Anda di halaman 1dari 11

M.

Ausy Gemilang C

201141040

Lesson Learned

Pada tanggal 9 mei 2023 prodi Psikologi Islam UIN Raden Mas Said Surakarta mengadakan
KKL (Kuliah Kerja Lapangan) kedua tempat yang ada dibandung jawa barat. Yaitu UIN
Sunan Gunung Djati Bandung dan TNI AD Bandung, pada saat di TNI AD kami dijelaskan
bahwa Dinas Psikologi AD dibawah langsung TNI pusat yang ada di Jakarta.

Implementasi Psikologi dalam Dukung Tupok TNI :

Sejarah

15 juni 1950, kelanjutan dari LPD (ormas psikologi tentang kolonel belanda)

Visi dan misi

Visi : sebagai pusat keunggulan SDM psikologi yang profesional

Misi : membentuk dan mengembangkan prajurit

TUPOK

Menyelenggarakan pemeliharaan kondisi psikologi melalui penyiapan, pengembangan,


pemeliharaan, dan pemerataan kondisi psikologis prajurit serta menyelenggarakan dukungan
psikologis dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

Kerjasama

Dalam negeri : bidang keluhan (psikologi)

Internasional : bidang layanan psikologi

Kegiatan/tugas saat ini

- Pelatihan (BMT) ITB


- Selesksi basarnas
- Seleksi UNHAN
- Seleksi SMA TN
- Seleksi STIN
- Seleksi IPDN
Data diatas didapat pada saat penerangan materi dan juga pada saat tour dengan pembimbing
dari anggota TNI AD.

Esai

“Psikologi dengan Nilai-nilai Islam dan Budaya: Harmoni dalam Pengembangan Individu”

Pendahuluan:

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia. Nilai-nilai
agama dan budaya memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dunia dan
mengarahkan tindakan individu. Dalam konteks psikologi, nilai-nilai Islam dan budaya dapat
memberikan landasan etis dan spiritual yang kuat untuk pengembangan individu. Tulisan ini
akan menjelajahi hubungan antara psikologi, nilai-nilai Islam, dan budaya dalam upaya
mencapai harmoni dalam pengembangan individu.

Pengertian Nilai-nilai Islam dan Budaya:

a. Nilai-nilai Islam: Islam sebagai agama yang luas mencakup berbagai nilai-nilai penting
seperti keadilan, kasih sayang, kesabaran, ketaqwaan, kerja keras, dan toleransi. Nilai-nilai
ini mendorong individu untuk mengembangkan sikap yang baik terhadap diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.

b. Nilai-nilai budaya: Setiap budaya memiliki nilai-nilai yang unik yang mencerminkan
identitas dan kepercayaan kolektif masyarakat. Nilai-nilai budaya meliputi kebersamaan,
hormat, kesopanan, kejujuran, dan warisan budaya yang dijunjung tinggi. Nilai-nilai ini
memberikan dasar bagi individu untuk mengenali dan menghargai keanekaragaman budaya.

Integrasi Nilai-nilai Islam dalam Psikologi:

a. Etika dan moralitas: Psikologi dengan nilai-nilai Islam memberikan pedoman etika
yang kuat dalam praktek profesional. Prinsip-prinsip seperti keadilan, kejujuran, kerja
keras, dan kasih sayang menjadi pijakan bagi perilaku etis dalam memberikan bantuan
dan mendukung kesejahteraan individu.
b. Penyembuhan dan kesembuhan: Psikologi dalam Islam mengajarkan pentingnya
penyeimbangan antara penyembuhan fisik dan spiritual. Terapi yang menggabungkan
aspek psikologis dengan ibadah dan doa dapat memberikan pengobatan holistik yang
membantu pemulihan individu secara menyeluruh.

Pengaruh Budaya dalam Psikologi:

a. Perilaku dan norma sosial: Budaya memiliki pengaruh besar terhadap perilaku individu
dan norma sosial yang diikuti. Memahami budaya dalam konteks psikologi
memungkinkan para profesional untuk menghargai perbedaan dan menyesuaikan
intervensi yang sesuai dengan konteks budaya masing-masing individu.
b. Identitas dan kepribadian: Budaya membentuk identitas dan kepribadian seseorang
melalui nilai-nilai, tradisi, dan praktik yang diwariskan. Pendekatan psikologi yang
mempertimbangkan pengaruh budaya memungkinkan individu untuk menjaga dan
memperkuat identitas mereka dalam proses pengembangan pribadi.
Harmoni dalam Pengembangan Individu:

a. Keselarasan antara akhirat dan dunia: Nilai-nilai Islam memandu individu dalam
mencapai keselarasan antara aspirasi dunia dan persiapan akhirat. Psikologi dengan
pendekatan ini membantu individu mengatasi tantangan hidup, menjaga keseimbangan
emosional, dan mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi kesulitan.
b. Mempertahankan nilai-nilai budaya: Pengintegrasian nilai-nilai budaya dalam
psikologi memungkinkan individu untuk menjaga dan menghargai warisan budaya
mereka. Hal ini membantu membangun kepercayaan diri, rasa identitas yang kuat, dan
membentuk hubungan yang sehat dengan masyarakat sekitar.
Kesimpulan:

Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan budaya dalam bidang psikologi memberikan landasan
yang kokoh untuk pengembangan individu secara holistik. Dalam mengaplikasikan nilai-nilai
ini, penting untuk memahami konteks budaya masing-masing individu untuk mencapai
harmoni dan keselarasan dalam pengembangan pribadi. Psikologi dengan pendekatan ini
mendorong individu untuk menjadi pribadi yang etis, bertanggung jawab, dan berkontribusi
positif dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya yang dianutnya.
Putri Aryaningtyas

201141042

Lesson Learned

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Psikologi Islam UIN Raden Mas
Said Surakarta dengan tema “Mengembangkan Psikologi dengan Nilai dan Kearifan
Lokal” yang dilaksanakan pada Rabu 10 Mei 2023 dimulai pukul 08.00 WIB. KKL
mahasiswa Psikologi Islam angkatan 2020 yang memiliki 2 tempat tujuan, tujuan
pertama yaitu kunjungan ke Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
dan kunjungan kedua ke Markas Besar Angkatan Darat Dinas Psikologi (DISPSIAD)
Bandung. Diikuti oleh Kaprodi dan beberapa dosen dari program studi Psikologi
Islam, serta diikuti kurang lebih 150 mahasiswa Psikologi Islam angkatan tahun 2020.
Kunjungan pertama yang dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung atau dikenal dengan nama UIN Bandung yang ber-alamat di
Jalan A.H Nasution No. 105 Kota Bandung, Jawa Barat. UIN Bandung merupakan
suatu perguruan tinggi negeri yang berbasis islam dan memiliki visi dan misi sebagai
berikut VISI PPID UIN Sunan Gunung Djati Bandung yakni menjadi Lembaga Publik
Informatif pada Tahun 2023 sebagai wujud implementasi visi Universitas menjadi
Universitas Islam Negeri yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu
dalam bingkai akhlak karimah. Sedangkan misi PPID Sunan Gunung Djati Bandung
yakni mengelola informasi dan dokumentasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2018, memberikan layanan informasi dan dokumentasi secara profesional, adil,
transparan dan akuntabel dan mendukung visi dan misi Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung. Adapun visi misi dari Fakultas Psikologi UIN Sunan
Gunung Djati Bandung yakni menjadi fakultas yang unggul dan kompetitif dalam
pengembangan psikologi yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dalam
bidang asesmen dan intervensi psikologis Ketika mahasiswa memasuki lingkungan
UIN Bandung disambut oleh mahasiswa serta panitia acara dari beberapa mahasiswa
UIN Bandung. Setelah rangkaian acara pembuka selesai dilanjut dengan penyampaian
materi yang disampaikan oleh Dr. Nani Nuranisah Djamal, M. Pd. M, Psi., Psikolog.
Ibu nani menyampaikan beberapa poin yang sudah dirangkum antara lain, Program
Studi Psikologi di UIN Bandung lahir pada tanggal 22 Mei 1998, dan saat ini masih
menjadi satu dengan Fakultas Tarbiyah. Model pengembangan berlandaskan nilai-
nilai islam dan kearifan lokal yang di implementasikan dalam bidang konsep atau
teoritis, implisit, eksplisit, asesmen, dan intervensi psikologis. Sedangkan pada hidden
kurikulum, seperti penelitian, pengabdian masyarakat, kajian, unit kajian islam dan
keagamaan, serta jurnal JPIB (Jurnal Psikologi Islam dan Budaya). UIN Bandung
menggunakan kurikulum yang dirancang sendiri dari awal hingga tahun 2015.
Kunjungan kedua ke Markas Besar Angkatan Darat Dinas Psikologi
(DISPSIAD) Bandung. Dinas Psikologi Angkatan Darat, disingkat Dispsiad adalah
badan pelaksana pusat di tingkat Mabesad yang berkedudukan langsung di bawah
Kasad. Dispsiad bertugas pokok menyelenggarakan pembinaan psikologi personel
dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat. Brigjen TNI Heny
Setyono, S.Psi., M.Si sebagai Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat
(KADISPSIAD). Mabesad memiliki visi yaitu menjadi pusat unggulan dalam ilmu
sikap dan perilaku melalui prajurit Psikologi yang professional. Sedangkan misi dari
mabesad yaitu membentuk dan mengembangkan prajurit psikologi profesional yang
bermoral, menyelenggarakan pengembangan ilmu perilaku dan penerapannya secara
terus-menerus dan berkesinambungan, meningkatkan dan mengembangkan pelayan
psikologi yang profesional, proaktif, dan utuh menyeluruh.
Pada Dinas Psikologi TNI Angkatan Darat adapun pembagian tugas dan tanggung
jawab:
1. Kadispiad, memiliki tugas kewajiban memimpin dan mengendalikan semua
kegiatan yang berkaitan dengan tugas pokok Dispsiad, serta kadispsiad dalam
melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Kasad, dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakasad.
2. Kasubdisbinfungpsi, merupakan pembantu Kadispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang pembinaan profesi, organisasi, dan
penelitian psikologi, dengan tugas kewajiban yaitu Memimpin, mengendalikan,
mengordinasikan, dan mengawasi kegiatan di lingkungan Subdisbinfungpsi.
3. Kasubdisbinmatpsi, merupakan pembantu Kadispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang penelitian, pengembangan dan penyediaan
metode, system, serta materiil khusus psikologi, dengan tugas kewajiban yaitu
menyelenggarakan penciptaan, pengembangan, pengujian, serta penggunaan alat
pemeriksaan psikologi.
4. Ses Dispsiad, merupakan unsur pelayanan Dispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang fungsi organic TNI AD, dengan tugas
kewajiban menyelenggarakan administrasi personel, pembinaan personel,
penegakkan hokum, displin, mental, tata tertib, dan kesejahteraan moril,
pengurusan materiil, logistic dan SIMAK BMN di lingkungan Dispsiad.
5. Kainfolahta, merupakan unsur pelayanan Dispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang pembinaan system informasi Dispsiad
secara elektronis, dengan tugas kewajiban yaitu Menghimpun, menyimpan, dan
memelihara seluruh data hasil kualifikasi dan klasifikasi psikologi prajurit.
6. Kalaseldiaga, merupakan unsur pelaksana Dispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang pemeriksaan psikologi dalam rangka seleksi
penyediaan tenaga personel Angkatan Darat, dengan tugas kewajiban yakni
Menyusun rencana dan program kerja Laseldiaga yang meliputi bidang seleksi
psikologi.
7. Kalaseldik, merupakan unsur pelaksana Dispsiad, yang bertanggung jawab
meyelenggarakan kegiatan di bidang pemeriksaan psikologi dalam rangka seleksi
pendidikan dan penugasan personel Angkatan Darat.
8. Kalaklasdatapsi, merupakan unsur pelaksana Dispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang pemeriksaan psikologi dalam rangkan
klsifikasi dan penyedia data psikologi yang aktual sari setiap personel Angkatan
Darat.
9. Kalabangpsi, merupakan unsur pelaksana Dispsiad, yang bdertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang pengebangan kompetensi perilaku, psikologi
kepemimpinan, psikologi manejerial dan keterampilan, serta wawasan psikologi
terapan bagi parajurit Angatan Darat.
10. Kalaharpsi, merupakan unsur pelaksana Dispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan dibidang pemeliharaan kondisi psikologis prajurit dan
satuan jajaran Angkatan Darat.
11. Kalawatpsi, merupakan unsur pelaksana Dispsiad, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan di bidang pencegahan dan penganan permasalahan
psikologis yang dihadapi prajurit Angkatan Darat.
Esai

“Essai dalam mengembangkan psikologi dengan kearifan lokal dan nilai dalam bersosial
masyarakat”

Mengembangkan psikologi dengan mengintegrasikan kearifan lokal dan nilai-nilai


dalam bersosial masyarakat adalah pendekatan yang menarik dan berpotensi
memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang manusia dan kesejahteraannya.
Pendekatan ini mengakui bahwa setiap budaya memiliki pengalaman unik, persepsi,
dan sistem nilai yang membentuk cara kita memahami dan berinteraksi dengan dunia.

Dalam mengembangkan psikologi dengan kearifan lokal, ada beberapa langkah yang
dapat diambil:

1) Mengakui keragaman budaya: Penting untuk menghargai keragaman budaya


dan memahami bahwa setiap budaya memiliki pandangan yang berbeda
tentang kesehatan mental, identitas, dan relasi sosial. Ini melibatkan
pengakuan bahwa konsep-konsep psikologis universal mungkin perlu
disesuaikan atau diperluas untuk memasukkan perspektif lokal.
2) Melibatkan komunitas lokal: Untuk mengembangkan psikologi yang relevan
secara lokal, penting untuk melibatkan komunitas lokal dalam penelitian dan
pengembangan teori. Mendengarkan pengalaman dan pandangan masyarakat
setempat dapat membantu mengidentifikasi isu-isu spesifik yang dihadapi dan
memahami solusi yang paling tepat.
3) Menggabungkan nilai-nilai lokal dalam terapi: Dalam praktik terapi, penting
untuk mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal dan mengintegrasikannya
ke dalam pendekatan terapeutik. Hal ini dapat mencakup penggunaan metode
dan teknik yang sesuai dengan konteks budaya, serta mempertimbangkan
faktor sosial, agama, dan kepercayaan dalam upaya membantu individu
mencapai kesejahteraan psikologis.
4) Memperluas penelitian: Penting untuk mendorong penelitian tentang psikologi
yang mencakup konteks budaya yang lebih luas. Dengan mempelajari
pengalaman manusia dari berbagai budaya, kita dapat memperoleh wawasan
yang lebih baik tentang keragaman manusia dan mengeksplorasi kemungkinan
perbedaan dalam konstruksi psikologis seperti kepribadian, emosi, dan
kebahagiaan.
5) Kolaborasi antarbudaya: Mengembangkan psikologi dengan kearifan lokal
melibatkan kerja sama antara ahli psikologi dari berbagai budaya. Kolaborasi
antarbudaya dapat memperkaya pemahaman kita tentang manusia secara
menyeluruh dan menghasilkan pengetahuan yang lebih inklusif dan berlaku
secara global.

Pendekatan ini memungkinkan psikologi untuk menjadi lebih kontekstual dan relevan
bagi masyarakat lokal, sambil tetap menghormati dan memanfaatkan penemuan dan
teori-teori psikologis yang lebih umum. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dan
nilai-nilai dalam bersosial masyarakat, kita dapat mengembangkan pendekatan yang
lebih holistik dan budaya-sensitif dalam memahami dan meningkatkan kesejahteraan
manusia.
Salsabila Nafiah

201141046

Lesson Learned

Dinas Psikologi TNI AD berdiri sejak 15 Juni 1950. Dinas psikologi TNI AD atau disingkat
menjadi DISPSIAD merupakan salah satu jejak peninggalan yang positif pada saat perang
antara Indonesia dengan Belanda. Pada awalnya beberapa pejuang atau personil disekolahkan
ke Belanda untuk menuntut ilmu di bidang ini. DISPISAD tidak langsung muncul dengan
nama tersebut, akan tetapi berjalannya waktu mereka berubah-ubah penamaannya. Berawal
dari Leger Psychologiesche, LPD/KNIL (Leger Psychologiesche Dienst). Lembaga
Psychoteknik Tentara, hingga Lembaga Psikologi Angtakan Darat.

DISPSIAD memiliki visi yaitu sebagai pusat keunggulan ilmu perilaku, pengembangan SDM
dan pelayanan psikologi yang profesional, efektif, efisien, dan berstandar internasional. Misi
yang dituju DISPSIAD yaitu membentuk dan mengembangkan prajurit psikologi profesional
yang bermoral, menyelenggarakan pengembangan Ilmu perilaku dan penerapannya secara
terus menerus dan berkesinambungan, serta meningkatkan dan mengembangkan pelayan
psikologi yang profesional, proaktif, dan utuh menyeluruh. Adapun tupok atau tugas pokok
dari DIPSIAD ini yaitu menyelenggarakan pembinaan kondisi psikologis melalui penyiapan,
pengembangan, pemeliharaan, dan perawatan kondisi psikologis prajurit serta
menyelenggarakan dukungan psikologi dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

Didalam organisasi DISPSIAD ini memiliki beberapa divisi dengan tugas yang berbeda-beda,
diantaranya yaitu Subdisbinfungsi yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan dibidang
pembinaan profesi, organisasi, dan penelitian psikologi, seperti latihan teknis profesi,
kerjasama profesi, kegiatan dan saran pengembangan organisasi dan turjuk. Divisi yang
kedua yaitu Subdisbinmatpsi bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan di bidang penelitian,
pengembangan, dan penyediaan metode, sistem, serta materil khusus psikologi. Selanjutnya
yaitu Ses DISPSIAD yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan operasional.
Laseldiaga bertugas untuk bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan dibidang
pemeriksaan psikologis dalam rangka seleksi penyediaan tenaga personil angkatan darat.
Seleksi psikologi yang dilaksanakan seperti penyediaan tenaga perwira. Laklasdatapsi
bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan dibidang pemeriksaan psikologis dalam
rangka klasifikasi dan penyedia data psikologi yang aktual dari setiap personel angkatan
darat. Lalesdik bertugas menyelenggarakan kegiatan dibidang. Labangpsi memiliki tanggung
jawab untuk menyelenggarakan kegiatan dibidang pengembangan kompetensi perilaku
Psikologi kepemimpinan, psikologi material dan keterampilan, serta wawasan psikologi
terapan bagi prajurit AD. Laharpsi untuk bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan
dibidang pemeliharaan kondisi psikologis prajurit dan satuan jajaran AD yang melaksanakan
tugas operasi. Lawatpsi memiliki tugas untuk menyelenggarakan kegiatan dibidang
pencegahan dan penanganan permasalahan Psikologi yang dihadapi prajurit AD beserta
keluarganya, seperti adanya konsultasi psikologi, penanganan kasus, bimluh/cegah psi, dan
konsultasi online.

Kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh DISPSIAD dalam rangka operasi psikologi di beberapa
wilayah seperti Papua, Aceh, dan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Sudan,
Lebanon, Congo. DISPSIAD juga terlibat dalam beberapa kegiatan untuk mendampingi
secara psikologis pada kegiatan asistensi psikologi petembak bisam, aarm dan AASAM (TNI
AD), PETEMBAK BISAM, AARM, AASM (BRUNEI DARUSSALAM), Atlet Sea Games,
Atlet Petenis PTAD, Atlet ASIAN GAMES (karate), PSSI, PSAD, Atlet PORAD, Atlet
PONI JABAR, Atlet PBSI, dan masih banyak lagi.

Esai

“Budaya dan Kognisi : Peran Budaya dalam Membentuk Persepsi”

Psikologi kearifan lokal adalah pendekatan dalam psikologi yang mengakui dan menghargai
kearifan lokal dan budaya tertentu dalam memahami dan mengatasi masalah psikologis.
Pendekatan ini memungkinkan kita untuk menjelajahi bagaimana konteks budaya
mempengaruhi individu, dan bagaimana pengetahuan dan praktik kearifan lokal dapat
digunakan untuk memperkaya pendekatan psikologi. Psikologi dengan kearifan lokal dapat
dikaitkan dengan kognitif dan perilaku.

Kaitan budaya dan kognisi keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Menurut
Sarwono (2020) memaparkan bahwa budaya sbg koginsi merupakan sebuah sistem informasi
dan bermakna khusus, dipakai bersama-sama oleh manusia dan diwariskan secara turun
temurun, yang memungkinkan sekelompok individu memenuhi kebutuhan dasarnya untuk
bertahan hidup, mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memperoleh kebermaknaan
dalam hidup. Setiap individu akan memiliki cara berpikir dan cara pandang yang berbeda-
beda berdasarkan latar belakang budaya. Kaitannya antara budaya dan kognisi salah satunya
yaitu persepsi. Individu dalam mempersepsikan sesuatu tidak lepas dari latar belakang
budaya atau budaya asal individu tersebut. Seperti contoh yaitu penelitian tentang Ilusi Optik
yang dilakukan oleh Rivers (1905, dalam Price, 2002) pada sekelompok reseponden dari
Inggris, pedalaman India, dan Papua Nugini. Responden Inggris lebih membuat kesalahan
dibandingkan dengan kedua kelompok responden lain (pedalaman India dan Papua Nugini).
Dalam penelitian tersebut diberikan gambar panah dua arah dan yang satunya panah dua arah
akan tetapi bentuk panah segitiganya terbalik.

Berdasarkan paparan diatas, budaya dan kognisi saling berkaitan. Implementasi dari budaya
dan kognisi untuk kegiatan sehari-hari yaitu seperti yang telah dipaparkan diatas yaitu
persepsi. Individu mempersepsikan sesuatu berdasarkan latar belakang budaya yang
dianutnya. Dapat kita lihat seperti orang Jawa terutama anak muda saat ini, ketika mendengar
lagu ‘lingsir wengi’ akan mengaitkan dengan hal horor. Padahal, untuk orang-orang di suku
lain tidak menganggap lagu ‘lingsir wengi’ mengandung makna horor. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk implementasi dari hubungan antara budaya dan kognisi. Kaitan
budaya dan kognisi tidak terlepas dari kegiatan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai