Anda di halaman 1dari 6

6/11/23, 11:59 AM Perang Hunain (Bagian-1) | Almanhaj

✎ almanhaj ☰
Penaklukan Kota
Mekah
Perang Hunain (Bagian-1)
PERANG HUNAIN

Setelah kota Mekah takluk di tangan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ternyata masih ada
sejumlah kabilah Arab yang belum menyerah, seperti Bani Tsaqîf, Hawazin, dan sejumlah kabilah
lainnya. Semua kabilah tadi akhirnya bersatu untuk melawan kaum Muslimin, sembari
mengerahkan anak-anak, kaum wanita, dan harta benda mereka.

Begitu mendengar gerakan mereka, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung mengutus
Abdullah bin Abi Hadrad al- Aslami untuk klarifikasi berita tersebut.[1] Setelah nyata kebenaran
berita dan maksud mereka maka Rasûlullâh bersiap-siap untuk perang.

Tak lama berselang, ada seorang penunggang kuda menghampiri Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam seraya berkata, “Aku habis melewati bukit ini dan itu, dan tiba-tiba kudapati Bani Hawazin
mengerahkan seluruh personel mereka termasuk anak-anak, kaum wanita, dan ternak mereka, lalu
berkumpul di Hunain,”[2]  Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum mendengar berita
tersebut, dan menimpali, “Itulah ghanimah kaum Muslimin besok, insya Allâh Azza wa Jalla.”[3]

Dalam peperangan ini, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat meminjam 100 buah baju
besi beserta perlengkapannya dari Shafwan bin Umayyah yang kala itu belum masuk Islam. Usai
peperangan, ternyata ada sebagian baju besi yang hilang, maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menawarkan kepada Shafwan untuk membayar gantinya, namun Shafwan menolak dan
akhirnya ia masuk Islam.[4] Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga meminjam 30 ekor unta
dan 30 buah baju besi dari Ya’la bin Umayyah.[5]

Sebelum meninggalkan Mekah, beliau mengangkat ‘Attab bin Usaid al-Umawi yang kala itu baru
berumur 20 tahun sebagai pemimpin kota Mekah.[6] Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bergerak bersama pasukan yang berjumlah 12 ribu personel. Sepuluh ribu orang di antaranya
adalah pasukan yang menyertai beliau dalam penaklukan kota Mekah, sedangkan dua ribu sisanya
berasal dari warga Mekah yang baru masuk Islam.[7]

Pada sore hari tanggal 10 Syawwal tahun 8 H, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta
pasukannya tiba di lembah Hunain. Selama di perjalanan, mereka sempat melihat sebatang pohon
bidara besar yang terkenal dengan nama Dzatu Anwâth. Kaum musyrikin konon sengaja mencari
berkah di pohon tersebut dengan menggantungkan senjata-senjata mereka pada rantingnya.
Bahkan ada yang menyembelih korban dan bersemedi di sekitarnya. Ketika sebagian dari pasukan
https://almanhaj.or.id/5501-perang-hunain-bagian1.html 1/6
6/11/23, 11:59 AM Perang Hunain (Bagian-1) | Almanhaj

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang baru masuk Islam menyaksikan pohon bidara
berikutnya, mereka berteriak-teriak, “Wahai Rasûlullâh, buatkan untuk kami Dzatu Anwâth seperti
milik mereka!” Mendengar permintaan jahili seperti itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sontak bertasbih dan berseru, “Ucapan kalian –demi Allâh Azza wa Jalla – sangat mirip dengan
ucapan Bani Israil kepada Musa, ‘Buatkan sesembahan untuk kami seperti sesembahan mereka,’ 
kalian pasti akan mengikuti ajaran orang-orang sebelum kalian.”[8]

Melihat jumlah pasukan kaum Muslimin yang banyak saat itu, ada seseorang yang berkomentar,
“Kita tidak akan kalah hari ini karena kekurangan pasukan”.[9] Memang, 12 ribu personel
merupakan jumlah yang spektakuler dan belum pernah ada dalam perang-perang sebelumnya.
Fenomena ini bahkan diabadikan oleh al-Qur`an dalam ayat berikut :

‫ ِإْذ َأْع َجَبْتُكْم َكْثَر ُتُكْم َفَلْم ُتْغِن َعْنُكْم َشْيًئا َو َض اَقْت َعَلْيُكُم اَأْلْر ُض ِبَم ا َر ُحَبْت ُثَّم َو َّلْيُتْم ُم ْد ِبِر يَن‬ ۙ ‫ َو َيْو َم ُح َنْيٍن‬ ۙ‫َلَقْد َنَصَر ُكُم ُهَّللا ِفي َمَو اِط َن َكِثيَر ٍة‬

Allâh telah menolong kalian dalam banyak kesempatan. Dan ingatlah ketika perang Hunain, saat
kalian merasa takjub dengan banyaknya jumlah kalian. Akan tetapi itu tidak berguna sedikitpun bagi
kalian, sehingga bumi terasa sempit bagi kalian dan kalian lari tunggang-langgang. [at-
Taubah/9:25].

Baca Juga  Kedatangan Utusan Thayyi’

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sadar dengan kenyataan tersebut, maka beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam segera bermunajat kepada Allâh Azza wa Jalla selepas shalat Shubuh dengan
bibir berdoa:

‫ َو ِبَك ُأَقاِتُل‬،‫ َو ِبَك ُأَص اِو ُل‬،‫الَّلُهَّم ِبَك ُأَح اِو ُل‬

Ya Allâh Azza wa Jalla , dengan (kekuatan)-Mu aku berjuang, dengan (kekuasaan)-Mu aku
melawan, dan dengan (pertolongan)-Mu aku berperang.

Sahabat Suhaib ar-Rûmi Radhiyallahu anhu yang menyaksikan “fenomena langka” tersebut
berkata, “Wahai Rasûlullâh, baru saja kami melihatmu melakukan sesuatu yang belum pernah kau
lakukan sebelumnya. Apakah gerangan yang kau baca?”

Jawab Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yang artinya, “Sesungguhnya ada seorang nabi
dari umat sebelum kalian yang merasa kagum dengan banyaknya jumlah umatnya. Nabi tadi
sempat berkata, ‘Tidak ada seorang pun yang dapat melawan mereka,’ maka Allâh mewahyukan
kepadanya, ‘Bahwasanya kebaikan umatmu terletak pada salah satu dari tiga hal, yaitu (1) ketika
Kami menguasakan mereka kepada musuh dari selain mereka, lalu musuh tersebut membantai

https://almanhaj.or.id/5501-perang-hunain-bagian1.html 2/6
6/11/23, 11:59 AM Perang Hunain (Bagian-1) | Almanhaj

mereka, (2) atau Kami jadikan mereka kelaparan, (3) atau Kami utus kematian kepada mereka.’
Setelah mendapat wahyu tersebut, sang nabi bermusyawarah dengan kaumnya, lalu kata mereka,
‘Kalau menghadapi musuh, maka kita tidak punya kekuatan. Sedangkan menghadapi kelaparan
kita pun tak cukup sabar. Jadi, biarlah kita mati saja.’ Akhirnya Allâh mengirim kematian yang
menewaskan 70 ribu orang dari mereka dalam tiga hari. Itulah sebabnya mengapa aku
mengucapkan doa tersebut hari ini,” lanjut Rasûlullâh .[10]

Diriwayatkan, pasukan musuh yang dipimpin oleh Malik bin ‘Auf jumlahnya dua kali lipat atau lebih
dari jumlah pasukan Islam. Ia juga melakukan serangkaian persiapan baik mental maupun material
guna menaikkan semangat tempur pasukannya. Salah satunya ialah dengan berpidato dan
mengatakan: “Muhammad belum pernah menghadapi pertempuran yang sesungguhnya sebelum
kali ini. Selama ini ia hanya menghadapi orang-orang yang tak berpengalaman sehingga menang
melawan mereka”.

Trik kedua, ia mengerahkan kaum wanita dan anak-anak plus harta yang dimiliki kaumnya, lalu
menempatkan itu semua di bagian belakang pasukan. Tujuannya, agar mereka mendorong para
lelaki untuk berperang mati-matian melawan musuhnya.

Trik ketiga, ia memerintahkan agar semua pedang dihunus dan sarungnya dipatahkan. Ini
merupakan kebiasaan orang Arab sebelum perang, yang menandakan bahwa mereka akan
bertahan sampai titik darah penghabisan dalam melawan musuh, sampai mereka menang atau
mati.

Trik keempat, ia melakukan perang urat syaraf terhadap kaum Muslimin untuk menjatuhkan nyali
mereka. Yaitu dengan menempatkan puluhan ribu ekor unta di bagian belakang pasukan, lalu
memerintahkan kaum wanita untuk menaikinya sehingga dari kejauhan menunjukkan fenomena
lautan manusia yang siap bertempur.[11]

Trik kelima, ia mempelajari seluk-beluk medan perang dengan sangat baik, dan lebih dahulu
mencapai lokasi sebelum kedatangan kaum muslimin. Lalu menyebar pasukan di berbagai sudut,
celah, dan jalan masuk ke lokasi, memerintahkan mereka untuk menghujani kaum Muslimin dengan
panah begitu mereka tiba di lokasi. Ia juga memerintahkan agar serangan dilakukan secara
serempak.[12]

Menjelang terbit fajar, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memompa semangat perang kaum
Muslimin dan membagi-bagikan panji-panji serta komando. Kaum Muslimin pun mulai bergerak
menuruni lembah, tapi tiba-tiba mereka dikejutkan oleh hujan panah kaum musyrikin dari kanan-kiri
lembah. Mereka kaget dengan serangan serempak pihak musuh, hingga pasukan kaum Muslimin
lari tercerai-berai meninggalkan lembah. Namun Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam

https://almanhaj.or.id/5501-perang-hunain-bagian1.html 3/6
6/11/23, 11:59 AM Perang Hunain (Bagian-1) | Almanhaj

menyisihkan dirinya bersama sejumlah kaum Muhajirin dan Anshar ke arah kanan sambil berseru,
“Wahai pasukan, kemarilah. Aku Rasûlullâh ! Aku Muhammad bin Abdillah!”

Baca Juga  Kisah Taubat Tiga Orang Sahabat yang Tidak Ikut Dalam Perang Tabûk

Menurut riwayat yang paling shahih, saat itu yang bersama Nabi n sekitar 80 orang. Di antara yang
tetap bersama beliau adalah: Abu Bakar, Umar, Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdil-Muththalib dan al-
Fadhl puteranya, Abu Sufyan ibnul-Harits dan Ja’far puteranya, Rabi’ah ibnul-Harits, Usamah bin
Zaid, dan Aiman bin ‘Ubaid.[13]

Ketika itulah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlihatkan keberaniannya dengan


segera memacu bighal-nya ke depan seraya berseru, “Aku Adalah Nabi yang tidak berdusta, akulah
putera Abdul-Muththalib!” Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh ‘Abbas bin Abdil-
Muththalib yang bersuara lantang agar memanggil para sahabat yang berbaiat di bawah pohon
(ahli Hudaibiyah). ‘Abbas pun berseru sekuat tenaga: (‫“ )أين أصحاب السمرة !؟‬Dimanakah mereka yang
berbaiat di bawah pohon Samurah?”

Mendengar seruan itu, mereka seakan tergerak seperti induk sapi yang mendengar teriakan
anaknya. Mereka sontak menjawab: “Yaa Labbaika… yaa labbaika!”

“Lawanlah orang-orang kafir itu!” seru ‘Abbas.

Demikian pula dengan kaum Anshar yang juga dipanggil agar kembali: “Yaa aa’syaral-Anshaar!”,
wahai sekalian kaum Anshar.

Lalu ‘Abbas mengkhususkan panggilan tersebut kepada Bani Harits ibnul-Khazraj dari suku Anshar.
Sedangkan Rasûlullâh tetap duduk tegap di atas bighal-nya. Sambil menyaksikan mereka
berperang, beliau berkata ( ‫)! هذا ِح ين َح ِم َي الَو ِط يُس‬, “Inilah saatnya peperangan memanas!”[14]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas memungut beberapa butir kerikil, lalu
melemparkannya ke arah orang-orang kafir sembari berkata, “Kalahlah kalian, demi Rabb-nya
Muhammad”.

Tak lama setelah beliau melemparkan kerikil-kerikil tadi, nampaklah satu persatu dari pasukan
musuh mulai kecapaian dan kalah[15]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03-04/Tahun XVII/1434H/2013M. Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-
858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961,

https://almanhaj.or.id/5501-perang-hunain-bagian1.html 4/6
6/11/23, 11:59 AM Perang Hunain (Bagian-1) | Almanhaj

Redaksi 08122589079 ]
_______
Footnote
[1] Diriwayatkan oleh Ibnu Ishâq dengan sanad hasan, sebagaimana dinukil oleh adz-Dzahabi
dalam Maghâzi-nya, hlm. 571-572.

[2] Hunain adalah nama sebuah lembah yang berjarak 26 Km di sebelah timur Mekah. Saat ini
lokasi tersebut dikenal dengan nama (‫)الَّشَر اِئع‬.

[3] HR Abu Dawud, no. 2503 dan dishahihkan oleh al-Albani.

[4] Lihat Marwiyyat Ghazwati Hunain, 2/610-611.

[5] HR Ahmad, no. 17950 dengan sanad shahih.

[6] HR ath-Thayâlisi dengan sanad hasan, sebagaimana dalam al-Ishâbah, 2/451.

[7] Diriwayatkan oleh Ibnu Ishâq dengan secara mu’allaq (terputus dari awal sanadnya),
sebagaimana dalam Sirah Ibnu Hisyam, 4/118.

[8] HR Tirmidzi dan yang lainnya dengan sanad shahih. Lihat Marwiyyat Ghazwati Hunain, 1/130-
132.

[9] Akan tetapi riwayat ini sanadnya dha’if walaupun cukup terkenal dalam sejarah. Bahkan dalam
Sirah Ibnu Hisyam ada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa yang mengucapkan kata-kata tadi
adalah Rasulullah sendiri. Ini jelas riwayat batil yang kontradiksi dengan apa yang kita kenal dari
pribadi Rasulullah yang demikian kuat tawakkalnya kepada Allah. Lihat Marwiyyat Ghazwati Hunain
1/113-114 dan 136-137.

[10] Hadits shahih riwayat ad-Darimi, dan lain-lain, dalam Sunan-nya. Lihat Marwiyat Ghazwati
Hunain, 1/137-139.

[11] Lihat as-Siirah an-Nabawiyyah, oleh Dr. Ali Shallabi, hlm. 490-491.

[12] Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad hasan. Lihat Sirah Ibnu Hisyam, 4/121.

[13] Lihat Marwiyyat Ghazwati Hunain, 1/175-180.

[14] HR Muslim, no. 1400.

https://almanhaj.or.id/5501-perang-hunain-bagian1.html 5/6
6/11/23, 11:59 AM Perang Hunain (Bagian-1) | Almanhaj

[15] Mushannaf Abdurrazzaq, no. 3801.

Home / B2. Topik Bahasan3 Sejarah... / Perang Hunain (Bagian-1)

🔍 Ayat Alquran Tentang Kewajiban Suami Menafkahi Istri, Puasa 9 Muharram Dan 10 Muharram,
Ayat Alquran Tentang Istri Selingkuh, Contoh Pidato Tentang Pergaulan Bebas Di Kalangan Pelajar,
Contoh Kebudayaan

🔗 SSD VPS
 

https://almanhaj.or.id/5501-perang-hunain-bagian1.html 6/6

Anda mungkin juga menyukai