Anda di halaman 1dari 9

Lex Privatum Vol. V/No.

9/Nov/2017

PERKAWINAN DIBAWAH UMUR (DITINJAU tua, kemudian faktor pendidikan yang rendah
DARI HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG membuat masyarakat kurang memahami
NOMOR 1 TAHUN 1974)1 undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang
Oleh: Siskawati Thaib2 perkawinan mengenai syarat dan ketentuan
pernikahan, kemudian faktor ekonomi yang
ABSTRAK kurang mencukupi sehingga orang tua
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menikahkan anaknya pada usia dini agar
mengetahui bagaimana pandangan dalam mengurangi beban orang tua, dan faktor
Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1 hukum yaitu negara mengabaikan terjadinya
Tahun 1974 mengenai perkawinan anak di pelanggaran hak-hak anak padahal negara
bawah umur dan faktor-faktor apa saja yang wajib melindungi warganya khususnya anak-
mempengaruhi terjadinya perkawinan anak anak dari keadaan bahaya.
dibawah umur, yang dengan metode penelitian Kata kunci: anak, perkawinan di bawah umur
hukum normatif disimpulkan bahwa: 1.
Perkawinan anak dibawah umur dalam hukum PENDAHULUAN
islam menyatakan bahwa perkawinan dibawah A. Latar Belakang
umur dianggap sah apabila sudah akil baligh, Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa di
adanya persetujuan orang tua dan persetujuan Indonesia masih banyak dijumpai orang tua
mereka berdua selama tidak bertentangan yang menikahkan anaknya pada masa masih di
dengan agama. dalam Undang-Undang Nomor bawah umur.Hal ini dipicu dengan berbagai
1 Tahun 1974, dalam pasal 7 ayat (1) tentang alasan, misalnya adanya budaya menikah muda
perkawinan izinkan apabila laki-laki sudah di kalangan masyarakat tertentu. Apabila
mencapai umur 19 tahun dan wanita sudah seorang anak gadis belum ada yang meminang
mencapai umur 16 tahun, apabila menyimpang sampai usia tertentu, maka dia dianggap tidak
maka ketentuan ayat (2) harus dimintakan laku dan dicap sebagai ”perawan tua”. Atribut
dispensasi perkawinan karena adanya alasan tersebut merupakan beban psikologis yang
penting seperti halnya telah hamil duluan dan sangat berat bagi keluarga si gadis, sehingga
kekhawatiran orang tuanya. Namun, dari orang tua yang memiliki anak gadis berlomba-
Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang lomba untuk menikahkan anaknya meskipun
perkawinan tidak ada sanksi yang diberikan usianya masih sangat muda.
kepada yang melanggarnya. Inilah titik Tidak hanya itu, bagi kalangan masyarakat
kelemahan dari Undang-Undang nomor 1 tahun miskin, menikahkan anaknya merupakan
1974 tentang perkawinan. 2. Perkawinan sebuah pelepasan beban. Orang tua akan
dibawah umur yang terjadi disebabkan karena merasa beban hidupnya berkurang, karena si
adanya beberapa faktor diantaranya adalah anak sekarang sudah menjadi tanggung jawab
sebagai berikut: faktor pribadi, faktor keluarga, suaminya. Semakin cepat anak gadisnya
faktor budaya, faktor pendidikan, faktor kawin, semakin baik bagi kehidupan mereka
ekonomi, faktor hukum. Penyebab utama dari karena pertimbangan berat ringannya beban
faktor pribadi biasanya adalah karena hidup yang mereka tanggung.3 Budaya yang
kenakalan remaja (seks bebas) yang melekat di masyarakat tersebut diperparah
mengakibatkan hamil diluar nikah, faktor dengan ketidaktahuaan mereka tentang
keluarga adalah satu jalan yang dipikirkan adanya pembatasan umur bagi seorang yang
keluarga yaitu menikahkan pasangan yang akan melangsungkan pernikahan mereka.
remaja di usia muda sekalipun keduanya masih Merasa tidak masalah menikahkan anaknya di
menempuh pendidikan, Sedangkan faktor adat usia berapapun dan kapanpun.
istiadat dikarenakan masih adanya kepercayaan
dari masyarakat bahwa jika seorang perempuan B. Rumusan Masalah
menolak lamaran maka akan menjadi perawan 1. Bagaimana pandangan dalam Hukum Islam
dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
1
Artikel Penelitian; pembimbing skripsi: Dientje
mengenai perkawinan anak dibawah umur ?
Rumimpunu,SH,MH dan Imelda Tangkere,SH, MH
2 3
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Libertus Jehani, Perkawinan Apa Resiko Hukumnya,
Manado; NIM: 13071101002 Forum Sahabat Jakarta,2008,hal.28

48
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

2. Faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi Pandangan ahli hukum islam (Fuqaha)


terjadinyaperkawinan anak dibawah umur? terhadap perkawinan dibawah umur. Dalam
keputusan Ijtima’Ulama Komisi Fatwa Se
PEMBAHASAN Indonesia III Tahun 2009 dinyatakan bahwa
A. Perkawinan Dibawah Umur Menurut dalam literatur fikih Islam, tidak terdapat
Pandangan Hukum Islam dan Undang- ketentuan eksplisit mengenai batas usia
Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. perkawinan, baik batas usia minimal maupun
1. Perkawinan Dibawah Umur Menurut maksimal. Walaupun demikian, hikmah dalam
Hukum Islam perkawinan adalah menciptakan keluarga yang
Perkawinan dalam Islam bukan hanya sakinah, serta dalam rangka memperoleh
berarti lembaga yang menghalalkan suatu keturunan (hifz al-nasl) dan hal ini bisa tercapai
hubungan seksual secara sah namun ada aspek pada usai dimana calon mempelai telah
hukum universal dalam sistem kelembagaan sempurna akal pikirannya serta siap melakukan
sosial yang sangat penting, kerena didalam reproduksi.5
masyarakat terdapat berbagai golongan dan Berdasarkan hal tersebut, komisi fatwa
aliran dengan berbagai kepentingan masing- menetapkan beberapa ketentuan hukum yaitu :
masing sehingga mengharuskan adanya suatu a. Islam pada dasarnya tidak memberikan
ketertiban umum dalam masyarakat. Perintah batasan usia minimal perkawinan secara
dan anjuran melakukan perkawinan, tidak definitif, usia kelayakan perkawinan adalah
memberikan batasan umur seseorang untuk usia kecakapan berbuat dan menerima hak
melakukan perkawinan, namun ditekankan (ahliyatul ada’wa al wujub) sebagai
perlunya kedewasaan seseorang melakukan ketentuannya.
perkawinan. b. Perkawinan di bawah umur hukumnya sah
Agama Islam yang memuat juga tentang sepanjang telah terpenuhinya syarat dan
bagaimana perkawinan, yang dalam hal ini rukun nikah tetapi haram jika
dikenal dengan Kompilasi Hukum Islam, yang mengakibatkan mudharat.
memuat juga tentang bagaimana perkawinan c. Kedewasaanusia merupakan salah satu
Islam, yang memuat juga tentang bagaimana indikator bagi tercapainya tujuan
perkawinan yang dilakukan oleh pasangan perkawinan, yaitu kemaslahatan hidup
dibawah umur. Namun, kedewasaan secara berumah tangga dan bermasyarakat serta
implicit dianjurkan dalam hukum islam. jaminan keamanan bagi kehamilan.
Pada umumnya perkawinan dibawah umur d. Pada standardisasi usia sebagaimana
yang dilakukan dalam hukum Islam ditetapkan dalam Undang-Undang No 1
digolongkan sebagai perkawinan yang mubah Tahun 1974 sebagai pedomannya.
(boleh-boleh saja) sebab tidak ada aturan Dalil-dalil yang menjadi dasar penetapan
dalam sumber hukum Islam, yakni Alquran dan ketentuan hukum tersebut adalah sebagai
Hadis yang melarang perkawinan dibawah berikut:6
umur.Meskipun demikian, para fukaha 1. Al-qur’an Surat (QS) An-Nisa’ (4) : 6
memberikan hak kepada anak-anak yang 2. QS At-Thalaq (65) : 4
bersangkutan, setelah dewasa nanti untuk 3. QS An-Nur (24) : 32
melangsungkan perkawinan yang pernah 4. Hadits Muttafaq Alaih dari’ Aisyiah
dilaksanakannya atau merusakkan dengan jalan 5. Hadits Bukhari dan Muslim dar’Al Qamah
fasakh.Hak ini disebut hak khiyar artinya hak 6. Kaidah Fikih dalam Qawaid Al-Ahkamfi Al-
untuk menjamin adanya sukarela pihak-pihak Anam karya izzudinAbd Al-Salam jilid I
yang bersangkutan atas perkawinan yang halaman 51.
dilaksanakan walinya pada waktu mereka 7. Pandangan Jumhur Fuqaha yang
masih kanak-kanak.4 membolehkan perkawinan usia dini.

4
Arya Ananta Wijaya, Jurnal Ilmiah Analisis Perkawainan
55
dibawah umur menurut tinjauan hukum islam dan Taqiyuddin An Nabhani, asy Syakhshiyah al Islamiyah,
Undang-undang nomor 1 tahun 1974(studi kasus didesa JUzz II Bairut, 1953, hal 23
gegerung kec.lingsar Lombok barat),Fakultas Hukum,
6
Universitas Mataram, 2013, Hal. 7-9 Ibid, hal.40

49
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

8. Pandangan Ibnu Syubrumah dan Abu Bakr- isteri.Patokan bolehnya berkumpul adalah
Al-Asham. kemampuan dan kesiapan psikologis
9. Pendapat Ibnu Hazm yang memilah antara perempuan untuk menjalani hidup bersama.Ibn
perkawinan anak kecil dengan anak Qudamah menyatakan bahwa dalam kondisi si
perempuan kecil. Perkawinan anak perempuan masih kecil dan dirasa belum siap
perempuan yang masih kecil oleh Bapaknya baik secara fisik maupun psikis untuk
dibolehkan, sedangkan perkawinan anak menjalankan tanggung jawab hidup berumah
lelaki yang masih kecil dilarang. tangga, maka walinya menahan untuk tidak
Keputusan Komisi Fatwa MUI tersebut hidup bersama dulu, sampai si perempuan
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan mencapai kondisi yang sudah siap.Bahkan lebih
oleh HM Asrorun Ni’am Sholleh bahwa: “Dalam tegas lagi, Imam al-Bahuty menegaskan jika si
literatur fikih islam tidak terdapat ketentuan perempuan merasa khawatir atas dirinya, maka
secara eksplisit mengenai batasan usia dia boleh menolak ajakan suami untuk
perkawinan. Dengan demikian perkawinan yang berhubungan badan.9
dilakukan orang yang sudah tua dipandang sah Jika telah terjadi perkawinan dibawah
sepanjang memenuhi syarat dan rukunnya, umur, yakni seorang wali menikahkan anaknya
sebagaimana juga sah bagi anak-anak yang yang masih kecil, maka perkawinan tersebut
masih kecil.7 hukumnya sah dan mengikat sifatnya. Dalam
Secara umum, dalam menjawab hukum hal ini, menurut Imam Malik, Imam Syafi’I dan
perkawinan dibawah umur, pendapat para Ulama Hijaz, si perempuan tidak ada lagi hak
fukaha dapat dikategorikan menjadi tiga khiyar untuk memfasakh akan tetapi, menurut
kelompok yaitu : Ahl al-Iraq, ia mempunyai hak memilih jika
1. Pandangan Jumhur Fuqaha, yang telah dewasa.
membolehkan perkawinan dibawah umur. Meskipun perkawinan dibawah umur
Walaupun demikian, kebolehan dibolehkan, namun untuk menjaga
perkawinan dibawah umur tidak serta kemashlahatan dan agar tercapai maqashid al-
merta membolehkan adanya hubungan syari’ah dari perkawinan dibawah umur, maka
badan. Jika hubungan badan akan jika terjadi perkawinan dibawah umur harus
mengakibatkan adanya glarar, maka hal itu memenuhi ketentuan sebagai berikut;
terlarang, baik perkawinan pada usia 1. Yang menikahkan adalah walinya, dan
dibawah umur maupun sudah dewasa. menurut ulama Syafi’iyyah, hanya oleh
2. Pandangan yang dikemukakan oleh Ibn ayah atau kakek (dari ayah), tidak boleh
Syubrumah dan Abu Bakr al-Asham, menikahkan dirinya sendiri atau oleh
menyatakan bahwa perkawinan dibawah hakim.
umur hukumnya terlarang secara mutlak. 2. Pelaksanaan perkawinan tersebut untuk
3. Pandangan Ibn Hazm, beliau memilah kemaslahatan mempelai serta diyakini tidak
antara perkawinan anak kecil dengan anak mengakibatkan dlarar bagi mempelai.
perempuan kecil. Perkawinan anak 3. Tidak dibolehkan melakukan hubungan
perempuan yang masih kecil oleh bapaknya suami istri sampai tiba pada masa yang
dibolehkan, sedangkan perkawinan anak secara fisik dan psikologis siap menjalankan
lelaki kecil dilarang. Argument ini dijadikan tanggung jawab hidup berumah tangga.
landasan adalah zhahir hadits perkawinan 4. Untuk mencegah terjadinya hubungan
Aisyah dengan Nabi Sallalahu Alaihi suami istri pada usia masih kecil, maka
Wassalam.8 pihak wali dapat memisahkan keduannya.10
Ulama Hanabilah menegaskan bahwa Sebenarnya hukum Islam tidak pernah
sekalipun perkawinan dibawah umur sah secara membatasi umur perkawinan bagi anak
fikih, namun tidak serta merta boleh hidup perempuan. Akan tetapi kalau kita melihat
bersama dan melakukan hubungan suami dalam Kompilasi Hukum Islam yang mengacu
pada Undang-Undang Perkawinan dalam
7
Heru Susetyo, Perkawinan Dibawah Umur Tantangan
batasan nikah bagi anak laki-laki adalah 19
Legislasi dan Haronisasi Hukum Islam, PT. Bumi
9
Aksara,Jakarta,2009, hal.22 Ibid, hal. 219-220
8 10
Ibid, hal.214 Ibid, hal.223

50
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

tahun dan perempuan 16 tahun. Sehingga kalau kitab-kitab imam Mahzab dan pengikutnya,
anak perempuan menikah tidak sampai batas sepanjang telah diatur dalam pasal-pasal
umur ini maka perkawinan pun dianggap Kompilasi Hukum Islam maka tidak
melanggar.11 diberlakukan lagi.Rujukan tentang satu-satunya
Kalau dalam fikih tidak dijelaskan batasan fikih munakahat adalah Kompilasi Hukum Islam
umur untuk menikah tapi hanya dijelaskan dengan segala peraturan dibawahnya.
tentang masalah baligh bagi anak laki-laki dan Jika masih ada penyimpangan ataupun
perempuan.Apabila kita merujuk pada perselisihan terkait batas umur ini, maka bisa
perkawinan Nabi maka perkawinannya diselesaikan oleh hakim yang berwenang
dianggap kawin dibawah umur.Walaupun al- disidang pengadilan. Dengan begitu perkawinan
Qur’an dan fikih tidak memberikan batasan yang dilakukan oleh masyarakat Islam di
maka kita juga perlu mempertimbangkan Indonesia akan mempunyai hukum yang jelas
dampak dan faktor yang terjadi agar keluarga sehingga jika ada permasalahan-permasalahan
selalu sakinah, mawaddah warahmah. dalam urusan perkawinan dibawah umur,
Namun demikian, ulama menasehatkan sudah ada undang-undang yang mengatur dan
bahwa al-ilmu qabla al-amal yang artinya ilmu bisa diselesaikan olehhakim-hakim yang
itu mendahului amal. Maka untuk menjalankan berkompeten diperadilan agama. Dengan
perkawinan dibawah umur, seorang muslim begitu, kemashalatan umat Islam di Indonesia
wajib memahami ketentuan syariah Islam yang terkait dengan hukum perkawinan tentunya
bertalian dengan perkawinan dibawah umur. akan semakin terjaga dan kemudharatan pun
Sebab dalam syariat Islam, seorang muslim akan bisa dihindarkan.
wajib memahami hukum suatu perbuatan
sebelum melakukannya, sesuai kaidah syara’.12 2. Perkawinan Dibawah Umur Menurut
Pada pasal 15 Kompilasi Hukum Islam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
disebutkan bahwa ‘batas umur calon mempelai Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
yang akan menikah adalah 16 tahun bagi 1974 Tentang Perkawinan, diatur tentang
perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki. syarat-syarat perkawinan.Pada pasal 6 ayat (1)
Walaupun dalam al-Qur’an dan sunnah tidak berbunyi “Perkawinan harus didasarkan atas
menjelaskan tentang batasan itu, aturan pada persetujuan kedua calon mempelai”.13 Ayat (2)
pasal 15 ini sudah mempresentasikan kompilasi berbunyi “untuk melangsungkan perkawinan
hukum islam yang memperjelas dan membatasi seseorang yang belum mencapai umur 21 (Dua
umur kedua calon mempelai yang akan Puluh Satu) tahun harus mendapat izin kedua
menikah. Adanya batasan tersebut demi orng tua.”14
terwujudnya kepastian hukum dan tercapainya Pasal 6 ayat (1) menyebutkan tentang “
kemashalatan kedua belah pihak, suami dan perkawinan harus didasarkan atas persetujuan
istri. kedua calon mempelai. ”Maksudnya,
Undang-undang Ini dalam istilah fikih perkawinan itu harus didasarkan pada
disebut proses Taqnin (legislasi), yaitu proses persetujuan kedua belah pihak.Dan dasar harus
tranformasi fikih, fatma, dan qada, menjadi adanya suatu persetujuan itu memang
hukum positif. Sifatnya mengikat seluruh warga merupakan alasan yang kuat, Karena adanya
dan rakyat Indonesia.Ketika fikih sudah persetujuan itu berarti telah dipasang suatu
ditrasformasikan menjadi undang-undang, fondasi yang kokoh untuk membina suatu
maka sejatinya produk fikih yang menjadi keluarga dan rumah tangga.Hendaknya
sumber materiil harus dipandang tidak berlaku persetujuan itu adalah Suatu yang murni, yang
lagi.Begitu juga yang terkait dalam hukum betul-betul tercetus dari hati para calon sendiri,
Perkawinan Islam di Indonesia, fikih munakahat dalam bentuk kemauan untuk hidup bersama
yang aturan-aturannya terkodifikasi dalam seumur hidup, bukan secara pura-pura atau
hasil suatu paksaan.
11
M.Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam (suatu
13
analisis dari UU No.1 Tahun 1974 dan Komplilasi Hukum Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Islam), Bumi Aksara Jakarta, 2000 hal.28 tentang Perkawinan Pasal 6 ayat (1)
12 14
Taqiyuddin An Nabhani, asy Syakhshiyah al Islamiyah, Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
JUzz II Bairut, 1953, hal.19 tentang Perkawinan pasal 6 ayat(2).

51
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

Dalam pasal 6 ayat (2) Undang-Undang kedua orang tua pihak pria maupn pihak
Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan wanita.”18
mencantumkan ketentuan yang mengharuskan Baik pasal tersebut maupun penjelasannnya,
setiap orang (pria dan wanita) yang belum tidakmenyebutkan hal apa yang dapat dijadikan
mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun, dasar bagi suatu alasan yang penting,
harus mendapat izin dari kedua orang tua. umpamanya keperluan yang sangat mendesak
Apabila izin tersebut tidak didapat dari orang bagi kepentingan keluarga, barulah dapat
tua, maka pengadilan dapat memberikan izin diberikan dispensasi. Karena dengan tidak
tersebut berdasarkan permintaan orang yang disebutkannya suatu alasan yang penting itu,
akan melangsungkan perkawinan.15 maka dengan mudah saja setiap orang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mendapatkan dispensasi tersebut.
tentang perkawinan juga mengatur batas umur Akan tetapi dapat dipahami bahwa
bagi calon-calon mempelai yang akan melangsungkan perkawinan dibawah umuryang
melaksanakan perkawinan. Penentuan batas telah ditentukan oleh undang-undang berarti
umur untuk melangsungkan perkawinan melanggar aturan terhadaphukum atau
sangatlah penting sekali.Karena suatu perundang-undangan yang berlaku. Akan tetapi
perkawinan di samping menghendaki disebut pelanggaran terhadap undang-undang,
kematangan biologis juga psikologis. sanksi bagi pelanggaran tersebut tidak diatur
Maka dalam Undang-undang Nomor 1 sama sekali di dalam undang-undang tersebut.
Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan Inilah titik kelemahan hukum keluarga
bahwa calon suami-istri itu harus telah matang diIndonesia umumnya, dan khususnya hukum
jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan, sehingga banyak terjadi
perkawinan agar supaya dapat mewujudkan penyimpangan-penyimpangan.19
perkawinan secara baik tanpa berakhir pada Akibatnya pihak-pihak yang berada pada
perceraian dan mendapat keturunan yang baik posisi yang lemah dan terpojok tidak dapat
dan sehat. 16 dibela kepentingannya secara hukum, dan
Untuk itu alangkah baiknya dilakukan pihak yang kuat dapat leluasa berbuat tanpa
pencegahan agar tidak ada perkawinan antara ada sanksi hukum.Inilah kelemahan undang-
calon suami-istri yan masih dibawah undang perkawinan yang belakangan ini dikritik
umur.Walaupun realita yang terjadi saat ini oleh banyak kalangan agar dilakukan revisi atau
tidaklah demikian adanya.Selain itu perbaikan.20
pembatasan umur ini penting pula artinya Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap
untuk mencegah praktek kawin yang terlampau Perempuan (Komnas Perempuan) bersama-
muda seperti banyak kasus-kasus yangterjadi sama sejumlah organisasi gerakan perempuan
didesa-desa bahkan perkotaan, yang pernah mengajukan revisi terhadap Undang-
mempunyai berbagai akibat negatif. Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 perkawinan. Beberapa permasalahan pokok
Tahun 1974 tentang Perkawinan dikatakan yang diusulkan untuk revisi antara lain:
bahwa “Perkawinan hanya diizinkan jika pria a. Pendewasaan usia perkawinan diatas 18
sudah mencapai umur 19 tahun (Sembilan tahun, dengan tidak membedakan batas
belas) dan wanita sudah mencapai umur 16 minimal usia perkawinan bagi perempuan
(enam belas) tahun.”17 Ayat (2) berbunyi dan laki-laki.
“Dalam hal penyimpanan terhadap ayat (1) b. Prinsip non dikriminasi dalam pencatatan
pasal ini dapat meminta dispensasi kepada perkawinan, di unit-unit dibawah naungan
pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Departemen Agama.

15 18
M. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam (suatu Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
analisis dari UU No.1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Tentang Perkawinan Pasal 7 ayat (2)
19
Islam), Bumi Aksara Jakarta,2000 hal.45 http://enchuklau.wordpress.com/2009/06/08/makalah/
16
http://talaohusofia.blogspot.com/2012/07/perkawinan- diakses pada tanggal 3 Januari 2017
20
anak-dibawah-umur.html di akses pada tanggal 1 januari http://talaohusofia.blogspot.com/2012/07/perkawinan-
2017 anak-dibawah-umur.html diakses pada tanggal 3 Januari
17
Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 2017.
Tentang Perkawinan Pasal 7 ayat (1)

52
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

c. Prinsip non diskriminasi juga diterapkan mereka itu mengawinkan anaknya begitu
terhadap hak dan kewajiban bagi muda hanya karena mengikuti adat
perempuan dan laki-laki. kebiasaan saja.22
d. Hak dan status anak yang dilahirkan di luar Selain menurut RT.Akhmad Jayadiningrat,
hubungan pernikahan tetap memiliki ada beberapa faktor yang mendorong
memiliki hak dan status yang sama dengan terjadinya perkawinan usia muda yang sering
anak yang dilahirkan dalam ikatan perdata, dijumpai di lingkungan masyarakat kita yaitu:
sesuai Undang-Undang No.23 Tahun 2002 a. Faktor Pribadi
Pasal 7 yaitu (1) menyebutkan “setiap Tidak sedikit pasangan memiliki alasan yang
anak berhak untuk mengetahui orang salah ketika menikah, sehingga terjebak pada
tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang pernikahan yang sebetulnya tak
tuanya sendiri.” diinginkan.Agar, pernikahan berjalan dengan
Pendewasan usia perkawinan (PUP) yang langgeng, sebaiknya para pasangan memiliki
diprogramkan oleh pemerintah dan juga alasan benar untuk yang kuat dan benar untuk
usaha-usaha menolak anak dibawah umur menikahkan. Beberapa alasan pribadi yang
yang dilakukan oleh sejumlah organisasi salah yaitu, agar bisa menjauh dari orang tua
perlindungan anak hanya akan menjadi dan mendapatkan kebebasan, bisa
wacana perdebatan tak berujung. Solusi lain menyalurkan hasrat seksual, untuk
harus dilakukan oleh negara yang melindungi menghilangkan rasa, terlanjur hamil.
anak dari praktek-praktek perkawinan dibawah Penyebab utama dari faktor pribadi
umur dengan melakukan revisi Undang- biasanyan adalah karena kenakalan remaja
Undang Nomor 1 Tahun 1974. (seks bebas) yang mengakibatkan hamil diluar
Dukungan dan tuntutan tentang revisi nikah.Sehingga akhirnya mereka melakukan
undang-undang perkawinan merupakan perkawinan dibawah umur untuk menutupi
perwujudan dari upaya bersama untuk dosa tersebut. Adapun penyebab dari faktor
menyelamatkan masa depan anak-anak pribadi yang lain yaitu, Karena perkawinan
Indonesia, karena pada dasarnya anak hanya dibawah umur dianggap sebagai jalan keluar
titipan dan karunia Tuhan. Prinsip untuk menghindari dosa. Mereka menganggap
megedepankan kepentingan terbaik bagi anak dengan menikah muda, mereka akan terhindar
dalam setiap pengambilan putusan yang dari yang namanya seks bebas. Selain itu,
mengangkut anak merupakan kewajiban bagi karena lingkungan dan pergaulan yang bebas
semua pihak.21 mengubah pola pikir mereka menjadi pola pikir
yang pendek seperti mencita-citakan kawin
B. Faktor-Faktor Yang muda hanya karena alasan praktis misalnya
MempengaruhiTerjadiPerkawinan asyik bila mempunyai anak yang besar diusia
Dibawah Umur yang masih muda dan sebagainya.23
Menurut RT.Akhmad Jayadiningrat, sebab- b. Faktor Keluarga
sebab utama dari perkawinan dibawah umur Kian maraknya seks bebas di kalangan
adalah: remaja dan dewasa muda, maupun
a. Keinginan unutuk segera mendapatkan meningkatnya angka aborsi setidaknya menjadi
tambahan anggota keluarga indikator tingkat pergaulan bebas sudah berada
b. Tidak adanya pengertian mengenai akibat pada tahap mengkhawatirkan dan harus segera
buruk perkawinan terlalu muda, baik bagi dipikirkan solusinya. Salah satu jalan yang
mempelai itu sendiri maupun dipikirkan keluarga, walaupun bukan yang
keturunannya. mutlak adalah menikahkan pasangan yang
c. Sifat kolot orag jawa yang tidak mau remaja di usia muda. Artinya, bagi mereka yang
meyimpang dari ketentuan adat. telah mantap dengan pasangannya, keluarga
Kebanyakan orang desa megatakan bahwa biasanya menganjurkan untuk segera
meresmikan hubungan anak mereka dalam
21
Hilman Hadikusuman, Hukum Perkawinan Indonesia
22
Menurut Perundangan, Ibid hal 23-24
23
Hukum Adat dan Hukum Agama, (Bandung: Mandar Maju, Neng Djubaedah, Pornografi Pornoaksi Ditinjau dari
1990), hlm. 45 Hukum Islam,Pranada Media Jakarta,2003, hal.57

53
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

sebuah ikatan pernikahan.Sekalipun keduanya pendidikan itu adalah sesuatu yang dapat
masih menempuh pendidikan.Hal ini untuk membantu masyarakat dalam mempersiapkan
menghindari dampak buruk dari keintiman masa depannya masing-masing.
hubungan lawan jenis.24 e. Faktor ekonomi
c. Faktor Budaya Penyebab lain praktek ini masih saja
Maraknya kawin di usia muda ini berkaitan ditemui antara lain karena kemiskinan.
dengan kultur yang berkembang di masyarakat. Tingginya anagaka kawin muda dipicu oleh
Bagi sebagian masyarakat, seorang anak rendahya kemampuan ekonomi masyarakat
perempuan harus segera berkeluarga karena atau kesulitan ekonomi.Maka agar tidak terus
takut tidak laku dan tak kunjungan menikah di terbebani secara ekonomi karena orang tua
usia 20-an tahun. Bila di kota-kota besar, juga tidak sanggup lagi membiayai pendidikan
kecenderungan perempuan menikahkan di anak, orang tua mendorong anaknya untuk
usiadewasa dan tak jarang menjadi semacam menikah agar bisa segera mandiri. Sayangnya,
permainan hidup, di sudut lain masih ada anak para gadis ini juga menikah denga pria
yang dinikahkan orang tuanya ketika baru saja berstatus ekonomi tidak jauh beda, sehingga
lulus SMP. malah menimbulkan kemiskinan baru.26
Jadi, jika seorang perempuan tetap Di beberapa negara miskin, anak-anak
melajang pada usia di atas 18 tahun, biasanya perempuan dijadikan target untuk dijual atau
ia dianggap terlambat menikah. Oleh karena dinikahkan agar orang tua terbebaskan dari
itu, banyak orang tua yang mendorong anaknya beban ekonomi. Alasan lain adalah
untuk cepat menikah.Perempuan juga selalu kepentingan kasta, tribal serta kekuatan
menjadi pihak yang bisa dipaksa menikah, ekonomi dan politik agar anak-anak mereka
tanpa ataupun dengan persetujuannya. Inilah yang dikawinkan dapat memperkuat keturunan
celah awal bagi terjadinya pemaksaan dan status sosial mereka.
perempuan untuk menikah di usia yag masih f. Faktor hukum
belia sekalipun. Hukum Negara yang lemah merupakan
d. Faktor pendidikan salah satu penyebab anak-anak tidak
Sebagian orang tua yang masih belum terlindungi dari praktek ini.Negara
paham pentingnya pendidikan memaksa anak- mengabaikan terjadinya pelanggaran hak-hak
anak mereka untuk segera menikah.Hal itu anak padahal negara wajib melindungi
biasanya terjadi setelah remaja lulus SMP atau warganya khususnya anak-anak dari keadaan
bahkan belum.Mereka meganggap, pendidikan bahaya. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa
tinggi itu tidak penting.Bagi mereka, lulus SD pernikahan yang tidak cukup umur bisa terjadi
saja sudah cukup.Anak-anak sendiri tidak karena adanya manipulasi usia saat mengurus
memiliki keinginan atau cita-cita untuk surat nikah di tingkat kelurahan dengan tujuan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih agar petugas Kantor Urusan Agama (KUA) bisa
tinggi.Pendidikan dipandang secara modern menikahan mereka. Selain itu dalam Undang-
memposisikan dirinya sebagai suatu Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
kebutuhan.Sedangkan pendidikan yang Perkawinan di pasal 7 menyebutkan, menikah
dipandang secara tradisional hanyalah sebatas di usia dini diperbolehkan asal memperoleh izin
menggugurkan kewajiban atau sebagai dispensasi kawin dari pejabat penngadilan
penghambat dalam melakukan berbagai yakni Pengadilan Agama. Permohonan
kewajiban.25 dispensasi kawin dilakukan karena berbagai
Misalnya seorang anak yang dianggap faktor antara lain kekhawatiran orang tua
telah dewasa dan mampu memenuhi terhadap hubungan asmara anak mereka yang
kebutuhan materi lebih baik menikah atau terlalu dalam. Untuk menghindari hal yang
bekerja daaripada belajar.Padahal seharusnya tidak diinginkan, mereka menikahkan anaknya
itu meski di usia yang masih sangat muda.27
24
Shalih bin Ahmad Al Ghazali, Romantika Rumah Tangga,
Cendekia Sentra Muslim, Jakarta,2004, hal.87
26
Ibid, hal.99.
27
http://fransiska-
25
Neng Djubaedah, op.cit hal. 59 limantata.blogspot.com/2010/01/dampak-pernikahan-di-

54
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

Namun, tanpa kita sadari ada banyak keluarga adalah satu jalan yang dipikirkan
dampak lain dari perkawinan dibawah umur. keluarga yaitu menikahkan pasangan yang
Ada yang berdampak dari kesehatan, adapula remaja di usia muda sekalipun keduanya
yang berdampak bagi psikis dan kehidupan masih menempuh pendidikan, Sedangkan
keluarga remaja khususnya perempuan antara faktor adat istiadat dikarenakan masih
lain dalam perspektif hak, terdapat tiga adanya kepercayaan dari masyarakat
masalah besar yang dihadapi anak menikah bahwa jika seorang perempuan menolak
pada usia muda, menyangkut hilangnya masa lamaran maka akan menjadi perawan tua,
kanak-kanak dan remaja, hilangnya kebebasan kemudian faktor pendidikan yang rendah
personel, dan kuranngnya kesempatan untuk membuat masyarakat kurang memahami
mengembangkan diri secara penuh di samping undang-undang nomor 1 tahun 1974
penyangkalan pada kesejahteraan psikososial tentang perkawinan mengenai syarat dan
dan emosional, kesehatan reproduksi dan ketentuan pernikahan, kemudian faktor
kesempatan menempuh tingkat pendidikan ekonomi yang kurang mencukupi sehingga
formal yang lebih tinggi. orang tua menikahkan anaknya pada usia
dini agar mengurangi beban orang tua,
PENUTUP dan faktor hukum yaitu negara
A. Kesimpulan mengabaikan terjadinya pelanggaran hak-
1. Perkawinan anak dibawah umur dalam hak anak padahal negara wajib melindungi
hukum islam menyatakan bahwa warganya khususnya anak-anak dari
perkawinan dibawah umur dianggap sah keadaan bahaya.
apabila sudah akil baligh, adanya
persetujuan orang tua dan persetujuan B. Saran
mereka berdua selama tidak bertentangan 1. Mengingat bahwa belum dilaksanakannya
dengan agama. dalam Undang-Undang ketentuan batas umur untuk kawin dalam
Nomor 1 Tahun 1974, dalam pasal 7 ayat pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1
(1) tentang perkawinan izinkan apabila Tahun 1974 oleh masyarakat secara baik,
laki-laki sudah mencapai umur 19 tahun yaitu dengan terbuktinya masih terdapat
dan wanita sudah mencapai umur 16 mempelai yang kawin pada usia yang
tahun, apabila menyimpang maka belum mencukupi ketentuan batas umur,
ketentuan ayat (2) harus dimintakan maka sebaiknya perlu ditingkatkan adanya
dispensasi perkawinan karena adanya penyuluhan-penyuluhan hukum
alasan penting seperti halnya telah hamil perkawinan kepada masyarakat,
duluan dan kekhawatiran orang tuanya. khususnya kepada para remaja yang telah
Namun, dari Undang-undang nomor 1 menginjak dewasa, agar dapat menunda
tahun 1974 tentang perkawinan tidak ada usia perkawinan mereka demi
sanksi yang diberikan kepada yang kesejahteraan dan kebahagiaan mereka
melanggarnya. Inilah titik kelemahan dari sendiri.
Undang-Undang nomor 1 tahun 1974 2. Upaya pencegahan perkawinan anak
tentang perkawinan. dibawah umur akan semakin maksimal bila
2. Perkawinan dibawah umur yang terjadi anggota masyarakat turut serta dalam
disebabkan karena adanya beberapa pencegahan perkawinan anak dibawah
faktor diantaranya adalah sebagai berikut: umur yang ada disekitar mereka. Kerja
faktor pribadi, faktor keluarga, faktor sama antara pemerinntah dan masyarakat
budaya, faktor pendidikan, faktor merupakan jurus terampuh sementara ini
ekonomi, faktor hukum. Penyebab utama untuk mencegah terjadinya perkawinan
dari faktor pribadi biasanya adalah karena anak dibawah umur. Sehingga kedepannya
kenakalan remaja (seks bebas) yang diharapkan tidak akan ada lagi anak yang
mengakibatkan hamil diluar nikah, faktor menjadi korban akibat perkawinan anak
dibawah umur dan anak-anak indonesia
usia-muda-terhadap_23.html. diakses pada tanggal 14 bisa lebih optimis dalam menata masa
April 2017 pukul 17.32 depan yang kelak.

55
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

Internet:
DAFTAR PUSTAKA Luxboy, Syekh Puji menghadiri persidangan,
Abd al-Rahman al Jaziri. 2003. al-Fiqh’ala artikel diakses pada 28 September 2016
Mazhahib al-Arba’ah,Bairut. Dar al-Kutub al- pukul 20.07, darihttp://gugling.com/syekh
Ilmiah.Hal 707. puji-menghadiri-persidangan.html
Bahder J. Nasution. 2008. Metode Penelitian http://wooodiez.blogspot.com/2012/12/pernik
Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju. ahan-dini-ditinjau-dari-hukum.html Di akses
Hilman Hadikusuman. 1990. Hukum pada tanggal 23 Desember 2016
Perkawinan Indonesia Menurut http://perbandinganmazhab.blogspot.com/200
Perundangan, Hukum Adat dan Hukum 9/10/pernikahan-usia-dini-dalam-
Agama. Bandung: Mandar Maju. perspektif.html Di akses pada tanggal 23
Heru Susetyo. 2009. Perkawinan Dibawah desember 2016
Umur Tantangan Legislasi dan Haronisasi http://gotzlan-
Hukum Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara. ade.blogspot.com/2014/02/perkawinan-
Imam Jauhari, 2009. Perlindungan Hukum dibawah-umur.html diakses pada tanggal 25
Terhadap Anak dalam Poligami, Jakarta: Desember 2016
Pustaka Bangsa. http://talaohusofia.blogspot.com/2012/07/per
Libertus J., 2008. Perkawinan Apa Resiko kawinan-anak-dibawah-umur.html di akses
Hukumnya. Jakarta: Forum Sahabat. pada tanggal 1 januari 2017
M. Idris Ramulyo. 2000. Hukum http://enchuklau.wordpress.com/2009/06/08/
PerkawinanIslam. Jakarta: PT. Bumi Aksara makalah/ diakses pada tanggal 3 Januari
Muhammad Faiz Almath. 1998. Qobasun Min 2017
Nuri Muhammad SAW/1100 Hadits Terpilih http://talaohusofia.blogspot.com/2012/07/per
Sinar Ajaran Muhammad.Jakarta : kawinan-anak-dibawah-umur.html diakses
Gemalnsani Press. pada tanggal 3 Januari 2017.
Neng Djubaedah. 2003. Pornografi Pornoaksi http://hakamabbas.blogspot.com/2014/02/bat
Ditinjau dari Hukum Islam. Jakarta:Pranada as-umur-perkawinan-menurut-
Media hukum_9.html diakses pada tanggal 4
R.Wirjono Prodjodikoro. 1984. Hukum februari 2017
Perkawinan di Indonesia. Bandung: Sumur http://Mahasiswa-adm.blogspot.co.id/ diakses
Bandung. pada tanggal 14 april,2017 pukul 19:38
Shalih bin Ahmad Al Ghazali. 2004. Romantika http://bocahrandue.blogspot.com/2012/11/pri
Rumah Tangga. Jakarta:Cendekia Sentra nsip-perkawinan-menurut-uu-no1-
Muslim 1974.html diakses pada tanggal 7 januari
Soemiyati.1990.Hukum Perkawinan Islam dan 2017
Undang-Undang Perkawinan. Bansung: Diambil di www.hidayatullah.dpublikasikan
Bandar Maju. diakses pada tanggal 14 januari 2017 Pukul
Taqiyuddin An Nabhani.1953.Asy Syakhshiyah 02.32
al Islamiyah. Bairut:JUzz II. Jurnal Ilmiah Analisis Perkawinan dibawah
Zain al-Din bin Abd al-Aziz al-Malibary, 1992. umur menurut tinjauan hukum islam dan
Fath al-Mu’in. Semarang: Taha Putra, Undang-undang nomor 1 tahun 1974(studi
Semarang kasus didesa gegerung kec.lingsar Lombok
barat), dari Arya Ananta Wijaya.
Peraturan Perundang-Undangan: Skripsi ,Tinjauan Yuridis Tentang Perkawinan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Anak Di Bawah Umur Dan Akibat Hukumnya
Perkawinan (studi kasus di pengadilan agama sukoharjo)
Undang-Undang Kompilasi Hukum Islam dari Rabbil Sonya Gesa.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak

56

Anda mungkin juga menyukai