PROPOSAL
OLEH :
NURUL SYAFDIAH
NPM : 19.21.074
NURUL SYAFDIAH
NPM : 19.21.074
Pembimbing,
Oleh:
NURUL SYAFDIAH
NPM : 19.21.074
Proposal Ini Telah Diseminarkan Dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat
UntukMemproleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)
Disahkan Oleh
Puji dan syukur saya penjatkan kepada Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
kesulitan, tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak terkait, akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
Lubuk Pakam.
Lubuk Pakam
proposal ini.
i
7. Seluruh Staff Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
8. Kepada Orang Tua Peneliti Ayah, Ibu dan Adik-adik saya yang telah
memberikan motivasi dan dukungan baik dari segi materi maupun lainnya
NURUL SYAFDIAH
19.21.074
ii
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................iii
Daftar Gambar.................................................................................................iv
Daftar Tabel.......................................................................................................v
Daftar Lampiran..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................42
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis di era abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan
kategori bisnis dituntut untuk memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang
pekerja dan merusak area kerja. Kecelakaan tidak hanya menyebabkan cedera diri,
tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan material dan peralatan yang ada
memiliki angka kecelakaan tertinggi. Adapun potensi bahaya yang dapat terjadi
Sedangkan pada tahun 2020, BPJS mencatat 177.161 kecelakaan kerja, 53 kasus
penyakit akibat kerja yang dimana 11 diantaranya adalah kasus Covid-19. BPJS
1
2
sebesar 88% terjadi akibat unsafe action (perilaku manusia yang tidak aman)
dimana perilaku tersebut terjadi karena presepsi dan keyakinan para pekerja yang
merasa sudah ahli dibidangnya dan didukung dengan peristiwa kecelakaan kerja
tersebut belum pernah terjadi selama bekerja sehingga tingkat kepedulian menjadi
kurang (Muhtia, 2020). Ditambah lagi dengan kurangnya perhatian aspek K3 dan
penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja yang masih dianggap beban
kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Faktor penyebab kecelakaan
kerja dapat dibagi menjadi tiga, yaitu faktor manusia, faktor lingkungan dan
faktor peralatan. Faktor manusia disebabkan oleh perilaku manusia yang ceroboh,
kurangnya pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta tidak
patuhnya pekerja terhadap SOP yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Faktor
lingkungan berkaitan dengan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan standar
disebabkan oleh umur alat yang sudah tua serta posisi letak alat yang aman
sehingga potensi alat terkena oleh manusia semakin kecil. Oleh karena itu untuk
kecelekaan kerja guna teciptanya tempat kerja yang aman dari bahaya.berdasarkan
3
agar karyawan dapat merasa aman saat bekerja, dan perusahaan tidak mengalami
kecelakaan kerja. K3 adalah kondisi yang harus diterapkan di tempat kerja dalam
2020).
dirinci dan diatur dalam program K3, sehingga karyawan dapat melaksanakan
identifikasi untuk setiap unit kerja, setelah itu risiko dinilai menggunakan metode
yang sesuai. Salah satu metode untuk mengidentifikasi potensi risiko ini adalah
proses kerja yang dilakukan baik secara rutin dan non rutin (Ramadhan, 2017).
HIRADC terdiri dari 3 fase yaitu Hazard Identification, Risk Assessment dan Risk
bahaya medium bahkan bisa menjadi low, dengan adanya HIRADC perusahaan
4
dan pekerja dapat mengetahui bahaya apa yang mungkin terjadi pada pekerjaan
yang dilakukan serta dapat mengetahui tingkat risikonya dan tahu bagaimana
kerja di PT. Wardani Srikandi Karya diperolehh 24 jenis pekerjaan yang dapat di
kecelakaan atau potensi bahaya yang ada di PT. Wardani Srikandi Karya. Dimulai
dari kriteria aspek kemungkinan (Probabiity) yang sangat jarang terjadi sampai
dengan kriteria yang paling mungkin terjadi, selanjutnya aktivitas kerja yang
tepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2021) dengan judul Analisis Potensi
and Risk Control (HIRARC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 106
5
potensi bahaya pada 9 proses kerja dengan rincian sebagai berikut; 11 potensi
bahaya pada pengoperasian over head dan jib crane, 12 potensi bahaya pada
Gerinda, 8 potensi bahaya pada pengoperasian Mesin Bor, 7 potensi bahaya pada
di ketinggian, 19 potensi bahaya pada perbaikan panel overhead dan mobil crane,
20 potensi bahaya pada pembuatan panel kontrol dan 16 potensi bahaya pada
Utama didapatkan 69 risiko kecelakaan kerja dengan level medium to high risk
dibawah naungan Yayasan Medistra sejak tanggal 9 Desember 2009. Rumah Sakit
Grandmed memiliki Visi menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan paripurna dan
canggih untuk pasien. Proyek pembangunan lanjutan dari Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam sudah berjalan selama 6 bulan dan dalam kurun waktu tersebut
sudah terdapat 4 kasus kecelakaan kerja yang sudah dilaporkan kepada ahli K3 di
Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam. Pada Desember 2022 terdapat 3
kasus kecelakaan kerja yang mana pekerja terkena paku pada area tangan dan
pada bulan April 2023 terdapat 1 kasus kecelakaan kerja yang mana pekerja
diwawancarai pada saat survey awal mengalami kecelakaan ringan (terkena bahan
bangunan yang berserakan, tertimpa alat kerja,dsb). Hal ini terjadi dikarenakan
para pekerja tidak menggunakan APD pada saat bekerja. Kemudian, tata letak dari
alat dan bahan yang digunakan oleh pekerja masih tidak tertata dengan baik yang
kejadian kasus kecelakaan kerja pada pekerja proyek di Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam.
1. 2. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor bahaya dan faktor risiko penyebab kecelakaan kerja pada
Pakam.
Pakam.
penyakit akibat kerja yang timbul akibat pekerjaan, yang diharapkan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik untuk mengurangi kecelakaan dan
Kesehatan Medistra Lubuk Pakam sebagai sumber literatur bagi mahasiswa dalam
kerja, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan
tidak terduga karena di belakang peristiwa yang terjadi tidak terdapat unsur
jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat
menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa
yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya.
selalu disertai kerugian baik fisik maupun material. Selalu menimbulkan kerugian
proses kerja.
9
10
kecelakaan kerja antara lain penyebab langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak
langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja. (Ridley, 2008).
Dalam teori domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang
1. Kondisi kerja
2. Kelalaian manusia
berkaitan dengan fisik pekerja, keahlian yang tidak sesuai dan lain-lain.
tempat kerja, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan
dengan risiko tinggi dan berbahaya dan lain sebagainya. Sedangkan kondisi tidak
aman meliputi pencahayaan yang kurang, APD kurang layak pakai atau tidak
4. Kecelakaan
Kecelakaan kerja seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja,
terkena alat, kontak langsung dengan sumber bahaya, dan lain sebagainya.
5. Dampak kerugian
Kelima faktor ini layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu
jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lainnya sehingga kelimanya akan roboh
secara bersama. Gambaran teori domino Heinrich bisa dilihat pada Gambar 3.1.
menghilangkan sikap dan kondisi tidak aman (kartu ketiga). Sesuai dengan
analogi efek domino, jika kartu ketiga tidak ada lagi, seandainya kartu kesatu dan
kedua jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu. Adanya Gap atau
jarak dari kartu kedua dengan kartu keempat, jika kartu kedua jatuh, ini tidak akan
kecelakaan kerja.
a. Mesin (mesin pons, mesin press, gergaji, mesin bor, mesin tenun,
dan lain-lain).
lain-lain).
c. Lift (lift untuk orang atau barang baik yang digerakkan dengan
d. Pesawat angkat (keran angkat, derek, dongkrak, takel, lir, dan lain-
lain)
i. Pesawat uap dan bejana tekan (ketel uap, bejana uap, pemanas air,
2. Tipe kecelakaan
f. Tergelincir.
Kepala: mata.
Leher.
Alat gerak atas: lengan tangan, pergelangan tangan, tangan selain jari, jari
tangan.
Alat gerak bawah: lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jari kaki
Sistem tubuh.
Tujuan menganalisa cidera atau sakit yang mengenai anggota bagian tubuh
dengan penggunaan kaca mata pelindung. Selain itu juga bisa digunakan untuk
Cidera fatal (fatality) Adalah kematian yang disebabkan oleh cidera atau
Cidera yang menyebabkan hilang waktu kerja (Loss Time Injury) Adalah
hari kerja selama satu hari kerja atau lebih. Hari pada saat kecelakaan kerja
Cidera yang menyebabkan kehilangan hari kerja (Loss Time Day) Adalah
semua jadwal masuk kerja yang mana karyawan tidak bisa masuk kerja
karena cidera, tetapi tidak termasuk hari saat terjadi kecelakaan. Juga
termasuk hilang hari kerja karena cidera yang kambuh dari periode
sebelumnya. Kehilangan hari kerja juga termasuk hari pada saat kerja
alternatif setelah kembali ke tempat kerja. Cidera fatal dihitung sebagai 220
kehilangan hari kerja dimulai dengan hari kerja pada saat kejadian tersebut
terjadi.
Tidak mampu bekerja atau cidera dengan kerja terbatas (Restricted duty)
Adalah jumlah hari kerja karyawan yang tidak mampu untuk mengerjakan
16
Pekerjaan rutinnya dan ditempatkan pada pekerjaan lain sementara atau yang
ini tidak termasuk cidera hilang waktu kerja, tetapi kecelakaan kerja yang
ditangani oleh dokter, perawat, atau orang yang memiliki kualifikasi untuk
Cidera ringan (first aid injury) Adalah cidera ringan akibat kecelakaan kerja
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan dan
bahaya pembuangan limbah.toh luka lecet, mata kemasukan debu, dan lain-
lain.
mutlak minimum.
dapat menurunkan derajat kesehatan dan daya kerja karyawan. Dengan demikian
perlu ada upaya pengendalian untuk mencegah, mengurangi bahkan menekan agar
perlu dilakukan upaya menghilangkan bahaya yang ada pada tempat kerja, apabila
a. Melakukan inspeksi
2. Menghilangkan bahaya
b. Mengubah material
c. Mengubah proses
dapat dilakukan:
b. Pemberian pelindung/kumbung
dilakukan diantaranya dengan program tri-E (program triple E) yang terdiri dari:
latihan kepada para pegawai untuk menanamkan kebiasaan bekerja dan cara kerja
yang tepat dalam rangka mencapai keadaan yang aman (safety) semaksimal
mungkin.
berakhir. Selalu ada sesuatu yang perlu dipelajari. Pelatihan bagi karyawan dapat
sebagai berikut:
Pelatihan yang baik mengurangi rasa tidak puas, absensi dan perpindahan
Pelatihan karyawan tersebut tidak dapat dicapai apabila pemimpin tidak sadar
digunakan agar karyawan lebih mengetahui apa saja yang menjadi bahaya
diambil.
substansi-substansi berbahaya.
akan pentingnya keselamatan kerja yaitu selalu berhatihati dalam bekerja dapat
sebelum bekerja.
f. Perlu ditekankan bahwa cara kerja yang baik dan aman merupakan
dalam bekerja Sanksi diberikan kepada karyawan yang melanggar peraturan yang
kemungkinan pemecatan.
kecelakaan kerja. UU No. 1 Tahun 1970 Bab VIII pasal 13 tentang Kewajiban dan
Hak Kerja yang salah satunya berbunyi: bahwa karyawan harus memenuhi dan
karyawan ada beraneka ragam jenis dan sulit dihindari. Masalah tersebut dapat
berkisar dari keadaan sakit kecil sampai keadaan sakit serius berhubungan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
segala kegiatan yang dilakukan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
24
angka kesakitan, absensi, kecacatan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pekerja
yang sehat akan cenderung memiliki motivasi yang besar dalam bekerja untuk
yang merupakan salah satu pendekatan yang berguna untuk memenuhi kewajiban
dengan pekerjaan untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat (18).
mendorong produktivitas.
25
yang baik diantaranya, identifikasi bahaya (hazard identificatiom) proses ini dapat
menilai risiko tersebut dapat diterima oleh pekerja atau tidak, serta pengendalian
terjadinya kecelakan kerja. ketiga elemen ini dapat disingkat menjadi HIRADC
yang merupakan bagian dari sistem manajemen K3 yang berkaitan dengan upaya
perusahaan untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi didalam kegiatan yang
landasan strategi pencegahan dan pengamanan, serta sebagai arsip informasi pada
1. Teknik pasif
Teknik ini digunakan pada bahaya yang mudah diketahui. Contohnya kita
mengalaminya sendiri secara langsung. Namun metode ini sangat rawan untuk
kejadian lainnya, tidak menutup kemungkinan perusahaan itu aman dan tidak
berbahaya.
Teknik ini dilakukan dengan cara melihat dari pengalaman orang lain agar
3. Teknik proaktif
Metode ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena dalam
b. Brainstorming
saja yang diperoleh oleh pihak yang bekerja. Dengan teknik ini semakin banyak
informasi yang diperoleh maka semakin banyak jenis-jenis risiko dan bahaya yang
dapat diidentifikasi.
27
c. What if
HAZOPS merupakan teknik identifikasi yang dapat digunakan untuk sistem atau
bentuk penilaian dari sebuah perancangan atau proses yang telah ada kemudian
kesalahan dari suatu sistem atau peralatan yang digunakan dan kemudian
bagian dari sistem dan kemudian dianalisa apa saja dampak yang terjadi jika
menetapkan konsekuensinya.
Job safety analysis (JSA) merupakan alat yang dapat membantu dalam
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Teknik ini berfokus pada tiap Langkah-
28
kerja. Setelah itu, dilakukan upaya dalam menghilangkan atau mengurangi risiko
bahaya tersebut.
yang dimulai dari kejadian puncak kemudian dilanjutkan dengan mencari faktor
penyebab kejadiannya.
perlu dianalisis untuk menentukan level risikonya masuk kedalam kategori risiko
besar, sedang, kecil, atau dapat diabaikan. Penilaian risiko (risk assessment)
adalah proses evaluasi risiko yang timbul dari adanya bahaya dengan
diputuskan apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak (Kridatama, 2010).
Assessment) terdiri dari dua tahap proses yaitu menganalisis risiko (Risk Analysis)
dan mengevaluasi risiko (risk evaluation), dimana kedua tahapan ini penting
a. Analisis Risiko
durasi paparan, kondisi lingkungan dan peralatan, posisi pekerja terhadap bahaya,
tingkat paparan, dan jumlah orang terpapar serta keterampilan dan pengalaman
korban.
b. Evaluasi risiko
menghadapi suatu risiko. Tahap ini dilakukan degan mengevaluasi hasil peringkat
risiko yang dihasilkan dari kombinasi antara tingkat kemungkinan dan keparahan.
kemudian level risiko akan dibagi menjadi 4 kategori yaitu rendah, sedang, tinggi,
transfer) (Intenational labour Organization, 2013). Salah satu stategi yang dapat
(likelihood).
1) Eliminasi
kompresor yang bising dimatikan sehingga tempat kerja bebas dari kebisingan.
2) Substitusi
Teknik substitusi aktivitas mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan
yang lain sehingga kecil kemungkinan kecelakaan dapat terjadi. Contohnya bahan
pelarut yang bersifat beracun diganti dengan bahan yang lebih aman dan tidak
berbahaya.
3) Engineering control
4) Pengendalian Administratif
didalam pabrik melalui human control dengan cara memberikan pelatihan kepada
contoh, jika benda berat jatuh maka topi yang digunakan pekerja akan pecah dan
hancur sehingga tidak mampu melindungi penggunanya. Adapun Jenis APD yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya terdiri dari pelindung
HIRADC
Penerapan
Metode
Keterangan:
: Variabel
: Arah / hubungan
2.5. Hipotesis
ini adalah:
data pada penelitian berupa angka-angka dan analisis statistik (Sugiyono, 2017).
Rancangan yang digunakan pada penelitian adalah cross sectional, dimana data
kecelakaan kerja pada pekerja proyek di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam.
pernah dilakukan penelitian dengan topik masalah ini di Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa pada
terdapat kasus kecelakaan kerja, dan peneliti berkeinginan untuk bisa mengurangi
selanjutnya.
34
35
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang memiliki kualitas atau karakteristik tertentu yang dipilih peneliti untuk
penelitian ini adalah para pekerja proyek di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang terpilih dan mewakili
dari populasi yang ada (Sugiyono, 2017). Teknik sampling yang digunakan dalam
Keterangan :
N : Jumlah populasi
0,5
n= 1,962.40.0,5.0,5
0,12.(40-1) + 1,962.0,5.0,5
= 28 orang
Berdasarkan hasil pengambilan sampel pada rumus diatas, maka dapat ditentukan
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung oleh peneliti
kuesioner, dan wawancara. Adapun data primer pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
37
a. Observasi
Pada penelitian ini observasi dilakukan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
para pekerja proyek pembangunan lanjutan Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk
Pakam.
b. Verifikasi
adalah untuk memastikan bahwa draf HIRADC yang dibuat oleh peneliti sudah
sesuai dengan HIRADC yang dibuat dan diterapkan oleh organisasi yang
c. Wawancara
pertemuan yang dilakukan oleh dua orang yan bertukar informasi maupun suatu ide
dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan
primer yang berupa data pelengkap. Data sekunder yang diperlukan dalam
bahaya K3. Adapun data sekunder pada penelitian ini adalah dokumen-dokumen
SMK3 .
Konstruksi.
Lingkungan Kerja.
g. Dan lain-lain.
“Ya” dan “Tidak”. Jawaban Ya diberi nilai 1 dan jawaban Tidak diberi nilai 0.
Dimana :
Jumlah pertanyaan : 15
terendah
= 15 – 0
= 15 (100%)
Interval(I)=𝑅𝐾
40
= 100%
2
= 50%
= 50%
Kriteria objektif
50%
pengumpulan data. Data yang masih rentan, perlu diolah sehingga informasi yang
tahap, yaitu :
kelengkapan jawaban.
dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-
masing jawaban.
41
telah diberi kode. Data-data yang dimasukkan kedalam proses analisa data
di komputer
dan persentase dari setiap variabel. Variabel ini meliputi variabel identifikasi
dependen (Hastono dan Sabri, 2007). Pada penelitian ini menggunakan analisa
bivariat untuk dapat mengetahui ada atau tidaknya hubungan anatara variabel
bebes dan terikat dengan menggunakan uji statistik. Karena data pada penelitian
berskala nominal dan ordinal maka uji statistik menggunakan Chi Square dengan
derajat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Nilai α (0,05) dengan ketentuan sebagai
berikut :
dependen.
42
DAFTAR PUSTAKA
Atmariyani, Siti Azahra I., Tatan Sukwika, and Ninin Gusdini. "Analisis Risiko
Penyebaran Covid-19 Melalui Fasilitas dan Kegiatan di Universitas Sahid
Menggunakan Metode HIRADC." Journal of Applied Management
Research 2.2 (2022): 126-138.
CHOLIL, ACHMAD AZHAR, et al. "Penerapan Metode Hiradc Sebagai Upaya
Pencegahan Risiko Kecelakaan Kerja Pada Divisi Operasi Pembangkit
Listrik Tenaga Gas Uap." Jurnal Bisnis dan Manajemen (Journal of
Business and Management) 20.2 (2020): 41-64.
Fathmi, Reza. Analisis Risiko Bahaya Menggunakan Metode HIRADC Pada
Laboratorium Multifungsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Diss. UIN Ar-Raniry, 2022.
Harahap, Ida Marito, and Meilandy Purwandito. "ANALISIS RISIKO
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MELALUI
METODE HIRADC DAN METODE JSA PADA PROYEK LANJUTAN
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT REGIONAL LANGSA." Menara:
Jurnal Teknik Sipil 17.2 (2022): 43-50.
Harvin Dwipa Pranata, Harvin Dwipa. Analisis Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Bidang Freight Forwader: Penerapan Metode HIRADC. Diss.
Universitas Sahid Jakarta, 2022.
Hidayat, D. F., & Hardono, J. (2021). Penerapan Metode HIRADC pada Bagian
Proses Penerimaan di PT. CA. Journal Industrial Manufacturing, 6(2), 87-
92.
Ihsan, T., Hamidi, S. A., & Putri, F. A. (2020). Penilaian risiko dengan metode
HIRADC pada pekerjaan konstruksi gedung kebudayaan Sumatera
Barat. Jurnal Civronlit Unbari, 5(2), 67-74.
Katihokang, Junita E., et al. "Analisis risiko bahaya dengan metode HIRADC
pada salah satu perusahaan berskala internasional di Sulawesi Utara." e-
CliniC 11.2 (2023): 224-232.
Makarim, Muchammad Fatkhul. "Penerapan Metode Hiradc Pada Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Dprd Provinsi Jawa Tengah." (2021).
MANURUNG, MELANI MISCA. Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Ergonomi Pada Aktivitas Pengelasan dengan Metode HIRADC
di PT. NOV PROFAB Tahun 2022. Diss. Fakultas Teknik Unpas, 2022.
Mawardani, A., & Herbawani, C. K. (2022). Analisa Penerapan Hiradc Di Tempat
Kerja Sebagai Upaya Pengendalian Risiko: a Literature
Review. PREPOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 316-322.
Mitasari, Olla, Arief Subekti, and Mades Darul Khairansyah. "Teknik Identifikasi
menggunakan Metode HIRADC dan FTA pada Pekerjaan Non Rutin di
Industri Pengolahan Minyak Pelumas." Seminar K3. Vol. 2. No. 1. 2018.
Muhammad, Gilang Firmanullah. Analisa Risiko Pekerjaan di Gudang
43
NIM : 19.21.074
Lubuk Pakam
dengan kasus kejadian kecelakaan kerja pada pekerja proyek di Rumah Sakit
2023 Peneliti
(Nurul Syafdiah)
45
kejadian kecelakaan kerja pada pekerja proyek di Rumah Sakit Grandmed Lubuk
Pakam. Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden peneliti ini
Responden
(………………………….)
46
ini dengan sebenar – benarnya sesuai dengan kenyataan yang ada. Terimakasin
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan :
B. Metode HIRADC
1 = Ya
0 = Tidak
47
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda mengetahui
fungsi HIRADC ?
2. Apakah anda mengetahui dan
memahami isi HIRADC ?
3. Setelah mengetahui dan
memahami isi HIRADC,
apakah anda melaksanakan apa
yang tertulis dalam HIRADC ?
4. Apakah HIRADC efektif untuk
meminimalisir potensi bahaya
yang timbul ?
5. Apakah anda mengetahui
seberapa penting HIRADC
dalam
menurunkan/mengurangi
kecelakaan kerja ?
6. Apakah HIRADC disampaikan
atau diinformasikan kepada
pekerja ?
7. Apakah setiap unit produksi
memiliki HIRADC?
8. Apakah hasil dari HIRADC
dilakukan evaluasi?
9 Apakah anda mengetahui
proses yang ada pada unit anda
bekerja?
10 Apakah anda mengetahui
terkait risiko atau potensi
bahaya dalam melakukan
pekerjaan dalam unit anda?
11 Apakah anda mendapat
pelatihan sebelum dan setelah
48
bekerja terkait K3?
12 Apakah anda mengerti dan
mematuhi safety sign yang ada
pada lokasi unit anda bekerja?
13 Apakah anda mengerti dan
bekerja sesuai dengan SOP ?
14 Apakah perusahaan
memberikan APD sesuai
dengan pekerjaan yang anda
lakukan ?
15 Apakah setiap APD, peralatan
kerja yang digunakan dalam
keadaan baik?