Anda di halaman 1dari 10

PRE PLANNING

PENYULUHAN KESEHATAN JAMBAN YANG SEHAT

DI RT 01 RW 04 KELURAHAN KAYUBULAN KECAMATAN LIMBOTO


KABUPATEN GORONTALO

Dosen Pengampuh : Ibu Sri Susanti Papuke, S.Kep, Ns, M.Kep

Di Susun Oleh : Kelompok 5

Aldiyalsah Lumula (751440118035)

Nurul Zahra (751440118057)

Rifaldy Syaputra Arysad (751440118035)

Putri Sado (751440118058)

Soraya Lamusu (751440118035)

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

JURUSAN KEPERAWATAN

DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2020
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN JAMBAN YANG SEHAT
DI RT 01 RW 04 KELURAHAN KAYUBULAN KECAMATAN LIMBOTO
KABUPATEN GORONTALO

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat
kesehatan. Termasuk lingkungan yaitu keadaan pemukiman/perumahan, tempat kerja, sekolah
dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan
perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola makan, kebersihan perorangan, gaya
hidup, dan perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).
Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di masyarakat adalah penyediaan fasilitas
sanitasi dasar berupa jamban. Jamban berguna untuk membuang kotoran manusia sehingga
bakteri dalam kotoran manusia tidak mencemari lingkungan. Jamban keluarga adalah suatu
tempat yang digunakan untuk membuang kotoran anggota keluarga yang lazim disebut dengan
WC/ Kakus. Bagi keluarga yang belum memiliki jamban, hampir dapat dipastikan mereka akan
memanfaatkan sungai, parit, kebun, semak-semak, kolam atau tempat lainnya untuk buang air
besar (BAB) (Pebriani, 2015).
Dengan masih adanya kebiasaan masyarakat BAB disembarang tempat, maka wilayah
tersebut terancam penyakit berbasis lingkungan, seperti: diare, cholera, cacing, thypoid,
parathypoid, hepatitis A dan E, malnutrisi dan penyakit lainnya (Mukherjee, 2011). Selain itu
kebiasaan BAB disembarang tempat dapat menimbulkan pencemaran air, bau busuk dan
mengurangi estetika. Semakin besar prosentase masyarakat yang BAB di sembarang tempat,
maka ancaman penyakit berbasis lingkungan juga semakin besar. Masalah kesehatan lingkungan
muncul akibat rendahnya kesadaran masyarakat tentang sanitasi lingkungan.
Kondisi ini seperti boom waktuu yang suatu saat bisa terjadi ledakan penyakit akibat
lingkungan yang kurang bersih. Sebaliknya apabila setiap keluarga memiliki jamban sehat dan
terbiasa BAB dijamban, maka wilayahnya terbebas dari ancaman penyakit berbasis lingkungan
(Pebriani, 2015).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau 17%
penduduk dunia masih buang air besar di area terbuka, dari data tersebut diatas sebesar 81%
penduduk yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terdapat di 10 negara dan Indonesia
sebagai negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu
India (58%), Indonesia (12,9%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%),
Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%)(WHO, 2010).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat RT 01 RW 04
Kelurahan Kayubulan dapat mengetahui dan memahami tentang Jamban Sehat
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini masyarakat masyarakat RT 01
RW 04 Kelurahan Kayubulan
a. Peserta dapat memahami apa itu jamban sehat.
b. Peserta dapat memahami syarat dan cirri ciri penggunaan jamban sehat.
c. Peserta dapat memahami jenis-jenis dari jamban sehat
d. Peserta dapat memahami manfaat jaban sehat serta akibat jamban tidak sehat
e. Peserta dapat menggunakan jamban sehat dengan bersih.
C. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Penyuluhan Tentang Jamban yang Sehat
b. Sasaran : Masyarakat RT 01 RW 04 Kelurahan Kayubulan
c. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
d. Media dan Alat : Laptop,Infokus,Layar Infokus,Leaflet,Power point dan
Microfone
e. Waktu dan Tempat :
Hari/tanggal : Jumat, 9 Oktober 2020
Jam : 09.00 WITA s/d selesai
Tempat : Aula Kelurahan
f. Pengorganisasian :
1 Moderator : Soraya Lamusu
2 Leader : Aldiyalsah Lumula
3 Co Leader : Rifaldi Syahputra Arsyad
4 Observer : Nurul Zahra
5 Fasilitator : Putri Sado
6 Dokumentasi :
g. Setingan Tempat :
M L Co

F
W

O
D
Keterangan:
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
W = Warga
F = Fasilitator
O = Observer
D = Dokumentasi
h. Kegiatan Penyuluhan :
No KEGIATAN
. TAHAPAN PENYULUH SASARAN WAKTU
1. Pembukaan - Membuka Kegiatan - Menjawab salam 3 Menit
dengan mengucapkan
salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari - Memperhatikan
penyuluhan
- Menyebutkan materi - Memperhatikan
yang akan diberikan
2. Pelaksanaan - Mengkaji pengetahuan - Memperhatikan 15 Menit
klien tentang jamban dan Mendengarkan
sehat
- Menjelaskan pengertian - Memperhatikan
jamban sehat dan Mendengarkan
- Menjelaskan ciri- - Memperhatikan
ciri/syarat jamban sehat dan Mendengarkan
dan tidak sehat
- Menjelaskan jenis-jenis - Memperhatikan
jamban sehat dan Mendengarkan
- Menjelaskan manfaat - Memperhatikan
jamban sehat dan Mendengarkan
- Menjelaskan Akibat - Memperhatikan
jamban yang tidak sehat dan Mendengarkan
- Menjelaskan cara - Memperhatikan
memelihara jamban sehat dan Mendengarkan
3. Penutup - Menanyakan kepada - Menjawab 7 Menit
peserta/masyarakat pertanyaan
tentang materi yang
telah diberikan, dan
reinforcement kepada
pasien atau keluarga
yang dapat menjawab
pertanyaan
- Mengucapkan terima - Mendengarkan
kasih atas peran serta
peserta/masyarakat
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
penutup

D. Uraian tugas
a. Moderator
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa
 Menjelaskan tujuan dan topic yang disampaikan
 Mengatur jalannya diskusi
b. Leader
 Menyampaikan penyuluhan tentang jamban sehat
c. Co Leader
 Membantu leader saat presentasi
d. Fasilitator
 Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
 Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat absensi penyuluhan
e. Observer
 Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang jamban sehat
 Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
 Membuat laporan hasil penyuluhanyang telah dilaksanakan
f. Dokumentasi
 Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan

E. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
- Peserta memperhatikan materi yang diberikan
- Peserta/masyarakat antusias dalam mengikuti penyuluhan dengan memberikan
umpan balik ketika ada Tanya-jawab
- Peserta/masyarakat tidak meningkatkan tempat sebelum materi selesai
diberikan
b. Evaluasi Hasi;
- Peserta/masyarakat mampu menjawab pertanyaan yang meliputi :
 Apa pengertian dari jamban sehat?
 Ciri-ciri jamban sehat & jamban yang tidak sehat?
 Manfaat jamban sehat?
 Akibat jamban yang tidak sehat?
 Cara memelihara jamban sehat.?
MATERI

A. Pengertian Jamban Sehat


Jamban  adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja manusia.
Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya,
(Abdullah, 2010).

B. Jenis-jenis Jamban Sehat

1. Jamban cemplung

Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan


meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar
lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

2. Jamban tangki septik/leher angsa

Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap
air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang
dilengkapi dengan resapannya.

3. Kakus Bor
Jamban yang tempat penampungan kotorannya dibuat dengan mempergunakan
bor. Bor yang digunakan adalah bor tangan yang disebut boor aunger dengan diameter
antara 30-40 cm. Sudah barang tentu lubang itu harus jauh lebih dalam dibandingkan
dengan lubang yang digali seperti pada kakus cemplung atau plengsengan, karena
diameter kakus bor ini jauh lebih kecil. 
Pengeboran pada umumya dilakukan sampai mengenai air tanah. Perlengkapan lainnya
dan cara mempergunakan, dapat pula diatur seperti pada kakus cemplung dan kakus
plengsengan.
C. Ciri-ciri / Syarat Jamban Sehat

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada
tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:

1. Tidak mencemari air


a) Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak
mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar
lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
b) Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c) Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang
kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d) Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau,
sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
a) Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai,
dekat mata air, atau pinggir jalan.
b) Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
a) Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu.
Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
b) Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
c) Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
d) Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
e) Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a) Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai
digunakan
b) Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat
oleh air
c) Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
d) Lantan jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodic
5. Aman digunakan oleh pemakainya
a) Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai yang
terdapat di daerah setempat
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a) Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
b) Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena
dapat menyumbat saluran
c) Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan
cepat penuh
d) Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter
minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
a) Jamban harus berdinding dan berpintu
b) Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.

D. Manfaat Jamban Sehat


1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
4. Kotoran tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-binatang
lainnya
5. Tidak menimbulkan bau
6. Mudah digunakan dan dipelihara
7. Sederhana desainnya
8. Murah
9. Dapat diterima oleh pemakainya

E. Akibat Jamban Tidak Sehat


1. Mengotori lingkungan
2. Mencemari air
3. Menimbulkan bau tak sedap
4. Merusak pemandangan
5. Menimbulkan penyakit

F. Cara Memelihara Jamban Sehat


1. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera diperbaiki
7. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit
8. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar
bakteri pembusuk tetap berperan aktif
9. Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.
10. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain
bekas, dll.

Anda mungkin juga menyukai