Anda di halaman 1dari 63

KEWAJIBAN DASAR

DAN SANKSI
10 OKTOBER 2020

contain by Amirul Idris and updated by dion_goendoel


ppt template supported by http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SCR UMUM – WP BADAN
Tahunan PPh Badan :
= 1771
Tiap
KANTOR PUSAT Tahun

Masa = Tiap Bulan

PPh Pot-Put Lainnya seperti :


- PPh Psl 23
PPh Psl 21* PPN PPh Psl. 25* - PPh Psl 4 (2)

Wajib Dilaporkan - Dilaporkan hanya jika ada transaksi


tiap bulan jika nilainya tidak nihil
kecuali untuk PPN
- Dilaporkan jika pemotongan atas nama pusat
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SCR UMUM – WP BADAN

Tahunan
CABANG/ TEMPAT Tidak ada
KEGIATAN USAHA

Jika sentralisasi/pemusatan PPN Masa = Tiap Bulan


Pelaporan hanya di Kantor Pusat

PPh Pot-Put Lainnya seperti :


- PPh Psl 23
PPh Psl 21* PPN - Pph Psl 4 (2)

Wajib Dilaporkan - Dilaporkan hanya jika ada transaksi


tiap bulan jika nilainya tidak nihil - Dilaporkan jika pemotongan atas nama Cabang
kecuali untuk PPN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SCR UMUM –
WP OP USAHAWAN/PEKERJAAN BEBAS
Tahunan
PPh OP : 1770
=
WP OP – Tiap
Tahun
TEMPAT TINGGAL
Masa = Tiap Bulan

PPh Pot-Put Lainnya


PPh Psl 21* PPN PPh Psl. 25* Apabila Sebagai Pemotong

Wajib Dilaporkan - Dilaporkan hanya jika ada transaksi


tiap bulan jika nilainya tidak nihil - Dilaporkan jika pemotongan atas nama pusat
kecuali untuk PPN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SCR UMUM –
WP OP USAHAWAN/PEKERJAAN BEBAS
Tahunan
=
CABANG/ TEMPAT Tidak ada
KEGIATAN USAHA

Jika sentralisasi/pemusatan PPN Masa = Tiap Bulan


Pelaporan hanya di Kantor Pusat

PPh Pot-Put Lainnya


PPh Psl 21* PPN PPh Psl. 25 (7)* Apabila Sebagai Pemotong

Wajib Dilaporkan
tiap bulan jika nilainya tidak nihil
- Dilaporkan hanya jika ada transaksi
kecuali untuk PPN - Dilaporkan jika pemotongan atas nama Cabang
KEWAJIBAN PERPAJAKAN SCR UMUM –
WP OP KARYAWAN
Tahunan PPh OP :
= 1770S / 1770 SS
WP OP – Tiap
Tahun
TEMPAT TINGGAL
Masa = Tiap Bulan

Tidak ada Kewajiban


SARANA PENYETORAN PAJAK
Pasal 10 ayat (2) UU KUP; Peraturan Menteri Keuangan (PMK) NO. 242/PMK.03/2014

PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK

MENGGUNAKAN SSP ELEKTRONIK ATAU SARANA


ADMINISTRASI LAIN YG DIPERSAMAKAN DG SSP

SSP Standar BPN SSPCP Bukti Pbk


atau bukti lainnya

Dianggap sah apabila telah divalidasi dg NTPN


SARANA PENYETORAN PAJAK
Pasal 10 ayat (2) UU KUP; PER Dirjen Bea dan Cukai NO 39/PJ/2008

(Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak) SSP yang digunakan


SSPCP oleh Importir atau Wajib Bayar dalam rangka impor serta PPN
hasil tembakau buatan dalam negeri

Terdiri dari 4 (empat) rangkap:

1 : Penyetor/WP – KPBC
2 : KPPN
3 : Kantor Bea dan Cukai
4 : Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi/
SSPCP + Pos Persepsi
Uang dong

Importir Bank/Kantor Pos


KODE MAP
PER Dirjen Pajak NO 38/PJ/2009
No. MAP Lama MAP Baru Uraian
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 0111 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 0112 411122 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3 0113 411123 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 Impor
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
4 0113 411124 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 23
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5 0115 411125 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
6 0116 411126 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Badan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7 0117 411127 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 26
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8 0118 411128 Untuk Jenis Pajak PPh Final dan Fiskal Luar Negeri
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
9 0119 411129 Untuk Jenis Pajak PPh Non Migas Lainnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
10 0121 411111 Untuk Jenis Pajak PPh Minyak Bumi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
11 0122 411112 Untuk Jenis Pajak PPh Gas Alam
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
12 0128 411113 Untuk Jenis Pajak PPh Lainnya dari Minyak Bumi
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
13 0129 411119 Untuk Jenis Pajak PPh Migas Lainnya
KODE MAP
PER Dirjen Pajak NO 38/PJ/2009
No. MAP Lama MAP Baru Uraian
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
14 0131 411211 Untuk Jenis Pajak PPN Dalam Negeri
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
15 0132 411212 Untuk Jenis Pajak PPN Impor
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
16 0133 411221 Untuk Jenis Pajak PPnBM Dalam Negeri
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
17 0134 411222 Untuk Jenis Pajak PPnBM Impor
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
18 0139 411219 Untuk Jenis Pajak PPN Lainnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
19 0139 411229 Untuk Jenis Pajak PPnBM Lainnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
20 0171 411611 Untuk Bea Meterai
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
21 0175 411612 Untuk Penjualan Benda Meterai
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
22 0172 411619 Untuk Pajak Tidak Langsung Lainnya
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
23 0173 411621 Untuk Bunga Penagihan PPh
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
24 0174 411622 Untuk Bunga Penagihan PPN
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
25 0174 411623 Untuk Bunga Penagihan PPnBM
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
26 0174 411624 Untuk Bunga Penagihan PTLL
TEMPAT PEMBAYARAN/
PENYETORAN PAJAK
Pasal 10 ayat (1) UU KUP jo. PMK NO. 242/PMK.03/2014

TEMPAT PEMBAYARAN/PENYETORAN

- BANK BUMN/BUMD, atau


- BANK-BANK LAIN YANG KANTOR POS
DITUNJUK MENKEU
=
BANK PERSEPSI
TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN/PENYETORAN
DAN PELAPORAN PAJAK
Pasal 9 ayat (1) UU KUP; PMK NO. 242/PMK.03/2014
JATUH TEMPO PENYETORAN JATUH TEMPO
JENIS PAJAK PELAPORAN
(paling lambat)
01. PPh Pasal 4 ayat (2) dan 15
a. Disetor Sendiri a. tgl. 15 bulan berikutnya tgl. 20 bulan berikutnya
b. Dipotong oleh Pemotong b. tgl. 10 bulan berikutnya
(Kecuali diatur sendiri oleh Men Keu)
02. PPh Pasal 21, 23/26, yang Dipotong oleh tgl. 10 bulan berikutnya tgl. 20 bulan berikutnya
Pemotong
03. PPh Pasal 25 tgl. 15 bulan berikutnya tgl. 20 bulan berikutnya
04. Pasal 22, PPN/PPn BM atas impor dilunasi  tanggal yg sama pada saat pembayaran Bea Masuk tgl. 20 bulan berikutnya
sendiri  tanggal yg sama dgn saat penyelesaian dokumen
impor bila bea masuk ditunda/dibebaskan

05. PPh 22, PPN/PPn BM atas impor dipungut 1 hari setelah pemungutan pajak dilakukan hari kerja terakhir minggu
DJBC berikut

06. PPh Pasal 22 yang dipungut oleh pada hari yg sama pada saat pembayaran tgl. 14 bulan berikut
Bendaharawan Pemerintah
07. PPh Pasal 22 atas penyerahan BBM, Gas & tgl. 10 bulan berikutnya tgl. 20 bulan berikutnya
Pelumas oleh Badan di bidang tersebut
08. PPh Pasal 22 oleh bdn-bdn tertentu tgl. 10 bulan berikutnya tgl. 20 bulan berikutnya
09. PPN/PPnBM akhir bulan berikutnya akhir bulan berikutnya
10. PPN/PPn BM oleh bendaharawan tgl. 7 bulan berikutnya tgl. 14 bulan berikutnya
Pemerintah/instansi pemerintah
11. PPN/PPn BM selain instansi/ bendaharawan tgl. 15 bulan berikutnya tgl. 20 bulan berikutnya
pemerintah
12 WP tertentu sesuai Pasal 3 ayat (3b) UU KUP
a. PPh Pasal 25 a. akhir masa pajak terakhir 20 hari setelah masa pajak
b. Selain PPh Pasal 25 b. sesuai jangka waktu masing2 terakhir
TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN ATAU
PENYETORAN PAJAK
Pasal 9 ayat (1) UU KUP; Per Menkeu NO. 242/PMK.03/2014

Jatuh Tempo :
- Pembayaran atau Penyetoran
- Pelaporan
bertepatan dengan Hari Libur
Dapat Dilakukan Pada Hari Kerja Berikutnya

Termasuk
 Hari Sabtu
 Hari Libur Nasional
termasuk
• hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum
• cuti bersama secara nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah
BATAS WAKTU PELUNASAN
PPh PASAL 29 SPT TAHUNAN PPH
Pasal 9 ayat (2) UU KUP

KEKURANGAN BAYAR PPh


BERDASARKAN SPT TAHUNAN PPh (Ps.29)

HARUS DILUNASI PALING LAMBAT

SEBELUM SPT TAHUNAN DISAMPAIKAN


SANKSI ADMINITRASI
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 9 ayat (2a) & 2(b) UU KUP

Pembayaran / Penyetoran Pajak DIKENAKAN


Setelah Tanggal Jatuh Tempo SANKSI ADIMINITRASI
Pembayaran / Penyetoran Pajak

BUNGA 2% PER BULAN

 Dari Jumlah Pajak Yang Terlambat Dibayar/Disetor


 1 Bagian Bulan Dihitung Satu Bulan
 Perhitungan Jumlah Bulan Dihitung Dari :
 SPT Masa : Tanggal jatuh tempo pembayaran
 SPT Tahunan : Tanggal batas akhir Pelaporan SPT
s.d. Tanggal Pembayaran
MENGANGSUR/MENUNDA
PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 9 ayat (4) UU KUP; PMK NO. 242/PMK.03/2014

Yang Dapat Diangsur/Ditunda

 Pajak yang masih harus dibayar dalam STP, SKPKB, SKPKBT,


SKep Pembetulan, Skep Keberatan, Putusan Banding, Putusan PK
 Kekurangan pembayaran PPh Pasal 29

Tata  Mengajukan permohonan plg lambat 9 hari kerja sebelum jatuh tempo
Cara  KPP harus menerbitkan keputusan dlm jangka waktu 7 hari kerja sejak
permohonan diterima lengkap
 Keputusan dpt berupa menerima, menerima sebagian atau menolak
 Jika dlm jk wkt tsb KPP tidak menerbitkan keputusan, permohonan
WP dianggap diterima.

Syarat yang harus dipenuhi WP:


 Bersedia memberikan jaminan
 Tidak mempunyai utang pajak yang telah jatuh tempo
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Pasal 1 angka 11, 12, 13 UU KUP

Pengertian
Surat yg oleh WP digunakan untuk melaporkan Penghitungan
dan atau Pembayaran Pajak, Objek Pajak dan atau bukan
Objek Pajak, dan atau Harta dan Kewajiban

UNTUK SUATU UNTUK SUATU TAHUN PAJAK


MASA PAJAK ATAU BAGIAN TAHUN PAJAK

SPT MASA SPT TAHUNAN


FUNGSI SPT PPh
Penjelasan Pasal 3 ayat (1) UU KUP

SEBAGAI SARANA UNTUK :

a. melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah pajak


yang sebenarnya terutang
b. melaporkan tentang :
 pembayaran atau pelunasan pajak yg telah dilaksanakan sendiri dan/atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam suatu Tahun Pajak atau
Bagian Tahun Pajak ;
 penghasilan yang merupakan Objek dan bukan Objek Pajak ;
 Harta dan Kewajiban ;
 pembayaran dari pemotong / pemungut tentang pemotongan atau pemungutan
dalam satu Masa Pajak.
FUNGSI SPT PPN
Penjelasan Pasal 3 ayat (1) UU KUP

SEBAGAI SARANA UNTUK :

a. melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah


PPN/PPn BM yang sebenarnya terutang, dan
b. melaporkan tentang:
 pengkreditan PM terhadap PK;
 pembayaran atau pelunasan pajak yg telah dilaksanakan sendiri oleh
PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak;
 melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong ata
u dipungut dan disetorkan (bagi pemotong atau pemungut).
SPT TIDAK LENGKAP
(SPT TIDAK MEMENUHI KETENTUAN)
Pasal 3 ayat (7)

A. PENGISIANNYA TIDAK MEMENUHI KETENTUAN FORMAL


APABILA

1. SPT tidak ditandatangani


2. SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan/dokumen yang disyaratkan
3. SPT LB disampaikan setelah lebih dari 3 tahun dan WP telah ditegur
secara tertulis
4. SPT disampaikan setelah Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan SKP

B. SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN APABILA TIDAK


MEMENUHI KETENTUAN FORMAL
PENGISIAN SPT
Pasal 3 ayat (1), (1a) UU KUP; PMK NO. 196/PMK.03/2007

SPT harus diisi dengan :

a. Dalam Bahasa Indonesia


b. Huruf latin
c. Menggunakan angka arab
d. Satuan mata uang rupiah
Kecuali:
WP yang telah mendapat izin Menkeu untuk menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang
selain rupiah, yaitu :
- SPT dalam Bahasa Indonesia dan dalam mata uang US $
(kecuali lampiran berupa Laporan Keuangan)
BENTUK, ISI, DAN LAMPIRAN SPT
Pasal 3 ayat (6) UU KUP; PMK NO. 243/PMK.03/2014

a. bentuk, isi, dan keterangan dan/atau dokumen yang harus


dilampirkan dalam SPT;
b. bentuk dan isi SPT untuk Wajib Pajak tertentu;
c. tempat dan cara lain pengambilan SPT;
d. tata cara pengisian SPT;
e. tata cara penandatanganan SPT; dan
f. tata cara penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

 Diatur Dengan Peraturan Dirjen Pajak


JENIS-JENIS SPT
PMK NO. 243/PMK.03/2014

SPT Tahunan Masa

 PPh Badan (1771 & 1771$)  PPh Pasal 21/26 : 1721


 PPh OP (1770)  PPh Pasal 22
 PPh OP Non Usahawan/  PPh Pasal 23/26
Pekerjaan Bebas (1770 S)  PPh Pasal 25
 PPh OP Non Usahawan/  PPh Pasal 4 (2)
Non Pek. Bebas dg Pengh.  PPh Pasal 15
<= 60 Jt (1770 SS)  PPN (1107) mulai Jan 2011: 1111
 PPN Pemungut (1107 PUT)

Berbentuk: Hard copy atau e-SPT


PENYAMPAIAN SPT
Pasal 6 UU KUP; PMK NO. 243/PMK.03/2014

Dengan Cara

Disampaikan langsung Disampaikan melalui


ke KPP/ KP2KP. Kantor Pos dengan
secara tercatat
Dengan
cara
WP menerima tanda Tanda bukti dan tanggal Lain
bukti dan tanggal Pengiriman dianggap
penerimaan sebagai tanda bukti dan
tanggal penerimaan

jasa ekspedisi atau kurir dengan bukti


Cara lain pengiriman surat
e-filling melalui ASP
PENDAFTARAN & PENYAMPAIAN SPT MELALUI E-FILLING

Plg Lambat14 hari kerja dari:


- JT Pelaporan, atau
- Pelaporan (jika lapor lewat JT)
Dokumen/Keterangan Lain
2 hari kerja
KPP

Pendaftaran
WP Digital Certificate (DC)

Lapor: e-SPT / e-SPTy DJP


ASP
PER-47/PJ/2008
TEMPAT LAIN UNTUK PENYAMPAIAN SPT
Pasal 5 UU KUP

DIREKTUR JENDERAL
PAJAK

DAPAT MENENTUKAN TEMPAT LAIN UNTUK


PENYAMPAIAN SPT
PENGISIAN SPT
Pasal 4 UU KUP

PENGISIAN SPT

 BENAR
 LENGKAP
 JELAS
 DITANDATANGANI :
 BADAN :
PENGURUS/DIREKSI ATAU KUASA KHUSUS
 ORANG PRIBADI :
YG BERSANGKUTAN ATAU KUASA KHUSUS

WP YANG WAJIB PEMBUKUAN, DILENGKAPI DGN


LAP. KEUANGAN (NERACA, LABA RUGI & KETERANGAN LAIN)
PENELITIAN
Pasal 1 angka 27

SERANGKAIAN
KEGIATAN

MENILAI KELENGKAPAN PENGISIAN SPT dan LAMPIRANNYA

Termasuk : KEBENARAN PENULISAN dan PENGHITUNGAN

BERSIFAT
FORMAL
SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SPT

MULAI TAHUN 2008

WP TERLAMBAT MENYAMPAIKAN SPT


DIKENAKAN SANKSI DENDA

SPT MASA SPT TAHUNAN


Selain SPT Masa PPN WP OP
= Rp 100.000,- = Rp 100.000,-
SPT Masa PPN WP Badan
= Rp 500.000,- = Rp 1.000.000,-

Pasal 7 ayat (1) UU KUP


DIKECUALIKAN DARI PENGENAAN SANKSI DENDA
MULAI TAHUN 2008
WP Yang Dikecualikan Dari Pengenaan Sanksi Denda
Adminstrasi Karena Keterlambatan Penyampaian SPT

1. WP OP telah meninggal dunia


2. WP OP yg sudah tdk lagi melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas
3. WP OP berstatus WNA yang tidak lagi tinggal di Indonesia
4. BUT yang tidak lagi melakukan kegiatan di Indonesia
5. WP Badan yang tidak lagi melakukan kegiatan usaha namun belum dibubarkan sesuai k
etentuan yang berlaku
6. Bendahara yang tidak lagi melakukan pembayaran
7. WP yang terkena bencana yang ketentuannya diatur Per Menkeu
8. WP lain = WP yg tidak dpt menyampaikan SPT dlm jangka waktu yang telah ditentukan
karena keadaan antara lain:
 kerusuhan massal; kebakaran; ledakan bom atau aksi terorisme; perang antarsuku; atau
 kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara atau perpajakan
Pasal 7 ayat (2) UU KUP; Per Men Keu No. 186/PMK.03/2007
PERPANJANGAN SPT TAHUNAN
Pasal 3 ayat (4), (5) dan (5a) UU KUP; PMK NO. 243/PMK.03/2014

APABILA SPT TAHUNAN TIDAK DAPAT DISAMPAIKAN PADA WAKTUNYA,


WP DAPAT MENUNDA PALING LAMA 2 BULAN DENGAN MENGAJUKAN
PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN SPT TAHUNAN

SYARAT :
Diajukan Secara Tertulis Dg Menggunakan Form 1770-Y,
1771-Y, 1771-$Y atau eSPTy
Sebelum Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan Berakhir
Melampirkan :
- Laporan Keuangan Sementara utk Tahun Pajak Bersangkutan
- SSP atas Pelunasan Kekurangan Pembayaran Pajak
- Apabila diaudit KAP : Surat Pernyataan Audit Belum Selesai

Dapat diajukan lagi selama belum melewati 2 bulan di atas

Yang tidak memenuhi ketentuan dianggap bukan


Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan
PEMBETULAN SPT (MULAI TH 2008)
Pasal 8 ayat (1), (2) & (2a) UU KUP

SPT Yang Pengisiannya Dengan Kemauan Sendiri Dapat


Terdapat Kekeliruan Melakukan Penbetulan
SYARAT
Jika Rugi/LB:
2 Thn Sblm Daluwarsa  Belum Dilakukan Pemeriksaan

Jika Pembetulan Tersebut Menyebabkan Terdapat Pajak Yang Kurang


Dibayar, Dikenakan Sanksi Bunga :
 2% Per Bulan
 Dari Pajak Yang Kurang Dibayar
 Dihitung sejak :
 SPT Masa : Jatuh Tempo Pembayaran Pajak
 SPT Tahunan : Jatuh Tempo Penyampaian SPT
s.d. Pembayaran atas Pajak Yang Kurang Dibayar Tersebut
PENGUNGKAPAN KETIDAK-BENARAN SPT ATAS
KEMAUAN SENDIRI
Pasal 8 ayat ( 3 ) UU KUP

SPT TELAH DISAMPAIKAN

WP Telah Diperiksa, Tetapi Belum Disidik, Sehubungan dengan


Tindak Pidana Pasal 38 UU KUP

WP TIDAK AKAN DISIDIK

APABILA WP :
 Mengungkapkan ketidakbenaran atas kemauan sendiri
 Melunasi pajak yg kurang dibayar + denda 150% dari jumlah pajak
yang kurang dibayar
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN SPT ATAS KESADARAN
SENDIRI, DENGAN LAPORAN TERSENDIRI
Pasal 8 ayat (4) dan (5) UU KUP

Sekalipun Telah Dilakukan PP No. 74 Th 2011:


Pemeriksaan, Namun Sebelum Pemeriksa
menyampaikan SPHP
Belum Diterbitkan SKP

WP DAPAT MENGUNGKAPKAN KETIDAKBENARAN


SPT ATAS KESADARAN SENDIRI, DALAM LAPORAN TERSENDIRI
SYARAT

 PAJAK YG HARUS DIBAYAR MENJADI LEBIH BESAR ATAU menjadi lebih kecil
 RUGI FISKAL MENJADI LEBIH KECIL ATAU menjadi lebih besar
 JUMLAH HARTA MENJADI LEBIH BESAR ATAU menjadi lebih kecil
 JUMLAH MODAL MENJADI LEBIH BESAR atau menjadi lebih kecil
 MELUNASI PAJAK YG KRG DIBAYAR + KENAIKAN 50 %
PEMBETULAN SPT TAHUNAN PPh KARENA
KEPUTUSAN KEBERATAN ATAU PUTUSAN BANDING
Pasal 8 ayat 6 UU KUP

WP Menerima :
WP dapat membetulkan SPT
- SKP
- SKep. Keberatan yang telah disampaikan
- SKep. Pembetulan
- Putusan Banding SYARAT
- Peninjauan Kembali
yang menyatakan rugi  Selama belum dilakukan tindakan
Fiskal berbeda dari yang
pemeriksaan, dan
telah dikompensasikan
 disampaikan dalam jangka waktu
3 bulan setelah surat tersebut
diterima
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN (MULAI TH 2008)

Sanksi Denda Terlambat Lapor (Psl. 7) :


- Rp 100.000,- : SPT Masa selain PPN & SPT Tahunan
PPh Orang Pribadi
- Rp 500.000,- : SPT Masa PPN
- Rp 1.000.000,- : SPT Tahunan Badan (Psl. 7)

2% x Dasar Pengenaan Pajak (Psl. 14 ayat (4)):


- PKP, tapi tidak membuat faktur pajak atau membuat
faktur pajak tidak tepat waktu
- PKP, tapi membuat faktur yang diisi tidak lengkap selain:
- Identitas pembeli
- Identitas pembeli serta nama dan tanda tangan bagi
PKP yang menyerahkan adalah Pedagang Eceran
- PKP melaporkan faktur pajak yang tidak sesuai dengan
masa penerbitan faktur pajak
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN (MULAI TH 2008)

Pengungkapan ketidakbenaran setelah dilakukan


Sanksi Denda Pemeriksaan namun belum disidik (Psl. 8 ayat (3))
= 150%
dari Pajak Yang Kurang Dibayar

Sanksi Pengungkapan ketidakbenaran telah dilakukan


Kenaikan
Pemeriksaan namun belum diterbitkan SKP (Psl. 8 (5))
= kenaikan 50%
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN (MULAI TH 2008)

Sanksi Bunga
= 2% x Pokok x Jumlah Bulan
Uraian Dasar Pokok Pajak Mulai Penghitungan
Hukum Bulan

Terlambat Setor SPT Masa 9 ayat Jumlah Pajak Tanggal Jatuh Tempo
(2a) Yang terlambat Pembayaran
Disetor
Terlambat Setor SPT 9 ayat Jumlah Pajak Batas akhir
Tahunan (2b) Yang terlambat Penyampaian SPT
Disetor
- PPh Thn berjalan tidak 14 ayat Jumlah Sejak terutang pajak,
atau Kurang Dibayar (3) Kekurangan berkahirnya masa
- Dari hasil penelitian Pajak yang pajak, bagian tahun
terdapat pajak yang Kurang Terutang pajak atau tahun pajak
Dibayar karena salah
tulis/salah hitung
Kekurangan pembayaran 19 ayat Jumlah Berakhirnya batas
karena perpanjangan (3) Kekurangan waktu penyampaian
penyampaian SPT Tahunan Pajak yang SPT Tahunan
Terutang
SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN (MULAI TH 2008)

Sanksi Bunga
= 2% x Pokok x Jumlah Bulan
Uraian Dasar Pokok Pajak Mulai Penghitungan
Hukum Bulan

Kekurangan pembayaran 8 ayat Jumlah Pajak Sejak jatuh tempo


karena melakukan (2a) yang kurang pembayaran
Pembetulan SPT Masa dibayar
Kekurangan pembayaran 8 ayat Jumlah Pajak Sejak saat
karena melakukan (2) yang kurang penyampaian SPT
Pembetulan SPT Tahunan dibayar berakhir

STP Bunga Penagihan 19 ayat Jumlah Pajak Tanggal Jatuh Tempo


karena terlambat atau (1) yang Pembayaran
belum disetor atas STP, tidak/kurang
SKP & Skep dibayar
Mengangsur atau menunda 19 ayat Pajak yang Tanggal Jatuh Tempo
(2) diangsur/ditunda Pembayaran
KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK
Pasal 12 AYAT (1) UU KUP

WAJIB PAJAK

WAJIB MEMBAYAR PAJAK YANG TERUTANG BERDASARKAN


KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

TIDAK MENGGANTUNGKAN PADA ADANYA

SURAT KETETAPAN PAJAK


JUMLAH PAJAK TERUTANG
Pasal 12 Ayat (2) & (3) UU KUP

JUMLAH PAJAK YANG TERUTANG MENURUT


SURAT PEMBERITAHUAN YANG DISAMPAIKAN WP

JUMLAH PAJAK YANG TERUTANG MENURUT KETENTUAN


PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN PERPAJAKAN
Atau
Apabila

DIREKTUR JENDERAL PAJAK MENDAPATKAN BUKTI BAHWA JUMLAH


PAJAK YANG TERUTANG MENURUT SPT TIDAK BENAR

MAKA DJP MENETAPKAN JUMLAH


PAJAK TERUTANG YANG SEMESTINYA
KEPASTIAN DAN JAMINAN HUKUM SPT
Pasal 13 ayat (4) UU KUP

PAJAK YANG DILAPORKAN DALAM SPT

Sebelum Th Pajak
DALAM JANGKA WAKTU 2008 :
5 TAHUN 10 TAHUN
TIDAK DITERBITKAN SKP

MENJADI PASTI
SURAT KETETAPAN PAJAK
Pasal 1 angka 15 s.d. angka 19 UU KUP

Surat Ketetapan Pajak

SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR PASAL 13, 13A, 17C


(SKPKB) & 17D

SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR PASAL 15


TAMBAHAN (SKPKBT)

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN) PASAL 17 A

SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR PASAL 17 DAN


(SKPLB) PASAL 17 B
SURAT KETETAPAN PAJAK
Pasal 1 angka 15 s.d. angka 19 UU KUP

FUNGSI
Sarana Sarana Sarana
Sarana
Sarana mengenakan pengembalian memberitahuk
penagihan pajak lebih an jumlah
koreksi fiskal sanksi
pajak bayar pajak terutang
administrasi
SURAT TAGIHAN PAJAK
Surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda

FUNGSI
Koreksi atas jumlah Sarana mengenakan
Sarana penagihan
pajak terutang menurut sanksi berupa bunga
pajak
SPT WP atau denda
SURAT TAGIHAN PAJAK
1. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang
dibayar Bunga sebesar 2% sebulan untuk paling
lama 24 bulan sejak saat terutang
2. Terdapat kekurangan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya STP
dari hasil penelitian SPT

1. Denda keterlambatan lapor


2. Bunga karena keterlambatan bayar
WP dikenakan sanksi akibat pembetulan SPT
3. Bunga karena keterlambatan bayar
administrasi berupa 4. Bunga penagihan karena
denda atau bunga keterlambatan bayar ketetapan
5. Bunga penagihan karena
mengangsur
SURAT TAGIHAN PAJAK

1. Pengusaha dikenakan PPN tapi tidak


melaporkan usahanya
2. Pengusaha bukan PKP tapi
Denda sebesar 2%
menerbitkan faktur pajak dari Dasar
3. PKP tapi tidak membuat atau
terlambat membuat atau tidak mengisi Pengenaan Pajak
dengan lengkap faktur pajak
SKPKB
Dapat diterbitkan dalam 5 tahun, dalam hal :
Pasal 13 ayat (1), (2) & (3) UU KUP

Berdasarkan hasil SPT tidak disampaikan Berdasarkan pemeriksaan Kewajiban:


pemeriksaan/ket. lain dalam jangka waktu yg PPN/PPn BM
Pasal 28 dan
- tidak seharusnya
pajak yg terutang tidak/ ditentukan dalam surat Pasal 29
dikompensasikan
kurang dibayar tegoran - tidak seharusnya tidak dipenuhi
tarip 0 %

PPh /PPN/PPnBM PPh OP/


PPN /PPn.BM PPh Sendiri
Badan

BUNGA 2% PPh PEMOTONG/ PPh PEMOTONG/ PEM


SEBULAN PEMUNGUTAN UNGUTAN
MAX 24 BLN
Psl. 13 (2)

KENAIKAN 50% KENAIKAN 100% KENAIKAN 100% KENAIKAN 100% KENAIKAN 50%

Psl. 13 (3) a Psl. 13 (3) b Psl. 13 (3) c Psl. 13 (3) b Psl. 13 (3) a
PENERBITAN SKPKB
Pasal 13 ayat (1) dan (2) UU KUP

Dapat Diterbitkan
a.  Berdasarkan hasil pemeriksaan/
SKPKB : 13 (2) keterangan lain pajak yg terutang tidak/
kurang dibayar
MULAI TAHUN  WP diterbitkan NPWP & dikukuhkan PKP
2008 secara Jabatan

Dikenakan Sanksi Bunga :


 2% Per Bulan, Maksimal 24 Bulan.
 Dari Kekurangan Pajak Yang Terutang
 Dihitung dari Saat Terutangnya Pajak, Berakhirnya Masa Pajak, Bagian Ta
hun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkan SKPKB
PENERBITAN SKPKB
Pasal 13 ayat (1) dan (3) UU KUP

Dapat Diterbitkan
SKPKB : 13 (3)
b.
 SPT tidak disampaikan sesuai jangka waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tid
ak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dinyatakan dalam surat teguran
 Kewajiban Pasal 28 & 29 UU KUP tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besa
rnya pajak yg terutang
 Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai PPN & PPnBM tidak
seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0
%

Dikenakan Sanksi Kenaikan dari jumlah Pajak :


 50% untuk PPh OP/Badan
 100% untuk PPN dan PPh Pot-put
PENERBITAN SKPKB
Pasal 13 (5) UU KUP

Dapat Diterbitkan
SKPKB : 13 (5)
c.
Telah lewat 5 tahun (daluwarsa) :
 berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap WP dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan atau tindak pidana lainnya menimbulkan kerugian
pada negara.
 Terdapat objek pajak yang belum dikenai pajak

Untuk menentukan besarnya kerugian negara dapat


diterbitkan SKPKB:
 Ditambah sanksi administrasi 48%.
PENERBITAN SKPKB
Pasal 13A UU KUP

MULAI TAHUN
2008
Dapat Diterbitkan
SKPKB : 13A
d.
WP yg karena kalfaannya :
 tidak menyampaikan SPT, atau
 menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
 Melampirkan keterangan yg isinya tidak benar
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada negara.

Tidak dikenakan sanksi pidana apabila:


 Kealfaan tersebut pertama kali dilakukan oleh WP
 WP melunasi kekurangan pajak yang terutang beserta sanksi
dalam kenaikan 200%
PENERBITAN SKPKB
Pasal 17C & 17D UU KUP
Psl 17D MULAI
TAHUN 2008 Dapat Diterbitkan
SKPKB : 17C & 17D
e.
WP Tertentu (17D) & WP Memenuhi Persayaratan Tertentu (17D):
 Telah menerima Restitusi (Pengembalian Pajak)
 Setelah dilakuka pemeriksaan : Tidak seharusnya menerima sebagian/se
luruhnya Restitusi.
Sehingga terdapat Resitusi yang harus dibayar kembali ke Negara.

Ditagih dengan diterbitkan SKPKB:


 Nilai yang ditagih + Denda 100%
Sebelum 2008 :
SKPKBT 10 Tahun

Diterbitkan dlm jangka waktu 5 tahun apabila:


Pasal 15 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)UU KUP

 Data baru dan atau


 Data yg semula belum terungkap
yang berakibat jumlah pajak
terutang bertambah

Ditemukan Keterangan tertulis


dari WP atas
oleh FISKUS
kehendak sendiri

dikenakan kenaikan 100 % tidak dikenakan


kenaikan
Sebelum 2008 :
SKPKBT 10 Tahun

dapat diterbitkan dalam j.w. > 5 tahun dalam hal :


Pasal 15 ayat (4) UU KUP

Wajib Pajak dipidana di bidang


perpajakan berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap

ditambah sanksi
BUNGA 48 %
PENERBITAN S K P L B
Pasal 17B dan Penjelasan UU KUP

SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN THD SPT LB TANPA


PERMOHONAN RESTITUSI, SPT KB, DAN SPT NIHIL

JLH KREDIT PAJAK/ TELAH DILAKUKAN


JLH PAJAK YG DIBAYAR PEMBAYARAN PAJAK
> YANG TIDAK
JLH PAJAK YG TERUTANG SEHARUSNYA TERUTANG
PENERBITAN S K P P K P
Pasal 17C, Pasal 17D dan Penjelasan UU KUP serta
Pasal 9 ayat (4c) dan Penjelasan UU PPN

Pasal 17C (Kriteria Tertentu)


Laporan
keuangan
Tidak diaudit oleh AP Tidak pernah
Tepat waktu mempunyai dengan dipidana di
pelaporan tunggakan pendapat WTP bidang
pajak selama 3 perpajakan
Tahun
berturutan
PENERBITAN S K P P K P
Pasal 17C, Pasal 17D dan Penjelasan UU KUP serta
Pasal 9 ayat (4c) dan Penjelasan UU PPN

Pasal 17D (Syarat Tertentu)


WP OP yang
PKP yang
menjalankan
WP OP yang WP Badan menyampaikan
usaha atau
tidak dengan jumlah SPT PPN
pekerjaan bebas
menjalankan omzet dan dengan jumlah
dengan jumlah
usaha atau jumlah lebih penyerahan dan
omzet dan
pekerjaan bebas bayar tertentu jumlah lebih
jumlah lebih
bayar tertentu
bayar tertentu
PENERBITAN S K P N
Pasal 17 A UU KUP

SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN

JLH KREDIT PAJAK/ PAJAK TIDAK TERUTANG


JLH PAJAK YG DIBAYAR DAN
= TIDAK ADA KREDIT PAJAK /
JLH PAJAK YG TERUTANG PEMBAYARAN PAJAK
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
Pembukuan adalah proses
pencatatan yang dilakukan
secara teratur, untuk
mengumpulkan data dan
informasi keuangan

Pencatatan adalah
pengumpulan data secara
teratur tentang peredaran
bruto atau penghasilan bruto
sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak
yang terutang
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Badan Pembukuan

Wajib Pajak
Pembukuan
Orang
Pribadi
Pencatatan
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Badan Pembukuan

Wajib Pajak
Pembukuan
Orang
Pribadi
Pencatatan
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
Di Indonesia

Menggunakan huruf latin

Penyelenggaraan Angka Arab

Satuan mata uang Rupiah

Berbahasa Indonesia atau bahasa


asing yang diizinkan oleh Menteri
Keuangan

Anda mungkin juga menyukai