("_")
Senin, 04 Mei 2015
LAPORAN OBSERVASI STUDI KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG
PENDIDIKAN AGAMA ( Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Bidang
Fungsi Pengawasan Guru Pendidikan Agama Di Sekolah Umum Kabupaten
Klaten )
LAPORAN OBSERVASI
STUDI KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA
( Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Bidang Fungsi Pengawasan Guru
Pendidikan Agama Di Sekolah Umum Kabupaten Klaten )
Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Indonesia
Dosen Pengampu: Bpk. Dr. H. Abdul Madjid, M. Ag
Oleh:
Frendi Ismail Huda (20130720086)
Titi Febriyanti (20130720080)
Anis Sofiadhani (20130720108)
Latifatul Fajriyah (20130720090)
PENDAHULUAN
1. Mengetahui beberapa hal tentang kinerja pengawas guru Pendidikan Agama Islam
sekolah umum.
2. Mengetahui prosedur pengangkatan pengawas melalui diklat-diklat dan ujian tertentu
seperti seleksi di berbagai bidang, contohnya bidang akademik dan psikotes.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam pelaksanaan pengawasan terhadap
para guru Pendidikan Agama Islam di sekolah umum.
4. Mengetahui program-program dan hasil-hasil dari terlaksananya pengawasan
terhadap guru Pendidikan Agama Islam di sekolah umum.
1. Bagaimana fungsi pengawas pendidikan agama sekolah umum Kabupaten Klaten dan
pengaruhnya terhadap fungsi dalam pengembangan pendidikan agama di Kabupaten
Klaten?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengawas PAI dalam ranah kinerjanya berada dalam lingkup sekolah umum yang
mencakup satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
mencakup Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB),
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
B. Peran Pengawas Pendidikan Agam Islam dalam Pelaksanaan Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional merupakan sebuah wadah utama dalam membangun bangsa dan
mempertahankan keberlangsungan hidup negara. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
memunculkan peraturan-peraturan hirarkis di bawahnya yang menetapkan pelaksanaan
Pendidikan Nasional, bangsa Indonesia memiliki cita-cita tinggi dalam keberhasilan tujuan
pendidikan nasional itu sendiri.
Struktur kurikulum 2013 yang pada tahun pembelajaran saat ini dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Ahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah AliyaH menempatkan Kompetensi
Inti Spiritual sebagai kompetensi inti yang pertama tertulis. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya pendidikan agama atau spiritual sebelum pengetahuan-pengetahuan yang lainnya.
maka begitu besar pula peranan para pendidik agama lebih khususnya pendidik agama Islam
pada sekolah yang seharusnya menjadi tonggak utama dalam pelaksanaan pendidikan
nasional untuk kecerdasan bangsa.
Pada kegiatan pemantauan juga terbagi dalam delapan Standar Nasioanal Pendidikan.
Sedangkan dalam kegiatan penilaian, program yang disusun adalah mengenai perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan, penilaian hasil pembelajaran, dan tugas tambahan di mana pada
masing-masing bagian penilaian tersebut terdapat materi-materi penilaian masing-masing.
c. pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan
4) Mengolah dan menganalisis data hasil belajar siswa dan kemampuan guru PAI
5) Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan dan lingkungan
Dalam kegiatan ini, susunan kegiatan yang dilakukan di antaranya adalah melakukan
kunjungan sekolah, kunjungan kelas, supervisi, pembinaan individu dan pembinaan
kelompok.
Kabupaten Klaten memiliki setidaknya kurang lebih 169 SD/SDLB, 113 SMP/SMPLB, 38
SMA/SMALB, dan 53 SMK. Sedangkan guru PAI ada di semua sekolah tersebut.
Dari kesemua sekolah tersebut, Kabupaten Klaten hanya memiliki 13 pengawas PAI untuk
melakukan tugas kepengawasan di seluruh sekolah umum. Di mana pengawas di bagi ke
dalam wilayah pengawas besar, pengawas SD dan LAPK.
Pengawas Pendidikan Agama Islam Kabupaten Klaten belum sepenuhnya terpenuhi termasuk
kurangnya perhatian terhadap inventaris transportasi pengawas dalam melaksanakan tugas
5. Realisasi Program Tahunan, Semesteran dan Bulanan Kepengawasan PAI
Saat ini, pengawas masih memiliki kendala dalam pelaksanaan pengawasan PAI termasuk
dalam kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah. Jadwal kunjungan sekolah yang telah
direncanakan selalu mengalami penundaan waktu. Hal yang timbul adalah kurang teraturnya
kegiatan-kegiatan yang secara langsung harus terjun di sekolah atau guru PAI.
Di dalam Peraturan Menteri Agama No 2 tahun 2012 BAB II tentang Tugas dan
Fungsi Pasal 4 ayat (2) Pengawas PAI pada Sekolah mempunyai fungsi melakukan:
Fungsi pengawas yang mengarah pada peranan pengawas sendiri dalam pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Klaten masih setengah-setengah. Jadwal yang harus
dilaksanakan tidak sesuai dengan program kegiatan tahunan kepengawasan pengawas
pendidikan agama Islam khususnya pada tahun 2013/2014 ini. Ketidakseimbangan
pelaksanaan program kegiatan tersebut tentunya baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi fungsi pengawasan itu sendiri.
Dari data yang telah terambil di lapangan mengenai kegiatan pengawasan yang
terlaksana di Kabupaten Klaten belum sepenuhnya tercukupi. Terlihat adanya penurunan
fungsi yang cukup berpengaruh pada pelaksanaan pengawasan itu sendiri. Bukti adanya
penurunan fungsi pengawas PAI Kabupaten Klaten adalah dilihat dari segi tidak
terkontrolnya kegiatan program pengawas ke sekolah. Hal yang timbul adalah
ketidakmaksimalan pada pelaksanaan kegiatan bulanan pengawas yang mengharuskan
adanya penerjunan secara langsung. Di antara kegiatan tersebut adalah kunjungan sekolah,
kunjungan kelas, supervisi, pembinaan individu dan pembinaan kelompok. Semua kegiatan
bulanan tersebut seharusnya dapat dilakukan secara rutin tiap bulan. Akan tetapi hal ini tidak
sesuai dengan apa yang diagendakan dengan jadwal semua kegiatan baru dilaksakan ke
semua sekolah sampai agenda pada suatu sekolah sudah terlaksana. Sedangkan apabila
kegiatan bulanan belum terlaksana pada suatu sekolah maka waktu atau jadwal bulanan untuk
sekola yang lain harus ditunda pada bulan-bulan ke depan.
Sedangkan sarana dan prasarana yan sangat minim serta inventarisasi transportasi
yang belum terpenuhi oleh pemerintah sangat disayangkan sebab seringkali pengawas harus
terbebani.
Pemetaan tugas pengawas Klaten saat ini masih sedikit simpangsiur mengenai posisi
pengawas itu pada sekolah ataukah pada madrasah. Hal ini tentunya memberikan sebuah
penghalang bagi pengawas untuk bergerak melakukan kegiatan bulanan yang telah dirancang
akibat kekhawatiran melakukan langkah yang salah dan bukan pada area masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi pengawas akan memiliki kemaksimalan dalam pelaksanaannya apabila
memperhatikan aspek-aspek sumberdaya yang ada. Yaitu pemenuhan jumlah pengawas,
sarana-prasarana termasuk pada inventaris transpotasi, serta kejelasan pemetaan tugas
pengawasan.
B. Saran
Poskan Komentar
945
Anis Sofiadhani
Lihat profil lengkapku
Daily Calendar
Arsip Blog
▼ 2015 (17)
o ► Juni (1)
o ▼ Mei (15)
JURNAL INTERNASIONAL TENTANG PENDIDIKAN (SOCIAL
AN...
JURNAL UMY
makalah tentang syirik
ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS
UN...
TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 183
“Ayat- ayat yang Menjelaskan Tentang Masyarakat”
ANALISIS SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA
TUGAS MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN Makalah:
Analis...
MAKALAH KEWIRAUSAHAANTENTANG SUKSES IBU AAH
DALAM ...
LAPORAN OBSERVASI STUDI KEBIJAKAN PEMERINTAH DI
BI...
Hukum dan Hadist Tentang Menggerakkan Jari Telunju...
landasan filosofis dan teoritis kurikulum 2013
Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Hajj (22) Ayat 41
ULUMUL QUR'AN
Iman kepada Qada' dan Qadar
o ► April (1)
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•