Anda di halaman 1dari 29

YANG TERHORMAT DEWAN PENGUJI

KETUA PENGUJI
Dr.M. H. Edi Sukamto, S.Kp., M.Kep

ANGGOTA PENGUJI 1 ANGGOTA PENGUJI 2


Dr. Drs. H. Lamri BS, M.Kes Ns. Abd. Kadir, S.Kep., M.Kep

1
Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global
PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA


PERAWAT DENGAN TINGKAT KELELAHAN
PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD
I. A. MOEIS
Siti Nur Rahma Savitri
P07220222170

2
Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Seorang perawat tidak hanya memberikan asuhan keperawatan secara holistik pada pasien tetapi juga
berhubungan dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja, dokter, peraturan tempat kerja, dan
beban kerja yang terkadang dianggap tidak sesuai dengan kondisi fisik, emosional dan psikologis.
(Hikmawati et al., 2020). Hal-hal ini yang terjadi secara kesinambungan dapat menimbulkan kelelahan
secara fisik maupun psikologis. Tingkat kelelahan seorang perawat dapat mempengaruhi hasil
asuhan keperawatan yang dilakukan, selain itu kelelahan dapat meningkatkan terjadinya kesalahan
kerja dan kecelakaan kerja (Basalamah & Ahri, 2021).

America Nurses Association (ANA), hasil survey 2020 menunjukkan 62% perawat mengalami burnout
Penelitian Al Sabei et al. (2022) di Oman, menujukan 65,6% perawat melaporkan tingkat kelelahan
kerja yang tinggi
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) didapatkan 50,9% perawat Indonesia mengalami
kelelahan

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Bertambahnya beban kerja seseorang serta keadaan fisik yang kurang mendukung, perawat
akan merasakan kelelahan saat bekerja. Hal ini didukung oleh penelitian Handayani &
Hotmaria (2021) didapatkan jika beban kerja memiliki hubungan secara signifikan terhadap
tingkat kelelahan perawat (p-value 0,034) di RSUD Kalideres.

Penelitian Hidayat & Sureskiarti di RSUD I.A Moeis (2019) meneliti hubungan antara beban
kerja terhadap burnout kerja perawat di ruang rawat inap, mendapatkan hasil p-value 0,041
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja
terhadap kejenuhan (burnout) kerja pada perawat ruang rawat inap RSUD I.A. Moeis.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB I
PENDAHULUAN

PERUMUSAN MASALAH TUJUAN


1. Tujuan Umum
Apakah terdapat hubungan antara Mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara
beban kerja dan tingkat kelelahan beban kerja dan tingkat kelelahan pada perawat di
pada perawat di ruang rawat inap ruang rawat inap RSUD I.A moeis samarinda.
RSUD I.A Moeis Samarinda. 2. Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi karakteristik responden
• Mengidentifikasi beban kerja pada perawat
• Mengidentifikasi kelelahan kerja pada perawat
• Menganalisis hubungan antara beban kerja dengan
kelelahan kerja pada perawat diruang rawat inap
Karang Asam RSUD I.A Moeis Samarinda

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB I
PENDAHULUAN

MANFAAT
Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu tentang metodologi
dan dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan dalam
penyusunan rencana keperawatan, juga dapat memperluas
pengetahuan mengenai cara meminimalisir kelelahan kerja akibat
beban kerja yang tinggi.

Praktis
• Bagi Institusi Pendidikan
• Bagi rumah sakit
• Bagi profesi

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB I
PENDAHULUAN

KEASLIAN PENELITIAN
No Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Perbedaan
1 Putri Hubungan Beban Kerja Independen: Jenis & Desain: Ada hubungan antara Tahun penelitian: 2021
Handayani & Dengan Kelelahan Kerja -Beban Kerja Metode deskriptif kuantitatif faktor beban kerja Tempat penelitian: RSUD
Novita Pada Perawat Dependen: dengan desain studi cross dengan kelelahan Kalideres Jakarta Barat
Hotmaria -Kelelahan kerja pada sectional. kerja perawat
(2021) perawat Teknik Sampling: (Pvalue=0,034).
Total sampling.
Analisa Data:
Univariat dan bivariat dengan uji
Chi Square

2 Astuti (2019) Hubungan Beban Kerja Independen: Jenis & Desain: Menunjukkan Tahun penelitian: 2019
Dengan Tingkat Stres -Beban Kerja Metode observasional analitic terdapat hubungan Tenpat penelitian: RS
Perawat Pelaksana Di Dependen: dengan menggunakan beban kerja dengan Bhayangkara Makassar
Ruang Instalasi Rawat -Tingkat Stres Perawat pendekatan cross sectional study. tingkat stress Variable dependen:
Inap Rs Bhayangkara Pelaksana Di Ruang Teknik Sampling: perawat pelaksana di Tingkat stress perawat
Makassar Instalasi Rawat Inap RS Stratified random sampling. ruang instalasi rawat Metode penelitian: Jenis
Bhayangkara Makassar Analisa Data: inap RS Bhayangkara & desain dan teknik
Univariat dan bivariat dengan uji Makassar (p=0.000). sampling
Chi Square

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP BEBAN KERJA


Pengertian Beban Kerja Jenis Beban Kerja
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang Beban kerja fisik = beban kerja yg memerlukan
harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya
organisasi dan merupakan hasil kali antara
volume kerja dan norma waktu Beban kerja mental = perbedaan antara
tuntutan kerja mental dengan kemampuan
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan
mental yg dipunya oleh pekerja yang
atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang
bersangkutan.
perawat selama bertugas di suatu unit
pelayanan keperawatan

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP BEBAN KERJA


- Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja -
Faktor–faktor beban kerja fisik Faktor–faktor beban kerja mental
• Faktor somatik • Kesibukan (busyness)
• Tugas–tugas (task) fisik • Kompleksitas (complexity).
• Organisasi kerja. • Konsekuensi (consequences).
• Lingkungan kerja

- Perhitungan Beban Kerja-

• Cardiovascular Load (CVL)


• NASA-TLX

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP KELELAHAN KERJA


Kelelahan kerja adalah kondisi seseorang yang terkuras habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik

Maslach dalam Susianta (2021) Kelelahan (Burnout) lima dimensi utama, yaitu:
a. Kelelahan fisik → sakit kepala, mual, susah tidur, kurangnya nafsu makan, & merasakan adanya
anggota badan yang sakit
b. Kelelahan emosional → depresi, merasa terperangkap di dalam pekerjaannya, mudah marah, & cepat
tersinggung
c. Kelelahan mental → bersikap sinis terhadap orang lain, bersikap negatif, cenderung merugikan diri
sendiri, pekerjaan, maupun organisasi.
d. Rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri → tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja sendiri,
& merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
e. Depersonalisasi → menjauhnya individu dari lingkungan sosial, apatis, & tidak peduli dengan
lingkungan dan orang-orang di sekitarnya

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP KELELAHAN KERJA

Faktor yang Mempengaruhi


Kelelahan Dampak Kelelahan Kerja
a. Lama kerja Gangguan terkait kelelahan dapat menyebabkan
b. Beban kerja penurunan kinerja kerja dan mutu pemberian
c. Shift kerja asuhan keperawatan, pada gilirannya berdampak
d. Usia negatif bagi pemberi kerja dan masyarakat. jam
e. Masa kerja kerja yang panjang dan kerja shift terkait dengan
f. Lingkungan kerja kesalahan dalam pengiriman perawatan pasien
dan kecelakaan kendaraan di perjalanan.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP KELELAHAN KERJA

Pengendalian Kelelahan (Harni, 2022): Mengukur Tingkat Kelelahan


1. Promosi kesehatan di tempat kerja. • International Fatigue Research
Committee (IFRC Japan)
2. Pencegahan kelelahan kerja
• Fatigue Assessment Scale (FAS)
3. Penanganan kelelahan kerja melalui terapi kognitif dan
• Swedish Occupational Fatigue
perilaku pekerja yang terkena dampak, konseling mental dan Inventory (SOFI)
bimbingan mental, perbaikan lingkungan kerja, sikap kerja • Alat ukur perasaan kelelahan
dan alat kerja diupayakan memiliki karakteristik ergonomis, kerja (KAUPK2)
serta pemberian nutrisi kerja yang memadai.
4. Rehabilitasi kelelahan kerja, yaitu melanjutkan program dan
intervensi pengelolaan kelelahan kerja dan mempersiapkan
pekerja untuk bekerja lebih baik dan lebih bersemangat.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PROFESI PERAWAT

Pengertian Perawat
Permenkes No. 26 Tahun 2019. Perawat adalah seseorang yang telah lulus
Pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Keperawatan sendiri memiliki pengertian kegiatan pemberian asuhan kepada


individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PROFESI PERAWAT

Tugas Perawat Fungsi Perawat


Permenkes No. 26 Tahun 2019 • Fungsi independen
• Pemberi Asuhan Keperawatan • Fungsi dependen
• Penyuluh dan konselor bagi Klien; • Fungsi Interdependen
• Pengelola Pelayanan Keperawatan
• Peneliti Keperawatan
• Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang;
• Pelaksana tugas dalam keadaan
keterbatasan tertentu.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN


TINGKAT KELELAHAN

Tingginya beban kerja yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan perawat, individu yang
tidak cukup untuk memasuki profesi perawat, bertambahnya waktu lembur dan menurunnya
jumlah perawat (Somantri et al., 2020). Beban kerja yang tinggi dapat menimbulkan tanda-
tanda gejala kelelahan yaitu, menurunnya kemampuan berpikir, susah berkonsentrasi, mudah
lupa, tidak semangat bekerja, sulit tidur, lelah, lesu, pusing dan mengantuk.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor yang mempengaruhi
Jenis beban kerja Tarwaka
kelelahan (Tarwaka, 2010)
dalam Febianti (2022):
dalam (Sari, 2020):
1. Beban kerja fisik
1. Lama kerja
2. Beban kerja mental
2. Beban kerja
3. Shift kerja Penghitungan beban kerja:
4. Usia 1. Cardiovascular Load
5. Masa Kerja
(CVL)
6. Lingkungan Kerja
2. NASA-TLX

Kelelahan Penendalian Kelelahan


(Harni, 2022):
1. Promosi kesehatan

Dampak Kelelahan ((Kurnia &


2. Pencegahan kelelahan
kerja
3. Penanganan kelelahan
KERANGKA TEORI
Hasyim, 2022)
1. Penurunan kinerja kerja kerja (terapi kognitif,
2. Penurunan mutu pemberian konseling mental dan
bimbingan mental,
asuhan keperawatan
perbaikan lingkungan
3. Kesalahan dalam pengiriman
kerja, sikap kerja, alat
perawatan pasien ergonomis)
4. Kecelakaan kendaraan di 4. Rehabilitasi kelelahan
perjalanan kerja,

Penghitungan tingkat
kelelahan (Rofi’i &
Tejamaya, 2022):
1. International Fatigue
Research Committee
(IFRC Japan)
2. Fatigue Assessment Scale
(FAS)
3. Swedish Occupational
Fatigue Inventory (SOFI)
4. Alat ukur perasaan
kelelahan kerja
Poltekkes-Kaltim.ac.id (KAUPK2) Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KONSEP HIPOTESIS


Lama Kerja Ha: Ada hubungan antara beban kerja
terhadap tingkat kelelahan perawat di
Beban Kerja
ruang rawat inap RSUD I.A. Moeis
Shift Kerja
Samarinda.
Tingkat
Kelelahan Ho: Tidak ada hubungan antara beban
Usia
kerja terhadap tingkat kelelahan perawat
Masa Kerja
di ruang rawat inap RSUD I.A. Moeis
Samarinda.
Lingkungan Kerja

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Metode observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross
Desain Penelitian sectional study

Populasi Perawat di Ruang Karang Asam = 36 perawat


dan Sampel • Kriteria inklusi:
• Bersedia menjadi responden penelitian dan mengikuti prosedur
penelitian sampai selesai,
• perawat di ruang rawat inap kelas III Karang Asam, sudah bekerja mulai
nol hari / hari pertama berkerja
• Kriteria eksklusi:
• Perawat yang sedang sakit saat dilakukan pengambilan data, tidak masuk
karena berbagai alasan (pelatihan, cuti, dll).

Metode Sampling Total sampling


Waktu dan Tempat RSUD I.A Moeis di Ruang Karang Asam Juni 2023

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN

DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Alat Ukur Skala
1 Independen: Beban kerja adalah jumlah Rendah 1-9, Kuesioner Ordinal
Beban kerja pekerjaan yang harus Sedang 10-29,
diselesaikan oleh sekelompok Agak tinggi 30-49,
atau seseorang dalam waktu tinggi 50-79,
tertentu. Sangat tinggi 80-100

2 Dependen: Kelelahan kerja merupakan Rendah 30-52, Kuesioner Ordinal


Tingkat kelelahan suatu keadaan yang dialami Sedang 53-75,
tenaga kerja yang dapat Tinggi 67-78,
mengakibatkan penurunan Sangat tinggi 99-120
vitalitas dan produktivitas
kerja.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN
1. BEBAN KERJA →NASA-TLX

dikembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research Center dan Lowell E.Staveland pada tahun 1981

Metode ini dikembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang terdiri dari 6 faktor
yaitu:
MD Mental demand (kebutuhan mental) = tinggi aktivitas mental dan persepsi yang dibutuhkan (berpikir,
memutuskan, menghitung, mengingat, memperhatikan, mencari dst).
PD Physical demand (kebutuhan fisik) = banyak aktivitas fisik yang dibutuhkan.
TD Temporal demand (kebutuhan waktu) = besar tekanan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas.
OP Own Performance (performa) = kepuasan terhadap hasil pekerjaan.
EF Effort (tingkat usaha) = usaha dalam bekerja (secara fisik dan mental) untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
FR Frustration (tingkat frustasi) = tingkat aman, tidak bersemangat, perasaan terganggu atau stres bila
dibandingkan dengan perasaan aman dan santai selama bekerja.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN
1. BEBAN KERJA →NASA-TLX
dikembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames Research Center dan Lowell E.Staveland pada tahun 1981
Metode ini dikembangkan berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang terdiri dari 6 faktor
yaitu:
MD Mental demand (kebutuhan mental) = tinggi aktivitas mental dan persepsi yang dibutuhkan (berpikir,
memutuskan, menghitung, mengingat, memperhatikan, mencari dst).
PD Physical demand (kebutuhan fisik) = banyak aktivitas fisik yang dibutuhkan.
TD Temporal demand (kebutuhan waktu) = besar tekanan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas.
OP Own Performance (performa) = kepuasan terhadap hasil pekerjaan.
EF Effort (tingkat usaha) = usaha dalam bekerja (secara fisik dan mental) untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
FR Frustration (tingkat frustasi) = tingkat aman, tidak bersemangat, perasaan terganggu atau stres bila
dibandingkan dengan perasaan aman dan santai selama bekerja.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, dan Berwawasan Global
BAB III
METODE PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN
2. KELELAHAN KERJA →IFRC
Subjective Self Rating Test (SSRT) dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang tahun 1967.
Kuesioner berisi daftar 30 pertanyaan, 10 pertama sebagai alat untuk kelemahan aktivitas, 10 berikutnya sebagai
alat untuk kelemahan motivasi kerja, dan 10 pertanyaan selanjutnya sebagai alat untuk kelemahan kerja. Dasar
yang dijadikan sebagai skorsing terhadap jawaban dari kuesioner yang kemudian dikelompokkan dan
dijumlahkan menjadi total skor individu adalah menggunakan empat skala likert.

Dalam Uji Validitas yang dilakukan oleh Rofi’i & Tejamaya (2022), didapatkan 3 pertanyaan tidak valid. Sehingga
total pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 pertanyaan.

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global
BAB III
METODE PENELITIAN

UJI VALIDITAS DAN REABILASI


1. Uji Validitas
Uji validitas kuesioner NASA-TLX telah dilakukan oleh (Prastika et al., 2020) pada jurnal “Analisis
Beban Kerja Dengan Metode Nasa-Tlx di PT. Pos Indonesia Cabang Malang Raya” dengan hasil 6
factor yang diuji valid
Uji validitas kuesioner IFRC telah dilakukan oleh (Rofi’i & Tejamaya, 2022) pada jurnal “Analisis Faktor
Risiko Kelelahan Tidak Terkait Pekerjaan pada Pengemudi Dump Truck PT X Tahun 2022:
Perbandingan Tiga Kuesioner Pengukuran Kelelahan Secara Subjektif” didapatkan 3 pertanyaan tidak
valid. Sehingga total pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 pertanyaan.

2. Uji Reabilitas
Kuesioner Jumlah Pertanyaan Cronbach’s alpha Cronbach’s alpha standar Kesimpulan
NASA-TLX 6 0,694 0,6 Reliabel
IFRC 27 0,860 0,6 Reliabel

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Akhir
a. Menyunting Data (Editing)
b. Mengkode data (Coding)
• Beban perawat, 5 rendah, jika skor 1-9. 4 sedang, jika skor 10-29. 3 agak tinggi, jika skor
30-49. 2 tinggi, jika skor 50-79. 1 sangat tinggi, jika skor 80-100.
• Tingkat kelelahan perawat; 4 rendah, jika skor 30-52. 3 sedang, jika skor 23-75. 2 tinggi,
jika skor 67-78. 1 sangat tinggi, jika skor 99-120.
c. Skoring
d. Entry
e. Membersihkan

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN
ANALISA DATA PENELITIAN
1. Uji Normalitas
Uji Shapiro Wilk, p-value > 0,05 maka data terdistribusi normal.
2. Analisis Univariat
Dilakukan terhadap tiap variabel penelitian untuk melihat distribusi frekuensi
3. Analisis Bivariat
Digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen (beban kerja perawat) dengan
variabel dependen (tingkat kelelahan). Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi-
square dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05 (a-5%) dan Confidance Internal sebesar 95%,

2
( 0 − 𝑛)2
𝑥 = a. Jika nilai probabilitas <0,05 maka hipotesis Ha diterima
𝑛
atau gagal ditolak yang = adanya hubungan antara
𝑥 2 = 𝑐ℎ𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 variabel dependen dengan variabel independen.

න 0 = 𝑓𝑒𝑟𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 b. Jika nilai probabilitas >0,05 maka hipotesis Ha ditolak
yang = tidak ada hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independenya.
න 𝑛 = 𝑓𝑒𝑟𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN

ALUR PENELITIAN

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global


BAB III
METODE PENELITIAN

ETIKA PENELITIAN
1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek
3. Menghormati Keadilan dan Inklusivitas
4. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang ditimbulkan

Poltekkes-Kaltim.ac.id Unggul, Berdaya Saing, Berwawasan Global

Anda mungkin juga menyukai