Anda di halaman 1dari 7

Jurnal

Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah)


Vol. X, No. X, Juni-Desember 20XX.
Geografika
©2020 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM. (Geografi Lingkungan Lahan Basah)

Analisis Kebijakan Pendidikan Kabupaten Banyuasin Provinsi


Sumatera Selatan
Muhammad Alif Virgiawan.1, Dr. Norma Yuni Kartika, M. Sc, M. Pd 2.
1Mahasiswa Program Studi Geografi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia, 2Dosen Program Studi
Geografi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia.

E-mail addresses: 2110416110001@mhs.ulm.ac.id

©2023 Program Studi S1 Geografi, FISIP ULM.

Abstrak: Kebijakan pendidikan adalah serangkaian langkah, strategi, dan keputusan yang diambil oleh
pemerintah atau lembaga pendidikan untuk mengatur, mengarahkan, dan meningkatkan sistem pendidikan di
suatu wilayah atau negara. Tujuan utama dari kebijakan pendidikan adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan
dalam hal akses, kualitas, relevansi, dan kesetaraan pendidikan. Peningkatan Aksesibilitas: Strategi ini bertujuan
untuk meningkatkan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, Peningkatan Kualitas Guru dan Tenaga
Pendidik: Strategi ini fokus pada peningkatan kompetensi guru dan tenaga pendidik, Pengembangan Kurikulum
yang Relevan: Strategi ini melibatkan peninjauan dan penyesuaian kurikulum pendidikan untuk memastikan
bahwa materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan lokal dan global, Pemanfaatan Teknologi dalam
Pembelajaran: Integrasi teknologi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi,
Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat: Melibatkan orang tua dan masyarakat secara aktif dalam pendidikan
sangat penting. kesimpulan analisis kebijakan pendidikan di Kabupaten Banyuasin adalah Aksesibilitas
Pendidikan, Kualitas pendidikan, Relevansi kurikulum, Penggunaan teknologi dan partisipasi Orang tua. Metode
yang di gunakan adalah pengambilan data–data jumlah analisis pendidikan kabupaten Banyuasin dengan metode
analisi data parisipasi APS, APM, APK, ARLS, AHLS.

Kata Kunci: Kebijakan, Pendidikan, Masyarakat,


Abstract: Education policy is a series of steps, strategies and decisions taken by the government or educational
institutions to regulate, direct and improve the education system in a region or country. The main objective of
education policy is to achieve the desired outcomes in terms of access, quality, relevance and equity of
education. Increasing Accessibility: This strategy aims to increase access to education for all levels of society,
Improving the Quality of Teachers and Educators: This strategy focuses on increasing the competence of
teachers and teaching staff, Relevant Curriculum Development: This strategy involves reviewing and adjusting
the education curriculum to ensure that the material what is taught is relevant to local and global needs,
Utilization of Technology in Learning: Integration of technology in the learning process can increase
effectiveness and efficiency, Parental and Community Participation: Actively involving parents and the
community in education is very important. the conclusions of the analysis of education policy in Banyuasin
Regency are Accessibility to Education, Quality of Education, Relevance of Curriculum, Use of Technology and
Parental Participation. The method used is collecting data on the number of education analysis in Banyuasin
district using the APS, APM, APK, ARLS, AHLS participation data analysis method.
Keywords: Policy, Education, Public,
M.Alif Virgiawan1, Dr. Norma Yuni Kartika, M. Sc, M. Pd 2 /Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX -
XX

A. PENDAHULUAN menummbuhkan peluang bagi warga dan


Pendidikan merupakan adalah sebuah khalayak umum guna memperoleh pengajaran
proses humanime yang selanjutnya dikenal dari semua tingkat satuan Pendidikan (Yayan
dengan istilah memanusiakanmanusia. Oleh Alpian. 2019). Karena proses belajar
karena itu kita seharusnya bias menghormati mengajar adalah bagian terpentingan guna
hak asasi setiap manusia. Murid dengan membangun kualitas sebuah negara. Semakin
kata lain siswa bagaimanapu bukan sebuah meningkat kualitas pendidikan maka semakin
manusia mesin yang dapat diatur maju pula bangsa itu. Dalam “Undang-undang
sekehendaknya, melainkan mereka adalah nomor 20 Tahun 2003” tentang Sistem
generasi yang perlu kita bantu dan memberi Pendidikan Nasional, pasal 3 tujuan Pendidikan
kepedulian dalam setiap reaksi perubahannya nasional adalah “mengembangkan potensi
menuju pendewasaan supaya dapat peserta didik agar menjadi manusia yang
membentuk insan yang swantrata, berpikir beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
kritis seta memiliki sikap akhlak yang baik. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Untuk itu pendidikan tidak saja cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga
membentuk insan yang berbeda dengan negara yang demokratis juga bertanggung
sosok lainnya yang dapat beraktifitas jawab”(Pristiwanti et al. 2022).
menyantap dan meneguk, berpakaian serta Di antara 174 negara di dunia, Indonesia
memiliki rumah untuk tinggal hidup, menempati urutan ke-102 pada 1996, ke-99
ihwal inilah disebut dengan istilah pada 1997, ke- 105 pada 1998, dan ke-109 pada
memanusiakan manusia (Ab Marisyah1, 1999. Selain itu, bukti nyata dari kemerosotan
Firman2 2019). pendidikan di Indonesia adalah terjadinya
Pendidikandalam arti kata sempit adalah tawuran, tingkat pelajar maupun mahasiswa.
sebuah Sekolah. Sistem itu berlaku untuk Aksi tawuran yang biasanya dipicu masalah
orangdengan berstatus sebagai murid yaitu sepele, dampaknya sangatlah besar. Masyarakat
siswadisekolah, atau peserta didikpada suatu di seluruh dunia akan menyaksikan lewat media
universitas (lembaga pendidikan formal). cetak maupun elektronik amburadulnya
Bapak penididikan Ki Hajar Dewantara dengan pendidikan di Indonesia (Irna. 2008).
pedomannya yang masyur yaitu, “Ing Ngarso Langkah panjang dari suatu proses
Sung Tulodo”(di depan memberikancontoh), kebijakan bermuara pada bagian
“Ing Madyo Mangun Karso”(di tengah implementasi kebijakan itu sendiri. Sejatinya,
membangundan memberi semangat), Tut Wuri proses implementasi kebijakan menjadi
Handayani (di belakang memberi dorongan) penentu akhir yang paling penting atas
dan (Febriyanti 2021). keseluruhan pembuatan kebijakan, termasuk
Demikian pentingnya suatu pendidikan dalam bidang pendidikan. Artinya, sebagus
dalam upaya memberantas kebodohan apapun rumusan dan formulasi kebijakan
memerangi kemiskinankehiduppan bangsa, yang dihasilkan, menjadi tidak berarti manakala
meningkatkan taraf hidup seluruh lapisan formulasi itu tidak dilanjutkan dengan
warga, dan membangun harkat negara dan proses implementasi. Oleh sebab itu,
bangsa, maka dari itu pemerintah berusaha sesederhana apapun -untuk tidak mengatakan
dalam memberikan perhatian yang sungguh- jelek atau buruk-rumusan dan formulasi
sungguh untuk mengatasi berbagai masalah kebijakan, jika dilaksanakan maka akan
di bidang peningkatan pendidikan mulai dari memiliki nilai manfaat.
tingkat dasar, menengah, hingga perguruan Implementasi kebijakan merupakan
tinggi. Perhatian tersebut diantaranya bagian dari proses pembuatan kebijakan
ditunjukan dengan penyediaan alokasi anggaran (policy making process). Seperti dinyatakan
yang sangat berarti, serta membuat aturan (Hasbullah 2015), bahwa proses pembuatan
kebijakan yang berkaitan dengan usaha kebijakan merupakan proses politik yang
peningkatan kualitas. berlangsung dalam tahap-tahap pembuatan
Bahkan yang lebih penting lagi adalah kebijakan politik, dimana aktivitas politis ini
terus melakukan terobosan dan inovasi dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan,
bermacam ragam upaya untuk dan divisualisasikan sebagai serangkaian

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
M.Alif Virgiawan1, Dr. Norma Yuni Kartika, M. Sc, M. Pd 2 /Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX -
XX

tahap yang saling bergantung satu sama pendidikan formal dan nonformal (Paket
lainnya, diatur menurut urutan waktu, A, B, atau C), baik pendidikan dasar,
seperti penyusunan agenda, formulasi menengah maupun pendidikan tinggi.
kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi Bagi mahasiswa yang sedang cuti
kebijakan, dan penilaian kebijakan. dianggap masih bersekolah.
Menurut survai Political and Economic Risk d) Tidak bersekolah lagi
Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Tidak bersekolah lagi mereka yang
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12
pernah terdaftar dan aktif mengikuti
negara di Asia. Posisi itu berada di bawah
pendidikan di suatu jenjang pendidikan
Vietnam. Data yang dilaporkan The World
Economic Forum Swedia (2000), Indonesia formal dan nonformal (Paket A, B, atau
memiliki daya saing yang rendah, hanya C), tetapi pada saat pencacahan tidak lagi
menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang terdaftar dan tidak aktif mengikuti
disurvai di dunia (Nixon Erzed. 2008). pendidikan.
e) Tamat Sekolah
B. KAJIAN PUSTAKA Tamat sekolah adalah
a) Pendidikan menyelesaikan pelajaran yang ditandai
Pendidikan merupakan usaha secara dengan lulus ujian akhir pada kelas atau
sadar untuk mewujudkan sesuatu tingkat terakhir suatu jenjang pendidikan
pewarisan budaya dari satu generasi ke di sekolah negeri maupun swasta dengan
generasi yang lain. Pendidikan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah.
menjadikan generasi ini sebagai sosok
Seseorang yang belum mengikuti
panutan dari pengajaran generasi yang
pelajaran.
terdahulu. Sampai sekarang ini,
pendidikan tidak mempunyai batasan
untuk menjelaskan arti pendidikan secara C. METODE PENELITIAN
lengkap karena sifatnya yang kompleks Penelitian ini menggunakan metode
seperti sasarannya yaitu manusia. pengambilan data difokuskan pada pengambilan
Sifatnya yang kompleks itu sering data–data jumlah analisis pendidikan kabupaten
disebut ilmu pendidikan. Ilmu Banyuasin dengan metode analisi data parisipasi
pendidikan merupakan kelanjutan dari APS, APM, APK, ARLS, AHLS.
pendidikan. Ilmu pendidikan lebih
berhubungan dengan teori pendidikan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mengutamakan pemikiran ilmiah. Data yang digunakan untuk analisi kebijakan
Pendidikan dan ilmu pendidikan Pendidikan pada Kabupaten Banyuasin ini
memiliki keterkaitan dalam artian praktik menggunakan data:
serta teoritik. Sehingga, dalam proses 1) Angka Partisipasi Sekolah (APS):
kehidupan manusia keduanya saling proporsi anak sekolah pada usia jenjang
berkolaborasi (Rahman et al. 2022). pendidikan tertentu dalam kelompok usia
b) Tidak/belum Pernah Sekolah yang sesuai dengan jejang pendidikan
Tidak/belum pernah sekolah adalah tersebut.
mereka yang tidak pernah atau belum 2) Angka Partisipasi Murni (APM):
pernah terdaftar dan tidak pernah atau Proporsi anak sekolah pada satu
belum pernah aktif mengikuti pendidikan kelompok usia tertentu yang bersekolah
di suatu jenjang pendidikan formal. pada jenjang yang sesuai dengan
Termasuk juga yang tamat/belum tamat kelompok usianya.
taman kanak-kanak tetapi tidak 3) Angka Partisipasi Kasar (APK): Proporsi
melanjutkan ke sekolah dasar (Fatah, anak sekolah pada suatu jenjang tertentu
Suhaili, and Farida 2021). dalam kelompok usia yang sesuai dengan
c) Masih Bersekolah jenjang pendidikan tersebut (Fatah,
Masih bersekolah adalah mereka Suhaili, and Farida 2021).
yang terdaftar dan aktif mengikuti 4) Angka Rata-Rata Lama Sekolah (ARLS)
adalah adalah angka yang

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
M.Alif Virgiawan1, Dr. Norma Yuni Kartika, M. Sc, M. Pd 2 /Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX -
XX

menggambarkan lamanya (tahun) masa Tabel 1. Angka Partisipasi Murni (APM) dan
sekolah yang dialami penduduk usia 25 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang
tahun ke atas. Harapan lama sekolah Pendidikan di Kabupaten Banyuasin, 2019 dan 2020
(HLS) adalah angka yang
menggambarkan lamanya (tahun) masa
sekolah yang diharapkan dapat dialami
penduduk usia 7 tahun ke atas di masa
yang akan datang.
Badan Pusat Statistik
mengemukakan bahwa RLS
didefenisikan sebagai jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk dalam
menjalani pendidikan formal. RLS dapat Pada tahun 2020, Kabupaten Banyuasin
digunakan untuk mengetahui tingkat dan memiliki tingkat partisipasi pendidikan yang
kualitas pendidikan masyarakat dalam tinggi. Untuk tingkat partisipasi murni,
suatu wilayah, sedangkan HLS persentasenya adalah 99,12% untuk sekolah
didefenisikan sebagai lamanya sekolah dasar, 77,65% untuk sekolah menengah pertama,
(tahun) yang diharapkan akan dirasakan dan 55,66% untuk sekolah menengah atas.
oleh anak pada umur tertentu di masa Sementara itu, untuk tingkat partisipasi kasar,
mendatang (Sabrina, Manurung, and angkanya adalah 112,63% untuk sekolah dasar,
Sirait 2022) 78,70% untuk sekolah menengah pertama, dan
5) Angka Harapan Lama Sekolah (AHLS) 71,86% untuk sekolah menengah atas.
adalah lamanya sekolah (dalam tahun)
yang diharapkan akan dirasakan oleh Tabel 2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk
anak pada umur tertentu di masa Berumur 5-18 Tahun menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Banyuasin, 2020
mendatang. Harapan Lama Sekolah
(HLS) adalah indicator makro yang
perhitungannya menjadi tanggungjawab
Badan Pusta Statistik (BPS) (Kinerja,
Layanan, and Bersih 2019).
Estimasi rata-rata tahun-tahun yang
diharapkan atau diinginkan bagi individu
untuk menyelesaikan pendidikan formal
pada suatu tingkat pendidikan tertentu.
AHLS mencerminkan harapan atau target
pendidikan yang diinginkan dalam suatu
populasi atau wilayah. Angka Harapan
Lama Sekolah digunakan sebagai
indikator untuk mengukur progres atau Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten
perkembangan pendidikan dalam suatu Banyuasin tahun 2020 memiliki jumlah angka
populasi (BPS Banyuasin 2021). terrendah 32,55 dan yang tertinggi 99,49 untuk
rentan umur 5-18 tahun, untuk umur 7-12 tahun
memiliki jumlah yang sangat tinggi di banding
umur lain nya, umur pada angka tersebut
berpendidikan sekolah dasar yang mana pada
data di atas memiliki jumlah yang banyak yang
mengartikan bahwa anak-anak yang bersekolah
di pendidikan dasar sangat banyak di banding
pendidikan lain nya.

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
M.Alif Virgiawan1, Dr. Norma Yuni Kartika, M. Sc, M. Pd 2 /Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX -
XX

Tabel 3. Angka Rata rata Lama Sekolah di atas dapat di berikan gambaran contoh strategi
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020-2022 umum yang dapat diterapkan dalam konteks
Angka Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
pendidikan di wilayah tersebut:
Kabupaten/Kota 2020 2021 2022
Ogan Komering Ulu 8.70 8.71 8.73 1. Peningkatan Aksesibilitas: Strategi ini
Ogan Komering Ilir 7.04 7.05 7.07 bertujuan untuk meningkatkan akses
Muara Enim 7.79 7.80 7.90 pendidikan bagi semua lapisan
Lahat 8.46 8.52 8.53
Musi Rawas 7.52 7.53 7.55
masyarakat. Dalam konteks Kabupaten
Musi Banyuasin 7.62 7.63 7.65 Banyuasin, upaya dapat dilakukan untuk
Banyu Asin 7.20 7.44 7.45 memperluas jaringan sekolah,
Ogan Komering Ulu Selatan 7.84 7.85 7.86
membangun fasilitas pendidikan di
Ogan Komering Ulu Timur 7.55 7.56 7.80
Ogan Ilir 7.86 7.87 7.91 daerah terpencil, dan memberikan
Empat Lawang 7.60 7.64 7.65 bantuan transportasi atau beasiswa bagi
PALI 7.04 7.05 7.06 siswa yang membutuhkan.
Musi Rawas Utara 6.84 7.09 7.26
Palembang 10.53 10.75 10.91 2. Peningkatan Kualitas Guru dan Tenaga
Prabumulih 9.96 9.97 10.20
Pagar Alam 9.39 9.40 9.41 Pendidik: Strategi ini fokus pada
Lubuk Linggau 9.89 9.90 9.91 peningkatan kompetensi guru dan tenaga
Sumatera Selatan 8.24 8.30 8.37 pendidik. Program pelatihan dan
pengembangan profesional dapat
Pada tabel di atas Kabupaten Banyuasin
diselenggarakan secara rutin untuk
memiliki angka pada tahun 2020 sebesar 7.20
memastikan bahwa guru memiliki
dan meningkat tinggi ke tahun 2021 sebesar 7.44
keterampilan dan pengetahuan terbaru
dan bertambah sedikit pada tahun 2022 sebesar
dalam pengajaran dan pembelajaran.
7.45.
Sistem pemantauan dan evaluasi kinerja
Tabel 4. Angka Harapan Lama Sekolah guru juga dapat diterapkan untuk
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2020-2022 memastikan standar kualitas yang tinggi.
Angka Harapan Lama Sekolah (Tahun)
Kabupaten/Kota 2020 2021 2022 3. Pengembangan Kurikulum yang
Ogan Komering Ulu 12.60 12.83 12.84 Relevan: Strategi ini melibatkan
Ogan Komering Ilir 11.42 11.68 11.89
Muara Enim 11.97 11.98 11.99
peninjauan dan penyesuaian kurikulum
Lahat 12.34 12.35 12.43 pendidikan untuk memastikan bahwa
Musi Rawas 12.08 12.19 12.21 materi yang diajarkan relevan dengan
Musi Banyuasin 12.00 12.29 12.30 kebutuhan lokal dan global. Kurikulum
Banyu Asin 11.75 11.77 11.95
Ogan Komering Ulu Selatan 11.75 11.76 11.78
dapat diperkaya dengan pembelajaran
Ogan Komering Ulu Timur 12.23 12.45 12.46 praktis, keterampilan 21st century, dan
Ogan Ilir 12.30 12.31 12.32 pendekatan yang mendorong pemecahan
Empat Lawang 12.06 12.07 12.08 masalah dan kreativitas.
PALI 12.05 12.17 12.30
Musi Rawas Utara 11.57 11.58 11.61 4. Pemanfaatan Teknologi dalam
Palembang 14.41 14.42 14.43
Prabumulih 12.91 12.92 13.03
Pembelajaran: Integrasi teknologi dalam
Pagar Alam 12.85 13.05 13.24 proses pembelajaran dapat meningkatkan
Lubuk Linggau 13.37 13.38 13.39 efektivitas dan efisiensi. Pemerintah
Sumatera Selatan 12.45 12.54 12.55 daerah dapat berinvestasi dalam
Pada tabel di atas Kabupaten Banyuasin infrastruktur teknologi, memberikan
memiliki angka pada tahun 2020 sebesar 11.75 pelatihan kepada guru tentang
dan meningkat pada tahun 2021 sebesar 11.77 penggunaan teknologi pendidikan, dan
dan meningkat tinggi pada tahun 2022 sebesar memastikan akses internet yang memadai
11.95. di sekolah-sekolah.

Analisis strategi pendidikan pada Kabupaten 5. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat:
Banyuasin memerlukan data dan informasi yang Melibatkan orang tua dan masyarakat
terkini serta pemahaman mendalam tentang secara aktif dalam pendidikan sangat
situasi pendidikan di daerah tersebut dengan data penting. Program komunikasi dan

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
M.Alif Virgiawan1, Dr. Norma Yuni Kartika, M. Sc, M. Pd 2 /Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX -
XX

partisipasi orang tua dapat Pengajaran dan Pembelajaran 7(3): 555.


diselenggarakan untuk meningkatkan
Febriyanti, N. 2021. “Implementasi Konsep
dukungan mereka terhadap pendidikan
Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara.”
anak-anak. Kolaborasi dengan
Jurnal Pendidikan Tambusai 5(1), 16.
masyarakat lokal, lembaga swadaya
masyarakat, dan sektor swasta juga dapat Hasbullah, H.M. 2015. “Kebijakan Pendidikan;
memperkaya pengalaman pendidikan. Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, Dan
Kondisi Objektif Pendidikan Di Indonesia.
Namun, untuk mendapatkan gambaran yang Jakarta: Rajawali Pers.”
lebih komprehensif dan akurat tentang strategi
pendidikan di Kabupaten Banyuasin, disarankan Irna. 2008. “Potret Pendidikan Di Indonesia.
untuk mengakses sumber data terbaru seperti Diunduh Pada 11 Januari 2008.
laporan pemerintah daerah, dokumen kebijakan Http://Irna1001.Wordpress.Com/2008/05/1
pendidikan, atau menghubungi instansi 0/Potret-Pendidikan-Di-Indonesia/.”
pendidikan setempat. Kinerja, Indikator, Cakupan Layanan, and Air
KESIMPULAN Bersih. 2019. “SILAKIP Kota Bandung.” :
Analisis kebijakan pendidikan di suatu 1–6.
wilayah akan bergantung pada evaluasi terhadap Nixon Erzed. 2008. “Ke Mana Arah Pendidikan
implementasi strategi dan langkah-langkah yang IT Indonesia? Http://It-
telah diambil, serta dampak yang telah dicapai. Society.Blogspot.Com/2008/04/Kemana-
Beberapa faktor yang dapat menjadi Arah-Pendidikan-It-Indonesia.Html.
pertimbangan dalam kesimpulan analisis Diunduh Pada 9 Januari 2008.”
kebijakan pendidikan di Kabupaten Banyuasin Pristiwanti, D, B Badariah, S Hidayat, and R. S
adalah Aksesibilitas Pendidikan, Kualitas Dewi. 2022. “Pengertian Pendidikan.”
pendidikan, Relevansi kurikulum, Penggunaan Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK)
teknologi dan partisipasi Orang tua. 4(6): 1707–15.
Rahman, Abd et al. 2022. “Pengertian
E. UCAPAN TERIMA KASIH Pendidikan, Ilmu Pendidikan Dan Unsur-
Penulis mengucapkan terima kasih Unsur Pendidikan.” Al Urwatul Wutsqa:
kepada Program Studi Geografi Universitas Kajian Pendidikan Islam 2(1): 1–8.
Lambung Mangkurat yang telah menerima Sabrina, R, Agnes Imelda Manurung, and Bilter
tulisan ini dan semoga bermanfaat untuk A Sirait. 2022. “Peningkatan Rata-Rata
pengembangan keilmuan geografi Lama Sekolah (RLS) Dari Harapan Lama
kedepannya. Sekolah (HLS) Di Sumatera Utara.” Jurnal
Pendidikan Tambusai 6(1): 4784–92.
REFERENSI https://jptam.org/index.php/jptam/article/vie
Ab Marisyah1, Firman2, R. 2019. “PEMIKIRAN w/3625.
KI HADJAR DEWANTARA TENTANG Yayan Alpian. 2019. “PENTINGNYA
PENDIDIKAN. 3, 2–3.” 3, 2–3. PENDIDIKAN BAGI MANUSIA.”
BPS Banyuasin. 2021. “Kabupaten Banyuasin Society, 2.
Dalam Angka 2012-2021.” Badan Pusat http://www.scopus.com/inward/record.url?e
Statistik 2012–2021. id=2-s2.0-
https://banyuasinkab.bps.go.id/. 84865607390&partnerID=tZOtx3y1%0Ahtt
p://books.google.com/books?hl=en&lr
Fatah, Abdul, Muhammad Suhaili, and Isna =&id=2LIMMD9FVXkC&oi=fnd
Farida. 2021. “Analisis Indikator &pg=PR5&dq=Principles+of+Di
Pendidikan: Partisipasi Pendidikan Di gital+Image+Processing+fundamental+tech
Indonesia Periode 1994-2018.” Jurnal niques&ots=HjrHeuS_.
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan
Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan,

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX
M.Alif Virgiawan1, Dr. Norma Yuni Kartika, M. Sc, M. Pd 2 /Jurnal Geografika, Vol. X, No. X, Desember 20XX: XX -
XX

https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jgp/index | XX

Anda mungkin juga menyukai