Email : ahmadfanny.alfian23@std.unissula.ac.id
SEMARANG
Pendahuluan
Dari hal itu, sangat penting bagi guru ataupun dosen untuk memiliki
pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan agama Islam dari perspektif
modern, mempelajari agama serta juga dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan dalam bentuk buku maupun artikel seperti jurnal. Untuk itu guru ataupun
dosen yang berbekerja di lembaga pendidikan umum harus dibekali dengan
berbagai kursus pelatihan-pelatihan yang akan dipertimbangkan dan berguna
menjadi bekal mengajarya. Hal ini juga bertujuan untuk mendidik dan membimbing
siswa untuk mencapai tiga tujuan pendidikan tinggi.
Permasalah yang terjadi pada Republik indonesia saat ini yaitu salah
satunya menghadapi tantangan besar terutama di bidang pendidikan, didalam
perjalanannya pendidiikan di indonesia dapat kita jumpai bahwa pendidikan Agama
Islam (PAI) menghadapi berbagai kendala untuk meningkatkan potensi
keakademikannya tersebut, hal ini dikarenakan beberapa faktor pembelajaran
diantaranya seperti faktor pembelajaran yang meliputi fasilitas, tujuan, kurikulum,
kompetensi dan profesionalisme guru/fakultas, pola hubungan mahasiswa, metode
1
A. Rifqi Amin, System Pembelajaran PAI Di Perguruan Tinggi Umum.
Hal ini tentu memerlukan kreativitas dan dedikasi para ustadz atau dosen
yang hebat dan kuat sehingga nantinya mampu menciptakan program PAI di
pendidikan tinggi umum PTU yang dapat memberikan dampak yang mendalam
bagi anak didiknya, sedangkan ustadz atau dosen yang belum dapat menciptakan
pembelajaran yang kreatif mungkin ingin membuat program PAI yang sederhana
dan terkesan sesuai dengan peraturan yang ada.
2
Muhaimin, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan
Perguruan Tinggi.”
Pendidikan agama islam (PAI) juga terkesan dogmatis (ajaran yang tidak
adanya kritikan ) atau disebut juga dengan kaku dan hanya terikat pada modul atau
buku-buku ibadah saja, dan hanya mempunyai sedikit perkembangan ilmiah. Lalu
membuat perubahan pengembangan Pembelajaran Agama Islam yang telah
bertahan (stagnasi) kedalam hal yang bagus sehingga lahir ulama, tokoh
masyarakat, pendakwah (da'i) dan jajaran pemimpim kredibel lainnya, semua
tindakan atau perilakunya sebenarnya dilandasi semangat karakter muslim. Selama
ini gagasan untuk mengembangkan pendidikan agama islam (PAI) terabaikan
karena belum adanya seseorang yang mampu menyulut obor semangat dan
dorongan untuk menambah pengetahuan generasi muslim.3
Di sini perlu terlebih dahulu mengubah pola pikir seorang dosen agar
mahasiswa memiliki pemahaman yang tidak berbeda terkait apa yang dipelajari
dalam pendidikan agama Islam, sehingga setidaknya mereka akan menyadari
terkait yang mereka pelajari, sehingga mahasiswa mampu memperkirakan tingkat
kemampuan mereka dalam pendidikan agama Islam (PAI) yang mereka pelajari.
Selain itu juga tak kalah pentingnya perubahan atau pergeseran kebijakan
pendidikan agama Islam, baik dari pemerintah atau orang yang berhak pembuat
kebijakan level puncak sampai kepada di level kebijakan perguruan tinggi
(universitas) masing-masing.
3
A. Rifqi Amin, System Pembelajaran PAI Di Perguruan Tinggi Umum.
Ia mungkin menerima tamu seorang ahli didalam kuliah yang diundang oleh
perguruan tinggi, atau melakukan studi banding atau kegiatan keagamaan yang
dapat merangsang mereka untuk lebih memahami Islam. Tingkat kelembagaanlah
yang membutuhkannya sejak dini, sehingga diperlukan anggaran untuk mendukung
kegiatan tersebut.
Metode
Dalam pembuatan artikel ilmiah ini, metode yang digunakan oleh penulis
adalah metode penelitian dokumenter, yaitu penulis melakukan penelitian yang
berdasarkan dengan menggunakan data dari studi kepustakaan yang seperti halnya
berupa buku, manuskrip atau laporan hasil penelitian sebelumnya.
3. Analisis data
4
Abdul Munip, “Perkuliahan Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Negeri.”
Pembahasan
Secara fungsional, Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berada di
perguruan tinggi umum (PTU) yaitu topik yang begitu urgen yang mampu
membangun peserta didik menjadi kepribadian atau karakter yang lebih baik.
Dengan demikian, dinantikan tujuan yang utama Pendidikan Agama Islam (PAI)
yang berada di PTU tidak hanya terfokus pada mahasiswa yang tidak memahami
agama menjadi lebih memahami, atau menjadikan mahasiswa non-agama lebih
mampu memahami agama , sedangkan mahasiswa yang belum paham agama sama
sekali menjadi dapat memahami agama lebih baik. namun yang paling penting
didalam PAI telah menginternalisasi karakter Islami pada diri mahasiswa yang
menaati ajaran agama islam5. Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam kitab
suci Al-Quran;
َُاء َوا ْل ُم ْنك َِر ۗ َولَ ِذك ُْر اللَّ ِه أَ ْكبَ ُر ۗ َواللَّه
ِ ب َوأ َ ِق ِم الص َََّلةَ ۖ إِنَّ الص َََّلةَ ت َ ْنه َٰى ع َِن ا ْلفَحْ ش ِ ُ اتْ ُل َما أ
ِ وح َي إِلَ ْيكَ ِمنَ ا ْل ِكتَا
ْ َ يَ ْعلَ ُم َما ت
َصنَعُون
Artinya :
“ Bacalah apa yang sudah diwahyukan kepadamu, yaitu berupa Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan. “ (Al-'Ankabut Ayat 45)
Dari ayat tersebut maka kita tau juga bahwa hikmah menggunakan syariat
sebagai landasan dalam shalat selain itu terdapat dalam ajaran Islam lainnya, seperti
5
Mansoer, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum.
Ada banyak kualitas moral atau etika yang bisa digunakan untuk memberi
perbedaan perilaku orang-orang islam. Sebagai perintah untuk berbuat baik (ihsan)
6
Mastuhu, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum,” Dalam Dinamika Pemikiran
Islam Di Perguruan Tinggi, Ed. Fuaduddin&Cik Hasan Bisri.
7
Abdul Munip, “Perkuliahan Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Negeri.”
Oleh karena itu, tempat pendidikan agama Islam di perguruan tinggi umum
sangat mendesak, yang merupakan mata kuliah di antara mata kuliah lain yang perlu
mengembangkan ilmu-ilm agama islam baik dari ulama yang berakal dan orang-
orang hebat lainyamengikuti aturan agama, bukan hanya manusia, mereka hanya
Muslim yang bukan spesifik. berlatih setiap hari. Ahli dalam sains sehari-hari.
Prasyarat, makul PAI harus berpusat pada mata pelajaran dan fungsinya terintegrasi
dengan makul lainnya.
8
Muhaimin, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan
Perguruan Tinggi.”
Kesimpulan
Pendidikan agama islam (PAI) pada Perguruan Tinggi Umum (PTU) di atas
mengisyaratkan perspektif yang lumayan luas dari pada pandangan hidup yang
penuh dengan semangat dan selalu berhubungan dengan konteks sosial. Pendidikan
agama Islam di zaman sekarang, menghadapi perubahan mendasar, sehingga
peserta didik yang nantinya akan mengintegrasikan orang-orang dari berbagai
budaya dan agama. Dalam mencapai hasil yang maksimal dari proses pelaksanaan
pendidikan agama, khususnya oleh para pendidik agama Islam, yaitu: sudah saatnya
pendidik ini harus berilmu dan peka terhadap masalah-masalah agama pemahaman
saat ini sedang dikembangkan dengan masyarakat.
Selain itu, para guru atau pendidik diwajibkan mampu menyadarkan siswa
akan urgensi terkait pemahaman perbedaan budaya masyarakat, khususnya dalam
bidang agama. Lebih jauh lagi, terlihat bahwa lembaga pendidikan kesulitan
melakukan mediasi terhadap pola paham Islam radikal, yang kerap dituding
menimbulkan ketidakamanan dalam komunitas agama. Lembaga pendidikan,
khususnya ke depan, harus mampu menghasilkan ulama-ulama yang berwawasan
luas dan mampu menghindari perilaku tercela untuk mengakomodir berbagai
paham yang cenderung radikal. Untuk itu, semua elemen sistem didalam
pendidikan Islam, terlebih dikhususkan kepada pembelajaran agama Islam yang
9
Malik, M. Abduh, Materi Pembelajaran Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan
Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.
Dapat kita tarik kesimpul juga bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
berada di perguruan Tinggi Umum (PTU) bukan hanya ilmu agama, tetapi juga
lebih banyak memanifestasikan dalam domain kognitif dan lebih banyak
memanifestasikan dalam domain emosional. PAI di PTU bisa dikatakan juga
sebagai pondasi anak-anak Indonesia, hal ini dapat memberikan dampak baik bagi
kepribadian manusia yang utuh, sehingga mampu bertakwa dan beriman kepada
Allah SWT serta ciptaan-Nya.
Daftar Pustaka