Islam
Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Diponogoro, S.Ag., M.Ag
Disusun oleh :
Novia Laras Wati (2000013154)
Fakultas Psikologi
2022/2023
A. Moral dalam Kajian Psikologi
Menurut Islam, moral memang sudah terbentuk sejak nabi
Adam ada. Dalam kisah nabi Adam, Allah SWT menjelaskan moral
yang buruk dari Iblis, yang berlaku sombong, tidak mau sujud
kepada Adam, atau tidak mau mentaati perintah Allah SWT.
Sedangkan kebajikan nabi Adama yaitu mau bertobat dan memohon
ampunan dari Allah SWT setelah beliau berbuat salah. Dalam kajian
psikologi Islam, moralitas memainkan peran penting karena moralitas
dianggap sebagai bagian integral dari ajaran Islam. Psikologi Islam
mencakup pemahaman tentang bagaimana keyakinan, nilai, dan
prinsip-prinsip agama mempengaruhi perilaku manusia dan
perkembangannya. Seperti kisah tentang moral iblis yang sombong
dan angkuh sehingga membangkang terhadap perintah Allah SWT
untuk bersujud kepada nabi Adam (Koiriyah, Thohirin & Syafi’I,
2020).
Dalam kajian psikologi yang dilakukan oleh Syafirlsyah, Yusoff
dan Othman (2017) menyebutkan bahwa morallitas merupakan
bidang yang kompleks dan melinbatkan banyak perspektif dan
pendekatan. Moralitas merupakan aspek penting dalam kehidupan
manusia. Psikologi memainkan peran penting dalam memahami dan
membahas aspek moral dalam konteks manusia. Dalam kajian
psikologi, moralitas melibatkan pertimbangan nilai-nilai, norma-
norma, dan perilaku manusia yang berkaitan dengan apa yang
dianggap benar atau salah, baik atau buruk (Syafirlsyah, dkk. 2017).
Moral dan akhlaq hampir dianggap sama oleh sebagian orang.
Padahal kedua kata tersebut memiliki makna berbeda. Perbedaan
keduanya menjadi menarik untuk ditelaah sehingga terlihat jelas,
baik dari landasan paradiqma berpikirnya maupun aplikasinya di
bidang psikologi, khususnya psikologi moral (moral psychology).
Moral yang bermakna sebagai perilaku baik-buruk manusia
bersumber dari kesepakatan manusia akan jauh berbeda dengan
Akhlaq yang berasal dari kata jama’ kata khulq yang serumpun
dengan khalaqa (menciptakan). Ia memiliki makna sifat jiwa yang
melekat (malakah) dalam diri seseorang sesuai dengan asal mula
diciptakannya (ahsanu taqwim) bersumber dari dzat pencipta (Allah).
oleh karena itu dapat dipastikan terdapat perbedaan makna moral di
masyarakat barat (non-muslim) dengan masyarakat muslim.
Sehingga dalam kajian tersebut tentunya menyebutkan bahwa
masyarakat muslim yang berpatok moral pada Al-Qur’an dan Hadist
akan memiliki moral keislaman sehingga membuat manusia islam
yang berperilaku selayaknya tuntunan Al-Qur’an yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Koiriyah, Siti. M., Thohirin., & Syafi’I, Sufyan. (2020). Nilai-nilai moral kisah
nabi adam as di dalam al-qur’an. Jurnal El-Tarikh, 1(2), 68-81.
Safrilsyah., Yusoff, Mohd Zailani bin Mohd., & Othman, Muhammad Khairi.
(2017). Moral dan akhlaq dalam psikologi moral islami.
Psikoislamedia Jurnal Psikologi, 2(2), 155-169.