Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

FLOUR ALBUS
Di PUSKESMAS SEKOLAQ DARAT

Disusun Oleh:

Listeri
NIM. P07224422318

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Tema : Asuhan Pada Remaja


Sub Tema : Flour Albus (Keputihan)
Sasaran : Remaja
Tempat : Puskesmas Sekolaq Darat
Hari/Tanggal :
Pelaksana : Listeri

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang flour albus, remaja
mampu menjelaskan tentang flour albus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang flour albus, remaja
dapat:
a. Menjelaskan pengertian Flour Albus
b. Menjelaskan tentang klasifikasi Flour Albus
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Flour Albus
d. Menjelaskan Cara mengatasi Flour Albus

B. Materi
Terlampir

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
3. Lembar pre test dan post test

E. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan Peserta
Penyuluhan
1. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan - Menjawab salam
salam
- Memperkenalkan - Memperhatikan/
diri mendengarkan.
- Menyampaikan - Memperhatikan/
maksud dan tujuan mendengarkan.
- Menanyakan - Menjawab
kepada pasien
mengenai Flour
Albus
2. Kegiatan 15 - Menjelaskan - Memperhatiakan/
inti menit pengertian flour mendengarkan
albus
- Menjelaskan - Memperhatiakan/
klasifikasi flour mendengarkan
albus
- Menjelaskan tanda - Memperhatiakan/
gejala flour albus mendengarkan
- Menjelaskan cara
mengatasi flous
albus - Memperhatikan/
- Memberi mendengarkan
kesempatan pada - Memperhatikan/
peserta untuk mendengarka
bertanya.
- Memberi reward - Bertanya
positif - Merespon
- Menjawab
pertanyaan - Memperhatikan/
mendengarkan
3. Penutup 5 menit - Merangkum - Merangkum materi
kembali materi bersama penyuluh
yang dijelaskan
bersama peserta
- Memberi - Bertanya
kesempatan
kembali kepada - Merespon
peserta untuk
bertanya - Memperhatikan/
- Memberikan mendengarkan
reward
- Menjawab
pertanyaan - Merespon
- Menutup dengan
mengucapkan
terimakasih - Menjawab salam
- Memberi salam

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta berada di tempat penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti
b. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi hasil
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian Flour Albus
b. Menjelaskan tentang klasifikasi Flour Albus
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Flour Albus
d. Menjelaskan Cara mengatasi Flour Albus
Lampiran
TINJAUAN PUSTAKA
DISMENORE

A. Pengertian Flour Albus


Keputihan adalah keluarnya cairan berlebihan dari liang senggama
(vagina) yang terkadang disertai rasa gatal, nyeri, rasa terbakar dibibir
kemaluan, kerap disertai bau busuk, dan menimbulakn rasa nyeri sewaktu
buang air kecil atau bersenggama. Walaupun demikian, vagina tetap memiliki
mekanisme pertahanan terhadap benda asing. Kelenjar pada vagina dan
serviks (leher rahim) menghasilkan secret yang berfungsi sebagai pelindung
alami dan lubrikasi untuk mengurangi gesekan pada dinding vagina saat
berjalan atau berhubungan seksual (Aulia, 2012).
Keputihan adalah semua pengeluaran cairan dari alat gentalia yang
bukan darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan
manifestasi gejala hampir dari semua penyakit kandungan (Manuaba, 2012).
Selain itu, keputihan merupakan keluarnya cairan yang tidak normal agak
kental dan berbau tidak sedap melalui liang vagina. Cairan ini terkadang
menyebabkan rasa gatal (Kusmiran, 2012). Keputihan terdiri dari
keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis).

B. Klasifikasi Flour Albus


1. Keputihan fisiologis
Menurut Kusmiran (2012), keputihan fisiologis disebabkan oleh :
a. Pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin
sehingga bayi baru lahir sampai berumur 10 hari mengeluarkan
keputihan.
b. Pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche.
c. Rangsangan saat koitus.
d. Adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim
saat masa ovulasi.
e. Mukus servik yang padat pada masa kehamilan, fungsinya untuk
mencegah kuman masuk ke rongga uterus.
2. Keputihan patologis
Penyebab utama keputihan patologis ialah infeksi (jamur, kuman, parasit,
dan virus). Selain penyebab utama, keputihan patologis dapat juga
disebabkan karena kurangnya perawatan remaja putri terhadap alat
genitalia seperti mencuci vagina dengan air yang tergenang di ember,
memakai pembilas secara berlebihan, menggunakan celana yang tidak
menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti
pembalut (Aulia, 2012).

C. Tanda dan Gejala Flour Albus


1. Keputihan normal (fisiologis)
Sebenarnya tidak berwarna putih dan tidak cocok disebut
keputihan, banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal, sehingga
banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada siklus
bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus bulanan itu
sendiri.
a. Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer.
b. Tidak mengeluarkan bau yang menyengat.
c. Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid
dan tanda masa subur pada wanita tertentu.
d. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga
sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh
hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
e. Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat
sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan
sendirinya.
f. Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal.
Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau
yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut
berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina
yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
g. Pada wanita hamil keputihan lebih sering timbul, karena pada saat
wanita hamil, maka kekebalan tubuhnya akan menurun.
h. Pada waktu menopause dimana keseimbangan hormonalnya
terganggu.
i. Pada orang tua dimana kekebalan tubuhnya sudah menurun dapat
pula timbul keputihan
2. Keputihan abnormal (patologis)
a. Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih
kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat
encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.
b. Cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.
c. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta
dapat mengakibatkan iritasi pada vagina.
d. Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang
berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma (Sari, 2012)

D. Cara Mengatasi Flour Albus


Menurut Rifqiyah & Izah (2017) pencegahan flour albus dapat dilakukan
dengan upaya dini yaitu dengan cara:
1. Selalu menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan alat kelamin.
Rambut vagina atau pubis yang terlampau tebal dapat menjadi tempat
sembunyi kuman.
2. Biasakan untuk membasuh vagina dengan cara yang benar, yaitu
dengan gerakan dari depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap
buang air dan mandiselalu menjaga vagina dalam keadaan kering.
3. Hindari suasana vagina yang lembab berkepanjangan karena pemakaian
celana dalam yang basah, jarang diganti dan tidak menyerap keringat.
Usahakan menggunakan celana dalam yang terbuat dari bahan katun
yang menyerap keringat. Pemakaian celana jeans terlalu ketat juga
meningkatkan kelembaban daerah vagina.
4. Jika keputihan masih dalam taraf ringan, coba gunakan sabun atau
larutan antiseptik khusus pembilas vagina, tapi jangan gunakan
berlebihan karena hanya akan mematikan flora normal vagina dan
keasaman vagina juga terganggu. Jika perlu, konsultasikan dulu ke
dokter.
5. Hindari terlalu sering memakai bedak talk disekitar vagina, tisu harum,
atau tisu toilet. Ini akan membuat vagina kerap teriritasi.
6. Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat
air yang tidak bersih. Jadi bersihkan bak mandi, ember, ciduk, water
torn, dan bibir kloset dengan antiseptik untuk menghindari
menjamurnya kuman
7. Setia kepada pasangan merupakan langkah awal untuk menghindari
keputihan yang disebabkan oleh infeksi yang menular melalui
hubungan seks.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia. 2012. Serangan Penyakit-Penyakit Khas Wanita Paling Sering


Terjadi.Yogyakarta : Buku Biru.

Bahari, H. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogyakarta : Buku Biru.

Yanti, D. (2017). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Flour Albus
Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Darul A’mal Kota Metro. Jurnal
Dunia Kesmas, 6, 62–68.
Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A., & Karani, E. (2016). Upaya Meningkatkan
Kebersihan Genitalia Remaja Putri untuk Mencegah Kejadian Flour Albus di
Sma Dalam Muhammadiyah Kalirejo. GASTER Jurnal Ilmu Kesehatan,
XIV(2), 17–25.
Yulfitria, F. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan
Effects Of Health Education In Improving Knowledge Of Pathological Flour
Albus Prevention. 3(02), 82–92.

Anda mungkin juga menyukai