Anda di halaman 1dari 5

KONTRIBUSI SOSIOLOGI PADA DUNIA PENDIDIKAN ISLAM

Dinda Oktrinanda
NIM 12010327204

Manajemen Pendidikan Islam UIN SUSKA RIAU


email: dindaoktrinanda01@gmail.com

Abstrak

Pendidikan agama islam sebagai proses ikhtiyariyah yang mengandung ciri dan watak khusus yakni
penanaman, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai yang menyatakan diri dalam bentuk perilaku
lahir dan batin. Pendidikan agama islam juga melatih kepekaan seseorang, sehingga dalam sikap dan
perilaku sehari-hari didominasi oleh perasaan mendalam nilai-nilai etis dan spiritual islam. Dengan
adanya pendidikan agama maka permasalahan yang timbul di masyarakat dapat disikapi dengan lebih
bijaksana. Dalam mengatasi hal tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan sosiologi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi kepustakaan yang berhubungan dengan
implementasi pendekatan sosiologi pada pendidikan agama islam. Hasil dari penelitian ini
menjelaskan pendekatan sosiologi pada pendidikan agama islam serta mampu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Pendidikan agama islam jika diterapkan dengan
pendekatan yang berbeda juga akan menghasilkan hal yang berbeda pula.

Kata Kunci: Sosiologi, Pendidikan Islam, Modernisasi

PENDAHULUAN
Dalam konteks dan perspektif pendidikan nasional, pendidikan Islam merupakan salah satu
sub- sistem dari pendidikan nasional. Sebagai suatu sub-sistem atau bagian yang tidak terpisahkan
dari pendidikan nasional, idealnya pendidikan Islam di Indonesia dikembangkan senafas dengan dan
diletakkan dalam bingkai pendidikan nasional. Penjelasan terkait pendidikan Islam tertuang dalam
Pendidikan Nasional bagian IX sub-sistem pendidikan nasional Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem tentang Pendidikan Keagamaan pasal 30 ayat (1) "Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan". Pendidikan Islam adalah salah satu corak pendidikan keagamaan.
Selain itu, masih ada pendidikan keagamaan yang bercorak Kristen, Hindu dan lain-lain. Ringkasnya,
pendidikan Islam di Indonesia berada di tengah- tengah taman pendidikan nasional, sehingga sudah
selayaknya bila dikembangkan pemikiran pendidikan Islam bercorak keindonesiaan.
Pendidikan harus diperbaharui atau dimodernisasi sehingga dapat memenuhi harapan dan
fungsi yang dipikulkan kepadanya, karena sering dianggap sebagai objek modernisasi. Dalam kontek
ini, pendidikan di negara-negara yang tengah menjalankan program modernisasi pada umumnya
dipandang masih terbelakang dalam beberapa hal, dan karena itu sulit diharapkan bisa memenuhi dan
mendukung program modernisasi.1
Pemikiran untuk menghadirkan pendidikan Islam yang bercorak keindonesiaan adalah
gagasan besar yang perlu diturunkan dan dirumuskan menjadi kerangka aksi, sehingga
memungkinkan untuk bisa diejawantahkan dalam praksis pendidikan Islam di kancah. Semestinya
praktik pendidikan Islam di Indonesia merupakan pengejawantahan dari cita-cita para pendiri bangsa.
Akan tetapi ada jurang yang cukup curam antara cita-cita dengan realitas pendidikan di kancah. Musa
Asy'arie, mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengatakan bahwa praktik pendidikan
persekolahan di negeri ini anti realitas. Dunia pendidikan sekolah kita masih mengajarkan teori-teori
belaka, tanpa memberi kesempatan kreatif untuk bergumul dan memahami realitas secara intensif.
Pendidikan dalam proses modernisasi akan mengalami perubahan fungsional dan antar sistem.
Perubahan-perubahan tersebut pada konseptual dapat dirumuskan dengan menggunakan pendekatan
sosiologi. Input dari masyarakat ke dalam sistem pendidikan terdiri dari Ideologi normatif, mobilisasi
politik, mobilisasi ekonomi, mobilisasi sosial dan mobilitas kultural.2
Pendidikan Islam memerlukan pendekatan sosiologis dalam pengembangan pendidikan Islam.
Secara panjang lebar Langgulung menyebut empat fungsi fondasi sosiologis, yaitu: fungsi sosial
lembaga pendidikan, ciri budaya masyarakat, faktor organisasi, dan pola atau sistem pendidikan
sendiri¹². Pendapat Langgulung di atas menjadi titik tolak untuk memahami lebih mendalam
bagaimana kontribusi konsep-konsep teoritis sosiologi dapat memperkaya konsep dan praktik
pendidikan Islam yang berwawasan keindonesiaan.
Pendekatan sosiologi ialah bagian pendekatan dalam menguasai agama. Perihal ini sebab,
bidang pembelajaran agama bisa dimengerti dengan baik serta tepat apabila bersumber dari ilmu
sosiologi. Sosiologi ialah ilmu yang menekuni kehidupan bersama warga serta menyelidiki ikatan

1
A. Azra,Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999.
2
Don Adam, Education and Modernization, (Reading Mass:Addition-Wesley Publishing Co& Pittsburgh
University),1970.
antar manusia yang ada di hidupnya. Sosiologi ialah disiplin yang memanifestasi terkait kondisi warga
termasuk strukturnya, susunan beserta bermacam indikasi sosial lain yang silih berhubungan. Lewat
ilmu sosiologi inilah sesuatu fenomena sosial mampu diuraikan menggunakan aspek-aspek yang
mendesak terbentuknya ikatan, pergerakan kemasyarakatan dan kepercayaan yang melandasi
terbentuknya prosedur ini. Dengan pendekatan sosiologi pembelajaran agama Islam diterima serta
diterapkan oleh seorang dengan baik. Agama pula bisa dimengerti dengan gampang sebab agama
diberikan untuk sosial.
Untuk melangkah ke arah itu, tulisan ini akan membicarakan kontribusi konsep-konsep teoritis
sosiologi dalam mengembangkan pendidikan Islam. Hal ini diharapkan mampu memberikan
gambaran tentang kontribusi sosiologi dalam pengembangan pendidikan Islam menjadi lebih jelas
dan terang.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dengan alasan bahwa a. peneliti berhadapan
langsung dengan teks. b. menggunakan data yang siap pakai (ready made) dengan pengertian peneliti
berada disatu tempat dengan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan. c. menggunakan data yang
bersifat sumber sekunder, yaitu peneliti memperolehnya dari sumber kedua. d. data tidak dibatasi
dengan ruang dan waktu, yang artinya peneliti berhadapan dengan informasi statik yang tersimpan
dalam rekaman tertulis sebagai data mati.3
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan melibatkan prosedur data non nomerikal dengan hasil
terbuka dan análisis menggunakan metode non statistik, yang memiliki rumusan masalah deskriptif
karena penelitian menuntut eksploratif menyeluruh, luas dan mendalam.4

PEMBAHASAN
Penerapan pendekatan sosiologis dalam pendidikan Islam menekankan bahwa pendidikan
tidaklah berdiri sendiri, laksana menara gading, tetapi terintegrasi dengan struktur sosial masyarakat
setempat. Pendidikan harus membumi dan berinteraksi secara akrab dengan kehidupan sosial dimana
pendidikan Islam itu berada.
Signifikansi strategi ilmu bermasyarakat dalam pembelajaran agama Islam, bagian dari upaya
bisa menguasai peristiwa bermasyarakat terkait pada ibadah serta muamalat. Artinya strategi ilmu

3
M. Zed, Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2014), hlm 4
4
Z. Dornyei, Research Methods In Applied Linguistics: Quantitative, Qualitative and Mixed Methodologies, (Oxford
University Press, 2007)
bermasyarakat saat menguasai religi bisa dimengerti sebab menurut keyakinan religi banyak
membahas terkait permasalahan sosial.
Pentingnya pendekatan sosiologis dalam menguasai agama bisa dimengerti sebab ajaran agama
yang berkaitan dengan permasalahan sosial. Besarnya atensi agama terhadap permasalahan sosial ini,
berikutnya mendesak kalangan agama menguasai ilmu sosial selaku perlengkapan guna menguasai
keyakinannya. Jalaluddin Rahmat sudah menampilkan seberapa kuat atensi religi terkait perihal ini
merupakan Islam dalam permasalahan bermasyarakat, menggunakan 5 dalih seperti berikut:
1. Pada Al-Quran ataupun Hadis, bab mua‟amalah merupakan jumlah terbanyak kedua pada
sumber hukum Islam. Ayatullah Khomeini menyebutkan komparasi antara poin ibadah
terhadap poin yang berkaitan kelangsungan bermasyarakat yaitu 1: 100. Satu poin ibadah
berbanding seratus poin muamalah (permasalahan bermasyarakat).
2. Jika ditekankan permasalahan mu‟amalah ataupun bermasyarakat dalam permasalahan
Islam yaitu terdapatnya realitas jika perkara ibadah bertepatan saat perkara mu‟amalah
krusial, akibatnya ibadah dapat diringkas ataupun ditunda, pasti tidak dilewatkan sebaliknya
senantiasa dilakukan seperti mana wajarnya.
3. Jika amalan yang memiliki aspek sosial dibalas imbalan bertambah banyak dibanding
amalan dalam bentuk individual, sebab itu shalat berjama‟ah ialah semakin besar
timbangannya dibanding shalat secara seorang diri.
4. Islam mensyaratkan apabila perkara amalan bukan dikerjakan dengan.lengkap ataupun
gagal, hingga kifaratnya (dendanya) yakni melaksanakan suatu yang berkaitan.pada
permasalahan bermasyarakat.
5. Islam terdapat keyakinan jika perbuatan bagus pada aspek sosial menemukan balasan
bertambah.banyak dibandingkan amalan.sunnah
Melalui strategi bermasyarakat, religi dapat dimengerti secara sederhana, sebab religi muncul
guna kebutuhan bermasyarakat. Pada Al-Qur‟an ditemukan poin-poin terkait ikatan manusia terhadap
individu yang lain, oleh karena itu menimbulkan terbentuknya kejayaan masyarakat tersebut serta
alasan yang menimbulkan terbentuknya kemelaratan. Seluruhnya agar bisa dipaparkan ketika yang
mengenali sejarah bermasyarakat ketika petunjuk itu.diturunkan.
Strategi sosiologis diaplikasikan pula selaku bagian strategi guna memahami religi. Sebab
sosiologi ialah disiplin yang mengulas keberlangsungan bermasyarakat yang berisi mengupayakan
dependensi bersama. Ada pula bisa membahas disiplin sosiologi selaku sesuatu peristiwa
memanfaatkan faktor yang memajukan terbentuknya sesuatu jalinan, mobilitas sosial dan turut
membuktikan perihal dasar terbentuknya suatu mekanisme. Pembelajaran dalam Islam pula sudah
mengarahkan kalau tiap orang merupakan kerabat. Agama Islam pula bisa dimengerti serta dimaknai
lebih gampang sebab dengan religi yang dijadikan petunjuk guna kebutuhan tumbuh bermasyarakat.
Pada Al-Quran sudah dipaparkan menimpa poin yang mengandung cara menjalankan ikatan bersama
dengan nyaman.
Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT. dalam QS. Ar-Ra’ad ayat 11. Allah SWT berfirman:
…‫س ْۤ ْو ًءا فَ ََل َم َردَّ لَهٗ َۚو َما لَ ُه ْم ِم ْن د ُْون ِٖه مِ ْن َّوال‬ ‫ّٰللا ََل يُغ َِي ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحتهى يُغ َِي ُر ْوا َما ِبا َ ْنفُ ِس ِه ْۗ ْم َواِذَآ ا َ َرادَ ه‬
ُ ‫ّٰللاُ ِبقَ ْو ٍم‬ َ ‫ٍا َِّن ه‬
Artinya: …Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa
yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada
yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Perubahan sosial dan perkembangan masyarakat tidak terjadi karena kebetulan. Faktor-faktor
yang menurutnya bisa mendorong perubahan sosial adalah manusia itu sendiri, munculnya gagasan
perubahan, dan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Begitu pula dengan modernisasi pendidikan Islam
apabila dilihat dengan perspektif sosiologis.

KESIMPULAN
Pada ilmu bermasyarakat dimengerti sebagai suatu disiplin pemahaman yang mengulas susunan,
prosedur, dan pergantian bermasyarakat yang terjalin. Sasaran pembelajaran pada ilmu bermasyarakat
tampak pada kesimpulan pola interaksi sesama individu dan mekanisme yang terdapat dari ikatan di
lingkungan. Sebaliknya pembelajaran islam ialah sesuatu upaya guna menguatkan keyakinan serta
menaati pada Tuhan dengan mencermati tuntutan jika guna menghargai agama yang lain saat
kedamaian pemeluk agama di warga dan memanifestasikan persekutuan bangsa. Melalui pendekatan
sosiologi, agama hendak mudah dimengerti, sebab agama diturunkan guna kepentingan sosial. Di
dalam Al-Qur’an.ada ayat yang berkenaan dengan ikatan manusia dengan manusia lainnya, karena
yang menjadikan kemakmuran bangsa dan karena yang menjadikan manusia sengsara. Uraian itu bisa
dimengerti apabila seorang menekuni sejarah sosial pada ajaran agama yang diturunkan.

REFERENSI
A. Azra,Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999.

Don Adam, Education and Modernization, (Reading Mass:Addition-Wesley Publishing Co&


Pittsburgh University),1970.

M. Zed, Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2014), hlm 4

Z. Dornyei, Research Methods In Applied Linguistics: Quantitative, Qualitative and Mixed


Methodologies, (Oxford University Press, 2007)

Anda mungkin juga menyukai