Informasi Umum
LATIHAN INTI
Catatan : Latihan dibagi menjadi 2 kelompok, 1. usia 9 dan 10 tahun, 2. usia 11 dan 12 tahun.
Jumlah pemain tidak termasuk kiper yang berlatih sendiri dibawah arahan pelatih kiper dan
bergabung pada saat yang telah ditentukan.
Ket :
Pemain mengolah bolanya masing - masing secara bebas dan kreatif. Setiap kali pelatih meniupkan
peluit pemain melakukan berbagai gerakan samba (masing - masing 4 hitungan saja) lalu mengolah
bolanya kembali.
Variasi 2 (5 menit)
Kurikulum Dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia (Timo. S Scheuneman, 85, 2012)
Ket :
Dua pemain menguasai bola secara bebas tanpa bola berhenti (mati). Bola diumpankan pada
pemain lain (1) dilanjutkan dengan sprint pendek maju (2). Pemain yang menerima bola lalu
mengumpankan bola (3) dan melakukan sprint mundur (4). Begitu seterusnya, pemain yang
menerima bola melakukan gerakan yang berbeda dengan gerakan si pengumpan.
Ket :
Variasi 1. Pemain berpasangan, Pemain A menerima bola dari pemain B dan dengan satu sentuhan
melakukan umpan balik (menggunakan kaki kiri bagian dalam) dilanjutkan dengan bergerak
menyamping ( 2 sentuhan diantara cones) lalu mengumpan balik dengan kaki kanan dalam. Begitu
seterusnya.
Ganti setelah 1 menit.
Variasi 2. Pemain berlari meliuk - liuk melewati cones lalu melakukan volley/ tekong.
Variasi 3. Pemain A bergerak maju mundur melewati cones lalu mengontrol bola yang dilemparkan
pemain B, lalu megembalikan bola tersebut dengan passing datar menyusur tanah.
Ket :
Bagi pemain menjadi 3 pemain tiap kelompok, 2 pemain bagian luar melemparkan bola kepada
pemain yang berada di tengah, pemain yang berada di tengah secepatnya mengontrol bola dan
mengumpan balik secara mendatar. Ganti posisi setiap 1 menit sehingga masing - masing pemain
mendapatkan kesempatan berada di tengah. Sedikit tambah lebar jarak lempar untuk menambah
tingkat kesulitan.
Ket :
Pemain A melempar bola ke pemain B (1) lalu bergerak ke sisi kiri atau kanan (2). Pemain B
mengontrol bola lalu mendribel bola. Saat lawan datang menghadang pemain B bisa melakukan
umpan one-two dengan pemain A (3) atau mendribel bola melewati lawan (4). Lakukan secara
bergantian Latih pengertian taktis pemain untuk mengetahui kapan harus mendribel bola dan kapan
harus mengumpankan bola.
Kurikulum Dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia (Timo. S Scheuneman, 87, 2012)
Ket :
Bagi dalam 2 kelompok, masing - masing kelompok bermain possesion game 3 vs 3 + 1 pemain
netral. Instruksikan pemain netral sebanyak mungkin melakukan umpan bola atas yang harus
dikontrol dan diumpan secara mendatar.
Ganti pemain netral setiap 4 menit.
Setiap 4 menit berikan 1 menit istirahat.
Koreksi pemain bila melakukan kontrol/ umpan yang salah.
Shooting (Fundamental I)
Variasi 1
Perlengkapan : Cones, bola
Pelaksanaan :
Pemain yang memegang bola melakukan passing kepada pemain yang berada di cones, pemain yang
berada di cones melakukan backpass dan pemain yang memberikan bola melakukan shooting ke gawang.
Dilakukan bergantian, pemain yang selesai melakukan shooting bergantian berdiri di cones untuk
melakukan backpass.
Tujuan :
Coaching Point
Konsentrasi, melihat bola, melihat ke gawang, kaki tumpu disamping bola, posisi tubuh condong ke
depan, bola di tendang dengan punggung kaki, engkel dikunci, akurasi shooting.
Variasi 2
Pelaksanaan :
Tujuan :
Melatih pemain melakukan shooting dengan menggunakan punggung kaki.
Coaching Point
Konsentrasi, melihat bola, melihat ke gawang, kaki tumpu disamping bola, posisi tubuh condong ke
depan, bola di tendang dengan punggung kaki, engkel dikunci, akurasi shooting.
Untuk melatih kekuatan shooting maka pelu dilatih kekuatan otot tungkai dan daya ledak.
Latihan Plyometric sangat baik untuk meningkatkan kemampuan otot tungkai. Untuk berlatih
di gym studio gunakan alat leg press dan leg extensions guna meningkatkan kemampuan otot tungkai
seorang pemain. Demikian penjelasan sederhana mengenai variasi latihan shooting fundamental 1.
Salam bagi kita semua pecinta sepakbola. Semoga bemanfaat.
Perlengkapan : Cones, Bola
Pelaksanaan :
Berdiri di tempat melakukan pergerakan kaki disekitar bola, dorong sedikit bola
menggunakan sol sepatu dan tahan, tarik bola menggunakan sol sepatu dan tahan menggunakan
punggung kaki.
Pantul - pantulkan bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Dalam posisi tetap di
tempat.
Tujuan :
Melatih pemain berperasaan dengan bola.
Coaching Point : Konsentrasi, badan rileks, sentuhan ke bola sebanyak mungkin, bola tetap
dalam penguasaan, head up.
Variasi 2
Perlengkapan : Cones, Bola
Pelaksanaan :
Bola digulir - gulirkan diantara dua kaki gunakan sol sepatu, bergerak maju dan mundur,
dilakukan secara bersamaan.
Lakukan sama seperti yang tadi, tetapi bergerak maju dan mundur dengan memantulkan
bola di kedua kaki dengan menggunakan kaki bagian dalam.
Tujuan :
Pelaksanaan :
Pemain yang memegang bola melakukan gerakan ball feeling lalu pemain yang tidak
memegang bola berusaha mengganggu/ merebut bola tersebut, pemain yang memegang bola
burusaha melindungi bola tersebut dari gangguan.
Tujuan :
Melatih kepekaan seorang pemain terhadap bola dan sekaligus melindungi bola dari pemain
lawan
Coaching Point : Konsentrasi,badan rileks, sentuhan ke bola sebanyak mungkin, bola tetap
dalam penguasaan, head up.
PELATIH SEBAGAI PEMBINA MENTAL ATLET
Dalam pelatihan olahraga bagi atlet usia dini, cara pelatih merancang situasi latihan, cara
pelatih menetapkan sasaran, serta sikap dan perilaku pelatih dalam kepelatihannya dapat
mempengaruhi partisipasi anak ke dalam olahraga. Pelatih tidak hanya berperan dalam situasi
olahraga, namun seringkali juga pelatih memiliki pengaruh terhadap aspek lain dalam kehidupan
si anak. Demikian
pentingnya peran pelatih dalam olahraga usia dini, karena itu pelatih sangat berperan sebagai pembina
mental atlet usia dini.
Beberapa tips bagi pelatih dalam menangani atlet usia dini:
- Perlakukan setiap anak sama dengan anak lainnya. Berikan kesempatan yang sama kepada setiap anak dalam
melakukan suatu aktivitas.
- Ciptakan suasana yang menggembirakan dalam berlatih maupun bertanding, sehingga minat dan motivasinya
terhadap olahraga semakin meningkat.
- Bersabarlah; pada mulanya anak mungkin takut atau koordinasi motoriknya kurang, namun dengan pengarahan
yang benar dan latihan yang berulang maka anak akan belajar.
- Usahakan setiap anak dapat melakukan gerakan olahraga dengan benar, karena hal ini penting bagi
perkembangan keterampilan dan rasa kebanggaannya.
- Gunakan bahasa sederhana, jelas dan dapat dimengerti oleh anak.
- Kurangi rasa takut yang mungkin dimiliki anak dengan cara mengantisipasi dan mengurangi kecemasannya.
Humor biasanya efektif.
- Jelaskan dan tunjukkan gerakan keterampilan olahraga yang benar secara cermat, sehingga anak mengerti apa
yang harus mereka lakukan.
- Jelaskan gerakan keterampilan baru sedikit demi sedikit, sehingga anak dapat melihat urutan gerak yang benar.
- Ingatlah bahwa jika anak melakukan kesalahan, itu adalah hal yang wajar; dan itu berarti mereka sedang
mencoba.
- Biarkan anak mengajukan pertanyaan; hal ini menunjukkan bahwa anak itu berpikir.
- Tunjukkan penghargaan terhadap anak; perlakukan mereka sedemikian rupa sehingga terkesan bahwa baik pelatih
maupun yang dilatih itu sama-sama belajar.
- Bersikaplah positif dan yakinkan setiap pemain memiliki peran dalam tim, sehingga setiap anak merasa penting
dan spesial.
- Rangsang anak agar mereka memiliki tokoh model; kenalkan mereka kepada tokoh-tokoh olahraga yang patut
diteladani dan rangsang mereka agar memiliki minat untuk menyaksikan acara olahraga maupun menyimak
berita olahraga.
Selain perlu mengetahui beberapa tips menangani atlet usia dini, pelatih pun perlu menghindari beberapa
hal berikut ini:
- Hindari berteriak keras, berkata kasar atau membentak anak yang dilatih.
- Janganlah menonjolkan hal buruk seorang anak atau mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah dibuatnya;
apalagi dilakukan di depan anak-anak lain.
- Hindari menghukum anak atas kesalahan gerak yang dibuatnya. Hukuman dalam hal ini akan membuat anak
menarik diri atau menyerah. Jika anak membuat kesalahan gerakan, koreksi kesalahan tersebut dan
demonstrasikan gerakan yang benar.
Tidak perlu mengharapkan anak belajar dengan cepat. Kemampuan anak akan meningkat melalui latihan yang
teratur.
- Jangan mengharapkan anak bermain seperti seorang profesional. Biarkan mereka menikmati dunia anak-anaknya
sebagai bocah; mereka akan mahir secara bertahap.
- Hindari memperolok atau mempermainkan anak. Hal ini pada anak akan berdampak terhadap penghukuman diri
sendiri.
- Tidak perlu membandingkan seorang anak dengan anak lainnya, apalagi dengan ‘jagoan’ di dalam tim.
- Janganlah mengabaikan anak kandung yang juga dilatih (walaupun dengan tujuan menghilangkan prasangka pilih
kasih). Ingatlah, setiap anak dalam tim selalu menginginkan perhatian khusus dari pelatihnya.
- Janganlah mengkritik atau mencaci pelatih lain ataupun wasit, di hadapan anak didik. Hal ini akan
membingungkan anak dan menghambat sportivitasnya.
- Hindari membuat latihan olahraga semata-mata sebagai kerja keras tanpa kegembiraan. Jika anak gembira dalam
latihan, maka kemungkinannya ia bertahan dalam tim dan dalam olahraga tersebut akan lebih besar.
Tujuan dari sesi latihan adalah untuk mempersiapkan pemain untuk kompetisi. Pertandingan memperlih
atkan perkembangan taktik, teknik, fisik dan jiwa kebersamaan (Psychososial)/Mental dalam diri pemain.
Empat Komponen Yang Saling Melengkapi
Fisik
Pemain yang kuat dan ulet akan memberikan keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya
seorang pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk menjaga konsentrasinya
dan cenderung melakukan banyak kesalahan.
Teknik
posisi masing-masing. Sebagai contoh, seorang pemain tengah tentu memiliki teknik dan
keahlian yang berbeda dengan seorang pemain di posisi bek luar.
Taktik
Bagian ini menolong pemain agar menyatu dengan tim. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan pemain yang cerdas, mampu beradaptasi dalam situasi yang berganti-ganti
dalam pertandingan-pertandingan yang dihadapi.
Jiwa Kebersamaan (Psychososial)/Mental
Manusia sering dipengaruhi oleh emosinya. Pelatih harus bisa melatih pemain untuk
menjadi sebuah kekuatan dan bukan kelemahan bagi mereka.
Titik lemah terbesar pemain kita selain kualitas umpan dan
kecepatan dalam bermain adalah
mental dan pengertian taktik.
Titik lemah pemain = Titik lemah pelatih!
1. Fasilitas & Faktor Pendukung
Lapangan Yang Memadai
Lapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah asal rata). Jika di desa Anda hanya
ada lapangan kecil, bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau 7 v 7.
Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di lapangan besar sesuai standar FIFA.
Pengetahuan Gizi
Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan disiplin dalam mengkonsumsi
makanan dan minuman yang membantu perkembangan fisik pemain.
Dukungan Penuh Orang Tua
Kegiatan anak harus diketahui dan direstui oleh orang tua masing-masing. Dukungan penuh
tidak berarti tekanan. Biarkan pemain berkembang dengan nyaman; didukung tapi tidak
ditekan.
Liga Dan Turnamen Yang Tertata Rapi
Liga dan turnamen SSB dalam lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan
sesering mungkin. Agar tidak tergantung pada PENCAB, bentuklah sebuah asosiasi SSB di
daerah anda atau bergabunglah secara gratis dengan asosiasi SSB Pusat (ASSBI). Lihat di
www.ssbindonesia.com. Prinsip kunci adalah bertindaklah secara pro aktif.
Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi
Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit untuk diawasi secara individu.
Banyak Bola!
Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.
Cones
Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.
Kostum dan Rompi
Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna efisiensi latihan.
Peralatan Bantu Lainnya
Tersedia pula tangga koordinasi, 2-4 gawang kecil, beberapa barbel (2-5 kg), gawang-gawang
pendek untuk rintangan serta tiang-tiang plastik.
2. Faktor Pembina (Pelatih)
Kualitas
· Standar sertifikasi D dan C.
· Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih baik, mau belajar (melalui buku,
internet, dll).
· Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran pada pemain.
Kuantitas
Pembina yang berkualitas harus banyak, PSSI Pusat dan pengurus propinsi, mutlak perlu
mengadakan kursus-kursus dan seminar kepelatihan. Coach Bert Pentury saat ini tengah
melakukan tour ke semua provinsi guna melatih pelatih khusus usia dini/grassroot
(U5 - U12).
Teladan
Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam perkataan dan tingkah laku :
tidak suka omong kotor, tepat waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur,
dll.
Motivator
Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus memberikan semangat dengan
perkataan dan bahasa tubuh yang positif.
Mengutamakan Pendidikan Formal
Perlu memahami konsep “Student athlete”; seorang pemain adalah seorang murid sekolah,
baru kemudian menjadi atlit. Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain,
pelatih dan orang tua. CI PELATIH YANG BERKUALITAS
Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain
Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa melihat potensi pemain
dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi, Karakter atau Mental. Karakter
perlu diperhatikan karena karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri
sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.
Berjiwa Pemimpin
Sebagai sorang pemimpin pelatih harus :
· Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan tingkah laku.
· Mampu menjadi Pengatur / Penengah Hubungan antar manusia : Terutama dibutuhkan
saat terjadi perselisihan atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim sendiri
maupun dengan tim lawan .
· Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada para pemain, seperti masalah
pendidikan atau kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain berprestasi.
Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda pada pemain.
Maka perlu untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan, baik secara umum
maupun dalam bidang kepelatihan.
· Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak-anak didiknya, melihat potensi
terbaik berdasarkan kemampuan, bukan pilih-pilih.
tiga uang dengan prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu menegakkan
peraturan tanpa berubah sejalan dengan waktu.
Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan
Buatlah program latihan yang :
· Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.
· Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan tidak membosankan.
· Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan berjenjang; , bukan
sembarangan membuat program latihan.
· Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental dan Karakter.
· Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan. Dari awal hingga akhir latihan,
yang tematis dikhususkan bagi usia 15 tahun ke atas dan dewasa.
berhubungan antara latihan yang satu dan yang lainnya sehingga menghasilkan
keutuhan latihan yang baik.
· Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya dapat dikoreksi dari waktu ke
waktu. Merencanakan latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja yang
dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan efektif.
Pengetahuan Taktik
Selain masalah teknik, sepak bola juga sangat ditentukan oleh taktik. Pemahaman mendasar
mengenai taktik yang wajib dimiliki oleh seorang pelatih adalah :
· Taktik bertahan ; Pengertian permainan saat bertahan sebagai individu/grup/tim.
· Taktik menyerang ; Pengertian permainan saat menyerang sebagai individu / grup/tim.
· Situasi standar; Lemparan ke dalam, free kick, tendangan penjuru dan goal kick.
pemain dan arahan spesifik sesuai kelebihan/kelemahan lawan pada saat bertanding.
3. Program Pembinaan Sehari-Hari/Rutin
Program pembinaan yang rutin dilakukan harus mencakup dan sesuai dengan falsafah
program pembinaan sepak bola modern yang di jabarkan dalam halaman berikut.
”Practice doesn’t makes perfect, perfect practice makes perfect”
(latihan saja tidak menghasilkan kematangan,
tetapi latihan yang matang membuat kematangan
1) Kekuatan
Daya Tahan Kekuatan/Power
Daya Eksplosifitas
Kekuatan Maksimal
2) Daya Tahan
Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
Tenaga yang Dihasilkan Otot dengan laktat (Anaerobic Lactic)
Tenaga yang dihasilkan Otot tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)
3) Kecepatan
Reaksi
Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
Kecepatan Maksimal
Daya tahan tubuh mempertahankan kecepatan
Kemampuan merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)
4) Kelenturan & Mobilitas Otot
5) Koordinasi & Kelincahan
6) Kemampuan Motorik Dasar
7) Daya Tanggap & Kewaspadaan (Awareness)
Pemaham Istilah-Istilah Fisik
Hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan tubuh
1) Kekuatan
Kemampuan otot melakukan gerakan tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi dan dengan
beban yang bervariasi.
Daya Tahan Kekuatan/Power
Kemampuan untuk memelihara gerakan sentak otot di dalam intensitas dan beban tinggi
dalam kurun waktu yang lama.
Dengan Cepat Menghasilkan Kekuatan Tubuh Yang Besar ( Daya Eksplosifitas )
tinggi dalam kurun waktu sependek mungkin (secepat mungkin).
Kekuatan Maksimal
Kemampuan otot melakukan gerak yang maksimal dengan beban dalam kurun waktu
pendek.
2) Daya Tahan ( Endurance )
Kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tertentu dan dalam
kurun waktu tertentu.
Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity)
itu sendiri adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan oksigen. Semakin lama
jangka waktu latihan, semakin dominan fungsi oksigen.
Penjelasan : Ini adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang cukup sehingga
tidak menyebabkan gangguan tertentu pada tubuh. Artinya karena
adanya keseimbangan antara produksi energi tubuh dan energi yang digunakan oleh tubuh
pemain bisa melakukan latihan tanpa halangan.
Contoh : Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan pemain, latihan yang bersifat
aerobic terjadi secara terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4 hingga 6 menit
dan menggunakan sekitar 85% fungsi kerja maksimal jantung.
Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power)
Kemampuan untuk menggabungkan antara kemampuan aerobic dan sistim energi
anaerobic di dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk memperoleh performa
terbaik dalam aktivitas fisik yang dinamis.
Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan dengan persediaan oksigen yang cukup namun
juga membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber energi lain tidak tersedia, akan
mengakibatkan gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh.
kurun waktu 2 sampai 3 menit dan menggunakan lebih dari 85 % fungsi kerja maksimal
jantung.
Tenaga Yang Dihasilkan Otot Dengan Laktat (Anaerobic Lactic)
Merupakan aktivitas fisik yang terus menerus menghasilkan asam laktat konsentrasi
tinggi di dalam kurun waktu yang pendek. Berbeda dengan aktifitas aerobic yang
laktat terbentuk. Kondisi ini dapat terjadi misalnya saat berlari cepat dalam kurun waktu
lama.
energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic) tidak mampu menyediakan semua
energi yang dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh membutuhkan
tubuh. Oleh sebab itu sistem energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan sebuah zat
kimia yang disebut sebagai asam laktat (lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan
memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas
fisik sewaktu-waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk mendaur ulang asam laktat dan
mendorong terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan inilah, ketahanan pemain
dalam mentolerir asam laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat penting.
Contoh : Tergantung dari kemampuan dan tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta
saat melakukan aktivitas yang dinamis dan berkelanjutan dengan kekuatan maksimal
laktat.
Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat (Anaerobic Alactic)
Aktivitas fisik yang dinamis, intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan menggunakan
sumber energi yang tersimpan di dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa
oksigen dan tanpa terbentuknya laktat. Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak
pendek. Sebagai contoh, berlari sprint sejauh 20 meter dengan di selingi istirahat adalah
contoh aktifitas pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai menyebabkan
terbentuknya asam laktat.
Keterangan Tambahan
Sistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga ada 3 tahapan, yaitu:
a. Anaerobic alactic selama 15 detik pertama
b. Anaerobic lactic pada 2 menit berikutnya, lalu
c. Aerobic untuk latihan dengan jangka waktu 4 menit ke atas.
didapat dari karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat, sehingga energinya bisa
bertahan lama. Ini berguna untuk diet.
Sedangkan lari cepat, angkat berat, push up atau olah raga yang lain yang membutuhkan
tenaga besar dan membutuhkan waktu lama seperti sepak bola, termasuk dalam olah
glikolen (zat yang menyimpan cadangan energi pada sel yang dibentuk oleh glukosa)
dipisahkan untuk membuat energi kembali. Tapi dalam prosesnya akan terjadi
penumpukan asam laktat sehingga otot pada tubuh menjadi kelelahan dan jika
berlangsung lama akan terasa capek sekali.
Ketika berolahraga, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan diurai dan
menyat dengan lemak tubuh supaya otot tetap normal.
Lemak bisa diurai dengan energi yang digunakan pada saat melakukan
olahraga ringan selama 20 menit terus menerus.
Mengapa kita dapat kelelahan? Kelelahan pada otot di saat tubuh membuat
energi disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan oleh glikogen di saat proses
penguraiannya. Jika melakukan olah raga dengan menumpukkan asam laktat, akan
mengakibatkan kelelahan pada otot.
otot untuk menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot kekurangan oksigen. Dasar
endurance yang baik ditambah berlatih keras dalam waktu singkat (interval)
meningkatkan masa mitochondria. Sedangkan mitochondria itu sendiri adalah semacam
“pabrik energi” dalam sel otot kita.
3) Kecepatan
Kemampuan pemain melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun
waktu sesingkat mungkin.
Reaksi
Proses yang tercepat yang dapat dilakukan seseorang baik secara fisik maupun
menggunakan otaknya dalam menanggapi peristiwa yang terjadi dilapangan dengan
tujuan melakukan gerakan yang diperlukan sesuai situasi.
Kemampuan Akselerasi (Acceleration)
Peningkatan kecepatan secara tiba-tiba dari posisi berdiri atau langkah lambat ke
berlari.
Kecepatan Maksimal
Gerakan tercepat yang mungkin dilakukan oleh tubuh atau salah satu bagian tubuh.
Daya Tahan tubuh Mempertahankan Kecepatan (Speed Endurance)
Menjaga kecepatan semaksimal mungkin sesuai kemampuan selama mungkin.
Kemampuan Merubah arah lari dengan cepat (Acyclic Speed)
sekaligus merubah arah lari dengan cepat.
4) Kelenturan Dan Mobilitas Otot
Kemampuan tubuh atau salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan kelenturan
otot dan pergerakan sendi guna mencapai jarak terjauh yang dapat dilakukan.
5) Koordinasi Dan Kelincahan
Koordinasi adalah kemampuan pemain mengatur bagian-bagian tubuhnya guna
menghasilkan gerakan tepat guna dengan mulus.
Kelincahan (Agility) adalah kemampuan pemain merubah arah dan kecepatan baik saat
mengolah bola maupun saat melakukan pergerakan tanpa bola.
Kemampuan koordinasi dan kelincahan berhubungan erat dengan kemampuan-
kemampuan di bawah ini :
luar diri pemain sehingga membuat pemain mampu mengendalikan gerakan
tubuh atau posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.
Persepsi jarak (Depth Perseption) : Kemampuan mengira-ngira jarak dan
kecepatan bola/lawan.
Pergerakan Kompleks (Complex Movement ) : Kemampuan melakukan beberapa
gerakan tubuh secara bersamaan atau berturut-turut.
untuk kemudian melesatkan tembakan atau umpan adalah gerakan kompleks.
Kemampuan bereaksi dengan cepat (badan) dan mengantisipasi situasi (otak).
Kemampuan Orientasi : kemampuan untuk cepat kembali mengetahui arah
setelah terjatuh, tabrakan atau berputar dengan cepat.
Kemampuan berganti arah lari (badan) dan berganti fokus (mental) dari
menyerang ke bertahan dan sebaliknya.
pelan, langkah kecil ke langkah panjang, langkah panjang ke langkah kecil, serta
berlari sambil melompat.
Keseimbangan : Kemampuan untuk menilai faktor di dalam dan di luar diri
posisi tubuhnya tanpa kehilangan keseimbangan.
6) Kemampuan Motorik Dasar
Pergerakan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan keadaan di luar tubuh (misalnya
saat berjalan, berlari, melompat, menjatuhkan diri atau mengubah arah tubuh).
lain-lain.
7) Daya Tanggap Dan Kewaspadaan (Awareness)
Ketangkasan di dalam melihat dan menilai situasi tertentu serta mampu menggabungkan
penilaian dengan aksi yang cepat.
Umur emas melatih aneka koordinasi dan kelincahan adalah antara 10 - 12 tahun!
Utamakan juga latihan koordinasi dan kelincahan untuk pemain umur 13 - 15 tahun
karena pemain di kelompok umur ini umumnya mengalami penurunan kemampuan
koordinasi dan kelincahan.
INGAT : Gabungkan latihan kecepatan, daya tahan, bahkan koordinasi sebanyak mungkin de
ngan bola. Artinya, latihan daya tahan (endurance) didapatkan melalui latihan yang direncanaka
n dengan rapi, dengan intensitas tinggi dan menggunakan bola, dalam bentuk permainan (ga
me) atau latihan teknik yang sekaligus melatih daya tahan (endurance). Setali tiga uang kecepa
tan hendaknya selalu dilakukan tanpa bola dan dengan bola, jangan hanya tanpa bola saja.
RENCANAKAN LATIHAN FISIK SEPAK BOLA DENGAN BENAR
Wilf paish adalah salah satu ahli fitness yang paling dicari didunia. Lebih dari 40 tahun Pais
terlibat dengan para atlit profesional. Mulai dari juara nasional, pemegang medali olimpiade ,
sampai dengan pemegang rekor dunia.
Sebagai pelatih fisik Tim Olimpiade Inggris dari tahun 1964 – 1984, Wilf telah membantu
menghasilkan peraih medali emas olimpiade, pemegang rekor dunia dan banyak bintang lain.
Didunia sepakbola, Wilf telah bekerja dengan banyak tim liga diantaranya : Liverpool, Leed
United, dan Shefield Wednesday.
Skill merupakan faktor yang dominan , untuk menentukan seberapa bagus seorang pemain.
Namun skill bukanlah satu-satunya faktor, pemain dapat meningkatkan , dalam skala yang tidak
terlalu besar, kekuranganya dalam skill dengan latihan – latihan yang terkondisi dan terencana
dengan baik.
Pelatih harus memprioritaskan dan menjaga segala sesuatu dalam pengawasan dan tahapan
yang jelas. Banyak komponen latihan mempunyai efek yang tumpang tindih, misalnya
peningkatan strenght harus membantu peningkatan power dan juga speed. Namun kualitas
seperti speed dan power akan menurun dengan cepat , sehingga harus ada latihan yang teratur,
paling tidak 1 sekali seminggu, selama satu musim kompetisi.
Wilayah yang harus dapat perhatian yang lebih hati-hati adalah speed dan komponen-komponen
yang terkait dengan power/strenght endurance. Semua harus dibuat secara specifik untuk
sepakbola.
Tak bisa diragukan lagi, speed merupakan faktor paling penting yang harus dilatih. Meski faktor
genetik yang banyak banak berpengaruh, tapi dengan latihan yang teratur dan terprogram speed
dapat ditingkatkan.
Dibutuhkan tiga sesi latihan yang pendek setiap minggu setelahnya . Karena sangat
mempengaruhi oleh kesiapan energi, maka harus dilatihkan diawal latihan. Keuntungannya
pemain akan cepat recovery setelah latihan, sehingga dapat diikuti segera dengan latihan skill
atau latihan yang lain setelah istirahat sejenak dan minum. Total latihan speed tidak boleh lebih
dari 30 menit, meski telah memberikan waktu untuk istirahat. Berikut ini adalah empat latihan
khusus untuk peningkatan speed.
BENTUK LATIHAN FISIK
Sesi 1
Buat dua group masing-masing 4 orang. Lakukan sprint untuk mengejar bola yang dipassing 15
yard kedepan oleh teman. Satu group yang terdiri dari 4 pemain akan memberikan kesempatan
untuk recovery yang cukup. 15 menit latihan dipecah menjadi 5 latihan masing-masing satu
menit dengan istirahat selama tiga menit diantara masing-masing latihan. Waktu sprint pemain
dibuat semakin meningkat saat mennerima bola. Diagram 1, pemain 1 menendang bola untuk
dikejar pemain2, selanjutnya pemain 3 menendang bola untuk dikejar pemain 4. Pemain 4
melanjutkan drill dengan melakukan passing untuk dikejar pemain 1
Sesi 2
Balapan lari sprint 30 m. Dalam satu group yang terdiri dari 5 pemain, pemenang dihadiahi
dengan memperpendek jarak satu meter. Lakukan 3 set 5x30m dengan istirahat dua menit pada
masing-masing 30m. tiga menit istirahat setelah 5x lari.
Sesi 3
Sprint 40m, 60m, 80m x3…Istirahat 3 menit setelah sprint diikuti istirahat 5 mnt setelah selesai
satu set ( 3x sprint ) Masukan unsure persaingan dan diberi motivasi.
Organisasi
Pemain dibagi 3 group , susun cone dengan jarak 40m, 60m. 80m sesuai dengan gambar
samping.
Sesi 4
Sepuluh x diagonal sprint lapangan penuh Istirahat 3 mnt setelah masing-masing sprint
Organisasi
Pemain dibagi 2 group, lapangan penuh
Strenght Training
Latihan Strenght terkait dengan strength endurance Berpasangan dan beri 30 dtk istirahat.
Gunakan sistim circuit . Gunakan semua alat untuk memaksimalkan group.
Group yang terdiri dari 20 pemain membutuhkan 10 alat latihan.Rotasi latihan
lengan,paha,kaki,jika tidak cukup alat, gunakan latihan sirkuit seperti sit up, dan sebagainya
untuk mengisi kekosongan.
Ini harus terkait dengan latihan power, yaitu Plyometric. Lakukan segala bentuk lompatan kecil (
maju, samping, mundur ) penggunaan otot dengan explosive harus ditekankan. Atur menjadi
ajang kompetisi antar pemain. Penggunaan Medicine ball juga disarankan.
Speed Endurance
Harus dilakukan diakhir sesi latihan karena menyebabkan kelelahan. Berikut ini empat sesi
latihan
Sesi 1
Gunakan lapangan penuh, lakukan sprin diagonal, segitiga membentu angka 8 ( di agram2
sampai diagram5 ) pertama awali dengan lari jarakyang terdekat ( mulai dari diagonal sampai lari
yang membentuk angka 8 ) Lalu ulangi mulai dari diagonal lagi, beri waktu istirahat antara 3 – 5
mnt diantara masing-masing lari, ini merupakan pekerjaan yang paling penting, para pemain
tidak akan menyukainya, karena berat, tapi begitulah beratnya permainan sepakbola yang
sebenarnya
Pe.rhatikan gambar dbawah ini :
Sesi 2
Dimulai dari tanda 125m, lakukan sprint lalu kembali dengan berjalan, selanjutnya dimulai dari
tanda 150m , lakukan sprint lalu kembali berjalan untuk recovery.lalu dimulai lagi dari tanda
175m, lalu 200m dan selesai dengan sprin terakhir dari tanda 225m.
Sesi 3
Mirip dengan sesi 2 , tapi kali ini dimulai dari jarak yang terjauh yaitu 225m, menurun sampai
terakhir dari tanda 125m.
5x “U” Pada lapangan penuh dengan B menit istirahat setelah masing-masing lari. Waktu
tempuh dibawah 45 dtk. Lihat diagram 8
Organisasi
Pemain dibagi 3 group , susun cone dengan jarak 10m, sesuai dengan gambar diatas ini.
Speed Endurance
Atur 6 cone berjarak 15m sebagaimana terlihat di digambar samping, pemain berurutan
melakuakn sprint, dimulai dari A sprint ke B. Sprint lagi ke C, ke D, ke E dan terakhir sprint ke F
dan kembali jogging ke A untuk mengulangi lagi pertama, masing-masing pemain melakukan
15x sprint.
Coaching Point
Sprintnya full 100%
Memutari Cone
Kembalinya jogging
Circle sprint
Organisasi
Pada Lingkaran lapangan tengah. Atur 8 cone sesuai dengan gambar samping, jarak 15m dari
cone A ke E, E ke B, B ke F, F ke C, C ke G, G ke D, D ke H dan H ke A. diagram 10
Pelaksanaan
Pemain pertama dari masing-masing group A, B, C, dan D. melakukan sprint mengelilingi E, F,
G, H untuk kembali keposisi semula, disambung pemain kedua dan seterusnya, masing-masing
pemain melakukan 10 x sprint putar keliling.
Pelaksanaan
Pemain pertama melakukan sprint dari A sprint ke B, dari B ke C , dari C ke D, dari D ke E, dari
E ke F, dan dari F kembali ke posisi A dengan jogging pelan untuk kembali, disambung pemain
kedua dan seterusnya, masing-masing pemain melakukan 15 x sprint zig zag
Pelaksanaan
Pemain no 2 melakukan sprint ke pemain no 1, no 1 sprint ke no 3, no 3 sprint ke no 1 begitu
seterusnya selama 3 menit, istirahat 1 menit, dilakukan 8x ( 8 set )
Speed Endurance
Organisasi
Susun disetengah lapangan sesuai dengan gambar diagram 14, Pemain dibagi dalam 2 group,
group A dan group E.
Pelaksanaan
Diawali dari group A, Pemain pertama A sprint ke B, dari B melakukan zig-zag atau variasi lain
ke C, dari C jogging ke D, dari D langsung Sprint ke I, selanjutnya jogging kembali ke E,
setelah itu, pemain pertama group E melakukan tugas yang sama seperti pemain pertama A,
bergantian dari group A dan group E, orang kedua dan selanjutnya, masing2 pemain melakukan
tugas 15x kanan-kiri
SPEED INCREASING
Organisasi
Susun cone sejumlah 15 biji sesuai dengan gambar, masing –masing jarak 20m A,B,C,D,E ,
pemain dibagi dalam tiga group yang berdiri disetiap cone baris pertama.
Pelaksanaan
Pemain pertama dari ketiga group melakukan sprint dari cone A ke B dengan kecepatan 40%
dari B ke C 60% dari C ke D 80% dan dari D ke E 100% disusul pemain kedua dan berikutnya,
diulang sampai 20x setiap pemain
Coaching Point
Dilakukan Bersama-sama
Serius
Tanggungjawab
Dilakukan 1x seminggu dalam persiapan
Organisasi
Susun cone sejumlah 12 biji sesuai dengan gambar, masing –masing jarak A ke B 50m, B ke C
30m, C ke D 20m pemain dibagi dalam tiga group yang berdiri disetiap cone baris pertama.
Pelaksanaan
Pemain pertama dari ketiga group melakukan sprint dari cone A ke B dengan kecepatan 60%
dari B ke C 80% dari C ke D 100% disusul pemain kedua dan berikutnya, diulang sampai 20x
setiap pemain
Coaching Point
Dilakukan Bersama-sama
Serius
Tanggungjawab
Dilakukan 1x seminggu dalam persiapan
Increasing Run
Organisasi
Tempatkan 4 buah cones berjarak 40 m Seperti pada gambar
Tempatkan paling banyak 3 pemain di belakang cones yang akan dijadikan tempat start.
Tambah groupnya sesuai jumlah pemain
Pelaksanaan
Segera setelah aba-aba pelatih, pemain harus melakukan Increasing Run ke cones seberang
Setelah itu pemain kembali ke posisi start dengan slow jogging
Coaching Point
Pra kondisi ke main part of training
Kualitas perubahan kecepatan ( change of pace ) dari lambat hingga cepat
Speed Endurance “ kupat tahu “
Organisasi
Tempatkan 5 buah cones berjarak 15 m Seperti pada gambar samping
Tempatkan pemain di belakang cones yang akan dijadikan tempat start.
Tambah pemian disetiap cone sesuai jumlah pemain
Pelaksanaan
Segera setelah aba-aba pelatih, pemain harus melakukan Sprint , pemain pertama dari masing-
masing sprint segitiga A, E, D balik ke A,
demikian juga dengan group lain ,sama cara kerjanya , masing2 pemain 15 x pelaksanaan.
Coaching Point
Pra kondisi ke main part of training
Kualitas perubahan kecepatan
Organisasi
Susun cone sejumlah 6 biji sesuai dengan gambar samping pemain dibagi dalam 2 group , 1
group A, 1 group B, 1 lap penuh
Pelaksanaan
Semua pemain group A jogging dari 1 ke 6 dari 6 sprint 1, jogging lagi sampai 5 sprint ke 1,
jogging lagi sampai 4 sprint ke 1, jogging lagi ke 3 sprint ke 1, walking ke 2 sprint ke 1,
dilaksanakan 4 set/group, group B melakukan tugas yang sama tetapi berlawanan arah
Coaching Point
Dilakukan Bersama-sama
Serius
Tanggungjawab
Dilakukan 1x seminggu dalam persiapan
Tubuh relaks
Harus seimbang
Gunakan inside, outside, instep dan bawah ( sole ) dengan mengunakan kedua kaki
PRINSIP PASSING
Mata pada bola pada saat kontak
Kaki tumpu di samping bola; jangan sampai meraih bola
Ankle terkunci saat menendang kaki
Ikuti melalui target
Passing dalam kaki, kaki ditarik pada sudut 90 derajat
Passing dalam untuk menjaga agar bola tetap rendah, sambungkan bola ke garis tengah
bola atau di atas
Passing luar, untuk menunjuk ke bawah, menyerang bola ke arah sasaran
Drive instep: Untuk umpan panjang di udara pastikan pemain melakukan kontak dengan
bola di bawah garis tengah. Saat mencoba mengendarai bola dengan sedikit udara di
bawahnya, pemain tidak boleh menindaklanjuti udara dengan kaki yang menendang.
Berhenti menendang kaki pada titik konta
Berlatih passing kedua kaki setiap saat
Pekankan pentingnya kecepatan dan ketepatan