Judul MUTIARA PANTAI SELATAN: Memutus Rantai TB Paru Dengan
Pantau Dan Jaring Suspek TB Paru Bersama Lintas Sektor Kecamatan Panggul Ringkasan (5%) Memutus Rantai TB Paru Dengan Pantau Dan Jaring Suspek TB Paru 200 Kata Bersama Lintas Sektor Kecamatan Panggul (MUTIARA PANTAI SELATAN) di kembangkan karena rendahnya cakupan angka terduga TB Paru diwilayah kerja UPT Puskesmas Bodag tahun 2020. Lintas Sektor yang bermitra dalam pelaksanaan program ini adalah Forum pimpinan kecamatan panggul, Pemerintah desa wilayah kerja UPT Puskesmas Bodag dan juga pemberdayaa masyarakat dari kader Juru Pemantau Batuk Puskesmas Bodag. Kerjasama ini untuk membantu menjalankan Kegiatan Memutus Rantai TB Paru dengan Memutus Rantai TB Paru dengan Panduan Buku Petunjuk Harian (Mutiara Putih), Memutus Rantai TB Paru dengan Eliminasi serta Germas (Mutiara Emas), Memutus Rantai TB Paru dengan Ajari cara Baik Batuk (Mutiara Abu-Abu)
Keberhasilan Program ini berdampak signifikan karena dengan program
Mutiara Pantai Selatan berhasil meningkatkan Persentase Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar dari tahun 2020 5,45% (2020) menjadi 31,85% (2021).
Melalui Program Mutiara Pantai Selatan, menjadikan pengetahuan
masyarakat terkait TB Paru menjadi meningkat dengan adanya dukungan penuh dari keterlibatan Pemerintah Desa, pemangku kebijakan di tingkat kecamatan Panggul serta kader jumantuk. Ide Inovasi Tuberkulosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan sebutan TBC 600 Kata penyakit menular yang disebabkan kuman TB Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh melalui pernafasan. TB merupakan penyakit infeksi menular yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV sehingga harus ditangani dengan serius. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, kasus TB di Indonesia mencapai 1.000.000 kasus dan jumlah kematian akibat TB diperkirakan 110.000 kasus setiap tahunnya. Puskesmas Bodag adalah salah satu Puskesmas dari 22 Puskesmas yang ada di kabupaten Trenggalek yang terletak di kecamatan Panggul. Puskesmas Bodag membawahi tujuh desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak 29.237 jiwa. dari total penduduk tersebut 11,76% penduduknya adalah penderita TB Paru yang di temukan dan di obati. Adanya Resiko penularan TB Paru dan dampak penularan terhadap masyarakat, mengharuskan Puskesmas Bodag selaku fasilitas Kesehatan tingkat pertama untuk bisa memberikan pelayanan terhadap orang terduga TB Paru sesuai strander. Sedangkan cakupan penemuan orang terduga Tb Paru tahun 2020 masih rendah yaitu 5.45% dari target 100 %. Karena rendahnya cakupan penemuan terduga TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Bodag maka dikembankan program inovasi Memutus Rantai TB Paru Dengan Pantau Dan Jaring Suspek TB Paru Bersama Lintas Sektor Kecamatan Panggul yang di kenal dengan Mutiara Pantai Selatan. Melalui program inovasi ini, diharapkan cakupan suspect TB Paru yang diperiksa dapat meningkat dari capaian tahun 2020 mendekati terget 100%. Dengan demikian penderita yang selama ini tidak terdeteksi, dapat segera terdeteksi untuk selanjutnya dapat segera diobati sehingga dapat menurunkan risiko kematiannya dan tentunya mengurangi risiko penularan. Sedangkan untuk pasien positif TB Paru, diharapkan rutin dan tuntas dalam pengobatannya. Ide utama program ini adalah untuk menemukan terduga TB Paru dan pengobatan secara tuntas sampai ke pelosok desa di wilayah kerja Puskesmas bodag, mengingat wilayah kerja Puskesmas Bodag 80% adalah pegunungan. Selama ini, penemuan terduga TB Paru hanya di dapatkan dari pasien yang berobat di Puskesmas Bodag. Melalui Inovasi Mutiara Pantai Selatan Puskesmas Bodag berupaya mendapatakan terduga Tb Paru melalui Forum pimpinan kecamatan panggul, Pemerintah desa wilayah kerja UPT Puskesmas Bodag dan juga pemberdayaa masyarakat dari kader Juru Pemantau Batuk di Puskesmas Bodag. Media kominikasi yang di gunakan adalah grup Whatsaap SI TIRU (Sistim Informasi TB Paru). Terduga Tb Paru mendapatkan Buku Petunjuk Harian sebagi pedoman selama menjalani pengobatan. Signifikansi Program ini berdampak signifikan terutama kepada masyarakat yang (25%) berisiko tertular TB Paru seperti Keluarga dan orang terdekat Pasien 600 Kata positif TB Paru. Pihak Pemerintah Desa serta kader Juru Pemantau Batuk membantu edukasi serta mengajak terduga TB Paru untuk melaksanakan pemeriksaan secara Bakteriologis atau dikelan dengan tes TCM (Tes Cepat Molekuler). Untuk mempermudah pemeriksaan secara Bakteriologi kami bermitra dengan salah satu Puskesmas terdekat yaitu Puskesmas Panggul yang terletak satu kecamatan dengan Puskesmas Bodag untuk mempermudah pengiriman sample dahak terduga Tb Paru. Program Mutiara Pantai Selatan mendapat dukungan berkelanjutan dengan adanya keterlibatan lintas sektor, pemangku kebijakan di tingakt kecamatan Panggul serta kader jumantuk. Penggunaan media berupa Grup Whatshaap SI TIRU akan mempermudah jalinan komunikasi dan koordinasi di masa Pandemi Covid-19 ini. Tahun 2020 Inovasi yang kami kembangkan untuk mencapat target pelayanan TB Paru ada tiga kegiatan yaitu 1). Mutiara Putih adalah Pembuatan buku petunjuk harian sebagai pedoman dan buku monitoring suspek dan pasien TB Paru, Monitoring kepada pasien positif TB Paru pada saat pengambilan obat dan Penjaringan suspek TB Paru setiap bulannya di 7 wilayah kerja Puskesmas Bodag dengan bantuan kader jumantuk dan lintas sektor serta didampingi perawat desa setempat. 2). Mutiara Emas adalah Kunjungan rumah pasien positif TB Paru untuk dipantau kondisi tempat tinggal serta lingkungan sekitar, Senam TB Paru dengan sasaran suspek dan pasien positif TB Paru, Pemantauan 10 indikator PHBS rumah tangga kepada suspek dan pasien positif TB Paru. 3). Mutiara Abu-Abu adalah Peluncuran aplikasi WA SI TIRU (sistem informasi TB Paru UPT Puskesmas Bodag) dan Sosialisasi dan praktik etika batuk kepada suspek dan pasien positif TB Paru Bagi pasien positif TB Paru dapat memanfaatkan buku pedoman yang di dalamnya terdapat lembar kartu identitas pasien TB Paru untuk monitoring terhadap pengobatan yang dilakukan. Bagi Kader Jumantuk dapat melakukan pemantauan terhadap orang-orang di sekitarnya. Apabila ditemukan orang dengan gejala yang mengarah pada TB Paru maka dapat dicatat dalam formulir pelacakan kontak untuk selanjutnya dilaporkan ke penanggung jawab desa (perawat desa). Jika sudah maka petugas dapat melakukan pengambilan dahak terhadap suspek untuk pemeriksaan. Setelah dapat disimpulkan negative/ positif, petugas dapat melakukan tindak lanjut. Bagi yang positif TB maka segera dilakukan program pengobatan dan kunjungan rumah serta senam dan edukasi batuk. Melalui pelaksanaan inovasi ini mulai dari tahap penemuan suspek sampai dengan program pengobatan TB Paru diharapkan pelayanan TB Paru UPT Puskesmas Bodag menjadi lebih baik. Monitoring dan keberhasilan Inovasi Mutiara Pantai Selatan ini menggunakan rapat mini lokakarya lintas program setiap bulan dan lintas sektor yang dilaksnakan empat kali dalam satu tahun. Program Mutiara Pantai Selatan berhasil meningkatkan Persentase Pelayanan orang terduga TB Paru mendapatkan pelayanan TB Paru sesuai standar dari tahun 2020 5,45% menjadi 31,85% pada tahun 2021
Kontribusi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah
terhadap kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan Capaian TPB yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan (5%) hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan 200 Kata sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs terdiri dari 4 pilar dengan 17 tujuan dan 169 target. Salah satu dari empat Pilar SDGs yaitu Pilar Pembangunan Sosial pada tujuan ketiga yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Di dalam Kehidupan Sehat dan Sejahtera terdapat target pada tahun 2030 untuk mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air serta penyakit menular lainnya. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kasus TB Paru didefinisikan sebagai pasien yang telah dibuktikan secara bakteriologis atau didiagnosis menderita TB Paru. Capaian kinerja pemerintah Kabupaten / Kota dalam memberikan pelayanan sesuai standart bagi orang dengan terduga TBC merupakan target yang harus dikerjakan oleh Puskesmas Bodag. Cakupan orang terduga TB / suspect TB Paru yang mendapatkan pelayanan di UPT Puskesmas Bodag tahun 2019 yaitu 22 %, dan pada tahaun 2020 mengalami penurunan yang signifikan yaitu mencapai 5,45% kemudian dengan inovasi Mutiara Pantai Selatan dapat meningkatkan pada tahun 2021 mencapai 31,85% Adaptabilitas Dalam proses pelaksanaan Inovasi Mutiara Pantai Selatan, UPT (20%) Puskesmas Bodag telah berhasil membentuk Kader Juru Pemantau 400 Kata Batuk sebagai salah satu pelaksana Inovasi Mutiara Pantai Selatan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan dan merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan Selain itu, juga disepakati satu desa percontohan pertama yaitu Desa Sawahan untuk lokasi khusus penerapan inovasi Mutiara Pantai Selatan. Pemilihan Desa Sawahan tersebut adalah karena jumlah pasien positif TB Paru disana lebih banyak daripada wilayah lain. Di desa tersebut selain terbentuk kader Juru Pemantau Batuk juga dilakukan kunjungan rumah penderita TB Paru. Kemudian juga dilakukan senam serta sosialisasi etika batuk. Inovasi ini dapat diadopsi dan diterapkan di tempat lain dengan tentunya melibatkan lintas program dan lintas sektor kecamatan dan desa. Pertama, jika diterapkan di tempat lain, dibutuhkan sosialisasi untuk pengetahuan akan inovasi ini. Kemudian juga dibutuhkan advokasi supaya meyakinkan pemangku kepentingan bahwa inovasi ini penting untuk dilaksanakan dan mampu untuk memecahkan masalah kesehatan khusunyas terkait TB Paru. Selanjutnya, dapat dilakukan bina suasana untuk memotivasi pelaksana inovasi dan terakhir dibutuhkan gerakan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan inovasi. Keberlanjutan Dalam Pelaksanaan inovasi Mutiara Pantai Selatan, UPT Puskesmas (20%) Bodag menjalin kerja sama Lintas Sektor meliputi Forum pimpinan 600 Kata kecamatan panggul, Pemerintah desa wilayah kerja UPT Puskesmas Bodag dan juga pemberdayaa masyarakat dari kader Juru Pemantau Batuk Puskesmas Bodag, Perawat Desa, Petugas Tb Paru, Petugas Laboratorium, Petugas Kesehatan Olahraga, Petugas Promotor Kesehatan, Dokter, Bidan, Perawat di Puskesmas. Perawat Desa dan Kader Juru Pemantau Batuk diperlukan untuk edukasi keluarga dan pasien terduga TB Paru untuk mau memeriksakan Kesehatannya secara laboratorium. Program ini telah berlangsung selama 2 tahun, di luncurkan di Desa Percontohan, program ini akan di adopsi oleh desa lain yang memiliki kasuh TB Paru yang sama dan akan berlanjut sampai terduga TB paru di wilayah kerja UPT Puskesmas Bodag mencapai 100% dari total sasaran. Kemitraan dengan pemerintah desa membuat masyarakat menjadi sangat koorperatif terhadap serangkaian pemeriksaan TB Paru di Puskesmas Bodag, sehingga program ini dapat meningkatkan target terduga TB Paru di tingkat desa. Kolaborasi Program TB Paru di UPT Puskesmas Bodag dilaksanakan melalui Pemangku Kerjasama Pemerintah Desa, Kader Juru Pemantau Batuk, Program Kepentingan Promkes serta Program Kesehatan Olahraga Puskesmas Bodag. Setiap (5%) Tahun kami melakukan peningkatan kapasitas petugas dengan 200 Kata mengadakan pelatihan Kader Juru Pemantau Batuk. Selain itu pertemuan mini lokaraya lintas sektor triwulana juga digunakan sebagai media evaluasi dan koordinasi keberlanjutan Inovasi Mutiara Pantai Selatan.