Anda di halaman 1dari 14

WELCOME TO MY BLOG....

("_")
Senin, 04 Mei 2015
LAPORAN OBSERVASI STUDI KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG
PENDIDIKAN AGAMA ( Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah Bidang
Fungsi Pengawasan Guru Pendidikan Agama Di Sekolah Umum Kabupaten
Klaten )

LAPORAN OBSERVASI
STUDI KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENDIDIKAN AGAMA
( Analisis Terhadap Kebijakan Pemerintah  Bidang  Fungsi Pengawasan Guru
Pendidikan Agama Di Sekolah Umum Kabupaten Klaten )
Mata Kuliah Analisis Kebijakan Pendidikan Agama Islam di Indonesia
Dosen Pengampu: Bpk. Dr. H. Abdul Madjid, M. Ag

Oleh:
Frendi Ismail Huda (20130720086)
Titi Febriyanti (20130720080)
Anis Sofiadhani (20130720108)
Latifatul Fajriyah (20130720090)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2014
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,


pendidikan diadtikan sebagai  pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan dua batasan di atas, maka pendidikan di Indonesia ini tidak hanya
memprioritaskan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, namun
juga  tetapi perkembangan individu sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap
satuan pendidikan harus memberikan layanan  yang dapat memfasilitasi perkembangan
pribadi siswa secara optimal berupa bimbingan dan konseling. Pemahaman mengenai apa dan
bagaimana  layanan bimbingan di sekolah  mutlak diperlukan oleh pengawas. Hal ini
merupakan bagian dari kompetensi supervisi manajerial yang harus dilakukannya terhadap
setiap sekolah yang berada dalam lingkup binaannya.

B.     Tujuan Penelitian

1. Mengetahui beberapa hal tentang  kinerja pengawas guru Pendidikan Agama Islam
sekolah umum.
2. Mengetahui prosedur pengangkatan pengawas melalui diklat-diklat dan ujian tertentu
seperti seleksi di  berbagai bidang, contohnya bidang akademik dan psikotes.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam pelaksanaan pengawasan terhadap
para guru Pendidikan Agama Islam di sekolah umum.
4. Mengetahui program-program dan hasil-hasil dari terlaksananya  pengawasan
terhadap guru Pendidikan Agama Islam di sekolah umum.

C.     Rumusan Masalah

1. Bagaimana fungsi pengawas pendidikan agama sekolah umum Kabupaten Klaten dan
pengaruhnya terhadap fungsi dalam pengembangan pendidikan agama di Kabupaten
Klaten?

2. Bagaimana pengaruh Kebijakan Pemerintah bidang pengawasan pendidikan agama


terhadap pemberdayaan fungsi pengawas pendidikan agama sekolah umum di
Kabupaten Klaten?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengawas Pendidikan Agama Islam

Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) menurut Peraturan Menteri Agama


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2ol2 Tentang Pengawas Madrasah Dan Pengawas
Pendidii(An Agama Islam Pada Sekolah BAB I Pasal I adalah yang selanjutnya disebut
Pengawas PAI pada sekolah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan
fungsional pengawas pendidikan agama Islam yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya
melakukan pengawasan penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.

Pengawas PAI dalam ranah kinerjanya berada dalam lingkup sekolah umum yang
mencakup satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
mencakup Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB),
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kegiatan kepengawasan terbagi dalam Kelompok Ker,ja Pengawas yang selanjutnya


disebut Pokjawas. Sedangkan Pokjawas adalah wadah kegiatan pembinaan profesi untuk
meningkatkan h.ubungan kerjasama secara koordinatif dan fungsional antar pengawas di
lingkungan Kementerian Agama.

B.     Peran Pengawas Pendidikan Agam Islam dalam Pelaksanaan Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional merupakan sebuah wadah utama dalam membangun bangsa dan
mempertahankan keberlangsungan hidup negara. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
memunculkan peraturan-peraturan hirarkis di bawahnya yang menetapkan pelaksanaan
Pendidikan Nasional, bangsa Indonesia memiliki cita-cita tinggi dalam keberhasilan tujuan
pendidikan nasional itu sendiri.

Tentunya tujuan pendidikan nasional yang mencerdaskan kehidupan bangsa tidak


dapat tercapai melainkan dengan memperkuat jaringan mutu pendidikan yang berkualitas. Di
sinilah peran pengawas yang begitu besar dalam membangun mutu pendidikan berkualitas
tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengawas PAI yang menjadi salah satu pemeran
dalam kepengawasan pendidikan nasional.

Struktur kurikulum 2013 yang pada tahun pembelajaran saat ini dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Ahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah AliyaH menempatkan Kompetensi
Inti Spiritual sebagai kompetensi inti yang pertama tertulis. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya pendidikan agama atau spiritual sebelum pengetahuan-pengetahuan yang lainnya.
maka begitu besar pula peranan para pendidik agama lebih khususnya pendidik agama Islam
pada sekolah yang seharusnya menjadi tonggak utama dalam pelaksanaan pendidikan
nasional untuk kecerdasan bangsa.    

Kesseimbangan pelaksanaan tugas pendidik agama Islam di Indonesia setidaknya


sangat terpengaruh dengan peran para pengawas Pendidikan Agama Islam itu sendiri sebagai
agen pengendali pelaksanaan pendidikan.

C.     Kegiatan Pengawas


Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang
dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program
kerja yang disusun, selanjutnya dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian,
pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaan.
Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil penilaian,
pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari masing-
masing sekolah dan dari seluruh sekolah binaan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah
terhimpun, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan tingkat keberhasilan
tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaan.
Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah menetapkan tindak
lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak lanjut pengawasan ditetapkan
berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu
periode.
D.    Keadaan Pengawas PAI Kabupaten Klaten

1.      Program Tahunan Pengawasan PAI tahun 2013/2014

a.       Evaluasi program tahunan sebelumnya (2012/2013)

Di dalam evaluasi program tahunan sebelumnya, pengawasan PAI Kabupaten Klaten


membagi pada ke-delapan Standar Nasional Pendidikan, yaitu Standar Isi, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana,
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian.

b.      Program pemantauan, penilaian dan pembimbingan

Pada kegiatan pemantauan juga terbagi dalam delapan Standar Nasioanal Pendidikan.
Sedangkan dalam kegiatan penilaian, program yang disusun adalah mengenai perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan, penilaian hasil pembelajaran, dan tugas tambahan di mana pada
masing-masing bagian penilaian tersebut terdapat materi-materi penilaian masing-masing.

c.       pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan

d.      evaluasi hasil pengawasan

e.       laporan hasil pengawasan

Program-program tersebut kemudian dirincikan dalam beberapa kegiatan tahunan dan


semesteran. Di antaranya adalah:
1)      Merumuskan program pengawas tahunan

2)      Menyusun program semester

3)      Melaksanakan penilaian pada guru PAI

4)      Mengolah dan menganalisis data hasil belajar siswa dan kemampuan guru PAI

5)      Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan dan lingkungan

6)      Menganalisa arahan/contoh kepada guru dalam melaksanakan PBM

7)      Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan pada guru PAI

8)      Memantau pelaksanaan PSB

9)      Memantau pelaksanaan UAS/UN

10)  Menyusun kisi-kisi soal dan penilaian

11)  Menyempurnakan butir-butir dan penilaian

2.      Kegiatan Bulanan Pengawas Pendidikan Agama Islam

Dalam kegiatan ini, susunan kegiatan yang dilakukan di antaranya adalah melakukan
kunjungan sekolah, kunjungan kelas, supervisi, pembinaan individu dan pembinaan
kelompok.

3.      Jumlah Pengawas PAI pada tahun 2014

Kabupaten Klaten memiliki setidaknya kurang lebih 169 SD/SDLB, 113 SMP/SMPLB, 38
SMA/SMALB, dan 53 SMK. Sedangkan guru PAI ada di semua sekolah tersebut.

Dari kesemua sekolah tersebut, Kabupaten Klaten hanya memiliki 13 pengawas PAI untuk
melakukan tugas kepengawasan di seluruh sekolah umum. Di mana pengawas di bagi ke
dalam wilayah pengawas besar, pengawas SD dan LAPK.

4.      Sarana Prasarana Pengawas PAI

Pengawas Pendidikan Agama Islam Kabupaten Klaten belum sepenuhnya terpenuhi termasuk
kurangnya perhatian terhadap inventaris transportasi pengawas dalam melaksanakan tugas
5.      Realisasi Program Tahunan, Semesteran dan Bulanan Kepengawasan PAI

Saat ini, pengawas masih memiliki kendala dalam pelaksanaan pengawasan PAI termasuk
dalam kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah. Jadwal kunjungan sekolah yang telah
direncanakan selalu mengalami penundaan waktu. Hal yang timbul adalah kurang teraturnya
kegiatan-kegiatan yang secara langsung harus terjun di sekolah atau guru PAI.

E.     Analisis Keadaan Pengawasan Kabupaten Klaten

Di dalam Peraturan Menteri Agama No 2 tahun 2012 BAB II tentang Tugas dan
Fungsi  Pasal 4 ayat (2) Pengawas PAI pada Sekolah mempunyai fungsi melakukan:

1.      Penyusunan program pengawasan PAI

2.      Pembinaan, pembimbingan, dan pengembangan profesi guru PAI

3.       Pemantauan penerapan standar nasional PAI

4.      Penilaian hasil pelaksanaan program pengawasan

5.      Pelaporan pelaksanaan tugas kepengawasan

Pengawasan Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Klaten terdapat masalah yang


sedang dihadapi akibat dari ketidakrelevanan antara Peraturan Pemerintah dengan keadaan
nyata yang ada. Dari keadaan idealitas yang menetapkan adanya fungsi pengawas seperti
tertera dalam MPA No 2 tahun 2012 di atas  berbalik dengan keadaan realitas saat ini yang
fungsi tersebut tidak berjalan dengan semestinya.

Fungsi pengawas yang mengarah pada peranan pengawas sendiri dalam pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Klaten masih setengah-setengah. Jadwal yang harus
dilaksanakan tidak sesuai dengan program kegiatan tahunan kepengawasan pengawas
pendidikan agama Islam khususnya pada tahun 2013/2014 ini. Ketidakseimbangan
pelaksanaan program kegiatan tersebut tentunya baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi fungsi pengawasan itu sendiri.
Dari data yang telah terambil di lapangan mengenai kegiatan pengawasan yang
terlaksana di Kabupaten Klaten belum sepenuhnya tercukupi. Terlihat adanya penurunan
fungsi yang cukup berpengaruh pada pelaksanaan pengawasan itu sendiri. Bukti adanya
penurunan fungsi pengawas PAI Kabupaten Klaten adalah dilihat dari segi tidak
terkontrolnya kegiatan program pengawas ke sekolah. Hal yang timbul adalah
ketidakmaksimalan pada pelaksanaan kegiatan bulanan pengawas yang mengharuskan 
adanya penerjunan secara langsung. Di antara kegiatan tersebut adalah kunjungan sekolah,
kunjungan kelas, supervisi, pembinaan individu dan pembinaan kelompok. Semua kegiatan
bulanan tersebut seharusnya dapat dilakukan secara rutin tiap bulan. Akan tetapi hal ini tidak
sesuai dengan apa yang diagendakan dengan jadwal semua kegiatan baru dilaksakan ke
semua sekolah sampai agenda pada suatu sekolah sudah terlaksana. Sedangkan apabila
kegiatan bulanan belum terlaksana pada suatu sekolah maka waktu atau jadwal bulanan untuk
sekola yang lain harus ditunda pada bulan-bulan ke depan.

Setelah adanya penganalisaan mengenai keadaan ini, telah ditemukan beberapa


permasalahan yang cukup mendasar. Yaitu banyaknya kekurangan dalam sumber daya yang
disediakan untuk melaksanakan pengawasa. Di antaranya adalah kurangnya jumlah pengawas
PAI, kurang diperhatikannya sarana-prasarana termasuk pada inventaris transpotasi, serta
kejelasan pemetaan tugas pengawasan.

Jumlah pengawas yang kurang diakibatkan karena adanya ketakutan atau


kekhawatiran para calon pengawas dalam melakukan pengawasan akan tidak
direalisasikannya sertifikasi pengawasan.

Sedangkan sarana dan prasarana yan sangat minim serta inventarisasi transportasi
yang belum terpenuhi oleh pemerintah sangat disayangkan sebab seringkali pengawas harus
terbebani.

Pemetaan tugas pengawas Klaten saat ini masih sedikit simpangsiur mengenai posisi
pengawas itu pada sekolah ataukah pada madrasah. Hal ini tentunya memberikan sebuah
penghalang bagi pengawas untuk bergerak melakukan kegiatan bulanan yang telah dirancang
akibat kekhawatiran melakukan langkah yang salah dan bukan pada area masing-masing.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Fungsi pengawas akan memiliki kemaksimalan dalam pelaksanaannya apabila
memperhatikan aspek-aspek sumberdaya yang ada. Yaitu pemenuhan jumlah pengawas,
sarana-prasarana termasuk pada inventaris transpotasi, serta kejelasan pemetaan tugas
pengawasan.

B.    Saran

            Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan keberadaan pengawas PAI mengingat


pentingnya peran pengawas PAI itu sendiri dalam bidang pembentukan moral bangsa. Dilihat
dari jumlah pengawas PAI yang kurang memadai, sebaiknya pemerintah harus berupaya
dalam menarik minat guru-guru untuk masuk dan bekerja menjadi pengawas. Dilihat dari
sarana prasarana, pengawas PAI sendiri cukup memprihatinkan, dimana  pengawas PAI tidak
mempunyai gedung sendiri. Pemerintah juga harus memperjelas status sertifikasi bagi
seorang pengawas untuk menghilangkan rasa ketidak percayaan bagi para guru yang
berminat mencalonkan diri menjadi pengawas  hanya karena ketidak jelasan tentang
sertifikasi yang turun atau tidak kepada pengawas . Seharusnya pemerintah mengatur dan
memeratakan jumlah pengawas untuk beberapa sekolah umum agar tidak terjadi ketidak
seimbangan tugas dan fungsi pengawas itu sendiri.
Diposkan oleh Anis Sofiadhani di 01.48
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Digital clock - DWR


Template Picture Window. Gambar template oleh MarsBars. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Laman

945

Digital clock - DWR


Mengenai Saya

Anis Sofiadhani
Lihat profil lengkapku

Daily Calendar

Arsip Blog
 ▼  2015 (17)
o ►  Juni (1)
o ▼  Mei (15)
 JURNAL INTERNASIONAL TENTANG PENDIDIKAN (SOCIAL
AN...
 JURNAL UMY
 makalah tentang syirik
 ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN/ AL-HADITS
UN...
 TAFSIR SURAT AL-BAQARAH AYAT 183
 “Ayat- ayat yang Menjelaskan Tentang Masyarakat”
 ANALISIS SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA
 TUGAS MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN Makalah:
Analis...
 MAKALAH KEWIRAUSAHAANTENTANG SUKSES IBU AAH
DALAM ...
 LAPORAN OBSERVASI STUDI KEBIJAKAN PEMERINTAH DI
BI...
 Hukum dan Hadist Tentang Menggerakkan Jari Telunju...
 landasan filosofis dan teoritis kurikulum 2013
 Kandungan Al-Qur’an Surat Al-Hajj (22) Ayat 41
 ULUMUL QUR'AN
 Iman kepada Qada' dan Qadar
o ►  April (1)




























































































































Anda mungkin juga menyukai