Anda di halaman 1dari 3

Nama ; Ayunafida Adid

Npm ; 5211511103
Mk : Mitigasi Bencana – B

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam dan faktor manusia, sehingga menimbulkan korban jiwa manusia, kerugian material,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

1. Bahaya (Hazard) adalah peristiwa atau kondisi fisik yang berpotensi menimbulkan kerugian
bagi manusia, seperti cedera, kerusakan properti dan infrastruktur, kerusakan lingkungan,
gangguan ekonomi, atau potensi kerugian (FEMA, 1997).
Bahaya dihasilkan dari interaksi alam, manusia, sistem teknis dan karakteristik daerah asal
yang terancam punah (Pine, 2009).
2. Kerawanan (Susceptibilty) adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
geografis, sosial budaya, politik, ekonomi dan teknologi suatu wilayah dari waktu ke waktu
yang mengurangi kemampuan untuk mencegah, mengurangi, mencapai kesiapsiagaan dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi keadaan yang merugikan. dampak ancaman
tertentu (Anonim, 2007).
Sadar Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peluang dan ancaman di
lingkungan setempat sehingga mampu mengelola kesiapsiagaan bencana;
✓ Pembangunan penahan banjir atau pemecah gelombang
✓ Penanaman mangrove
✓ Penghijauan hutan
3. Kerentanan (vulnerability) muncul dari kondisi dan proses yang dipengaruhi oleh ancaman
alam, bencana alam atau kondisi ekstrim tertentu. Dimensi kerentanan meliputi kerentanan
sosial, kerentanan ekonomi dan kerentanan lingkungan (Pine, 2009).
Kerentanan adalah seperangkat kondisi fisik, sosial, dan mental yang menentukan risiko
bahaya yang menyebabkan bencana
4. Risiko (risk) adalah kemungkinan akibat yang merugikan atau potensi kerugian berupa
kematian, luka, kerugian dan kerusakan lingkungan akibat interaksi antara bahaya bencana dan
kerentanan (ISDR, 200). Risiko mengacu pada kombinasi kemungkinan (probabilitas) dari
suatu peristiwa dan konsekuensi negatifnya. Risiko (risiko) mengacu pada kombinasi
kemungkinan (probabilitas) dari suatu peristiwa dan konsekuensi negatifnya.
Menurut Hovden (2004), pengelompokan risiko juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
parameter berikut: kondisi ketidakpastian (uncertainty), potensi bencana dan hubungan sebab
akibat.
5. Menurut Aditya (2010), resiliensi didefinisikan sebagai kekuatan atau potensi sumber daya
yang dimiliki masyarakat untuk mencegah atau mengurangi dampak risiko bencana.
Menurut UNISDR (2009), resiliensi adalah kemampuan orang dan institusi untuk
menggunakan keterampilan dan sumber daya yang ada untuk mengelola kondisi berisiko atau
berbahaya.
Ketika komunitas yang terkena dampak bencana berubah dari keadaan rentan menjadi
keadaan tangguh, ketahanan merupakan titik penghubung antara kedua negara (Birkmann,
2006).
6. Menurut Brooks et al (2011), Adaptive Capacty adalah kemampuan individu atau institusi
untuk merancang dan menerapkan strategi adaptasi yang efektif dan efisien untuk menghadapi
bahaya dan bencana dengan tujuan mengurangi kerusakan akibat bencana. masa depan
Pelaksanaan strategi adaptasi bencana ini membutuhkan sumber daya seperti; infrastruktur
yang memadai, ketersediaan infrastruktur yang memadai, ketersediaan sumber daya keuangan,
sumber daya sosial yang saling mendukung (misalnya ada lembaga yang berperan kuat dalam
masyarakat), sumber daya manusia yang berkualitas tinggi (misalnya keterampilan atau
pengetahuan) dan terakhir yang paling penting adalah tersedianya sumber daya alam. Kelima
hal ini sering diartikan sebagai nafkah atau nafkah (Ellis, 2005).
7. Ilmuwan politik Amerika Aaron Wildavsky menjelaskan bahwa Risilience adalah sebuah
konsep yang membuat suatu sistem lebih tahan terhadap bencana. Bukan hanya kebal terhadap
perubahan, tetapi bagaimana sistem dapat pulih, mitigasi, dan pulih dari bencana.
8. Elemen at risk merupakan fungsi dari bahaya dan kerentanan dan elemen berisiko. UNDP
(2004), GTZ (2004) dan Smith and Petley (2008) mendefinisikan struktur konseptual risiko
sebagai berikut:
risiko = bahaya x kerentanan (elemen at Risk)
9. Disaster prevention adalah serangkaian kegiatan yang mencakup kebijakan untuk
manajemen risiko bencana, pencegahan bencana, bantuan dan pemulihan. Tujuannya adalah:
✓ Melindungi penduduk dari ancaman bencana;
✓ harmonisasi peraturan perundang-undangan yang ada;
✓ menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, menyeluruh,
terkoordinasi dan menyeluruh;
✓ menghargai budaya lokal;
✓ penciptaan partisipasi dan kemitraan sektor publik dan swasta;
✓ Memajukan gotong royong, solidaritas dan kedermawanan; dan
✓ Terciptanya kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
10. Disaster mitigation bertujuan untuk mengurangi risiko bencana. Menurut UU 24 Tahun
2007, mitigasi adalah rangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kapasitas untuk mengatasi risiko
bencana.
Menurut Merriam-Webster, mitigasi adalah tindakan mengurangi sesuatu atau keadaannya
yang dapat direduksi: proses atau hasil membuat sesuatu menjadi kurang serius, berbahaya,
menyakitkan, kasar, atau berbahaya.
11. Menurut Carter (1991) dalam LIPI-UNESCO/ISDR (2006), disaster preparedness adalah
kegiatan yang memungkinkan pemerintah, organisasi, keluarga dan individu untuk
menanggapi situasi bencana dengan cepat dan efektif untuk mengurangi kerugian dan korban.
Konsep kesiapsiagaan saat ini lebih menekankan pada kemampuan mempersiapkan diri
menghadapi bencana dengan cepat dan tepat. (BENDERA UNESCO/ISDR, 2006).

DAFTAR PUSTAKA
(PDF) Risiko Dalam Bencana (researchgate.net)
Apa Itu Resilient City? - Kamus Istilah Properti - Pinhome
Pengertian dan Tujuan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana - Jasa Pembuatan Skripsi
dan Tesis 0852-2588-7747 (WA) (idtesis.com)
Tantangan dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana Banjir di Perkotaan - Pusat Riset
Kependudukan BRIN
BAB I.pdf (ums.ac.id)
Istilah Manajemen Bencana (ugm.ac.id)
Mitigasi Adalah Upaya Mengurangi Risiko, Berikut Langkah-Langkah dan Contohnya –
BPBD Kabupaten Bogor (bogorkab.go.id)
BAB II.pdf (poltekkes-denpasar.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai