Anda di halaman 1dari 3

Tafsir Surat Al-Fiil

Dikutip dari “umma.id”

Surat Al Fil (‫ )الفيل‬adalah surat ke-105 dalam Al Quran. Dinamakan surat Al Fil diambil dari ayat
pertama dari surat ini. Yang artinya adalah gajah. Karena surat ini mengisahkan tentang pasukan gajah
yang hendak merobohkan Ka’bah. Tapi sebelum sampai Makkah, mereka dihancurkan Allah. Dinamakan
juga Surat Alam Tara. Yang artinya apakah kamu tidak memperhatikan. Yakni diambil dari awal ayat
pertama.

Surat Al Fil ayat 1

ِ ِ‫ب ْالف‬
‫يل‬ 3ِ ‫ك ِبَأصْ َحا‬
َ ُّ‫َألَ ْم تَ َر َك ْيفَ فَ َع َل َرب‬

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?”

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, ayat ini adalah bentuk istifhaam (kalimat tanya) yang bertujuan
untuk taqrir (penetapan) dan ta’jib (heran).

Allah berfirman kepada Nabi Muhammad, apakah engkau tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
telah bertindak terhadap tentara bergajah. Namun ayat ini juga ditujukan kepada setiap orang termasuk
orang-orang Quraisy karena mereka selamat dari pasukan Abrahah karena pertolongan Allah ini.

Abrahah membawa pasukan dalam jumlah besar untuk menghancurkan ka’bah. Juga disertai sejumlah
pasukan khusus yang mengendarai gajah. Abrahah naik gajah paling besar sekaligus memimpin gajah-
gajah lainnya.

Beberapa pihak berusaha menghentikan Abrahah. Dzu Nafar yang masih berada di wilayah Yaman
memobilisasi kaumnya dan orang-orang Arab untuk menghadang Abrahah. Namun perlawanan mereka
seperti tak berarti.

Di Kha’sam, Nufail Al Khas’ami dan sukunya juga berusaha menghadang Abrahah. Namun kekuatan
mereka sangat tidak berimbang. Dalam waktu singkat pasukan Al Khas’ami tumbang.

Kata fa’ala (‫ )فعل‬biasa diartikan melakukan atau berbuat. Bila pelakunya manusia, kesannya adalah
perbuatan negatif. Jika pelakunya adalah Allah, ia mengandung ancaman dan siksaan.

Dzu Nafar tidak sanggup menghentikan Abrahah. Al Khas’ami tidak sanggup menghentikan Abrahah.
Orang-orang Makkah angkat tangan. Namun lihatlah apa yang dilakukan Allah kepada pasukan bergajah
itu.

Surat Al Fil ayat 2

‫َألَ ْم يَجْ َعلْ َك ْي َدهُ ْم فِي تَضْ لِي ٍل‬

“Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?”
Kata kaid (‫ )كيد‬artinya adalah tipu daya. Yakni upaya tersembunyi untuk mencapai sesuatu. Upaya itu
biasanya bersifat negatif. Dan sungguh negatif upaya Abrahah. Ia ingin manusia berpaling dari ka’bah
dan beralih ke gereja di Yaman.

Sebagian mufassir menjelaskan, masih ada lagi motif tersembunyi Abrahah yakni menguasai jalur
Makkah dan sekitarnya serta kebenciannya pada masyarakat Arab.

Abrahah terus melaju menuju Makkah. Hingga ia beristirahat di Al Magmas, tak jauh dari Makkah. Di
sana prajuritnya melakukan perusakan dan penjarahan. Termasuk merampas 200 ekor unta milik Abdul
Muthalib.

Di waktu istirahat itu Abrahah mengirim utusan ke Makkah agar pemimpinnya menghadap Abrahah.
Abdul Muthalib pun berangkat menemui Abrahah. Sebelumnya ia telah bermusyawarah dan
menghasilkan keputusan bahwa penduduk Makkah akan menghindar karena kekuatannya tidak seimbang.

Abrahah menyambut hormat Abdul Muthalib, pemimpin Makkah yang tampan dan berwibawa.

“Aku datang untuk menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah. Jika ingin selamat, jangan
halangi pasukanku,” kata Abrahah setengah mengancam.

“Aku dan kaumku tidak akan melawan. Aku ke sini hanya ingin agar kau mengembalikan 200 ekor unta
milikku.”

Abrahah heran mendengar ucapan Abdul Muthalib. “Aku ingin menghancurkan ka’bah, dan kau hanya
ingin aku mengembalikan untamu?”

“Ya, karena unta itu milikku, aku harus menjaganya. Sedangkan Ka’bah milik Allah. Dialah yang akan
melindunginya.”

Abrahah pun mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Ia merasa tujuannya tak terelak lagi karena
tidak ada yang akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal sesungguhnya
Allah akan membuatnya sia-sia.

Kata tadllil (‫ )تضليل‬artinya adalah binasa atau terkubur. Pada akhirnya, tipu daya Abrahah terkubur dan
binasa. Sia-sia.

Surat Al Fil ayat 3

‫َوَأرْ َس َل َعلَ ْي ِه ْم طَ ْيرًا َأبَابِي َل‬

“dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong”,

Kata thairan (‫ )طيرا‬berasal dari kata thaara (‫ )طار‬yang artinya terbang. Semua yang terbang bisa disebut
thairan. Secara umum, thairan adalah burung.

Saat kesombongan Abrahah semakin memuncak karena merasa tak ada yang berani menghadangnya,
tiba-tiba datang dari langit kawanan burung seperti walet. Mereka datang berbondong-bondong.
Jumlahnya sangat banyak.
Surat Al Fil ayat 4

ٍ ِّ‫تَرْ ِمي ِه ْم بِ ِح َجا َر ٍة ِم ْن ِسج‬


‫يل‬

“yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar”

Kata tarmiihim (‫ )ترميهم‬artinya adalah melempari mereka. Sedangkan kata sijjil (‫ )سجيل‬dalam ayat ini
diartikan batu yang terbakar sehingga sangat panas.

Burung-burung yang berbondong-bondong itu membawa batu panas. Masing-masing membawa tiga
butir; satu di paruh dan dua di kaki. Lantas burung-burung itu menjatuhkan batu panas yang dibawanya.
Ada yang terkena kepalanya. Ada yang terkena badannya. Mereka pun kocar-kacir, lari tunggang
langgang.

Surat Al Fil ayat 5

‫ف َمْأ ُكو ٍل‬


ٍ ْ‫م َك َعص‬3ْ ُ‫فَ َج َعلَه‬

“lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”

Kata ashf (‫ )عصف‬artinya adalah daun. Sedangkan kata ma’kul (‫ )مأكول‬berasal dari kata akala (‫ )أكل‬yang
berarti makan. Sehingga ma’kul berarti yang dimakan.

Siapa yang terkena batu itu pasti binasa. Laksana daun yang dimakan ulat. Ibnu Katsir menuliskan, siapa
yang terkena kepalanya, tembus sampai bagian bawah badannya.

Mereka yang masih selamat lari tunggang langgang. Termasuk Abrahah. Ia tak langsung mati. Ia terluka
lalu lukanya makin parah hingga akhirnya tewas dalam kondisi hina.

Penutup Tafsir Surat Al Fil

Allah mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya, betapa besar kekuasaan-Nya. Segala kekuasaan
tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka siapa yang dilindungi-Nya, tidak ada yang mampu mencelakainya.
Sebaliknya, siapa yang dihancurkan Allah, tidak ada yang mampu melindunginya.

Sangat mudah bagi Allah untuk menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sangat mudah bagi Allah
menghancurkan siapa yang ingin dihancurkan-Nya. Juga sangat mudah bagi Allah menghadirkan cara dan
jalan kehancuran musuh-musuh-Nya.

Surat ini juga menunjukkan seperti yang dijelaskan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. “Allah
tidak ingin menyerahkan pemeliharaan rumah suci-Nya itu kepada kaum musyrikin, meskipun mereka
membangga-banggakan, melindungi dan memeliharanya.” Allah langsung yang melindunginya dengan
pertolongan yang sangat dahsyat dan menakjubkan.

Demikian Surat Al Fil mulai dari terjemahan, asbabun nuzul, hingga tafsir. Semoga menambah keimanan
kita kepada Allah yang Mahakuasa. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

Anda mungkin juga menyukai