Anda di halaman 1dari 2

Perbedaan Antara Budaya Individualis dan Kolektif

Oleh: Muhammad Alfairuz

Perbedaan antara budaya Individualis dan Kolektif sangatlah bertolak belakang. Gudykunst dan
Lee dalam bukunya yang berjudul Cross-Cultural Communication Theories (2002:27)
mengatakan, dalam individualisme terdapat adanya kecenderungan untuk menempatkan
kepribadian individu di atas kepribadian kelompok. Hak dan tujuan individu memiliki
kedudukan di atas hak dan tujuan kelompok. Serta kebutuhan dari individu menempati posisi di
atas kelompok. Sedangkan dalam budaya Kolektif, Hofstede dalam bukunya yang berjudul
Culture and Organizations (1994:50) berpendapat dalam masyarakat kolektivis bahwa
kepentingan kelompok memiliki kedudukan di atas kepentingan individu. Masyarakat kolektivis
menganggap kelompok (in-group) merupakan sumber kepribadian seseorang dan anggota
kelompok akan menganggap dirinya sebagai ‘kami’. Kelompok sebagai tempat berlindung bagi
para anggota kelompok kesulitan menghadapi kesulitan dalam hidup. Mereka akan selalu
senantiasa setia terhadap kelompok. Bagi mereka ketidaksetiaan merupakan suatu perilaku yang
dianggap buruk. Adapaun pada masyarakat individualis menempatkan kepentingan individual di
atas kepentingan kelompok dan anggota kelompok menganggap diri nya sebagai ‘aku’.
Karakteristik masyarakat individualis yaitu adanya efisien diri, otonomi personal dan tanggung
jawab. Masyarakat individualis memiliki kecenderungan terhadap tekanan inisiatif dan capaian
prestasi sebagai sebuah realisasi individu. Hal terpenting dalam individualisme yaitu realisasi
diri, karena setiap individu dipandang memiliki potensi dan talenta yang berbeda-beda.
Sebaliknya, pada masyarakat kolektivis mengacu pada kecenderungan terhadap budaya yang
mempunyai tekanan pada pentingnya kepribadian kelompok di atas kepribadian individu. Maka
dari itu, hak kelompok berada di atas hak-hak individu, kebutuhan dalam kelompok akan
mendahului keinginan dan kemauan individu. Lebih lanjut, masyarakat kolektivis merupakan
interdependensi relasional, semangat kolaboratif dan keselarasan dalam kelompok. Gudykunst
dan Kim dalam bukunya berjudul Communicating With Strangers: An Approach to Intercultural
Communication (1997:56) juga mengatakan pada masyarakat kolektif, setiap individu dilahirkan
dengan perpaduan in-group, disertai juga dengan kepaduan sosial yang kuat, maksudnya adalah
adanya perlindungan di antara anggota kelompok dan adanya sebuah kesetiaan yang bersifat
(taken for granted). Berbeda halnya dengan masyarakat individualis yang menganggap keunikan
di setiap individu menempati posisi paling utama, maka dari itu dalam budaya kolektif, keunikan
yang terdapat padanya bersifat sekunder. Pada masyarakat yang kolektif, aktivitas kolektif
menjadi sebuah yang dominan, sementara itu tanggung jawab atas aktivitas yang dilakukan
menjadi sebuah tanggung jawab bersama. Lebih lanjut, tekanannya adalah Kerjasama,
kolektivitas dan keselarasan. terdapat perbedaan pandangan terhadap pentingnya in-group dalam
budaya kolektif dan individualis. Pengaruh in-group terhadap budaya individualistik begitu
spesifik, sementara itu ruang pengaruh in-group pada budaya kolektif bersifat umum. masyarakat
kolektif cenderung bersikap universalitik dan memakai standar nilai yang sama terhadap setiap
orang, sebaliknya pada masyarakat individualis cenderung partikularistik serta menggunakan
standar nilai yang berbeda (Gudykunst dan Lee, 2002:27). Secara horizontal masyarakat
individualis berperilaku sesuai yang dia inginkan. Kebebasan dan kesetaraan memiliki nilai yang
sangat tinggi. Adapaun secara vertikal, masyarakat individualis mencoba untuk berperilaku
berbeda terhadap individu lainnya (Gudykunst dan Lee, 2002:29). Budaya Individualis dan
kolektif merupakan sebuah konsep pada budaya atau sebuah pola hidup yang terdapat pada
masing-masing masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan terhadap budaya. Budaya
individualis didasarkan atas karakteristik masyarakat yang lebih cenderung mementingkan
kepentingan dirinya sendiri dibandingkan dengan kepentingan kelompok, sementara itu budaya
kolektif cenderung menekankan kepentingan terhadap kelompoknya dibandingkan dengan
kepentingan sendiri. Jadi jika dinilai secara objektif, budaya Individualis menekankan tujuan
pribadi, hubungan timbal balik bersifat sesuka hati dan manajemen individu: menegembangkan
diri, pembedaan diri sesuai pada keunikan setiap individu, kepercayaan diri, kompetisi,
kemandirian, otonomi personal serta tanggung jawab individu. Kemudian penilaian terhadap
budaya kolektif yaitu, penekanan pada tujuan kelompok, hubungan timbal balik bersifat wajib
dan manajemen kelompok: masyarakat bergantung pada kelompok, mementingan identitas
kelompok, semangat kolaboratif dalam kelompok, keselerasan dan kerja sama yang kuat pada
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai