Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

TAK ORIENTASI REALITA

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu : Ririn Isma Sundari

Disusun oleh:

Salma Fadzila Mesayu [210102064]

Sefi Febrianti [210102067]

Sendi Eka Dirgantara [210102068]

Tri Kusuma Wurdaningsih [210102071]

Viky Dwi Pradani [210102075]

Wiwit S [210102076]

Zulfiati Syangadah [210102079]

Rizky [200102053]

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2022/2023
A. Latar Belakang
Memiliki jiwa yang sehat adalah salah satu komponen dasar bagi kita
untuk menjalin interaksi dengan orang lain. Seseorang dikatakan sehat jiwa
apabila berada dalam kondisi fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari
gangguan (penyakit), tidak dalam kondisi yang tertekan, apabila seseorang tidak
mampu untuk mengendalikan stres yang dialami maka akan menimbulkan risiko
terjadinya gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan suatu
keadaan dimana seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya terhadap suatu
stimulus yang diterima. Sebagaimana dinyatakan oleh Keliat, Wiyono, & Susanti
(2015) bahwa gangguan jiwa merupakan suatu sindrom atau pola perilaku yang
secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan hendaya pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia.
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK) adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami
penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali
tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien
merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk mengatasi
masalah ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada
klien tentang realitas disekitarnya.
Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri,
orang lain, waktu, dan tempat. Manifestasi klinik pasien gangguan proses fikir waham
yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada,
tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah
tersinggung. Dapat disimpulkan bahwa Gangguan Proses fikir
waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain.
B. Pengertian TAK Orientasi Realita
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami
penurunan daya nilai realitas ( reality testing ability ). Klien tidak lagi mengenali
tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien
merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietass pada klien. Untuk
menamggulangi hendayaini, maka perlu ada aktivitas yang member stimulus secara
konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi
stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok klien dengan masalah keperawatan
yang sama (Keliat & Pawirowiyono, 2014). TAK orientasi realitas adalah upaya
untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,
lingkungan/ tempat, dan waktu. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah (Keliat & Pawirowiyono, 2014).

C. Tujuan TAK Orientasi Realita


Tujuan umum dari TAK orientasi realita adalah klien mampu mengenali orang,
tempat dan waktu serta tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah :
1. Klien mampu mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat
2. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
3. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat

D. Waktu dan Tempat


Hari / Tanggal : Minggu, 16 Oktober 2022
Jam : 09.00 WIB- selesai
Tempat :

E. Struktur Kelompok
1. Jumlah klien : 3 orang
2. Nama klien
 An.S
 Ny.D
 An.V

F. Media dan Alat


1. Spidol
2. Bola tenis
3. Tape recorder
4. Kaset “dangdut”
5. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
6. Kalender
7. Jam dinding

G. Pengorganisasian
1. Leader :
2. Fasilitator :
3. Observer :
H. Uraian Pengorganisasian / Pembagian Tugas
1. Peran Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Peran Fasilitator
a. Memfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam / luar kelompok
3. Peran Observer
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
d. Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
f. Membuat laporan hasil kegiatan

I. Setting Tempat
1. Klien dan leader duduk membentuk lingkaran kecil
2. Tempat bersih
3. Suasana nyaman

J. Susunan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAK adalah sebagai berikut :
a. Leader
b. Fasilitator
c. Observer
2. Pasien peserta TAK adalah sebagai berikut :

No. Nama Masalah Keperawatan


1 Ny.C Tidak kenal dirinya
2 An.R Salah mengenal orang lain, tempat, dan
waktu
3 Ny.U Halusinasi
4 Ny.F Dimensia
5 An.P Kebingungan

K. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
b. Apabila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
1. Panggil nama klien
2. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan kepada
klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh
kembali lagi

L. Aktivitas dan Indikasi TAK Orientas Realitas


Aktivitas TAK orientasi realitas, di mana aktivitas yang dilakukan tiga sesi
berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai
indikasi TAK orientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak
kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat dan waktu (Keliat dan Akemat,
2005).
TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1 : pengenalan orang, sesi 2
: pengenalan tempat dan sesi 3 : pengenalan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).
Selengkapnya pelaksanaan TAK orientasi realitas adalah sebagai berikut :
Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita
Sesi 1: Pengenalan Orang

A. Tujuan
1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat
2) Klien mampu mengenal nama-nama klien lain

B. Setting
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat
1) Spidol
2) Bola tenis
3) Tape recorder
4) Kaset “dangdut”
5) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK

D. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan Tanya jawab

E. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat penemuan
2) Orientasi
a) Salam terapetik
Salam dari terapis kepada klien
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
i. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis,
ii. Lama kegiatan 45 menit
iii. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3). Tahap Kerja


a) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
b) Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, dan asal.
c) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di
papan nama yang dibagikan.
d) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan; nama lengkap, nama panggilan,asal dan hobi.
e) Terapis menjelaskan langkah berikutnya:
Tape recorder dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan
dari satu klien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang
memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap: nama panggilan,
asal dan hobi dari klien yang lain ( minimal nama panggilan).
f) Terapis memutar tape recorder dan menghentikan saat musik berhenti
klien yang sedang memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi klien yang lain.
g) Ulangi langkah f sampai semua klien mendapat giliran
h) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien bertepuk tangan.

4). Tahap terminasi


a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama
panggilan.
c) Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu
“mengenal Tempat”
2) menyepakati waktu dan tempat.

F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung. Khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan dan hobi klien lain.

G. Kemampuan Memeperkenalkan diri


Kemampuan mengenal orang lain:

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan nama klien

2 Menyebutkan nama panggilan klien

3 Menyebutkan asal klien lain

4 Menyebutkan hobi klien lain

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien
mengetahui nama, panggilan, asal dan hobi klien. Beri tanda (V)
jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi:
Dokumentasi pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh:
klien mengikuti TAK orientasi realita orang, klien mampu
menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain di
sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.

Anda mungkin juga menyukai