikahan Persentase Usia Wanita Melangsungkan Perkawinan Pertama Kali. Databoks https://databoks.katadata.co.id/datapubl ish/2021/12/16/mayoritas-perempuan- indonesia-menikah-usia-19-24-tahun (diakses 7 Maret 2023). Pengaruh UU Nomor 16 Tahun 2019 https://pa-ngamprah.go.id/berita- seputar-peradilan/188-pengaruh-uu- nomor-16-tahun-2019 (diakses 7 Maret 2023).