Anda di halaman 1dari 15

Pengembangan Kurikulum

Pendidikan Agama Islam


Di Sekolah Umum TK, SD,
SMP, SMU, SMK
Kelompok 12 :
Rita Ulfikma
Huriyatul Andia
Afi Adillah Amatullah
Pendahuluan

Kedudukan PAI disekolah umum sebagai mata pelajaran


merupakan bagian integral dari pendidikan nasional,
disamping berfungsi sebagai pengajaran agama islam,
sosialisasi, dan internalisasi nilai-nilai agama islam juga
rekonstruksi nilai-nilai baru karena tujuan akhir PAI
adalah terbentuknya kepribadian muslim yang memiliki
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik

Bagi bangsa Indonesia PAI merupakan benteng moralitas


bangsa dan pembimbing hidup peserta didik
Benang kusut pengembangan kurikulum PAI disekolah umum

Secara umum, PAI disekolah belum menghasilkan lulusan yang diinginkan. Hal ini dapat
dilihat dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan yaitu antara penguasaan
pengetahuan dengan pengamalan agama islam.
Selama ini lulusan yang dihasilkan PAI disekolah secara kognitif relative baik berupa
nilai hasil belajar, tetapi kenyataannya aspek kognitif dalam PAI tidak selalu paralel
dengan pengamalan nilai-nilai agama islam.
Secara kuantitatif, porsi PAI disekolah dasar hanya 3 jam pelajaran,
Permasalahan PAI yang ada disekolah sedangkan di SMP, SMA/K hanya 2 jam dengan tuntutan capaian
terjadi karena berbagai faktor salah standar kompetensi yang ada dalam Permen Diknas Nomor 23
satunya adalah pengembangan Tahun 2006
kurikulum yang hanya didasarkan
pada kebijakan politik pendidikan, Secara kualitatif, pendidikan agama sebenarnya merupakan inti
bukan pertimbangan filosofis kurikulum pendidikan, didasarkan pada sila pertama falsafah negara
pedagogis. “ Pancasila “ yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa
Hakikat Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah Umum
Pendidikan islam merupakan aktifitas dan proses pendidikan yang berfungsi untuk
mengembangkan pribadi peserta didik berdasarkan ajaran dan nilai-nilai agama islam. Untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai pendekatan sesuai kebutuhan sehingga
berdampak pada munculnya pesantren, madrasah, sekolah islam dan sebagainya.

Di Indonesia, perkembangan pendidikan Islam tidak hanya terjadi di lembaga saja, namun juga
berkembang menjadi bentuk mata pelajaran, mulai dari mapel lokal pilihan sampai ditetapkan
berlaku secara nasional.
Hakekat kurikulum tidak terbatas pada rencana program yang tertulis secara formal, melainkan
segala pengalaman belajar yang dilalaui peserta didik. dalam PAI , mengembangkan kurikulum
bukan hanya sebagai sosialisasi dan internalisasi ajaran dan nilai-nilai agama, tetapi
menembangkan nilai-nilai PAI untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dan kehidupan
masyarakat. Konsep, pengetahuan, dan nilai-nilai agama islam harus relevan dengan kehidupan
siswa sehingga PAI disekolah formal bersifat fungsional.
Motif Pengembangan Kurikulum PAI Di Sekolah Umum

Jika PAI benar-benar menjadi bagian integral


Pendidikan Nasional, maka 75 % peserta didik
diseluruh Indonesia secara terprogram
mempelajari dan mengamalkan agama islam
dalam kehidupan sehari hari.

Jika PAI dilaksanakan secara efektif, maka tujuan


pendidikan yang diamanatkan UU Sisidiknas yaitu
terbentuknya manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi wni
yang demokratis serta bertanggung jawab akan
tercapai.
Ruang Lingkup dan Urutan Materi Pembelajaran

Materi pelajaran yang luas diseleksi dan dipilih hanya berupa


materi yang penting bagi isi kurikulum. Materi pembelajaran
PAI mencakup 2 jensi pengetahuan yaitu pengetahuan
deskriptif mengenai fakta-fakta dan prinsip , dan pengetahuan
normative mengenai norma dan peraturan akidah, ibadah,
syariah dan akhlak.

Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran berdasarkan :


1. Tujuan yang hendak dicapai
2. Dianggap berharga sebagai warisan pengetahuan
3. Berguna untuk menguasai disiplin ilmu
4. Berguna bagi manusia dalam hidupnya
5. Sesuai dengan kebutuhan dan minat anak
Sistematikan Materi Pelajaran dan Pengalaman Belajar

Prinsip dasar penyusunan materi pelajaran adalah sistematika ilmu pengetahuan


dan tingkat perkembangan peserta didik.

Dalam pembelajaran PAI, pendekatan yang Cara menyusun sekuens materi pelajaran
paling tepat dan objektif adalah berfokus menurut Nana Saodih :
pada nilai-nilai dengan prinsip dasar urutan  Sekuens kronologis
mata pelajaran sebagai berikut :  Sekuens kausal
1. Taraf kesulitan bahan pelajaran  Sekuens struktural
2. Apersepsi  Sekuens logis & psikologis
3. Kematangan anak  Sekuens spiral
4. Usia mental dan minat anak  Sekuens rangkaian ke belakang
 Sekuens berdasarkan hierarki belajar
Pengembangan Kurikulum PAI di Taman Kanak-kanak

Program pembelajaran Pada tingkat TK peserta didik dituntut dengan standar-


di TK mencakup bidang standar baku tertentu, karena kondisinya yang belum
pengembangan perilaku memungkinkan berharap terlalu besar terhadap hasil
dan pengembangan penanaman nilai-nilai religius pada proses belajar mengajar
kemampuan dasar yang agama islam makan pencapaian penting di TK adalah :
terdiri atas moral dan  Terbiasa melakukan ibadah Makhdhah
nilai-nilai agama, sosial  Mulai tertanam rasa keimanan kepada Allah SWT
dan emosi, bahasa,  Terbiasa berperilaku sopan santun kepada semua orang
kognitif, fisik motorik,
dan seni
Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah Dasar
Kemampuan dasar Mata Pelajaran PAI bagi lulusan SD
Dalam struktur berorientasi pada kemampuan peserta didik sebagai berikut :
pendidikan dasar, PAI  Menjalankan agama secara ritual
merupakan mata  Menghafal Al-Qur’an
pelajaran yang bersifat  Berakhlak mulia
baku dan wajib ada, hal  Mencintai Nabi
ini dimaksudkan untuk Komponen yang dicakup adalah Keimanan, Al-Qur’an, Ibadah,
mempersiapkan peserta dan Akhlak.
didik memahami,
meyakini, menghayati, Pemberian batasan pada tujuan ataupun kemampuan dasar
dan mengamalkan PAI pada jenjang dasar bertujuan untuk menghindari
agama islam tumpang tindih kemampuan dasar pada jenjang menengah.
Oleh karena itu, secara fungsional eksistensi PAI pada SD
merupakan landasan kokoh bagi peserta didik saat
menempuh jenjang selanjutnya
Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah Tingkat Menengah
(SMP, SMA, & SMK)
Problematika PAI di Sekolah Menengah Analisis solusi dengan metode SWOT
o Kurikulum yang berlaku masih Strength (kekuatan) Opportunites (peluang)
memilah PAI menjadi beberapa 1. Kurikulum PAI memiliki nilai-nilai 1. Mudahnya akses materi
islami PAI
aspek yaitu qurdis, akidah akhlak,
2. PAI adalah mata pelajaran wajib 2. Peserta didik mempunyai
fiqih, dan tarikh. Sehingga hanya disemua jalur dan jenjang ruang yang banyak untuk
fokus pada satu sub mapel saja pendidikan di Indonesia mengembangkan diri
o Orientasi membaca Al-Qur;an 3. Mayoritas WNI adalah pemeluk
masih cenderung membaca teks, agama islam
Threats (ancaman)
belum memahami arti dan makna Weakness (kelemahan) 1. Banyak siswa sekolah
secara tekstual dan kontekstual 1. Banyaknya kurikulum yang harus menengah yang belum
o Aspek akidah akhlak, ibadah dan dituntaskan, sehingga penyusunan terbiasa membaca sumber
kurikulum PAI terbengkalai agama islam
syariah kurang fokus pada
2. Karena latarbelakang sekolah 2. Dekadensi moral yang
pembentukan kepribadian. menengah adalah sekolah umum, merajalela
o Kurang terciptanya suasana sulit mewujudkan suasana religius
religious disekolah
 Menyelenggarakan Bina Rohani Islam
(ROHIS) sesudah kegiatan
pembelajaran

SOLUSI
 Hendaknya materi yang disampaikan
dalam kegiatan ROHIS dapat
mendukung pemahaman
intrakulikuler
Mensiasati minimnya  Bina ROHIS dilakukan dengan
jam pelajaran PAI menggunakan metode dan teknik
tertentu seperti BTQ dan sejenisnya
disekolah umum
 Tenaga pengajar bisa diambil dari
guru PAI, guru mapel lain yang
ditunjuk kepala sekolah atau guru
dari lembaga luar sekolah
a) Setiap hari sebelum belajar siswa diharuskan
membaca Al-Qur’an 5 -10 ayat
b) Waktu istirahat disesuaikan dengan waktu sholat
dhuhur
Islamisasi c) Mengadakan sholat jumat berjamaah setiap hari
jumat

Kampus
d) Memakai busana muslim setiap hari jumat
e) Setiap waktu mata pelajaran PAI semua pelajar
memakai busana muslim
Mengondisikan sekolah dengan
f) Pihak sekolah membuka kesempatan seluas-luasnya
kegiatan keagamaan
untuk menutup aurat
g) Mengadakan pesantren ramadhan
h) Melaksanakan kegiatan pengumpulan dan pembagian
zakat setiap romadhon
i) Menyelenggarakan kegiatan kurban disekolah ketika
idhul adha
j) Menyelenggarkan peringatan hari besar islam
Metode Insersi
(Sisipan) dalam KBM
Metode insersi adalah menyajikan
bahan pelajaran dengan
menyisipkan intisari ajaran islam
ke dalam mata pelajaran lainnya
melalui kerja sama dengan guru
mata pelajaran lainnya
Kesimpulan
Efektivitas kurikulum tergantung pada implementasinya dalam proses intruksional yang
dikembangkan oleh guru dengan metode pembelajaran yang membangkitkan motivasi belajar
siswa untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, maupun kebiasaan serta nilai-nilai
agama islam agar menjadi pribadi muslim yang memiliki pengetahuan agama, beriman,
bertakwa, serta berakhlak mulai dalam kehidupan sehari-hari.
Pengembangan kurikulum PAI disekolah umum hanya fokus pada kemampuan kognitif dan
menghasilkan pemahaman parsial, oleh karena itu diperlukan pengembangan kurikulum PAI
yang mengintegrasikan aspek kognitif dengan afektif, dan psikomotorik siswa baik dengan
pendekatan belajar aspek adaptif atau normative, sehingga PAI disekolah umum bersifat
fungsional
Terima KASIH

Anda mungkin juga menyukai