Oleh :
Kelompok 2 kelas SM 3
Dosen Pengampu :
Abdullah Syarofi, S.Hum., M.Hum.
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan hidayah dan juga penulis panjatkan shalawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi
suri tauladan yang baik bagi umatnya untuk berbuat kebajikan dan
memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah
dengan judul Potensi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
BAB IV PENUTUPAN.................................................................................................. 11
4.1 Simpulan................................................................................................................... 11
4.2 Saran......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Selain di Australia , di Jepang juga memasukan Bahasa Indonesia menjadi mata
pelajaran yang mereka berikan . mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diajarkan pada
di Universitas , sekolah Bahasa, dan beberapa SMU. Di beberapa universitas bahasa
Indonesia bisa dipelajari sebagai bahasa asing kedua atau bahasa pilihan setelah
mereka belajar bahasa Inggris. Namun pada beberapa universitas yang memiliki
program studi bahasa Indonesia , lingkup pembelajarannya lebih luas.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa bahasa Indonesia mulai memiliki peran yang
penting dalam membawa dampak positif untuk menjadikan peluang bagi bahasa
donesia menjadi bahasa Internasional
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahasa
Bahasa adalah salah satu system symbol vocal yang arbiter, memungkinkan semua
orang dalam satu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari system
kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. (Finocchiarno, 1964:8)
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu
menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam
bahasa itu. (William A. Haviland)
6
2.2 Globalisasi
Sosiolog asli Indonesia, Selo Soemardjan ini turut serta mengawali kajian mengenai
globalisasi di Indonesia. Selo menuliskan dalam beberapa literasinya bahwa
globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di
seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama. (Selo Soemardjan)
Globalisasi adalah proses meningkatnya interdependensi antara aktor negara dan non-
negara pada skala global, sehingga hubungan sosial dalam suatu masyarakat secara
signifikan dibentuk dan dipengaruhi dimensi hubungan sosial yang lebih luas pada
skala dunia. (Jan Aart Scholte)
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis
pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di dalam
kesadaran orang. (Malcom Waters)
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
3.2 Upaya Bahasa Indonesia Dalam Mempertahankan Jati Diri
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang dibentuk atas dasar berbagai suku
bangsa dan budaya yang memiliki jiwa nasionalisme sangan tinggi. Oleh karena itu,
fungsi bahasa Indonesia perlu ditegakkan karena bahasa merupakan jati diri bangsa
yang digunakan sebagai alat pemersatu bangsa sekaligus sebagai bahasa pemersatu
ke arah kehidupan yang lebih modern di era globalisasi ini. Bahasa Indonesia sebagai
jati diri sudah dirasakan fungsinya sejak dibuatnya Sumpah Pemuda 1928 dan
dibuktikan melalui proses proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Era globalisasi menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam hal tergesernya
tata bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, bangsa Indonesia dituntut untuk dapat
mempersiapakan diri dan menyikapinya dengan baik karena pengaruh globalisasi
akan berdampak besar terhadap kehidupan, terutama bahasa. Maka, kita sebagai
bangsa Indonesia harus bisa menjaga eksistensinya dengan cara menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar serta menggunakannya dalam kondisi apapun.
Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mempertahankan bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa ialah melalui jalur Lembaga Pendidikan yang
terbukti dengan setiap jenjang pendidikan selalu ada mata pelajaran bahasa
Indonesia. Menurut Suparno (1998) dalam Pendidikan dan pembangunan, mata
pelajaran bahasa Indonesia memiliki fungsi yang strategis, antara lain :
1. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bahasa.
2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia
dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya Nasional
3. Sarana peningkatan pengetahuan dan keteramplian berbahasa Indonesia
untuk meraih dam mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
4. Sarana pengembangan penalaran.
Jalur Lembaga Pendidikan diangap sangat tepat karena sasaran pembinaan ini
adalah siswa yang masih proses belajar. Strategisnya pengajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pula dalam konteks upaya peningkatan sumber daya manusia. Kualitas
penguasaan bahasa Indonesia itu berdampak luas pada pembangunan bangsa karena
bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai alat komunikasi pembangunan.
9
3.3 Potensi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pernah mengatakan
target Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa kemendikbud adalah menjadikan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di Asia Tenggara. Kemendikbud juga
memang pernah menargetkan pada 2045, bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa
resmi PBB.
Semenjak tercetusnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, pemuda dari berbagai
daerah, suku, dan agama berkumpul dan menyatukan persepsi sehingga
menghasilkan utusan dengan mengikrarkan tiga butir angka bertanah air, berbangsa,
dan berbahasa Indonesia. Salah satu butir sumpah yang menjadi identitas persatuan
dalam bertanah air dan berbangsa adalah bahasa. Bahasa berperan sebagai ciri
identitas simbolis, social semiotis, dan kultural ekpresif dalam identifikasi suatu
kelompok masyarakat penutur yang variatif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Indonesia secara resmi diperkenalkan pada
saat itu, namun jauh sebelumnya bahasa Indonesia telah menunjukkan eksistensinya
di berbagai daerah di Nusantara bahkan sampai ke negara lain dalam bingkai lingua
franca. Tercatat bahwa ejaan bahasa Indonesia yang pernah dipakai sebgai aturan
dalam penulisan, yakni Ejaan Van Ophuijsen (901), Ejaan Seowandi (Ejaan
Republik, 1947), Ejaan Pembaharuan (1957), ejaan Melindo (1959), Ejaan Lembaga
Bahasa dan Kesustraan (LBK, 1967), EYD (1972, revisi 1987 dan 2009), serta Ejaan
Bahasa Indonesia (EBI, 2015). Dengan keterbaruan system ejaan yang menandai,
maka Bahasa Indonesia berpotensi sebagai bahasa Internasional. Penunjang bahasa
Indonesia sebagai bahasa Internasional adalah mempunyai dasar hukum yang legal
UU No. 24 tahun 2009 dan aturan hukum lainnya, PUEBI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), tata baku bahasa Indonesia, serta pedoman umum peristilahan
Indonesia (PUPI).
Upaya internasinalisasi bahasa Indonesia sudah seharusnya direalisasikan
menimbang bahwa bahasa Indonesia sudah memenuhi syarat yang memadai, seperti
jumlah penuturnya yang memadai, seperti jumlah penuturnya telah mencukupi
(terbanyak dibandingkan negara ASEAN lainnya). Bahasa Indonesia menjadi bahasa
pengantar di Asia tenggara khususnya dalam menghadapi masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA). Terlebih lagi, dalam bidang Pendidikan dapat dilihat bahwa banyak
mahasiswa asing yang menempuh Pendidikan di Indonesia.
10
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Simpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Indonesia sebagaimana yang disebutkan
dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 36 bahwa “Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia”. Dimana sejarah bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak
abad ke VII dari bahasa melayu. Bahasa Indonesia berkembang sebagai jati diri
bangsa bermula dari sumpah pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 oktober 1928.
Semenjak tercetusnya sumpah pemuda 28 oktober 1928, pemuda dari berbagai
daerah, suku, dan agama berkumpul dan menyatukan persepsi sehingga
menghasilkan putusan dengan mengikrarkan tiga butir sumpah; bertanah air,
berbangsa, dan berbahasa Indonesia. Salah satu butir sumpah yang menjadi identitas
persatuan dalam bertanah air dan berbangsa adalah bahasa. Bahasa berperan
sebagaiciri identitas simbolis, social semiotis, dan kultural ekspresif dalam
identifikasi suatu kelompok.
Penunjang bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional adalah mempunyai
dasar hukum yang legal UU No. 24 tahun 2009 dan aturan hukum lainnya, PUEBI,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tata Baku Bahsa Indonesia, serta Pedoman
Umum Peristilahan Indonesia (PUPI).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pernah mengatakan
target Badan Pengambangan dan Pembinaan Bahsa Kemendikbud adalah menjadikan
bangsa Indonesia sebagai bahasa pengantar di Asia Tenggara. Kemendikbud juga
memang pernah menargetkan pada tahun 2045, bahasa Indonesia dapat menjadi
bahsa resmi Indonesia.
11
4.2 Saran
Menurut kelompok kami, upaya internasionalisasi bahasa Indonesia
sudah seharusnya direalisasikan menimbang bahwa bahasa Indonesia sudah
memenuhi syaratnya yang memadai, seperti jumlah penuturnya telah
mencukupi (terbanyak dibandingkan Negara ASEAN lainnya).
Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar di Asia Tenggara khususnya dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Tidak hanya itu, bahasa Indonesia
juga dijadikan mata pelajaran dari berbagai Negara di Dunia. Terlebih lagi, dalam
bidang pendidian dapat dilihat bahwa banyak mahasiswa asing yang menempuh
pendidikan di Indonesia.
12
DAFTAR PUSTAKA
Media Group. (2020). Merawat Jati diri bangsa dengan bahasa. diakses
di https://m.mediaindonesia.com/opini/330604/merawat-jati-diri-bangsa-
dengan-bahasa
13