Anda di halaman 1dari 7

Meeting 7

RESIKO BENCANA
Safrudin Amin
 United Nations International Strategy for Disaster Reduction
(UNISDR) (2009) mendefinisikan bencana sebagai
“Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat,
sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan
manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang
melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk
mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri”.
 UNISDR merumuskan komponen bencana kedalam Resiko Bencana (R), bahaya
(hazard-H), kerentanan (V) dan Kapasitas (C).
 Risiko bencana (R) merupakan hasil dari kombinasi: pengaruh bahaya/ancaman (hazard-
H), kondisi kerentanan (vulnerability- V) dan kapasitas (capacity - C).

 Rumusnya:

 Untuk mengetahui tingkat risiko dari sebuah bencana di satu wilayah tertentu, perlu ada
penilaian terhadap karakteristik ancaman, kapasitas dan kerentanan.
 Risiko bencana adalah potensi kerugian bencana, dalam kehidupan, status kesehatan, mata
pencaharian, aset dan jasa, yang dapat terjadi ke komunitas tertentu atau masyarakat selama
beberapa periode waktu tertentu di masa depan.

 Bahaya/ancaman (hazard) adalah fenomena yang berbahaya, substansi, aktivitas manusia


atau kondisi yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lain,
kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan
ekonomi, atau perubahan lingkungan.
 Kerentanan (Vulnerability) adalah karakteristik dan kondisi dari
sebuah masyarakat, sistem atau aset yang membuatnya rentan
(gampang terkena) terhadap efek merusak dari bahaya.

 Kapasitas (capacity) sebagai kombinasi dari semua kekuatan,


atribut dan sumber daya yang tersedia dalam sebuah komuniti,
masyarakat atau organisasi yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang disepakati.
 Kapasitas dan kerentanan merupakan komponen dua sisi mata uang yang
saling memengaruhi. Kapasitas berupa aset penghidupan yang terdiri dari
sumber daya alam, manusia, fisik/infrastruktur, finansial dan sosial budaya
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memahami kapasitas dan
kerentanan di masyarakat.

 Sistem pengetahuan lokal yang masuk dalam komponen sosial budaya


menjadi kapasitas masyarakat apabila pengetahuan tersebut dikenali,
dipahami, digunakan dan dikembangkan dalam upaya untuk mengurangi
risiko bencana di masyarakat.
 Dekens (2007) memformulasikan keterhubungan (lingkages) dan
hubungan (relationships) antara Pengetahuan lokal dan praktik
pengurangan risiko bencana serta pengaruhnya.
 Dekens mengategorikan bahwa sistem pengetahuan lokal yang
mendukung kesiapsiagaan masyarakat.
 Contoh Pengetahuan lokal ttg tanda akan ada bencana, Pengetahuan
tentang cara menyelamatkan diri saat bencana, dll.

Anda mungkin juga menyukai