Disusun oleh:
Wiwit S [210102076]
Rizky [200102053]
FAKULTAS KESEHATAN
2022/2023
A. Latar Belakang
Memiliki jiwa yang sehat adalah salah satu komponen dasar bagi kita
untuk menjalin interaksi dengan orang lain. Seseorang dikatakan sehat jiwa
apabila berada dalam kondisi fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari
gangguan (penyakit), tidak dalam kondisi yang tertekan, apabila seseorang tidak
mampu untuk mengendalikan stres yang dialami maka akan menimbulkan risiko
terjadinya gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan suatu
keadaan dimana seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya terhadap suatu
stimulus yang diterima. Sebagaimana dinyatakan oleh Keliat, Wiyono, & Susanti
(2015) bahwa gangguan jiwa merupakan suatu sindrom atau pola perilaku yang
secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan hendaya pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia.
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK) adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami
penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali
tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien
merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk mengatasi
masalah ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada
klien tentang realitas disekitarnya.
Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri,
orang lain, waktu, dan tempat. Manifestasi klinik pasien gangguan proses fikir waham
yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada,
tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah
tersinggung. Dapat disimpulkan bahwa Gangguan Proses fikir
waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain.
B. Pengertian TAK Orientasi Realita
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami
penurunan daya nilai realitas ( reality testing ability ). Klien tidak lagi mengenali
tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien
merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietass pada klien. Untuk
menamggulangi hendayaini, maka perlu ada aktivitas yang member stimulus secara
konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi
stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok klien dengan masalah keperawatan
yang sama (Keliat & Pawirowiyono, 2014). TAK orientasi realitas adalah upaya
untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah (Keliat & Pawirowiyono, 2014).
E. Struktur Kelompok
1. Jumlah klien : 3 orang
2. Nama klien
An.S
Ny.D
An.V
G. Pengorganisasian
1. Leader :
2. Fasilitator :
3. Observer :
H. Uraian Pengorganisasian / Pembagian Tugas
1. Peran Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Peran Fasilitator
a. Memfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam / luar kelompok
3. Peran Observer
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
d. Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
f. Membuat laporan hasil kegiatan
I. Setting Tempat
1. Klien dan leader duduk membentuk lingkaran kecil
2. Tempat bersih
3. Suasana nyaman
J. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAK adalah sebagai berikut :
a. Leader
b. Fasilitator
c. Observer
2. Pasien peserta TAK adalah sebagai berikut :
K. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
b. Apabila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
1. Panggil nama klien
2. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan kepada
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh
kembali lagi
A. Tujuan
1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat
2) Klien mampu mengenal nama-nama klien lain
B. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1) Spidol
2) Bola tenis
3) Tape recorder
4) Kaset “dangdut”
5) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
D. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan Tanya jawab
E. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat penemuan
2) Orientasi
a) Salam terapetik
Salam dari terapis kepada klien
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis,
ii. Lama kegiatan 45 menit
iii. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung. Khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan dan hobi klien lain.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengetahui nama, panggilan, asal dan hobi klien. Beri tanda (V)
jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi:
Dokumentasi pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh:
klien mengikuti TAK orientasi realita orang, klien mampu
menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain di
sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.