Anda di halaman 1dari 25

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga makalah ini bisa diselesaikan
dengan tepat waktu dan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa
kelas A, Program Studi Bahasa & Sastra Indonesia, yang diampu oleh Bapak
Ahmad Syukron, S.Pd., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai Kesalahan Berbahasa di Media Sosial Instagram
bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan dan meyakini masih ada kesalahan maupun kekurangan yang ada
di dalamnya. Maka dari itu penulis mengharapkan pembaca makalah ini untuk
bisa memberikan kritik serta saran agar nantinya pemahaman penulis mengenai
topik ini bisa lebih baik lagi dan karya tulis selanjutnya bisa menjadi referensi
yang lebih berkualitas. Demikian kata pengantar ini dibuat, apabila terdapat
kesalahan maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya

Jember, 8 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.2 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................1
2.1 Penelitian yang Relevan.............................................................................1
2.2 Kesalahan Berbahasa..................................................................................2
2.3 Semantik.....................................................................................................3
2.4 Media Sosial Instagram..............................................................................3
2.5 Caption.......................................................................................................4
2.6 Komentar....................................................................................................4
BAB 3. PEMBAHASAN........................................................................................5
3.1 Wujud Pleonasme pada Caption dan Komentar di Akun Instagram
@mahasiswa.id...........................................................................................5
3.2 Wujud Ambiguitas pada Caption dan Komentar di Akun Instagram
@mahasiswa.id...........................................................................................8
3.3 Wujud Kesalahan Pemilihan Kata/Diksi pada Caption dan Komentar di
Akun Instagram @mahasiswa.id.............................................................12
BAB 4. PENUTUP................................................................................................16
4.1 Kesimpulan...............................................................................................16
4.2 Saran.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Kehadiran bahasa dianggap sebagai wujud buatan yang mampu mewakili
kehendak atau pengetahuan manusia dalam berkomunikasi. Mailani, dkk
(2022: 2) mengatakan bahwa bahasa digukanan sebagai sarana untuk
menyampaikan pendapat dan argumentasi kepada pihak lain. Bahasa juga
berperan untuk menyampaikan ide atau gagasan, pesan, dan informasi.
Informasi dapat diperoleh dari berbagai cara, salah satunya melalui media
sosial. Menurut Nasrullah dalam Setiadi (2016: 1), media sosial adalah
medium di internet yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi
maupun merepresentasikan diri, berbagi, bekerja sama, dan berkomunikasi
dengan pengguna lain memWujud ikatan sosial secara virtual. Media sosial
merupakan salah satu aktivitas online yang hampir setiap hari digunakan oleh
masyarakat. Salah satu media sosial yang digemari oleh masyarakat adalah
Instagram.
Instragram atau yang dikenal dengan IG adalah media sosial berbasis
gambar yang menampilkan berbagai foto dan video secara online. Instagram
merupakan aplikasi berbagi foto maupun video yang memungkinkan
penggunanya mengambil foto, memperagakan filter digital, dan membagikan
kepada pengguna lainnya. Penamaan Instagram berasal dari kata “insta” dan
“gram”. Kata “insta” terinspirasi dari kamera polaroid, memiliki makna bahwa
Instagram dapat menampilkan foto secara instan sama seperti kamera
polaroid. Sedangkan kata “gram” terinspirasi dari telegram. Telegram dapat
mengirimkan informasi kepada orang lain dalam waktu singkat. Begitu pula
dengan instagram yang mampu mengirim foto maupun video dalam waktu
singkat dengan hanya memanfaatkan jaringan internet. Salah satu bentuk foto
maupun video yang biasanya diunggah pada aplikasi Instagram adalah poster
informasi. Pada unggahan poster informasi terdapat caption berupa penjelasan
informasi secara lebih lengkap dan kerap kali mendapat banyak komentar dari

1
pengguna lain. Sayangnya, masih ditemukan banyak kesalahan berbahasa
yang menyebabkan seluruh isi yang akan disampaikan menjadi tidak dapat
dipahami.
Kesalahan berbahasa adalah kesalahan dalam penggunaan bahasa baik
secara lisan maupun tulisan yang menyimpang dari kaidah tata bahasa
Indonesia. Berbicara kesalahan berbahasa, tidak lepas dari analisis kesalahan
berbahasa. Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang
digunakan oleh peneliti yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel,
mengidentifikasi kesalahan sampel, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasi
kesalahan, dan mengeveluasi taraf keseriusan kesalahan tersebut. Kesalahan
berbahasa dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu kesalahan berbahasa pada
tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana. Kesalahan
berbahasa yang sering muncul di aplikasi Instagram adalah kesalahan pada
bahasa tulis. Seringkali dijumpai tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah yang
dianjurkan pada postingan poster informasi di Instagram, baik pada caption
maupun kolom komentar. Salah satu kesalahan berbahasa yang sering terjadi
pada bahasa tulis adalah kesalahan pada tataran semantik.
Semantik merupakan cabang linguistik yang mengkaji makna dalam
sebuah bahasa atau kalimat. Menurut Tarigan (2009: 3) semantik menelaah
hubungan tanda dengan objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda
tersebut. Pengetahuan terhadap semantik dibutuhkan agar seseorang dapat
berbahasa dengan baik. Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik dapat
terjadi pada beberapa hal diantaranya, diksi (pemilihan kata), hiperkorek,
ambiguitas, dan pleonasme (Widjajanti & Syukron, 2017: 47). Pada penelitian
ini, kesalahan berbahasa ditemukan pada caption dan kolom komentar pada
akun Instagram @mahasiswa.id yang berupa kesalahan pemilihan kata atau
diksi, penggunaan unsur kebahasaan secara berlebihan, dan ambiguitas
sehingga membutuhkan analisis kajian semantik. Akun Instagram
@mahasiswa.id merupakan salah satu channel yang membagikan informasi
terkait dunia kemahasiswaan yang dikemas dalam bentuk foto, video, maupun
poster informasi bergambar dengan tulisan yang mendeskripsikan gambar

2
yang dimampang. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada kesalahan
berbahasa tataran semantik pada Instagram @mahasiswa.id dalam caption dan
komentar

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Wujud Pleonasnme pada Caption dan Komentar di Akun
Instagram @mahasiswa.id?
1.2.2 Bagaimana Wujud Ambiguitas pada Caption dan Komentar di Akun
Instagram @mahasiswa.id?
1.2.3 Bagaimana Wujud Kesalahan Pemilihan Kata/Diksi pada Caption dan
Komentar di Akun Instagram @mahasiswa.id?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Wujud Pleonasnme pada Caption dan Komentar di
Akun Instagram @mahasiswa.id
1.3.2 Untuk mengetahui Wujud Ambiguitas pada Caption dan Komentar di
Akun Instagram @mahasiswa.id
1.3.3 Untuk mengetahui Wujud Kesalahan Pemilihan Kata/Diksi pada
Caption dan Komentar di Akun Instagram @mahasiswa.id

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan


Sebagai rujukan dari hasil penelitian yang terkait dengan tema yang
diteliti, peneliti mencoba mencari penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini. Dari hasil pencarian, ditemukan beberapa penelitian tedahulu
dengan judul sebegai berikut.
2.1.1 Penelitian berjudul “Kesalahan Berbahasa Tataran Semnatik Dalam
Unggahan Instagram @kominfodiy” yang ditulis oleh Isna Zumrotus
Solikhah, Nadia Mawar Janah, dan Miftahul Sidik pada tahun 2020,
Universitas Ahamd Dahlan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud
kesalahan berbahasa Indonesia yang meliputi kesalahan semantik
dalam unggahan Instagram akun resmi @kominfodiy, dan
mendeskripsikan keterkaitan Wujud kesalahan berbahasa Indonesia
tersebut dengan perkuliahan analisis kesalahan berbahasa Indonesia
serta mengetahui analisa suatu pemakaian bahasa tulisan dalam
penggunaan semantik. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat
kaitan antara kesalahan berbahasa Indonesia dalam unggahan akun
Instagram @kominfodiy dengan perkuliahan analisis kesalahan
berbahasa Indonesia yang dijadikan alternatif bahan ajar perkuliahan
analisis kesalahan berbahasa Indonesia.
2.1.2 Penelitian berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Semantik
pada Unggahan Poster Informasi Instagram @infoodunia”, dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini ditulis oleh
Kholifah Indra Rodiyana, Mulasih, dan Yukhsan Wakhyudi pada tahun
2021, Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP, Universitas Peradaban.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan berbahasa
tataran semantik yang terdapat pada unggahan poster informasi
Instagram @infoodunia. Hasil penelitian menemukan 3 Wujud

1
kesalahan berbahasa, yaitu 1) kesalahan penempatan kata ada 5 data,
2) kesalahan kurang kata ada 4 data, dan3) kesalahan kata ada 1 data.
2.1.3 Penelitian berjudul “Analisis kesalahan berbahasa tataran semantik
pada berita daring laman sindonews.com” yang ditulis oleh Ananta
Bayu Aji, Elfina Istikhomah, M. Zidane Yusi Al Majid, dan Chafit
Ulya pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk
mendeskripsikan kesalahan dalam tataran semantik dengan objek
kajian berupa berita daring pada laman sindonews.com. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa tataran semantik
pada berita daring laman sindonews.com meliputi kesalahan 1) gejala
hiperkorek, 2) gejala pleonasme, 3) pilihan kata atau diksi, dan 4)
ambiguitas.

2.2 Kesalahan Berbahasa


Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa secara lisan maupun tulis
yang menyimpang dari kaidah tata kebahasaan. Dalam menggunakan bahasa,
seseorang dapat melakukan kesalahan. Faktot yang penyebabnya munculnya
kesalahan berbahasa yaitu tidak menggunakan tata bahasa yang benar dan
sesuai, pengaruh penggunaan istilah asing, bahkan penggunaan istilah asing
yang diterjemahkan sesuka hati. Berdasarkan komponen bahasa, kesalahan
berbahasa dibedakan menjadi 4 wilayah, yaitu tataran fonologi, morfologi,
semantik, dan wacana.
Penelitian ini berfokus pada kesalahan berbahasa dalam tataran semantik.
Beberapa kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain pleonasme,
kesalahan pemilihan kata/disi, ambiguitas, dan hiperkorek. Pleonasme adalah
majas yang bermakna sama untuk menegaskan sesuatu sehingga
penggunaannya bersifat berlebihan. Kesalahan pemilihan kata atau diksi
merupakan ketidaktepatan, ketidaksesuaian memilih kata dalam kalimat
sehingga menyebabkan tidak efisien dan tidak efektif. Ambiguitas adalah
satuan gramatikal dalam Wujud kalimat atau frasa yang bermakna ganda

2
sehingga dapat menyebabkan ambigu. Hiperkorek merupakan kesalahan
karena membetulkan kata yang sudah benar sehingga menjadi salah.

2.3 Semantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Sema” yang berarti tanda atau
lambang. Semantik merupaka ilmu yang mempelajari makna yang terkandung
dalam sebuah bahasa. Menurut Sudaryat (2009: 3), semantik merupakan
bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau
lambang-lambang dengan hal-hal yang ditandainya dan disebut makna atau
arti. Dalam pengetahuan semantik dapat diketahui wujud makna, jenis makna,
komponen makna, perubahan makna, pemWujudan makna dan sebagainya.
Sehingga pengetahuan semantik dapat memudahkan seseorang dalam memilih
dan menggunakan kata yang tepat. Menurut Palmer (Djajasudarma, 2009: 7),
makna merupakan sesuatu yang menyangkut inrabahasa. Makna mempunyai 3
tingkat keberadaan, yaitu makna menjadi isi dari suatu Wujud kebahasaan,
makna menjadi isi dari suatu kebahasaan, dan makna menjadi isi dari
komunikasi yang mampu menghasilkan informasi tertentu.

2.4 Media Sosial Instagram


Media sosial merupakan suatu platform digital yang di dalamnya terdapat
fasilitas untuk melakukan aktifitas sosial. Media sosial adalah pengembangan
dari internet. Fungsi media sosial antara lain (1) sarana membangun
komunikasi tanpa batas waktu dan tempat, (2) untuk melakukan branding.
Branding merupakan cara seseorang membangun citra di mata orang lain. (3)
sebagai wadah melakukan bisnis, (4) untuk melakukan marketing atau
pemasaran. Manfaat media sosial antara lain sebagai sarana belajar, sarana
dokumentasi, dan sarana administrasi. Salah satu media sosial yang saat ini
digemari masyarakat adalah Instagram.
Instagram adalah media sosial yang memberikan layanan berbagi gambar
maupun video secara online. Beberapa fitur yang terdapat di dalam Instagram
antara lain, fitur pengikut. Fitur tersebut dapat memberikan akses untuk
berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung dengan media sosial.

3
Kedua, fitur unggah foto yang digunakan untuk berbagi foto. Ketiga, fitur
kamera. Fitur kamera di Instagram menyediakan banyak filter unik dan lucu
yang dapat disesuaikan dengan kegemaran pengguna. Keempat, fitur
Instagram story yang memuat foto, video maupun teks dengan durasi
penyimpanan 24 jam. Kelima, fitur Instagram reels yang dapat menampilkan
video dengan durasi tertentu. Video yang diunggah pada Instagram reels dapat
diedit dengan menambahkan efek, audio, dan berbagai filter. Instagram
berfungsi sebagai tempat berinteraksi antar pengguna, sebagai media hiburan,
tempat mencari informasi, branding, dan sebagainya.

2.5 Caption
Caption dalam bahasa Indonesia adalah judul halaman. Caption
merupakan deskripsi singkat yang umumnya dipakai dalam media sosial.
Caption berfungsi untuk memberi informasi dasar dari suatu objek. Dalam
media sosial, caption berisi mengenai tulisan formal maupun non formal yang
mewakili sebuah unggahan, baik gambar maupun video. Caption sebaiknya
ditulis secara singkat, padat, dan jelas agar memudahkan pembaca dalam
memahami deskripsi atau informasi yang disampaikan.

2.6 Komentar
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, komentar adalah ulasan atau
tanggapan atas berita, pidato, dan sebagainya. Komentar terbagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya komentar asal, komentar kritis, komentar
penengah, komentar provokator, dan komentar arogan. Komentar asal adalah
komentar yang disampaikan tanpa meresapi sebuah berita terlebih dahulu.
Komentar seperti ini biasanya bersifat lucu, namun tidak jarang pula dapat
membuat orang lain merasa kecewa. Komentar kritis adalah ulasan atau
pendapat yang disampaikan setelah seseorang membaca dan mendalami berita.
Komentar penengah merupakan ulasan yang menjadi pemisah diantara ulasan
pro dan kontra. Ulasan atau tanggapan dari orang lain tidak selalu mendukung,
ada pula yang bertolak belakang sehingga akan muncul pula komentar
penengah yang mampu menengahi hal tersebut. Komentar provokator adalah

4
ulasan yang bersifat menghasut. Komentar arogan adalah ulasan yang
disampaikan seakan-akan bahwa hanya ulasan tersebut yang benar.

5
BAB 3. PEMBAHASAN

Kesalahan berbahasa Indonesia kerap kali ditemukan pada caption dan


komentar di Instagram. Seiring berjalannya waktu, banyak pula variasi bahasa
yang digunakan masyarakat untuk mengungkapkan sesuatu maupun informasi.
Hal tersebut sering ditemukan pada komentar dan caption di media sosial, salah
satunya Instagram. Banyaknya variasi berbahasa tersebut membuat seseorang
lalai. Selain itu, pengguna Instagram atau yang disebut wagranet sering kali
mengabaikan kaidah bahasa dalam bertutur, sehingga menimbulkan kesalahan
berbahasa. Salahnya satunya adalah kesalahan berbahasa pada tataran semantik.
Berikut beberapa wujud kesalahan berbahasa tataran semantik berupa pleonasme,
ambiguitas, dan kesalahan pemilihan kata/diksi pada komentar dan caption di
Instagram @mahasiswa.id.

3.1 Wujud Pleonasme pada Caption dan Komentar di Akun Instagram


@mahasiswa.id
Pleonasme adalah penggunaan unsur bahasa secara berlebiha (Widjajanti
& Syukron, 2017: 47). Berikut beberapa wujud pleonasme yang terdapat pada
caption dan komentar di akun Instagram @mahasiswa.id:

No Transkripsi Data Identitas Sumber Data


Data
1 Judul: Caption “Eits ada banyak
unggahan banget promonya
Instagram mulai dari acara
@mahasiswa.id Ekspectanica
tentang promo 5.5 Healing de
spesial dari bozz Java….”
event.
Diunggah pada: 4
Mei 2023

6
Sumber data:
Instagram
2 Judul: Komentar “Semoga musibah
pada salah satu ini cepat berlalu
unggahan dan warga mesir
Instagram tetap selalu sehat
@mahasiswa.id dan semangat”
tentang bencana
gempa
Diunggah pada:
Februari 2023
Sumber data:
Instagram
3 Judul: Komentar “... masih banyak
pada salah satu foto-foto alay
unggahan membuka
Instagram aurat? ...”
@mahasiswa.id
Diunggah pada:
Januari 2023
Sumber data:
Instagram
4 Judul: Komentar “Semangat kita
pada salah satu semua”
unggahan
Instagram
@mahasiswa.id
tentang gaya hidup
mahasiswa
Diunggah pada: Juni
2022

7
Sumber data:
Instagram

Pada data 1, kata bercetak tebal merupakan bentuk pleonasme. Menurut


Kiftiawati Sulistyo dan Endry Sulistyo dalam Buku Pintar Peribahasa
Indonesia (2007), pleonasme adalah majas yang menggunakan sepatah kata, di
mana kata tersebut sebenarnya tidak perlu disampaikan. Kata “banyak”
merupakan bentuk jamak, sehingga tidak perlu diikuti dengan kata “banget”
untuk menjelaskan sesuatu lebih dari satu (jamak). Maka penulisan yang benar
adalah “Eits ada banyak promonya mulai dari acara Ekspectanica Healing de
Java, Soul Intimate dan …”

Data 2 merupakan wujud pleonasme karena pada kalimat tersebut terdapat


penggunaan 2 kata yang terkesan berlebihan yakni kata “tetap” dan “selalu”.
Penggunaan dua kata berbeda dalam satu kalimat yang memiliki makna
hampir sama merupakan bentuk pleonasme. Sebaiknya memilih satu dari dua
kata tersebut. Kata yang dipilih harus sesuai dengan konteks kalimat. Menurut
KBBI kata “tetap” artinya selalu berada, sedangkan kata “selalu” artinya
senantiasa, selamanya. Kedua kata tersebut memiliki makna yang hampir
sama, namun dilihat dari konteks kalimat lebih cocok menggunakan kata
“tetap”. Sehingga penulisan yang tepat adalah “Semoga musibah ini cepat
berlalu dan warga Mesir tetap sehat serta semangat.”

Data 3 termasuk kesalahan pleonasme karena terdapat bentuk jamak yang


dinyatakan dua kali. Pengulangan bentuk jamak dalam kalimat menyebabkan
kalimat menjadi tidak efektif. Kata “banyak” mengandung makna jamak,
begitu pun dengan kata “foto-foto”. Sebaiknya kata benda yang mengikuti
tidak perlu dijamakkan dengan perulangan agar makna yang disampaikan
tidak berlebihan. Maka penulisan yang tepat adalah “… masih banyak foto
alay membuka aurat …”

8
Pada data 4, terdapat pengulangan bentuk jamak dalam kalimat yang
menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif. dua bentuk jamak tersebut yaitu
kata “kita” dan “semua”. Dalam KBBI, kata “kita” merupakan bentuk
pronomina persona jamak. Sedangkan kata “semua” merupakan bentuk
pengulangan nomina, yang mana jika kata “semua” dicantumkan setelah kata
“kita” akan menyebabkan berlebihan atau pleonasme. Dengan demikian,
penulisan yang tepat adalah “Semangat semua”.

3.2 Wujud Ambiguitas pada Caption dan Komentar di Akun Instagram


@mahasiswa.id
Ambiguitas adalah penggunaan unsur kebahasaan yang bermakna ganda
sehingga menimbulkan makna yang ambigu. Berikut beberapa wujud
ambiguitas yang terdapat pada caption dan komentar di akun Instagram
@mahasiswa.id:

No Transkripsi Data Identitas Data


Sumber Data
5 Judul: Komentar “Posisi rumah
pada salah satu duka sudah
unggahan banyak yang
Instagram berdatangan
@mahasiswa.id untuk memberikan
tentang peristiwa doa.”
meninggal dunia
Diunggah pada:
Februari 2023
Sumber data:
Instagram

9
6 Judul: Komentar “... kembali
pada salah satu Honda dan
unggahan rejekinya Honda
Instagram kembali mulus
@mahasiswa.id seperti baru lagi.
tentang pencurian Sedangkan saya
sepeda motor sudah 5 bulan
Diunggah pada: tidak
Januari 2023 mendapatkan
Sumber data: hondanya hilang
Instagram titik terangnya
aja belum ada
info dari
kepolisian ...”

7 Judul: Komentar “Kalo di gua jadi


pada salah satu guru sih yah beli
unggahan alat komponen aja
Instagram terus bocah yang
@mahasiswa.id suruh ngerakit
Diunggah pada: sendiri itung itung
Januari 2023 ada kreativitas”
Sumber data:
Instagram
8 Judul: Komentar “Temenku kuliah
pada salah satu dulu banyak
unggahan yang gitu seneng
Instagram buang2 duit orang
@mahasiswa.id tuanya, tapi
tentang gaya setelah
hidup mahasiswa berkeluarga ...”

10
Diunggah pada:
Oktober 2022
Sumber data:
Instagram
9 Judul: Komentar “Itu kalau
pada salah satu ceritanya kenapa”
unggahan
Instagram
@mahasiswa.id
Diunggah pada:
Agustus 2022
Sumber data:
Instagram
10 Judul: Komentar "Teman saya ibu
pada salah satu guru, ayah
unggahan penjaga toko.
Instagram Dan ibunya sudah
@mahasiswa.id PNS. Miris liat
tentang penerima teman ga dapat
KIP-K KIP tapi yang ini
Diunggah pada: dapat"
Agustus 2022
Sumber data:
Instagram

Pada data 5, merupakan kesalahan ambiguitas. Struktur kalimat yang


kurang tepat dapat menyebabkan kegandaan makna, sehingga terjadi ambigu.
Kata bercetak tebal bermakna ganda. Pertama, menimbulkan makna bahwa
jumlah rumah duka sudah banyak di posisinya masing-masing. Kedua,
menimbulkan makna bahwa rumah duka banyak yang datang untuk memberi
doa. Kedua hal tersebut sangat tidak masuk akal sehingga menimbulkan
makna ambigu. Berdasarkan konteksnya, penutur bermaksud memberi

11
informasi bahwa di rumah duka sudah berdatangan banyak orang. Maka,
kalimat yang tepat adalah “Banyak orang datang ke rumah duka untuk
memberikan doa.”

Data 6 termasuk kesalahan ambiguitas yang menimbulkan makna ambigu.


Kalimat cetak tebal tidak pertama jelas maknanya. Pada kalimat selanjutnya
yakni “Saya sudah 5 bulan tidak mendapatkan hondanya hilang titik terangnya
aja belum ada info dari kepolisian” tidak jelas merujuk ke mana dan
menimbulkan makna ganda. Pertama, si saya belum mendapatkan motornya.
Kedua, motor hondanya hilang titik terang. Maka kalimat yang tepat adalah
“… kembali dalam bentuk motor honda. Selain itu motor honda kembali
dalam keadaan mulus seperti baru. Sedangkan saya sudah 5 bulan kehilangan
motor honda hingga saat ini belum ada informasi dari kepolisian …”

Kata bercetak tebal pada data 7 menimbulkan penafsiran ganda, yaitu jika
ada sesuatu di gua (saya) maka sesuatu itu akan menjadi guru. Makna lainnya
yaitu gua (saya) menjadi guru. Salah satu penyebab ambiguitas adalah
penggunaan kata yang tidak perlu. Agar kalimat tersebut tidak menjadi
ambigu, maka kata “di” sebaiknya dihilangkan sehingga maknanya menjadi
jelas dan mudah dipahami. Maka, penulisan yang tepat adalah “Kalau gua jadi
guru sih, beli alat komponen saja lalu beri arahan bocah untuk ngerakit sendiri
agar mereka mempunyai kreativitas”.

Data 8 termasuk kesalahan ambiguitas yang menimbulkan makna ambigu.


Struktur kalimat yang kurang tepat dapat menyebabkan kegandaan makna,
sehingga terjadi ambiguitas. Kata yang bercetak tebal tidak jelas merujuk ke
mana sehingga menimbulkan penafsiran ganda yaitu "temanku kuliah lebih
dulu" dan "dulu, teman kuliahku banyak". Makna yang sesuai dengan konteks
kalimat adalah "dulu, teman kuliahku banyak". Selain itu, banyak kata yang
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan KBBI, seperti kata
"temenku" dan "buang²". Penggunaan kata “seneng” tidak sesuai konteks.
Maka, kalimat yang tepat adalah “Dulu, teman kuliahku banyak yang seperti
itu, suka buang-buang duit orang tuanya, tapi setelah berkeluarga & kerja ..."

12
Ambiguitas dalam kalimat bisa terjadi karena faktor pemilihan kata yang
salah. Data 9 termasuk kesalahan ambiguitas karena terdapat kata "Itu kalau".
Selain itu, berdasarkan konteksnya, pengguna tersebut bermaksud
menanyakan seperti apa kronologi kejadian sehingga penggunaan kata tanya
"kenapa” merupakan tidak tepat. Seharusnya menggunakan kata tanya
"bagaimana". Dengan demikian, penulisan kalimat yang tepat adalah
“Bagaimana ceritanya?”

Kata bercetak tebal pada data 10 menimbulkan makna ambigu. Pertama,


menimbulkan makna teman saya adalah seorang ibu guru, ayah saya adalah
seorang penjaga toko. Makna kedua, ibu teman saya adalah seorang guru dan
ayahnya adalah seorang penjaga toko. Berdasarkan konteksnya, kalimat
tersebut merujuk pada makna kedua. Sehingga penulisan yang tepat adalah
“Ibu dari teman saya adalah seorang guru, sedangkan ayahnya adalah seorang
penjaga toko. Ibunya sudah menjadi PNS.”

3.3 Wujud Kesalahan Pemilihan Kata/Diksi pada Caption dan Komentar di


Akun Instagram @mahasiswa.id
Kesalahan pemilihan kata/diksi adalah ketidaktepatan dalam memilih kata
sehingga menyebabkan kalimat tidak efisien dan efektif. Berikut beberapa
wujud kesalahan pemilihan kata/diksi yang terdapat pada caption dan
komentar di akun Instagram @mahasiswa.id:

No Transkripsi Data Identitas Data


Sumber Data
11 Judul: Caption “Achiruddin
pada Instagram Hasibuan diduga
@mahasiswa.id membiarkan aksi
tentang berita penganiayaan itu.
penganiayaan Achiruddin juga
Diunggah pada: sudah dilakukan
26 April 2023 siding etik dan
terbukti

13
Sumber data: melakukan
Instagram pelanggaran kode
etik”
12 Judul: Komentar “… dia meninggal
salah satu dalam keadaan
unggahan hati bersih ingin
Instagram menolong
@mahasiswa.id temannya yang
Diunggal pada: mau masuk
Februari 2023 jurang, tapi Allah
Sumber data: lebih …”
Instagram
13 Judul: Caption “Pemuda pemudi
salah satu jompo pas kuliah
unggahan di lantai 3 tanpa
Instagram lift”
@mahasiswa.id
Diunggah pada:
Oktober 2023
Sumber data:
Instagram
14 Judul: Komentar “Sebenarnya
pada salah satu gapapa ada KKN
unggahan jadi wadah buat
Instagram mahasiswa
@mahasiswa.id berinteraksi
tentang kasus dengan
KKN masyarakat untuk
Diunggah pada: pengalaman kerja
Februari 2023 mereka juga ...”

14
Sumber data:
Instagram
15 Judul: Caption “Tips nutup
pada salah satu presentasi dari
unggahan bang pedebicara.”
Instagram
@mahasiswa.id
Diunggah pada:
21 Desember
2022
Sumber data:
Instagram

Penggunaan kata bercetak tebal pada data 11 merupakan tidak tepat.


Ketidaksesuaian atau ketidakcocokan kata dalam kalimat menyebabkan kalimat
tidak efisien dan tidak efektif. Kata “dilakukan” bermakna bahwa saat itu
sedang berlangsung proses sidang. Padahal proses sidang sudah selesai,
dibuktikan oleh adanya hasil sidang yaitu terbukti melakukan pelanggaran kode
etik. Maka penggunaan kata yang tepat adalah kata “melakukan”. Kalimat tepat
adalah “Achiruddin juga sudah melakukan sidang etik dan terbukti melakukan
pelanggaran kode etik”.

Data 12 termasuk kesalahan pemilihan kata yaitu pada kata bercetak tebal
yang tidak tepat penggunaanya. Penggunaan diksi yang tidak tepat dalam
kalimat dapat mempengaruhi isi kalimat, sehingga menyebabkan terjadinya
kesalahpahaman. Kata “mau” memiliki makna bahwa kehendak atas dasar diri
sendiri. Artinya bahwa hal tersebut dilakukan atas dasar kemauan dan sukarela.
Padahal yang terjadi adalah seseorang jatuh ke jurang karena kecelakaan.
Sehingga kalimat yang tepat adalah “… dia meninggal dalam keadaan hati
bersih karena ingin menolong temannya yang jatuh ke jurang, tapi Allah lebih
…”

15
Data 13 merupakan kesalahan pemilihan kata, yaitu penggunaan kata
“pas” tidak sesuai. Ketidaksesuaian kata dalam kalimat menyebabkan kalimat
tidak efisien dan tidak efektif. Kata “pas” berarti tidak lebih, tidak kurang.
Melihat konteksnya, pemilihan kata tersebut tidak tepat. Dalam kalimat tersebut,
bermaksud untuk menyatakan waktu. Sehingga kata yang tepat adalah kata
“ketika” yang berarti waktu tertentu. Maka kalimat yang benar adalah “Pemuda
pemudi jompo ketika kuliah di lantai 3 tanpa lift.”

Ketidaktepatan memilih kata dalam kalimat dapat menyebabkan


ketidakefektifan bahasa. Pada data 14, terdapat kesalahan pemilihan kata, yakni
kata “buat”. Menurut KBBI, kata “buat” berarti kerjakan atau lakukan.
Berdasarkan konteksnya, kata tersebut dimaksudkan untuk menyatakan tujuan.
Namun kata “buat” tidak menyatakan tujuan. Kata yang tepat untuk menyatakan
tujuan adalah “bagi”, sehingga penulisan yang tepat adalah “Sebenarnya gapapa
ada KKN jadi wadah bagi mahasiswa berinteraksi dengan masyarakat untuk
pengalaman kerja mereka juga, …”

Penggunaan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan kalimat tidak


efektif. Penggunaan kata “nutup” pada data 15 tidak tepat. Sebab dalam KBBI
tidak ditemukan kata “nutup”, yang ada ialah “menutup”. Maka, penulisan yang
benar adalah “Tips menutup presentasi dari bang pedebicara.”

16
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
4.1.1 Wujud kesalahan berbahasa Indonesia yang ditemukan pada akun
media sosial Instagram @mahasiswa.id dalam komentar dan Caption
sebanyak 15 data. Kesalahan tersebut diantaranya 4 data wujud
pleonasme, 6 data wujud ambiguitas, dan 5 data wujud kesalahan
pemilihan kata/diksi. Pleonasme adalah penggunaan unsur kebahasan
secara berlebihan. Ambiguitas adalah penggunaan unsur kebahasaan
yang bermakna ganda sehingga menimbulkan makna yang ambigu.
Kesalahan pemilihan kata/diksi adalah ketidaktepatan dalam memilih
kata sehingga menyebabkan kalimat tidak efisien dan efektif
4.1.2 Banyaknya variasi bahasa membuat warganet menjadi lalai terhadap
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Selain itu, pengguna
Instagram sering kali mengabaikan kaidah bahasa dalam bertutur. Hal
ini menyebabkan banyaknya kesalahan berbahasa yang ada di media
sosial Instagram. Salah satunya ada kesalahan berbahasa pada tataran
semantik, berupa pleonasme, ambiguitas, dan kesalahan pemilihan
kata/diksi.

4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
saran yang dapat disampaikan antara lain:
4.2.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman berharga terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah kebahasaan.

17
4.2.2 Bagi Masyarakat
Penelitian dapat memberikan informasi terkait kesalahan berbahasa di
media sosial, sehingga kedepannya dapat meningkatkan kesadaran
terhadap pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai
kaidah bahasa yang berlaku.

18
19

Anda mungkin juga menyukai