Anda di halaman 1dari 20

AL-QUR’AN SURAT AL-

FIIL
Materi BPI

Hanafi
INDIKATOR & PEMBAHASAN
INDIKATOR
• Optimis terhadap masa depan Islam

PEMBAHASAN, SURAT AL-FIIL:


• Situasi kelahiran Nabi Muhammad SAW
• Penjagaan Allah terhadap agama-Nya
• Kekuasaan Allah
ARTI SURAT AL-FIIL
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
bertindak terhadap tentara bergajah?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk
menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-
bondong,
4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang
terbakar,
5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)
TENTANG SURAT AL-FIIL
• Surat Al Fil‫ ) )الفيل‬adalah surat ke-105 dalam Al Quran
• Dinamakan surat Al Fil diambil dari ayat pertama dari
surat ini, Yang artinya adalah gajah
• Dinamakan juga Surat Alam Tara. Yang artinya
apakah kamu tidak memperhatikan. Yakni diambil dari
awal ayat pertama
• Tergolong surat Makkiyyah, dan Berjumlah 5 Ayat
ASBABUN NUZUL
• Ibnu Katsir menjelaskan, Allah menyelamatkan orang-orang Quraisy
bukan karena mereka lebih baik dari orang-orang Yaman yang beragama
Nasrani. Tapi karena mereka memelihara Ka’bah yang akan
dimuliakan Allah dengan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
• Peristiwa pasukan bergajah ini terjadi pada tahun kelahiran Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan Surat Al Fil
diturunkan sekitar 45 tahun setelahnya. Mengingatkan kembali peristiwa
dahsyat itu sekaligus memberi pesan, sebagaimana Allah melindungi
ka’bah dari kaid (tipu daya) Abrahah, Allah juga akan melindungi
Rasulullah dari kaid kafir Quraisy.
SEBUAH PENGANTAR
• Surat ini mengingatkan nikmat Allah kepada kaum Quraisy. Allah melindungi ka’bah
sehingga mereka pun selamat dari serbuah pasukan Abrahah yang berambisi
menghancurkan bangunan yang mulia itu.
• Abrahah, penguasa Yaman, membangun gereja besar dan tinggi menjulang. Al Qulais
namanya. Sebab demikian tingginya hingga orang yang mendongakkan kepala untuk
melihat puncaknya dari hampir terjatuh qulansuwah (peci)-nya.
• Abrahah kemudian memerintahkan kepada bawahannya agar memalingkan orang-
orang yang semula pergi ke Makkah. Ia ingin mereka tidak lagi mengunjungi Ka’bah
tapi beralih mengunjungi gereja Al Qulais.
• Rencana itu terdengar orang-orang Arab. Salah seorang suku Kinanah yang tersinggung
kemudian menyelinap masuk ke gereja itu dan meletakkan kotoran air besar di sana.
• Yaman gempar. Infrastruktur yang menelan biaya besar dilecehkan dan dipecundangi.
Mendapat informasi bahwa pelakunya adalah simpatisan Ka’bah, Abrahah
menginstruksikan pasukannya untuk bersiap. “Kita hancurkan ka’bah! Kita ratakan
dengan tanah!”
“ AYAT KE-1 ‫“َأَلْم َتَر َك ْيَف َفَعَل َر ُّبَك ِبَأْص َح اِب اْلِفيِل‬
• Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, ayat ini adalah bentuk
istifhaam (kalimat tanya) yang bertujuan untuk taqrir (penetapan) dan
ta’jib (heran).
• Allah berfirman kepada Nabi Muhammad, “apakah engkau tidak
memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah”. Namun ayat ini juga ditujukan kepada setiap orang
termasuk orang-orang Quraisy, karena mereka selamat dari pasukan
Abrahah karena pertolongan Allah ini.
Pasukan Gajah & usaha penghentian
• Abrahah membawa pasukan besar untuk menghancurkan ka’bah. Juga disertai pasukan
khusus yang mengendarai gajah. Abrahah naik gajah paling besar sekaligus memimpin
gajah-gajah lainnya.
• Beberapa pihak yang berusaha menghentikan Abrahah.
1. Dzu Nafar yang masih berada di wilayah Yaman memobilisasi kaumnya dan orang-
orang Arab untuk menghadang Abrahah. Namun perlawanan mereka seperti tak
berarti.
2. Di Kha’sam, Nufail Al Khas’ami dan sukunya juga berusaha menghadang Abrahah.
Namun kekuatan mereka sangat tidak berimbang. Dalam waktu singkat pasukan Al
Khas’ami tumbang.
• Kata fa’ala‫) )فعل‬biasa diartikan melakukan atau berbuat. Bila pelakunya manusia,
kesannya adalah perbuatan negatif. Jika pelakunya adalah Allah, ia mengandung
ancaman dan siksaan.
• Dzu Nafar & Al Khas’ami & Penduduk Makkah, tidak sanggup menghentikan
Abrahah. Namun lihatlah apa yang dilakukan Allah kepada pasukan bergajah itu.
Ayat ke-2, ‫َأَلْم َيْج َع ْل َك ْيَد ُهْم ِفي َتْض ِليٍل‬
• “Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk
menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?”
• Kata kaid‫ ) )كيد‬artinya adalah tipu daya. Yakni upaya tersembunyi
untuk mencapai sesuatu. Upaya itu biasanya bersifat negatif. Dan
sungguh negatif upaya Abrahah. Ia ingin manusia berpaling dari
ka’bah dan beralih ke gereja di Yaman.
• Sebagian mufassir menjelaskan, masih ada lagi motif tersembunyi
Abrahah yakni menguasai jalur Makkah dan sekitarnya serta
kebenciannya pada masyarakat Arab.
Abrahah merasa tak terhentikan
• Abrahah terus melaju menuju Makkah. Hingga ia beristirahat di Al Magmas,
tak jauh dari Makkah. Di sana prajuritnya melakukan perusakan dan
penjarahan. Termasuk merampas 200 ekor unta milik Abdul Muthalib
• Di waktu istirahat itu Abrahah mengirim utusan ke Makkah agar
pemimpinnya menghadap Abrahah. Abdul Muthalib pun berangkat menemui
Abrahah. Sebelumnya ia telah bermusyawarah dan menghasilkan keputusan
bahwa penduduk Makkah akan menghindar karena kekuatannya tidak
seimbang.
• Abrahah menyambut hormat Abdul Muthalib, pemimpin Makkah yang
tampan dan berwibawa.
• “Aku datang untuk menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah.
Jika ingin selamat, jangan halangi pasukanku,” kata Abrahah setengah
mengancam.
• “Aku dan kaumku tidak akan melawan. Aku ke sini hanya ingin agar kau
mengembalikan 200 ekor unta milikku.” Jawab Abdul Muthallib
• Abrahah heran mendengar ucapan Abdul Muthalib. “Aku ingin
menghancurkan ka’bah, dan kau hanya ingin aku mengembalikan untamu?”
• “Ya, karena unta itu milikku, aku harus menjaganya. Sedangkan Ka’bah
milik Allah. Dialah yang akan melindunginya.”
• Abrahah pun mengembalikan unta milik Abdul Muthalib. Ia merasa
tujuannya tak terelak lagi karena tidak ada yang
• akan menghalangi. Ia merasa tipu dayanya sebentar lagi berhasil padahal
sesungguhnya Allah akan membuatnya sia-sia.
• Kata tadllil‫ ) )تضليل‬artinya adalah binasa atau terkubur. Pada akhirnya,
tipu daya Abrahah terkubur dan binasa. Sia-sia.
Ayat ke-3, ‫َو َأْر َسَل َع َلْيِهْم َطْيًر ا َأَباِبيَل‬
• dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-
bondong,
• Kata thairan‫ ) )طيرا‬berasal dari kata thaara‫ ) )طار‬yang artinya terbang.
Semua yang terbang bisa disebut thairan. Secara umum, thairan
adalah burung.
• Saat kesombongan Abrahah semakin memuncak karena merasa tak
ada yang berani menghadangnya, tiba-tiba datang dari langit kawanan
burung seperti walet. Mereka datang berbondong-bondong. Jumlahnya
sangat banyak.
Ayat ke-4, ‫َتْر ِم يِهْم ِبِح َج اَر ٍة ِم ْن ِس ِّج يٍل‬
• “yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang
terbakar”
• Kata tarmiihim‫ ) )ترميهم‬artinya adalah melempari mereka. Sedangkan
kata sijjil‫ ) )سجيل‬dalam ayat ini diartikan batu yang terbakar
sehingga sangat panas.
• Burung-burung yang berbondong-bondong itu membawa batu panas.
Masing-masing membawa tiga butir; satu di paruh dan dua di kaki.
Lantas burung-burung itu menjatuhkan batu panas yang dibawanya.
Ada yang terkena kepalanya. Ada yang terkena badannya. Mereka pun
kocar-kacir, lari tunggang langgang.
Ayat ke-5, ‫َفَجَع َلُهْم َك َع ْص ٍف َم ْأُك وٍل‬
• “lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”
• Kata ashf‫ ) )عصف‬artinya adalah daun. Sedangkan kata ma’kul‫) )مأكول‬
berasal dari kata akala‫ ) )أكل‬yang berarti makan. Sehingga ma’kul
berarti yang dimakan.
• Siapa yang terkena batu itu pasti binasa. Laksana daun yang dimakan
ulat. Ibnu Katsir menuliskan, siapa yang terkena kepalanya, tembus
sampai bagian bawah badannya.
• Mereka yang masih selamat lari tunggang langgang. Termasuk
Abrahah. Ia tak langsung mati. Ia terluka lalu lukanya makin parah
hingga akhirnya tewas dalam kondisi hina.
Daun yang bolong-bolong karena dimakan ulat,
perumpamaan kondisi Abrahah dan pasukanya
PENUTUP
• Allah mengajarkan kepada Rasulullah dan umatnya, betapa besar
kekuasaan-Nya. Segala kekuasaan tunduk pada kekuasaan-Nya. Maka siapa
yang dilindungi-Nya, tidak ada yang mampu mencelakainya. Sebaliknya,
siapa yang dihancurkan Allah, tidak ada yang mampu melindunginya.
• Sangat mudah bagi Allah untuk menolong siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan sangat mudah bagi Allah menghancurkan siapa yang ingin dihancurkan-
Nya. Juga sangat mudah bagi Allah menghadirkan cara dan jalan kehancuran
musuh-musuh-Nya.
• Surat ini juga menunjukkan seperti yang dijelaskan Sayyid Qutb dalam
Tafsir Fi Zilalil Quran. “Allah tidak ingin menyerahkan pemeliharaan
rumah suci-Nya itu kepada kaum musyrikin, meskipun mereka
membangga-banggakan, melindungi dan memeliharanya.” Allah
langsung yang melindunginya dengan pertolongan yang sangat dahsyat dan
menakjubkan.
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai