Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 1

MUHAMMAD FACHRI ZAKY S. A.


MUHAMMAD ROSYID MUHAMAD RAGIL TRI ATMAJA

CCKG (Camber Caster King Pin Gauge)


CCKG merupakan alat yang berfungsi untuk mengetahui besar sudut camber, caster, dan
kingpin dari kendaraan. Penunjukan besar sudut ditunjukan oleh adanya gelembung udara pada
gelas penduga pada masing-masing pengukurannya. Penggunaan alat ini harus dikombinasikan
dengan turning radius gauge dan kendaraan harus pada posisi datar untuk memperoleh hasil
pengukuran yang presisi guna penyetelan pada FWA, sebagai berikut :

 FRONT WHEEL ALIGNMENT (FWA)


Front wheel aligment adalah pengaturan letak geometris mekanisme suspensi dan kemudi,
yang terdiri dari penyetelan sudut dan ukuran roda-roda depan, dan komponen kemudi setelah
terpasang pada body (atau chassis), guna menghasilkan stabilitas kendaraan. stabil dalam
pengemudian dan daya balik kemudi yang baik.
Pada umumnya FWA dapat dikategorikan dalam elemen berikut :
1. Camber
Roda-roda depan kendaraan dipasang dengan bagian
atasnya miring mengarah keluar atau ke dalam (ini akan
dapat dilihat langsung dari bagian depan), ini disebut camber
dan pengukurannya dalam derajat kemiringan dari posisi
vertikal. Bila miringnya roda ke arah luar disebut camber
positif. Sebaliknya bila miringnya ke arah dalam disebut
camber negatif.
2. Steering Axis Inclination
Sumbu tempat roda berputar saat berbelok ke
kiri atau ke kanan di sebut steering axis. Axis
(sumbu) ini digambarkan sebagai garis
imajinasi antara bagian atas dari shock
absorber's upper support bearing dengan
lower suspension arm ball joint. Kemiringan
sumbu tersebut biasanya disebut sudut king
pin.
Jarak dari titik potong garis tengah ban
dengan jalan ke titik potong steering axis
dengan jalan disebut OFFSET. OFFSET

Sumber : New Step 1 halaman 5-48 – 5-52


yang lebih kecil akan mambuat kemudi menjadi lebih ringan dan kejutan akibat
pengereman dan kecepatan berkurang.

3. Caster
Caster adalah sudut yang dibentuk oleh garis tengah steering
axis dengan garis vertikal disebut. Bila miringnya steering axis
ke arah belakang disebut caster positif, sebaliknya kemiringan
ke arah depan disebut caster negatif. Pada umumnya caster
positif yang dipakai, karena menghasilkan kesetabilan
kendaraan saat berjalan turun dan daya balik Kemudi setelah
membelok.
Jarak dari titik potong garis tengah steering axis dengan jalan
ke titik pusat singgung ban dengan Jalan disebut trail. Caster
positif yang besar menyebabkan trail makin panjang dan daya
balik kemudi makin besar. Akan tetapi kemudi cenderung
menjadi lebih berat. Caster negatif membuat kemudi ringan
tetapi kesetabilan kendaraan saat berjalan lurus menjadi
berkurang dan kemudi kurang dapat dikontrol.
4. Toe Angle (toe in & toe out)
Bila bagian depan roda lebih kecil ke arah dalam dari
pada bagian belakang roda (dilihat dari atas), ini disebut
toe-in. Sebaliknya susunan yang berlawanan disebut toe-
out.
Bila roda-roda depan memiliki camber positif, maka
bagian ata roda mring mengarah ke luar. Hal ini akan
menyebabkan roda-roda berusaha menggelinding ke arah
luar pada saat kendaraan berjalan lurus, dan akan terjadi
side-slip. Dan ini akan mengakibatkan ban menjadi aus.
Untuk itu toe-in digunakan pada roda-roda depan untuk
mencegah roda menggelinding keluar yang disebabkan
oleh camber.

5. Turning Radius
Bila roda depan kanan dan kiri harus mempunyai sudut belok
yang sama besar, tuming radiusnya harus sama (r1 = r2).
Akan tetapi masingmasing roda akan berputar mengelilingi titik
pusat yang berbeda (01 dan 02). Akibatnya kendaraan tidak
dapat membelok dengan lembut karena terjadinya side-slip
pada rodaroda.

Sumber : New Step 1 halaman 5-48 – 5-52

Anda mungkin juga menyukai