Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dinda Khairunnisa Setyo Nugroho

NPM : 150610190118
Mata Kuliah : Sosiologi Agribisnis

Peasant Agroecology
Pengertian
Berfokus pada dinamika petani yang mencoba untuk mendukung siklus alami untuk
menghasilkan input.

Bagaimana Awalnya
Pada pertengahan tahun 80, keluarga Vincent Delobel mulai memerah susu sapi, dan
juga menumbuhkan tumbuhan monokultur sebagai silase (untuk pakan sapi pada musim
dingin), membeli berton-ton konsentrat, Alfalfa dan Rifseed setiap tahun untuk mendorong
produksi maksimal dari sapi-sapi. 15 tahun kemudian, pada pertengahan tahun 90 terjadi
erosi dan pemadatan tanah dengan ketahanan terhadap herbisida, juga masalah kesehatan dan
kerentanan sapi dan masalah kesehatan terkait pestisida membuat mereka beralih ke pertanian
organik.
Pada pertengahan tahun 90, mereka menjangkau semua padang rumput seluas 23ha
dengan menanami beragam tanaman dan rerumputan. Mereka juga mulai membuat
konsentrat sendiri dengan campuran berbagai sereal dan berbagai tanaman polong yang
dipupuk hanya menggunakan kotoran sapi. Karena pada saat itu belum ada banyak Organic
Dairy Farmers, bargaining power dari industri sangat rendah, sehingga ketika kontrak
berhenti, mereka harus memutuskan apakah akan kembali dengan cara konvensional atau
mengganti produksi yang lain.
Pada tahun 2002, mereka menjual seluruh sapi dan membeli sekumpulan berry goat
dan mulai memasang alat untuk membuat susu bubuk organik. Tahun 2006, mereka telah
menjual sebagian besar kambingnya dan menyisakan 75 ekor serta mulai memproduksi susu
menjadi keju. Semua susu diolah untuk kira-kira 10 macam keju. Keju dijual di lokal market,
toko-toko, dan restoran.
Dipeternakan juga terdapat tanaman herbal berakar yang membantu memberikan
mineral dari tanah untuk kambing dan membantu mengurangi kecemasan parasit pada
hewan-hewan. Di ladang juga ditanam berbagai macam tanaman, terutama buah-buahan dan
berry yang sebagian untuk konsumsi keluarga, hewan di ladang, dan untuk konsumsi
volunter, sementara sebagian lainnya dijual. Mereka juga mulai membuka peternakan mereka
untuk sarana pembelajaran anak-anak. Setiap tahun mereka menerima sekitar 1500 anak-anak
dan pelajar. Anak-anak mempelajari teknik agroekologi, sistem pertanian dan peternakan,
memerah susu, membuat keju, menanam, memberikan pakan, dan banyak lagi.
Menurut Vincent Delobel, farming memberikan pengalaman terkoneksi dengan alam,
meningkatkan sensori dan perkembangan motorik, meningkatkan sistem imun, bagaimana
berdampingan dengan makhluk hidup yang lain, meningkatkan keperdulian, mengetahui
kebutuhan hewan, belajar tentang dedikasi dan komitmen, dan lain sebagainya. Jadi,
menurutnya sangat mungkin untuk mendapatkan pemasukan yang layak dari kegiatan
pertanian. Baginya, farming adalah hak dasar manusia untuk menyediakan makanan yang
sehat bagi komunitas dengan sustainable manner, untuk merawat setiap petak yang kita miliki
yang mana merupakan sebuah tantangan. Kegiatan pertanian juga menyediakan lapangan
pekerjaan, pemasukan, dan pengetahuan, serta banyak hal lainnya.

Anda mungkin juga menyukai