Anda di halaman 1dari 20

SosiologiSosiologiSosiologiSosiologiSo

siologiSosiologiSosiologiSosiologiSosio
logiSosiologiSosiologiSosiologiSosiolo
giSosiologiSosiologiSosiologiSosiologi
SosiologiSosiologiSosiologiSosiologiSo
siologiSosiologiSosiologiSosiologiSosio
logiSosiologiSosiologiSosiologiSosiolo
giSosiologiSosiologiSosiologiSosiologi
SosiologiSosiologiSosiologiSosiologiSo
siologiSosiologiSosiologiSosiologiSosio
logiSosiologiSosiologiSosiologiSosiolo
giSosiologiSosiologiSosiologiSosiologi
SosiologiSosiologiSosiologiSosiologiSo
siologiSosiologiSosiologiSosiologiSosio
logiSosiologiSosiologiSosiologiSosiolo
giSosiologiSosiologiSosiologiSosiologi
SosiologiSosiologiSosiologiSosiologiSo



Definisi Spesialisasi Sosiologi

Tugas Individu 3

9/8/2013

Pingky Wijaya



September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

2
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

Subilmu dan Spesialisasi Dalam Sosiologi

Demografi atau Studi Kependudukan
Ekologi Manusia
Ekonomi dan Masyarakat
Fenomenologi
Gerontologi Sosial
Hukum dan Masyarakat
Komputer dan Sosiologi
Kriminologi
Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial
Perilaku Menyimpang dan Disorganisasi Sosial
Sejarah Pemikirian Sosial
Sosiologi Aplikasi dan Kebijakan Sosial
Sosiologi Bahasa
Sosiologi Gender
Sosiologi Kebudayaan
Sosiologi Keluarga dan Pernikahan
Sosiologi Komparatif
Sosiologi Lingkurang
Sosiologi Pembangunan dan Modernisasi
Sosiologi Pendidikan
Sosiologi Seni dan Sastra











Komunikasi Massa dan Opini Publik
Kontrol Sosial
Metateori
Perubahan Sosial
Sosialisasi
Sosiologi Agama
Sosiologi Ilmu Pengetahuan
Sosiologi Industri
Sosiologi Kelompok
Sosiologi Kesehatan
Sosiologi Kesehatan Mental
Sosiologi Konflik
Sosiologi Militer dan Sosiologi
Perang
Sosiologi Pendesaan
Sosiologi Pengetahuan
Sosiologi Politik
Sosiologi Ras dan Etnik
Sosiologi Urban
Sosiologi Waktu Luang dan Rekreasi
Stratifikasi, Mobilitas, dan Kelas
Sosial


Tabel 1.1. Halaman 8 Sosiologi untuk SMA dan MA Jilid 1


Spesialisasi dan subilmu di atas dapat dibagi lagi ke dalam subspesialisasi yang lebih kecil.
Contoh, dalam Sosiologi Keluarga dan Pernikahan dapat di subspesialisasi seperti studi
Sejarah Sosial Penikahan dan Keluarga, Pernikahan dan Keluarga di Masyarakat yang
Berbeda, Demografi Pernikahan dan Keluarga, Problem (Masalah) Keluarga, serta Studi
tentang Anak-Anak.




September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

3
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

1. Demografi atau Studi Kependudukan
Kedua ranah tersebut sering didefinisikan dalam pengertian yang sama, padahal
dalam ilmu statistik keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar.Demografi
(sering disebut sebagai demografi formal) adalah ilmu yang mempelajari secara
statistik-matematik tentang jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk serta
perubahan perubahannya sepanjang massa pada 3 komponen demografi yaitu
fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan).Studi
kependudukan dapat dikatakan sebagai pengembangan ilmu dari demografi.Studi
kependudukan adalah lebih interdisiplin dan lebih dekat dengan ilmu sosial dan
biologis.Banyak demografer lebih suka melakukan pendekatan studi kependudukan
dimana hubungan/kaitan antara variabel demografi dan non-demografi
dipertimbangkan.Mereka memberikan perhatian atas pengaruh variabel non-
demografi terhadap variabel demografi.Misalnya, bagaimana perubahan-perubahan
dalam pendapatan atau pendidikan dapat mempengaruhi fertilitas atau mortalitas,
atau beberapa demografer memberi perhatian pada proses sebaliknya, dimana sebuah
variabel demografi menyebabkan suatu perubahan dalam variabel non-demografi.
Dapat disimpulkan secara umum bahwa tujuan mempelajari Studi Kependudukan
adalah mempertanyakan mengapa fenomena di demografi terjadi
Berikut adalah bagan yang menunjukkan hubungan antara variabel demografi dan
non-demografi !


September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

4
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

2. Ekologi Manusia
Manusia, sama seperti organisme lainnya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
lingkungannya. Dengan demikian, semua kaidah atau hukum ekologis yang
mengontrol mahluk hidup di muka bumi juga berlaku bagi manusia. Akan tetapi,
manusia cenderung merasa superior sehingga ia sering kali berpikir mereka adalah
organisme satu-satunya yang berkepentingan terhadap lingkungan sehingga tidak lagi
mampu memenuhi prinsip-prinsip lingkungan. Ekologi manusia secara umum
mengidentifikasi hubungan dan keterkaitan manusia dengan lingkungannya,
termasuk bagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan tersebut untuk memenuhi
kebutuhannya.

Ekologi manusia sebagai sebuah studi mengenai interaksi manusia dengan
lingkungannya secara keseluruhan turut menelaah kondisi alam, organisasi sosial,
tradisi, juga teknologi yang mendukung. Pola hubungan di antara masyarakat sebagai
sebuah komunitas dengan lingkungan di sekitarnya adalah dasar ekologi manusia
yang penting untuk dipelajari. Studi mengenai hal ini haruslah berdasar kepada
prinsip penghargaan yang tinggi atas kebebasan manusia sebagai salah satu bagian
dari ekosistem.

Ekologi manusia telah lama dikaji dan diusulkan
sebagai sebuah multidisiplin yang terpisah dari
ilmu lainnya sebab cakupannya bisa melebar ke
mana-mana. Manusia memang mahluk yang
cukup kompleks demikian pula lingkungannya.
Oleh karena itu, wajar jika kemudian ekologi
manusia juga melintasi beberapa disiplin ilmu
antara lain:

Ekologi Manusia dan Sosiologi

Konsep dari ekologi manusia juga diperkenalkan
dalam ilmu sosiologi oleh seorang ilmuan bernama
Robert E Park juga Ernest W Burgess. Melalui
ekologi manusia kita bisa menjumpai pola adaptasi
antara manusia dengan manusia lainnya juga
manusia dengan lingkungan sekitarnya (hewan, tumbuhan dan unsur abiotik
lainnya). Hal yang sama juga bisa dilihat di dalam ilmu sosiologi. Serangkaian konsep
yang ditemukan dalam ilmu sosiologi juga ada di dalam ilmu ekologi, antara lain
jaringan kehidupan. hubungan causalitas, saling tergantung sama lain, persoalan
keseimbangan alam, suksesi, kompetisi maupun dominasi.



September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

5
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

3. Ekonomi dan Masyarakat
Sisiologi ekonomi di definisikan sebagai studi tentang bagaimana cara orang atau
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka,
dengan menggunakan pendekatan sosiologi.

4. Fenomenologi
Fenomenologi adalah ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan penjelasan tentang
realitas yang tampak.

5. Gerontologi Sosial
Ilmu yang mempelajari melalui berbagai aspek terhadap proses penuaan yaitu melalui
pendekatan biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan, hal ini
yang membedakannya dengan geriatri yang merupakan cabang dari ilmu kedokteran
yang mempelajari penyakit dari kaum berusia lanjut.

6. Hukum dan Masyarakat
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala
sosial lainnya secara empiris analitis.

7. Komputer dan Sosiologi
interaksi manusia dan komputer mempunyai hubungan dari segi sebab akibat yang
dihasilkan dari interaksi manusia dan komputer.

8. Kriminologi
ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu gejalah masyarakat. Pokok
persoalan yang dijawab oleh bidang ilmu ini adalah sampai di mana letak sebab-sebab
kejahatan dalam masyarakat.










September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

6
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

9. Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial
Perilaku kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan perilaku
menyimpang sebagaimana yang telah kita bicarakan dalam bab 12 karena perilaku
kolektif sebagaimana dapat kita lihat dari namanya, merupakan tindakan bersama
oleh sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata-mata, bilamana seseorang
melakukan pencuriandi suatu took serba ada, maka kita vbiasanya berbicara mengenai
perilaku menyimpang, namun bila sejumlah besar orang secara bersama-sama
menyerbu took-toko dan pusat perdagangan untuk melakukan pencurian atau
penjarahan.
Gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang ditandai kepentingan bersama dan
tujuan jangka panjang, yaitu untuk mengubah ataupun mempertahankan masyarakat
atau institusi yang ada di dalmnya. Ciri lain gerakan sosial ialah penggunaan cara
yang berada di luatr instansi yang ada.
Dengan menggunakan criteria tipe perubahan yang dikehendaki dan besarnya
perubahan yang diinginkan.

10. Perilaku Menyimpang dan Disorganisasi Sosial
Masyarakat menjadi teratur di samping karena keserasian hubungan antar bagian juga
didukung oleh seperangkat pengharapan / tujuan dan seperangkat aturan

Perilaku menyimpang dapat dijelaskan berdasarkan berbagai teori. Ada teori yang
berusaha menjelaskan terjadinya penyimpangan dengan mencari akar penyimpangan
pada interaksi sosial, dan ada yang menjelaskan dengan mencari sumber
penyimpangan pada struktur sosial. Teori-teori tersebut diantaranya adalah teori
fungsi, teori anomi, teori merton, teori biologis, teori labeling, teori sosialisasi, teori
disorganisasi sosial, teori ketegangan, dan teori konflik. Berikut penjelasan singkat
dari berbagai teori itu.

11. Sejarah Pemikiran Sosial
Pemikiran politik Barat seringkali dipahami dan dipelajari secara parsial atau
setengah-setengah. Baik dalam diskursus politik di tanah air maupun di kelas-kelas
ilmu politik di negara industrialis maju, pemikiran politik Barat seringkali direduksi
menjadi pengetahuan akan jargon-jargon belaka. Akibatnya, pemahaman kita menjadi
jargonistik dan ahistoris, memakai istilah-istilah seperti hak, negara, kedaulatan,
kebebasan dan kapitalisme tanpa memahami konteks historis dari istilah-istilah
tersebut.
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

7
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

12. Sosiologi Aplikasi dan Kebijakan Sosial
Kebijakan sosial merupakan kebijakan publik dalam bidang kesejahteraan sosial.
Makna kebijakan pada kata kebijakan sosial adalah kebijakan publik, sedangkan
makna sosial menunjuk pada bidang atau sektor yang menjadi garapannya, dalam
hal ini adalah sektor atau bidang kesejahteraan social.

13. Sosiologi Bahasa
Istilah sosiologi bahasa sangat berkaitan dengan sosiolinguistik. Bahkan banyak
orang menganggap bahwa keduanya sama. Namun jika diteliti, keduanya
mempunyai perbedaan. Perbedaan tersbut diungkapkan oleh Fishman, pakar
sosiolinguistik yang andilnya sangat besar dalam kajian sosiolinguistik.

14. Sosiologi Gender
Dalam memahami pengertian gender kita harus membedakan antara gender dan
jenis kelamin. Secara biologis jenis kelamin ditentukan oleh jumlah kromosom
yang ada pada saat pembuahan. Simon Beauvoir dalam bukunya the second sex
(1975) menyatakan bahwa jenis kelamin ditentukan oleh kromosom. Hegel dalm
philosophy of nature menuturkan bahwa kedua sel kelamin ini tetap berbeda
dimana laki-laki adalah makluk yang aktif dan perempuan makluk yang pasif
karena ia tetap berkembang dalam kesatuanya.
Simon Beauvior menjelaskan bahwa laki-laki dinamai self (diri) dan perempuan
dinamai others (liyan). Hal ini dapat diartikan bahwa secara budaya perempuan
tidak esensial dan laki-laki esensial. Jary and Jary dalam Dictionary of Sociology
menyatakan bahwa gender memiliki dua pengertian :
1. Kata gender biasa digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan
berdasarkan anatomi jenis kelamin.
2. Para sosiolog dan psikolog mengartikan gender kedalam pembagian
masculine dan feminine berdasarkan atribut yang melekat secara sosial dan
psikologi sosial.
Para Antropolog memaknai gender secara kultural dan historis seperti makna,
interpretasi dan ekspresi dari kedua varian diantara berbagai kebudayaan.
Dalam konsep gender melekat sifat-sifat yang dikonstruksi secara sosial misal laki-
laki dianggap kuat, agresif dan rasional. Konstruksi sosial yang membedakan sifat
laki-laki dan perempuan.

15. Sosiologi Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

8
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

16. Sosiologi Keluarga dan Penikahan
Keluarga adalah unit sosial atau kelompok sosial terkecil yang terdiri dari seorang
ayah, ibu, satu atau lebih anak atau tanpa anak yang di ikat suatu perkawinan
dimana di dalamnya terjadi adanya kasih sayang dan tanggung jawab dan dimana
di dalamnya anak-anak dipelihara untuk menjadi seorang yang mempunyai rasa
sosial.
Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan di dasarkan atas
ikatan darah, perkawinan atau adopsi. hubungan antara anggota keluarga di jiwai
oleh suasana kaksih sayng dan rasa tanggung jawab. keluarga berfungsi untuk
merawat, memelihara, dan melindungianak dalam rangka sosialisasinya agar
mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial, meliputi: tanggungjawab,
toleransi, etika, saling mengasihi, kebersamaan, dll.

17. Sosiologi Komparatif
Metode komparatif adalah metode sosiologi yang dikembangkan melalui
kegiatanperbandingan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam suatu
masyarakat.Metode komparatif dapat bersifat horisontal meupun bersifat vertikal.
Metodekomparatif horisontal dapat dilakukan dengan cara melakukan studi
perbandinganterhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat yang satu dengan
fenomena yangterjadi pada masyarakat yang lain dalam waktu yang bersamaan.
Sedangkan metodekomparatif vertikal dapat dilakukan dengan cara melakukan
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

9
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

studi perbandinganterhadap fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang
dengan fenomena yangterjadi pada masyarakat pada masa yang lampau.

18. Sosiologi Lingkungan
Sosiologi lingkungan ditetapkan sebagai studi sosiologis terhadap interaksi
masyarakat-lingkungan, meskipun definisi ini memunculkan masalah memisahkan
budaya manusia dari seluruh lingkungan yang mungkin tak terselesaikan. Meskipun
fokus bidang ini adalah hubungan antara masyarakat dan lingkungan secara umum,
sosiolog lingkungan biasanya menempatkan penekanan khusus ketika mempelajari
faktor sosial yang mengakibatkan masalah lingkungan, dampak masyarakat terhadap
masalah-masalah tersebut, dan usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain
itu, perhatian diberikan terhadap proses sosial yang dengan itu kondisi lingkungan
tertentu dapat ditetapkan secara sosial sebagai sebuah masalah.

19. Sosiologi Pembangunan dan Modernisasi
Istilah pembangunan telah banyak digunakan oleh banyak orang. Bagi sebagian
orang pembangunan berkonotasi pada sebuah proses perubahan ekonomi yang
dibawa oleh proses Industrialisasi. Istilah ini juga dapat diartikan sebagia proses
perubahan sosial yang dihasilkan dari urbanisasi, adopsi gaya hidup modern, dan
perilaku masa kini. Jadi istilah istilah ini juga memiliki konotasi kesejahteraan
yang menawarkan bahwa pembangunan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat, meningkatkan level pendidikan mereka, memperbaiki kondisi
pemukiman dan kesehatan mereka. (James Madgley).
Menurut Easton (Miriam Budiardjo,1985) proses sistematik paling tidak terdiri atas
tiga unsur. Pertama adanya input yaitu bahan masukkan konversi, kedua adanya
proses konversi yaitu wahana untuk mengolah, ketiga adanya output yaitu sebagai
hasil dari proses konversi yang dilaksanakan. Proses pembangunan sebagai proses
sistematik pada akhirnya akan menghasilkan keluaran (output) pembangunan,
kualitas pembangunan tergantung pada kualitas input kualitas dari pembangunan
yang dilaksanakan, serta seberapa besar pengaruh terhadap lingkungan dan faktor-
faktor alam lainnya. Bahan masukkan pembangunan, salah satunya adalah sumber
daya manusia, yang dalam konkrtinya adalah manusia. Manusia dalam proses ini
mengandung beberapa pengertian yaitu manusia sebagai pelaksaan pembangunan,
manusia sebagi perencana pembangunan dan manusia sebagai sasaran
pembangunan.
Pembangunan juga dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk
menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara
untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan
Rochmin Dahuri, 2004).
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai Suatu usaha
atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

10
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

rangka pembinaan bangsa (nation building). Sedangkan Ginanjar Kartasasmita
(1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Pengertian pembangunan dalam sosiologi adalah cara menggerakkan masyarakat
untuk mendukung pembangunan dan masyarakat adalah sebagai tenaga
pembangunan, dan dampak pembangunan.[1] Menurut Soerjono Soekanto,
pengetahuan sosiologi dapat diterapkan dan berguna untuk kehidupan sehari-hari,
misalnya untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan pada tahapan
perencanaan, pencaharian, penerapan dan penilaian proses pembangunan.
Pada tahap perencanaan hasil penelitian sosiologi dapat digunakan sebagai bahan
pada tahap evaluasi. Pada tahap penerapan, perlu diadakan identifikasi terhadap
kekuatan sosial yang ada di dalam masyarakat. Dengan mengetahui kekuatan sosial
tersebut dapat diketahui unsur-unsur yang dapat melancarkan pembangunan dan
yang menghalangi pembangunan. Pembangunan merupakan bentuk perubahan
sosial yang terarah dan terncana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Pada masa sekarang ini, konsep pembangunan sudah merupakan suatu ideologi
yang menggambarkan kegiatan-kegiatan dalam upaya mengejar pertumbuhan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pembangunan sangat
berhubungan dengan soiologi pembangunan. Dalam suatu proses pembangunan
perlu adanya kemauan keras serta kemampuan untuk memanfaatkan potensi-
potensi yang tersedia dalam masyarakat untuk keperluan pembangunan.[2]
Berbagai perencanaan perlu disusun dan digelar dalam rangka menghimpun
kekuatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha mencapai tingkat
kesejahteraan lebih tinggi.

20. Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan adalah studi mengenai bagaimana institusi publik dan
pengalaman individu memengaruhi pendidikan dan hasilnya. Studi ini lebih
mempelajari sistem sekolah umum di masyarakat industri modern, termasuk
perluasan pendidikan tinggi, lanjut, dewasa, dan berkelanjutan.
[1]

Pendidikan selalu dilihat sebagai usaha manusia optimistik mendasar yang dikenali
dari aspirasi untuk kemajuan dan kesejahteraan.
[2]
Pendidikan dipahami oleh
banyak orang sebagai usaha untuk melebihi kemampuan orang cacat, mencapai
kesetaraan yang lebih tinggi dan memperoleh kekayaan dan status sosial.
[3]






September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

11
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

Pendidikan dianggap sebagai tempat anak-anak bisa berkembang sesuai kebutuhan
dan potensi unik mereka.
[2]
Selain itu juga sebagai salah satu arti terbaik dalam
mencapai kesetaraan sosial yang lebih tinggi.
[3]
Banyak orang mengatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah mengembangkan setiap orang hingga potensi tertinggi
mereka dan memberi kesempatan untuk mencapai segalanya dalam kehidupan
sesuai kemampuan alami mereka (meritokrasi). Banyak juga orang yang
meragukan bahwa sistem pendidikan apapun mencapai tujuan ini dengan
sempurna. Pendapat lain mengemukakan pandangan negatif, menyatakan bahwa
sistem pendidikan dirancang dengan tujuan mengakibatkan reproduksi
ketidaksetaraan sosial.

21. Sosiologi Seni dan Sastra
sosiologi sastra merupakan pengetahuan tentang sifat dan perkembangan masyarakat dari
atau mengenai sastra karya para kritikus dan sejarawan yang terutama mengungkapkan
pengarang yang dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat ia berasal, ideologi politik
dan soaialnya, kondisi ekonimi serta khalayak yang ditujunya.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil
terakhir daripada perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat terakhir
perkembangan ilmu pengetahuan, oleh karena sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan
yang telah dicapai ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Selanjutnya Camte berkata bahwa
sosiologi dibentuk berdasarkan pengamatan dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal
keadaan masyarakat dan hasil- hasil observasi tersebut harus disusun secara sistematis dan
motodologis (Suekanto, 1982: 4 ).
Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis pada suatu kurun
waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat zaman itu.
Pengarang mengubah karyanya selaku seorang warga masyarakat pula ( Luxenburg, Bal, dan
Willem G. W. terjemahan Dick Hartoko. 1084: 23 ).Lebih lanjut dikatakan bahwa hubungan
antara sastra dan masyarakat dapat diteliti dengan cara:
1. Faktor faktor di luar teks, gejala kontek sastra, teks itu tidak ditinjau. Penelitian ini
menfokuskan pada kedudukan pengarang dalam masyarakat, pembaca, penerbitan dan
seterusnya. Faktor-faktor konteks ini dipelajari oleh sosiologi sastra empiris yang
tidak dipelajari, yang tidak menggunakan pendekatan ilmu sastra.
2. Hal-hal yang bersangkutan dengan sastra diberi aturan dengan jelas, tetapi diteliti
dengan metode-metode dari ilmu sosiologi. Tentu saja ilmu sastra dapat
mempergunakan hasil sosiologi sastra, khususnya bila ingin meniti persepsi para
pembaca.
3. Hubungan antara (aspek-aspek ) teks sastra dan susunan masyarakat sejauh mana
system masyarakat serta jaringan sosial dan karyanya, melainkan juga menilai
pandangan pengarang.
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

12
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

Pendekatan sosiologi sastra jelas merupakan hubungan antara satra dan masyarakat,
literature is an exspreesion of society, artinya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat.
Maksudnya masyarakat mau tidak mau harus mencerminkan dan mengespresikan hidup (
Wellek and Werren, 1990: 110 ).
22. Komunikasi Massa dan Opini Publik
Opini publik seperti telah disebutkan, adalah pengintegrasian pendapat dari
sekumpulan orang yang menaruh perhatian terhadap suatu issue atau pokok
permasalahan yang sifatnya kontroversial.

23. Kontrol Sosial
Kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap
sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik
diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang
/ membangkang.

24. Metateori
Metateori merupakan perkembangan baru dalam jajaran teori-teori sosiologi.
Metateori dimaknai sebagai kegiatan melakukan kajian refleksif terhadap teori-
teori yang berkembang dalam sosiologi itu sendiri. Beragam meta analisis dalam
sosiologi disebut Ritzer dengan metasosiologi yang dimaknai sebagai studi
refleksif atas struktur yang mendasari sosiologi secara umum, serta berbagai
komponen-komponen di dalamnya. Metasosiologi memasuki banyak bidang yaitu
wilayah substantif, konsep struktur, metode, data, dan teori-teori. Dalam buku
Ritzer ini, bagian appendiks, hanya dibahas metateori saja.

25. Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau
berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih
inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang
lebih bermartabat.

26. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti dampak atau pengaruh
sosial terhadap perilaku manusia. Bidang ini sangat luas, mencakup berbagai bidang
studi dan beberapa disiplin ilmu. Psikolgi sosial juga digunakan dalam berbagai
disiplin dan industri; banyak orang memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi sosial
bahkan tanpa menyadari hal itu ketika mereka mencoba untuk mengendalikan
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

13
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

kelompok, pengaruh pendapat seseorang, atau menjelaskan mengapa seseorang
berperilaku dengan cara tertentu.



27. Sosialisasi
sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah
sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena
dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

28. Sosiologi Agama
Sosiologi agama mempelajari peran agama di dalam masyarakat; praktik, latar
sejarah, perkembangan dan tema universal suatu agama di dalam masyarakat.
[1]

Ada penekanan tertentu di dalam peran agama di seluruh masyarakat dan
sepanjang sejarah. Sosiologi agama berbeda dari filsafat agama karena tidak menilai
kebenaran kepercayaan agama, meski proses membandingkan dogma yang saling
bertentangan membutuhkan apa yang disebut Peter L. Berger sebagai "ateisme
metodologis" yang melekat.
[2]
Sementara sosiologi agama berbeda dengan teologi
dalam mengasumsikan ketidakabsahan supernatural, para teoris cenderung
mengakui reifikasi sosial budaya dalam praktik keagamaan.
Sosiologi akademik modern dimulau dengan analisis agama dalam studi tingkat
bunuh diri Durkheim tahun 1897 di antara penduduk Katolik dna Protestan, sebuah
karya mendasar dari penelitian sosial yang ditujukan untuk membedakan sosiologi
dari ilmu disiplin lain seperti psikologi. Karya Karl Marx dan Max Weber
menekankan hubungan antara agama dan ekonomi atau struktur sosial masyarakat.
Perdebatan kontemporer lebih memusat pada masalah seperti sekularisasi, agama
sipil, dan kepaduan agama dalam konteks globalisasi dan multikulturalisme.
Sosiologi agama kontemporer juga dapat mencakup sosiologi ketiadaan agama
(contohnya dalam analisis sistem kepercayaan Humanis Sekuler).

29. Sosiologi Ilmu Pengetahuan
Sosiologi pengetahuan adalah studi tentang hubungan antara pikiran manusia dan
konteks sosial yang mempengaruhinya, dan dampak ide-ide besar terhadap
masyarakat (lihat pula sosiologi ilmu pengetahuan). Studi ini bukan bidang khusus
dari sosiologi, tetapi mempelajari pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang luas
dan batasan pengaruh sosial di dalam kehidupan individu dan dasar sosial-budaya
pengetahuan manusia tentang dunia.
[1]

September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

14
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

Sebutan ini pertama meluas pada 1920-an, ketika seumlah sosiolog Jerman,
terutama Max Scheler dan Karl Mannheim menulis tentang hal ini secara rinci.
Dengan dominasi fungsionalisme pada pertengahan abad ke-20, sosiologi
pengetahuan masih ada di lingkaran pikiran sosiologis utama. Studi ini
dikembangkan kembali dan diterapkan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari
pada 1960-an, terutama oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam The
Social Construction of Reality (1966) dan masih menjadi pusat rujukan untuk
metode yang berurusan dengan pemahaman kualitatif masyarakat manusia. Studi
'genealogi' dan 'arkeologi' Michael Foucault adalah pengaruh kontemporer yang
besar.

30. Sosiologi Industri
Sosiologi mengkaji masyarakat yang di pandang dari sudut hubungan
antarmanusia tersebut didalam masyarakat. Jadi, pada dasarnya sosiologi
mempelajari masyarakat dan prilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok
yang dibangunnya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok,
menelusuru asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan
kelompok terhadap anggotanya.
Industri merupakan aplikasi metode-metode yang kompleks dan canggih
untuk memproduksi barang dan jasa secara ekonomis. Metode yang kompleks
maksudnya adalah menggunakan mesin sebagai alat memperbaiki atau
mengembangkan kualitas dan kuantitas produksi. Jadi, manusia dan alat di
gunakan untuk memenuhi kebutuhan (manusia sebagai mahluk induatri). Industri
merupakan konsep yang tidak langsung sosio makna logis, dan sulit menentukan
teoritis orientation sepanjang garis. Istilah industri telah di ambil alih dari bahasa
akal sehat, ekonomi, dan dan sensus occupations, tanpa sosiologis cermat. Ini
terutama di gunakan dalam dua cara: sebagai sinonim dengan pabrik; dan sebagai
meliputi setiap kerja skala besar tenaga kerja dan modal. Dalam penggunaan
pertama industri manufaktur dilihat sebagai unit. Sosiologists yang telah
menggunakan istilah Indus Sidang Sosiologi (Tanaman Sosiologi). Ada banyak
penelitian yang bermanfaat menerapkan ide-ide dan konsep-konsep sosiologi
industri untuk mempelajari kantor, transportasi, restoran, dan toko bahan
makanan, dan untuk mengecualikan organisasi-organisasi ini sosiologi industri
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

15
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

tampaknya agak arbitrary keputusan. Pengunaan kedua istilah ini meluas. Industri,
menurut Webster adalah setiap departement atau cabang seni, pekerjaan atau
bisnis. Terutama, salah satu yang mempekerjakan banyak tenaga kerja dan modal
merupakan berbeda perdagangan atau ekonomi sistem tenaga kerja atau kebiasaan
kerja.
Sosiologi Industri studi tentang prilaku administratif (di semua organisasi
struktur, tidak hanya di industri). Di sisi lain, Sosiologi Industri mendefinisikan
sebagai studi tentang hubungan sosial dalam industri, definisi akan terlalu
eksklusif, untuk itu akan keluar banyak yang relevan dan signifikan dalam bidang
studi yang telah diperhitungkan dalam industri dan lingkungan sosial pengaruh
hubungan dalam industri.
Sosiologi industri adalah bidang terapan sosiologi, dan telah tumbuh terutama
luar kepentingan dalam isu-isu seperti Produktivitas, Motivasi, dan Serikat Kerja.
Sosiologi industri tidak dinyatakan begitu banyak kurangnya implikasi teoritis dari
lapangan. Ketika dapat di tunjukkan bahwa suatu diterapkan lapangan adalah sama
dan sebangun wilayah teoritis, dan untuk menentukan tematik batas, maka ada
kemungkinan untuk melihat hubungan lain bidang studi seperti (Sosiologi Politik)
dan memanfaatkannya sebagai hipotesis dan konsep. Demikian sosilogi industri
menpunyai pemahaman yang lebih baik dari proses pengawasan dan peran mandor
sejak konsep kepemimpinan, yang diambil dari lai daerah, telah diperkenalkan.
Sosiologi Militer, di sisi lain memperoleh keuntungan dari ide organisasi informal,
pertama kali digunakan oleh sosiologi industri.
Pada hakikatnya sosiologi industri lebih menekankan pada perkembangan industri
seiring dengan perkembangan masyarakat. Hal ini mengingat antara industri dan
masyarakat mempunyai hubungan yang erat, karena adanya industri akan
menimbulkan berbagai perubahan sosial dalam masyarakat. Misalnya dengan
adanya industri, mata pencaharian hidup masyarakat berubah, dari sektor agraris
menjadi sektor industri dengan bekerja sebagai buruh pabrik.
Sosiologi industri mengkaji hubungan antara fenomena sosial yang terjadi dalam
masyarakat dengan kegiatan industri. Beberapa materi yang dipelajari antara lain
peranan industri dalam perubahan sosial, aktivitas yang berhubungan dengan
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

16
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

kegiatan pokok ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi), serta hubungan
industri dengan berbagai struktur yang ada dalam masyarakat.
Sosiologi Industri mengkaji masalah fenomena industri dengan menitik
beratkan kajiannya pada fokus manusia dan mengaitkannya dengan faktor mesin
serta mekanisme kerja pabrik yang berorientasi pada efisiensi dan efektifitas. Jadi,
Secarah rinci sosiologi industri adalah studi tentang hubungan sosial yang arahnya
pada sistem integrasi dalam perusahaan. Studi tentang kegiatan sosioal, ekonomi,
dengan latar belakang sosial kultural.

31. Sosiologi Kelompok
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu hidup dalam kelompok-kelompok tertentu. Hal
itu karena adanya kenyataan bahwa upaya manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya akan lebih produktif diperoleh dalam kehidupan berkelompok. Kelompok
terbentuk karena hasrat dalam diri manusia itu sendiri. Hasrat tersebut antara lain sebagai
berikut.
1. Hasrat sosial, yaitu hasrat manusia untuk menghubungkan dirinya dengan individu
atau kelompok lain.
2. Hasrat bergaul, yaitu hasrat untuk bergaul atau bergabung dengan orang-orang
maupun kelompok lain.
3. Hasrat memberitahukan, yaitu hasrat manusia untuk menyampaikan perasaannya
kepada orang lain.
4. Hasrat meniru, yaitu hasrat manusia untuk meniru suatu gejala, baik secara diam-diam
maupun terang-terangan, baik untuk sebagian ataupun keseluruhan.
5. Hasrat berjuang, yaitu hasrat manusia untuk mengalahkan lawan atau berjuang untuk
mempertahankan hidupnya.
6. Hasrat bersatu, yaitu hasrat manusia untuk bersatu dengan lainnya agar tercipta
kekuatan bersama, mengingat adanya kenyataan bahwa manusia adalah makhluk
yang lemah.
7. Kesamaan keturunan dan keyakinan.
Kebutuhan untuk selalu bergaul dengan orang lain merupakan naluri alami manusia. Naluri
ini disebut gregariouss. Naluri ini mengarahkan manusia untuk memenuhi dua hasrat penting
sebagai manusia. Kedua hasrat itu adalah:
1. Hasrat untuk menjadi satu dengan manusia lain di skitarnya, dan
2. Hasrat untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekitarnya.
Beberapa ahli Sosiologi memberikan definisi tentang kelompok sosial sebagai berikut.
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

17
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III



32. Sosiologi Kesehatan
Sosiologi kesehatan adalah studi tentang perawatan kesehatan sebagai suatu sistem
yang telah terlembaga dalam masyarakat, kesehatan (health) dan kondisi rasa sakit
(illness) hubungannya dengan faktor-faktor sosial

33. Sosiologi Kesehatan Mental
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal
dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna
dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau
kesehatan mental.
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan
mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap
lingkungan sosial) (Mujib dan Mudzakir, 2001, 2003).
Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya
stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari
tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. (Noto
Soedirdjo, 1980) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memilki kesehatan mental
adalah Memilki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang
dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility)
Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses
belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang
diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.

34. Sosiologi Konflik
Konflik pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan
kita. Konflik merupakan bagian dari interaksi sosial yang bersifat disosiatif.
Konflik ini jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan serta tidak segera
ditangani akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa. Suatu
keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan.
Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

18
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III



35. Sosiologi Militer dan Sosiologi Perang
Sosiologi militer bertujuan terhadap studi sistematis militer sebagai kelompok
sosial dan bukan sebagai organisasi . Ini adalah subfield yang sangat khusus yang
meneliti masalah yang berkaitan dengan tenaga pelayanan sebagai kelompok yang
berbeda dengan paksa aksi kolektif berdasarkan bersama kepentingan terkait
dengan kelangsungan hidup pada panggilan dan tempur , dengan tujuan dan nilai-
nilai yang lebih jelas dan sempit daripada dalam masyarakat sipil. Sosiologi militer
juga menyangkut hubungan sipil-militer dan interaksi antara kelompok-kelompok
lain atau lembaga pemerintah.

36. Sosiologi Pedesaan
A. D. samderson
Sosiologi pedesaan adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari kehidupan di
lingkungan pedesaan.
B. TL. Smit dan PE zopt
Sosiologi pedesaan adalah pengetahuan sistematis yang di peroleh lewat penerapan
metode ilmiah ke dalam studi tentang masyarakat desa.
C. NL. Sims
Sosiologi pedesaan adalah studi tentang asosiasi persekutuan antara orang-orang
yang hidupnya lebih kurang tergantung pada pertanian.

37. Sosiologi Pengetahuan
ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI
ROWLAND B. F. PASARIBU Pada saat ini sejumlah universitas negeri telah
memasukan sosiologi sebagai salah satu mata kuliah dalam kurikulumnya.
Walaupun demikian penelitian-penelitian sosiologi belum mendapatkan tempat
yang layak, sebab masyarakat masih terlampau percaya pada angka-angka
kuantitatif. Sosiologi dan Ilmu Pengetahuan Sosiologi merupakan suatu ilmu
pengetahuan (science). Dalam pengertian, ilmu pengetahuan yang bersifat induktif
(bertolak dari data Inderawi), memakai metode yang sistematis untuk
pengumpulan data, menggunakan alat-alat analisis yang tepat, mempunyai
peralatan konseptual yang abstrak dan umum, dilatarbelakangi oleh teori yang
sistematis, dan akhirnya menghasilkan pengetahuan yang lebih besar. Pembelaan
status ilmiah sosiologi sering juga dinyatakan, sebagai ilmu pengetahuan sosiologi
harus bebas nilai dan tidak evaluatif. Akan tetapi, pendapat itu perlu
dibantah, sebab struktur kesadaran dan akal budi manusia perlu menilai baik
buruknya dari apa yang diketahui. Hanya saja sosiolog perlu mengemukakan
argumentasi nilai-nilai yang mendasarinya agar dapat ditanggapi oleh pihak lain.

September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

19
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III




38. Sosiologi Politik
Sosiologi politik mempelajari hubungan antara negara dan masyarakat.
[1]
Disiplin
ilmu ini menggunakan sejarah komparatif untuk menganalisis tren sosio-politik
yang sedang terjadi. Pertanyaan penelitian yang biasa dilontarkan dalam bidang ini
adalah: "Mengapa sedikit sekali warga Amerika Serikat yang memberikan suara
mereka?"
[2]
Bidang ini berkembang dari karya Max Weber, Barrington Moore, Jr.,
dan Moisey Ostrogorsky.

39. Sosiologi Ras dan Etnik
Sosiologi ras dan hubungan etnis adalah bidang disiplin ilmu yang mempelajari
hubungan sosial, politik, dan ekonomi antara ras dan etnisitas pada semua
tingkatan masyarakat. Bidang ini mencakup studi tentang rasisme, pemisahan
permukiman, dan proses sosial rumit lainnya antara kelompok ras dan etnis yang
berbeda. Analisis sosiologi terhadap ras dan etnisitas sering berkaitan dengan
bidang sosiologi yang lain seperti stratifikasi dan psikologi sosial, juga teori
pascakolonial.
Di tingkat kebijakan politik, hubungan etnis diperbincangkan dalam hal
asimilasionisme atau multikulturalisme. Anti-rasisme membentuk bentuk
kebijakan lain yang terkenal pada tahun 1960-an dan 70-an.
40. Sosiologi Urban
Urban sosiologi adalah merupakan sub-disiplin di dalam sosiologi difokuskan pada
urban environment (lingkungan perkotaan). Menjelaskan beberapa topik-topik
sebagai bagian dari perkembangan perkotaan, struktur perkotaan, jalan kehidupan
dalam perkotaan, pemerintahan, dan permasalahan perkotaan. Karena penduduk
yang tinggal di perkotaan akan dipengaruhi oleh kota. Untuk memahaminya kita
harus mempelajari perkotaan. Berbagai permasalahan berhadapan masyarakat kita
berhubungan pada lingkungan urban. Untuk memahami permasalahannya kita
perlu mempelajari kota. Dengan belajar bagaimana kota-kota dipengaruhi oleh
kekuatan-kekuatan natural kita dapat mengerti link antara nature dan struktur
sosial.

41. Sosiologi Waktu Luang dan Rekreasi
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti 'membuat ulang',
adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani
seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang di samping
September 8, 2013 [DEFINISI SPESIALISASI SOSIOLOGI]

20
Sosiologi X-1 2013/2014 | Tugas Individu ke 3/III

bekerja. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata,
olahraga, bermain, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir
pekan.
Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang secara sengaja
sebagai kesenangan atau untuk kepuasan, umumnya dalam waktu senggang.
Rekreasi memiliki banyak bentuk aktivitas di mana pun tergantung pada pilihan
individual. Beberapa rekreasi bersifat pasif seperti menonton televisi atau aktif
seperti olahraga.
Sejak tahun 1940-an, rekreasi telah menjadi unsur penting dalam kehidupan
modern. Pendapatan, kondisi pekerjaan dan perkembangan transportasi yang
semakin baik telah memberi orang lebih banyak uang, waktu dan pergerakan yang
lebih tinggi untuk melakukan rekreasi. Pada saat ini, rekreasi telah menjadi
industri besar. Rekreasi umumnya berdampak pada rasa senang tingkat kesehatan
fisik dan mental manusia. Rumah sakit pun sering mengadakan aktivitas rekreasi
terapi untuk pasien.

42. Stratifikasi, Mobilitas, dan Kelas Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam kelas-kelas
secara hierarkis (bertingkat). Ada beberapa pendapat tentang stratifikasi sosial :
Menurut Max Weber, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut
dimensi kekuasaan privelese dan prestise. Sedangkan James C. Scot, mengatakan
bahwa sistem pelapisan sosial akan melahirkan mitos atau rasionalnya sendiri untuk
menerangkan apa sebabnya orang tertentu harus di anggap lebih tinggi kedudukannya
dari orang lain.

Anda mungkin juga menyukai