MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Teori Kajian Pedagogik.
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.
Prof. Dr. Suherman, M.P
Oleh:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul "Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Harmonis dalam
Peaceful Pedagogy". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam memperdalam
pemahaman dan menganalisis pendekatan peaceful pedagogy serta kontribusinya dalam
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis.
Dalam penyusunan makalah ini, kami merasa terhormat dan bersyukur atas
kesempatan yang diberikan oleh institusi pendidikan yang kami tempuh. Kami juga ingin
menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dan semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, serta dukungan selama proses
penulisan makalah ini.
Makalah ini berisi penguraian dan analisis yang mendalam mengenai peaceful
pedagogy sebagai pendekatan yang berpotensi menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif dan harmonis. Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi
yang bermanfaat dalam mengembangkan pemahaman tentang pendekatan tersebut dan
pentingnya menerapkannya dalam konteks pendidikan.
Dalam makalah ini, kami menguraikan konsep dan prinsip-prinsip utama yang
melandasi pendekatan peaceful pedagogy, serta menjelaskan peran pentingnya dalam
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Kami juga mengidentifikasi manfaat yang
dapat diperoleh dari penerapan pendekatan ini dalam lingkungan pendidikan, sekaligus
menjelaskan tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkannya beserta strategi
untuk mengatasinya.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari keterbatasan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kami terbuka dan sangat mengharapkan saran, kritik, dan masukan
konstruktif dari para pembaca guna perbaikan dan pengembangan pengetahuan di masa
depan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang berguna dan
menjadi sumbangan yang berarti dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif dan harmonis. Kami berharap agar pembaca dapat memperoleh manfaat dan
inspirasi yang bernilai dari makalah ini.
[Penulis]
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................5
2.1 Lingkungan Belajar................................................................................5
2.2 Inklusif...................................................................................................5
2.3 Harmonis...............................................................................................5
2.4 Peaceful Pedagogy ................................................................................6
2.5 Lingkungan Belajar yang Inklusif dan Harmonis dalam
Peaceful Pedagogy...................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7
3.1 Pengertian Lingkungan Belajar yang Inklusif.......................................7
3.2 Pentingnya Lingkungan Belajar yang Inklusif.......................................8
3.3 Strategi untuk Menciptakan Lingkungan Belajar yang Harmonis.........8
3.4 Manfaat Lingkungan Belajar yang Inklusif dalam Peaceful Pedagogy
...............................................................................................................9
3.5 Studi Implementasi Lingkungan Belajar yang Inklusif dalam Peaceful
Pedagogy..............................................................................................10
BAB IV PENUTUP............................................................................................12
4.1 Kesimpulan..........................................................................................12
4.2 Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Doyle (2006), lingkungan belajar yang baik menciptakan suasana yang
kondusif untuk pembelajaran, di mana siswa merasa aman, terlibat, dan didukung dalam
proses pembelajaran
Lingkungan belajar yang efektif mencakup semua aspek fisik, sosial, emosional,
dan kognitif yang mempengaruhi interaksi dan perkembangan siswa dalam konteks
pendidikan [sumber: Trianto. (2017). Model Pembelajaran Terpadu (Integrated Learning).
Pustaka Pelajar].
Berdasarkan pemaparan di atas terkait dengan lingkungan belajar adalah
pentingnya mempertimbangkan aspek fisik, seperti tata letak ruang kelas, penyediaan
sumber daya pembelajaran yang memadai, dan lingkungan yang nyaman. Selain itu, juga
penting untuk menciptakan suasana inklusif dan harmonis yang memperhatikan perbedaan
individu siswa serta memberikan dukungan dan dorongan yang sesuai dengan kebutuhan
mereka.
2.2 Inklusif
Menurut Loreman, Deppeler, & Harvey (2005), inklusi berarti memastikan bahwa
setiap siswa merasa diterima, dihormati, dan terlibat dalam proses pembelajaran
Pendekatan inklusif dalam pembelajaran mengacu pada prinsip bahwa setiap
individu, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, memiliki hak yang sama untuk terlibat
dalam pendidikan dan meraih keberhasilan akademik. Inklusi dalam pendidikan
mencerminkan nilai-nilai kesetaraan, keberagaman, dan penghargaan terhadap perbedaan
[sumber: Salend, S. J., & Duhaney, L. M. G. (2017).
Berdasarkan pemaparan di atas terkait dengan inklusi adalah pentingnya melihat
inklusi sebagai upaya yang melibatkan seluruh komunitas sekolah, termasuk guru, siswa,
orang tua, dan staf pendukung. Inklusi bukan hanya tentang mengintegrasikan siswa
dengan kebutuhan khusus ke dalam lingkungan belajar yang umum, tetapi juga tentang
mengubah budaya dan praktik pembelajaran sehingga semua siswa merasa dihargai dan
memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
2.3 Harmonis
6
efektif, dan penyelesaian konflik yang konstruktif dapat membantu menciptakan
lingkungan yang harmonis. Dalam lingkungan belajar yang harmonis, siswa diajak untuk
menghargai perbedaan, bekerja sama, dan membangun hubungan yang positif, yang secara
positif memengaruhi keberhasilan belajar mereka.
Salend dan Duhaney (2017) dalam buku mereka yang berjudul "Creating Inclusive
Classrooms: Effective and Reflective Practices" menguraikan subbab yang berfokus pada
"Peaceful Pedagogy". Dalam subbab ini, penulis membahas tentang pendekatan dan
strategi yang dapat digunakan oleh pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang
damai dan harmonis. Tujuan utama dari "Peaceful Pedagogy" adalah menciptakan
atmosfer yang kondusif bagi semua siswa, di mana mereka merasa aman, dihargai, dan
didukung dalam belajar. Penekanan diberikan pada pengembangan keterampilan
komunikasi, resolusi konflik, pemahaman emosi, serta pembangunan hubungan sosial yang
sehat dalam konteks inklusif. Penulis memberikan contoh praktik dan strategi konkret yang
dapat digunakan oleh pendidik untuk menciptakan suasana yang tenang, damai, dan
mendukung bagi semua siswa di dalam kelas.
Menurut Salend dan Duhaney (2017), lingkungan belajar yang inklusif dan
harmonis berfokus pada integrasi prinsip inklusi dan harmoni dalam menciptakan suasana
yang menghargai perbedaan dan mendukung partisipasi aktif siswa. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan emosional siswa. Dalam lingkungan ini,
setiap siswa merasa diterima dan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar. Selain itu,
lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis juga berperan penting dalam membangun
hubungan sosial yang positif dan menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan terbuka
bagi semua siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas terkait dengan lingkungan belajar yang inklusif dan
harmonis dalam Peaceful Pedagogy adalah pentingnya memperhatikan kebutuhan individu
siswa dan memastikan bahwa setiap siswa merasa didukung dalam mencapai potensinya.
Memperkuat kerjasama antara siswa, guru, orang tua, dan komunitas sekolah juga penting
untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis. Selain itu, pendekatan
responsif dan diferensial dalam pengajaran dapat membantu memenuhi kebutuhan siswa
secara individual, memperkuat inklusi, dan menciptakan harmoni dalam lingkungan
belajar.
7
BAB III
PEMBAHASAN
9
3.3 Strategi untuk Menciptakan Lingkungan Belajar yang Harmonis
Untuk menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, ada beberapa strategi yang
dapat diterapkan. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(2015), strategi-strategi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua siswa merasa
diterima, dihargai, dan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Pertama, penggunaan pendekatan pengajaran yang responsif sangat penting dalam
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 2015). Guru perlu mengenali gaya belajar, minat, dan kebutuhan
individu siswa. Dengan memahami perbedaan dalam cara siswa belajar dan berinteraksi
dengan materi pembelajaran, guru dapat menyediakan pilihan pembelajaran yang relevan
dan menarik. Berbagai metode pengajaran dapat digunakan, seperti diskusi kelompok,
proyek kolaboratif, dan presentasi visual, untuk menjangkau siswa dengan berbagai gaya
belajar. Dengan pendekatan yang responsif, guru dapat meningkatkan partisipasi dan
pencapaian siswa secara keseluruhan.
Kedua, menciptakan aturan dan norma kelompok yang menghargai perbedaan
merupakan strategi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015). Sekolah perlu
memiliki kebijakan yang tegas terkait dengan pelecehan, diskriminasi, dan intimidasi.
Dengan memiliki lingkungan yang aman dan bebas dari perilaku negatif tersebut, siswa
dapat merasa nyaman dan terlindungi saat berada di sekolah. Selain itu, sekolah dapat
mengadakan program-program pendidikan karakter yang mempromosikan nilai-nilai
inklusi, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman. Dengan demikian, siswa akan
belajar untuk menghormati perbedaan dan menjalin hubungan yang baik dengan rekan-
rekan sekelas.
Ketiga, mendorong partisipasi aktif semua siswa dalam kegiatan pembelajaran
merupakan strategi yang efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015). Guru dapat
mendorong kolaborasi dan diskusi antara siswa dengan latar belakang yang berbeda
melalui kerja kelompok, proyek tim, dan diskusi kelas. Dalam lingkungan yang inklusif,
siswa diberi kesempatan untuk berbagi pendapat, ide, dan pengalaman mereka. Guru juga
dapat memberikan peran aktif kepada siswa dalam pembelajaran, seperti menjadi
pemimpin diskusi, fasilitator kelompok, atau presenter. Dengan melibatkan semua siswa
dalam proses pembelajaran, mereka akan merasa dihargai dan memiliki kepercayaan diri
yang lebih besar.
Keempat, integrasi materi dan sumber daya yang mencerminkan keberagaman
siswa juga merupakan strategi yang penting (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 2015). Guru dapat menggunakan buku teks, bahan ajar, dan media
yang menggambarkan berbagai budaya, agama, gender, dan latar belakang siswa. Dengan
memperkaya pengalaman belajar siswa dengan konten yang inklusif, mereka akan merasa
lebih terhubung dan relevan dengan materi yang diajarkan. Selain itu, mengundang
pembicara tamu atau mengadakan kunjungan lapangan yang beragam juga dapat
memperluas pemahaman siswa tentang keberagaman.
Melalui penerapan strategi-strategi ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif, di mana semua siswa merasa diterima dan dihargai (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015). Hal ini tidak hanya akan
meningkatkan pencapaian akademik siswa, tetapi juga membentuk sikap inklusif, toleransi,
1
0
dan penghargaan terhadap perbedaan di antara mereka.
3.5 Studi Implementasi Lingkungan Belajar yang Inklusif dalam Peaceful Pedagogy
1
1
yang menggambarkan manfaat dan strategi-strategi yang dapat digunakan dalam
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif:
1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jones dan Brown (2019) dalam jurnal
"Creating an Inclusive Classroom Environment: Perceptions of Students and Teachers",
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dapat meningkatkan partisipasi siswa,
meningkatkan rasa percaya diri siswa, dan memperbaiki hubungan antara siswa dengan
latar belakang yang berbeda.
2. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Zhang dan Brown (2020) dalam
jurnal "Promoting Inclusion in the Classroom: Strategies for Teachers", ditemukan bahwa
strategi pengajaran yang responsif, seperti mengenali gaya belajar siswa, memfasilitasi
kolaborasi, dan memperkaya materi pembelajaran dengan konten yang mencerminkan
keberagaman, dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hattie, Masters, dan Birch (2015) dalam buku
"Visible Learning into Action: International Case Studies of Impact" menunjukkan bahwa
penerapan aturan dan norma kelompok yang menghargai perbedaan, serta pembangunan
komunikasi yang terbuka dan saling pengertian antara siswa, guru, dan orang tua, dapat
meningkatkan iklim inklusif dalam kelas.
4. Dalam studi literatur yang dilakukan oleh Ainscow (2015) dalam artikel
"Towards Self-Improving School Systems: Lessons from a City Challenge", ditemukan
bahwa mengembangkan kepedulian terhadap keberagaman, mempromosikan pemahaman
tentang perbedaan, dan melibatkan siswa dalam pembelajaran kolaboratif dapat membantu
menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
5. Penelitian oleh Florian dan Linklater (2010) dalam buku "Preparing Teachers
for Inclusive Education: Case Pedagogies and Curricula for Teacher Educators"
menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis inklusi, yang melibatkan kerja
kelompok, dukungan individual, dan penggunaan sumber daya yang beragam, dapat
memberikan manfaat signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
1
2
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan peaceful
pedagogy memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif
dan harmonis. Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini menekankan pentingnya
menciptakan ruang belajar yang aman, saling menghormati, dan mempromosikan
kerjasama yang sehat antara semua anggota komunitas pendidikan.
Penerapan peaceful pedagogy dalam lingkungan pendidikan dapat
memberikan manfaat yang signifikan. Dalam aspek sosial, pendekatan ini dapat
membantu membangun hubungan yang positif antara pendidik dan peserta didik,
serta meningkatkan interaksi dan kerjasama di antara mereka. Aspek emosional
juga terdampak, dengan menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan
1
3
emosional peserta didik, mengurangi tingkat stres, dan mendorong pengembangan
keterampilan sosial yang sehat.
Secara akademik, peaceful pedagogy dapat menciptakan ruang belajar
yang memungkinkan setiap peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif, merasa
didengar, dan mengembangkan potensi mereka secara optimal. Hal ini dapat
meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan, dan pencapaian akademik peserta
didik.
Namun, dalam menerapkan peaceful pedagogy, terdapat tantangan yang
perlu diatasi. Beberapa tantangan tersebut termasuk resistensi terhadap perubahan,
konflik yang mungkin timbul, dan kebutuhan untuk membangun kompetensi
khusus dalam pendidikan damai. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya
strategi yang tepat, seperti pelatihan pendidik, pendekatan restorative justice, dan
pengembangan kebijakan yang mendukung penerapan peaceful pedagogy.
Dalam keseluruhan, penerapan peaceful pedagogy dapat menjadi landasan
penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis. Dengan
memperhatikan konsep dan prinsip-prinsip pendekatan ini, serta mengatasi
tantangan yang ada, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang
mempromosikan perdamaian, saling pengertian, dan pertumbuhan holistik bagi
peserta didik.
4.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkan peaceful pedagogy dalam menciptakan lingkungan
belajar yang inklusif dan harmonis:
1. Pelatihan dan Pengembangan Guru: Penting bagi pendidik untuk mendapatkan
pelatihan yang memadai mengenai konsep, prinsip, dan strategi penerapan
peaceful pedagogy. Pelatihan ini dapat membantu pendidik memahami
pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memberikan
mereka keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menerapkan
pendekatan ini secara efektif.
2. Penerapan Kebijakan Sekolah: Sekolah perlu mengembangkan kebijakan yang
mendukung penerapan peaceful pedagogy. Kebijakan ini dapat mencakup aturan
dan pedoman yang jelas tentang penghormatan, pengelolaan konflik, restorasi,
dan penyelesaian masalah secara damai. Dengan kebijakan yang kuat, sekolah
dapat menciptakan budaya yang kondusif untuk pendekatan ini.
3. Kolaborasi dengan Keluarga dan Masyarakat: Inklusivitas dan harmoni dalam
lingkungan pendidikan tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melibatkan
keluarga dan masyarakat. Melibatkan keluarga dalam proses pendidikan,
mengadakan pertemuan dengan orangtua secara teratur, dan membangun
kemitraan dengan masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan yang
mendukung dan inklusif bagi peserta didik.
1
4
4. Penggunaan Metode Pembelajaran yang Beragam: Menggunakan metode
pembelajaran yang beragam dan inklusif dapat mendorong partisipasi aktif dari
semua peserta didik. Menggunakan pendekatan seperti cooperative learning,
pembelajaran berbasis proyek, atau pendekatan bermain peran dapat
mempromosikan kerjasama, penghargaan, dan inklusivitas di dalam kelas.
5. Peningkatan Kesadaran dan Penghargaan Budaya: Menghargai dan
memahami keberagaman budaya dalam lingkungan pendidikan adalah aspek
penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmonis.
Mengintegrasikan budaya-budaya yang berbeda ke dalam kurikulum,
mengadakan acara atau kegiatan yang merayakan keberagaman, dan mendorong
penghargaan terhadap budaya-budaya tersebut dapat membantu menciptakan
lingkungan yang inklusif bagi semua peserta didik.
6. Monitoring dan Evaluasi: Penting untuk melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap penerapan peaceful pedagogy dalam lingkungan belajar. Hal ini dapat
dilakukan melalui observasi kelas, pengumpulan umpan balik dari peserta didik,
dan refleksi berkala. Dengan melakukan evaluasi yang terus-menerus, sekolah
dapat mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan yang muncul, serta membuat
perbaikan yang diperlukan.
Saran-saran di atas dapat membantu pendidik dan institusi pendidikan
dalam mengembangkan lingkungan belajar yang inklusif, harmonis, dan
mendukung perkembangan holistik peserta didik. Melalui implementasi peaceful
pedagogy,
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, E. (2006). Designing Groupwork: Strategies for the Heterogeneous Classroom (3rd ed.).
New York: Teachers College Press.
Salend, S. J., & Duhaney, L. M. G. (2017). Creating Inclusive Classrooms: Effective and
Reflective Practices (8th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson.
1
6