Anda di halaman 1dari 17

PROYEK PERANCANGAN

ALAT PENGERING PRODUK CABAI MERAH SECARA ELEKTRIK

Disusun oleh :

1. Denys Rivo Priandana (121190056)

2. Sofyan Maskan (121190105)

3. Natalia Anggela (121190113)

4. Mahardika Arya Putra (121190118)

MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUK


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Proyek
Perancangan Alat Pengering Cabai Merah Secara Elektrik” dengan baik.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produk pada
Program Studi Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN
”Veteran” Yogyakarta. Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, yaitu kepada:
1. Dra. Sri Wahyu Murni, M.T. sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produk.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan.


Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
untuk perbaikan makalah ini.

Yogyakarta, 25 April 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai berbagai macam tumbuhan yang
melimpah, terutama dibidang pertanian. Salah satu produk pertanian di Indonesia adalah cabai
merah (Capsicum annum L). Kebutuhan cabai untuk kota besar yang berpenduduk satu juta atau
lebih sekitar 800.000 ton/tahun atau 66.000 ton/bulan. Pada musim hajatan atau hari besar
keagamaan, kebutuhan cabai biasanya meningkat sekitar 10-20% dari kebutuhan normal. Tingkat
produktivitas cabai secara nasional selama 5 tahun terakhir sekitar 6 ton/ha (Kementan, 2016).
cabai merah menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya kaum ibu rumah tangga. Cabai merah
memiliki kadar air yang sangat tinggi sekitar 90%. Kadar air yang tinggi ini dapat menyebabkan daya
simpan cabai tidak tahan lama. Sehingga diperlukan diversifikasi olahan cabai merah sebagai solusi
untuk memperpanjang umur simpan cabai merah. Upaya penyelamatan hasil pertanian dapat
dilakukan dengan metode pengeringan. Prinsip pengeringan ini berupaya untuk menguapkan air
dalam cabai karena adanya perbedaan kandungan uap air di antara udara dan bahan yang dikeringkan.
Udara memiliki kandungan uap air yang lebih kecil dari pada bahan, sehingga dapat menghisap uap
air dari bahan yang dikeringkan. Salah satu faktor yang dapat mempercepat proses pengeringan
adalah angin atau udara yang mengalir. Dengan adanya aliran udara maka udara yang sudah jenuh
dapat diganti oleh udara kering sehingga proses pengeringan dapat berjalan secara terus menerus.
Penanganan pasca panen cabai masih sangat kurang diperhatikan, sehingga perlu adanya
penanganan yang dapat mempertahankan nilai ekonomi dan komoditi tersebut, salah satunya melalui
pengeringan.
Pengeringan dimaksudkan untuk menghilangkan sejumlah air dari bahan yang dikeringkan
dengan cara penguapan. Produksi yang melimpah pada saat panen raya dapat ditangani melalui
pengeringan. Pengeringan secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan
alami dan buatan (Hartuti dan Sinaga, 1997).
Pengeringan merupakan salah satu cara untuk pengawetan pasca panen yang dapat menjaga
kualitas dari produk yang dihasilkan. Pengeringan menggunakan metode oven memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain suhu yang digunakan dapat ditentukan dan pengeringan dapat
berjalan lebih cepat karena tidak tergantung cuaca, sedangkan kekurangannya adalah dapat mengubah
sifat bahan yang dikeringkan akibat suhu yang terlalu tinggi seperti perubahan tekstur dan warna
buah.
Berdasarkan permasalahan yang ada, yaitu penurunan kualitas produksi cabai pasca panen,
maka proyek ini akan melakukan penelitian terhadap penanganan pasca panen dengan cara
pengeringan cabai dengan metode yang berbeda dan diharapkan mampu mempertahankan kualitas
yang ada.

I.2 Penentuan Kapasitas

Kapasitas alat menggambarkan seberapa besar massa yang dapat dikeringkan. Dalam hal ini
kapasitas yang dipakai sebesar 4 kg dengan ketentuan telah mengalami proses penjemuran sementara.
Waktu untuk proses pengeringan selama 4 jam dengan elemen pemanas yang digunakan sebagai
sumber panas berjumlah satu buah dengan daya 340 watt dan dengan batasan setting Termostat pada
suhu maksimal adalah 60 °C.
I.3 Detail Spesifikasi

I.3.1. Spesifikasi Kebutuhan Alat


Essential:
1. Dapat mengeringkan produk hingga kadar air di bawah 10%
2. Waktu operasi alat yang efisien
3. Daya listrik yang yang dibutuhkan lebih kecil
4. Tidak mengubah rasa dari produk
5. Tidak menghilangkan kandungan gizi yang ada dalam cabai

Desirable:
1. Ukuran alat tidak terlalu besar
2. Alat mudah dibawa atau dipindahkan
3. Tidak menimbulkan kebisingan dan gangguan yang besar
4. Perawatan alat mudah
5. Peralatan mampu bertahan lama

Useful:
1. Harga alat terjangkau untuk semua kalangan
2. Biaya operasional murah
3. Mudah didapatkan
4. Dapat diproduksi secara mudah dan sederhana
5. Alat mudah digunakan

I.3.2. Spesifikasi Bahan Baku

Bahan baku : Cabai


Kadar bahan awal : 90%
Kondisi bahan : Layak konsumsi

I.3.3 Spesifikasi Produk


Kadar produk : 10%
Warna produk : Merah
Permukaan produk : Utuh
Tekstur Produk : Licin
Rasa produk : Pedas
BAB II
RANGKAIAN ALAT
II.1. Rangkaian Alat

II.2. Urutan Proses


1. Cabai hasil dari petani kemudian diseleksi dan ditimbang sesuai ukuran dan berat yang telah
ditentukan.
2. Cabai yang telah melewati proses penyeleksian dan penimbangan kemudian dicuci hingga
bersih menggunakan air yang mengalir.
3. Setelah proses pencucian, cabai langsung dimasukan kedalam heater atau alat pengering
selama 4 jam dengan besaran daya sebesar 340 watt dan suhu 50 ℃.
4. Proses finishing yaitu mengambil cabai dari alat pengering dan memasukan cabai kering ke
wadah kedap udara agar cabai kering bisa bertahan lebih tahan lama.
II.3. Diagram Alir Proses

Mempersiapkan bahan


Bahan diseleksi dan ditimbang dengan ukuran yang telah ditentukan


Cabai yang telah selesai disiapkan kemudian dicuci dengan air mengalir


Cabai yang sudah bersih dimasukkan ke dalam heater dengan Daya : 340 watt ; Suhu : 50°C;
Waktu : 4 jam


Cabai kemudian disimpan di tempat yang kedap udara

Cabai disiapkan dengan menyeleksi kriteria cabai yang diinginkan, lalu ditimbang dengan berat yang
telah ditentukan. Cabai yang sudah melewati proses persiapan kemudian dicuci hingga bersih
menggunakan air mengalir. Lalu cabai yang sudah bersih siap dilanjutkan untuk proses pengeringan,
cabai dimasukkan ke dalam heater dengan alat yang daya 340 watt, suhu 50°C, dan waktu
pengeringan selama 4 jam. Setelah pengeringan perlakuan cabai disimpan pada tempat yang kedap
udara.
BAB III
DETAIL DESAIN ALAT UTAMA
III.1. Spesifikasi Alat

Suhu lingkungan : 27 °𝐶
Kapasitas pengeringan : 4 kg
Lama pengeringan : 4 jam
Tekanan udara sekitar : 1 Atm
Suhu awal bahan : 27 °𝐶
Suhu ruang pengering : 50 °𝐶
Suhu maksimum elemen pemanas : 60 ° 𝐶 .
Setting termostat : 60 ° 𝐶
Kadar air awal bahan : 90 %
Kadar air akhir bahan : 10 %
Konsumsi daya : 340 watt
Daya input dan output : 340 watt

III.2. Perhitungan Ukuran Alat


Proses pengeringan yang dilakukan bertujuan untuk menguapkan kandungan air pada cabai
dari 90% hingga menjadi 10% (standar kering).
Untuk 1 kg cabai basah mempunyai :
Jumlah air = (90/100) x 1 kg = 0,9 kg
Jumlah zat padat = 1 kg – 0,9 kg = 0,1 kg
Berat cabai kering = (0,1 x 100) / 90 = 0,111 kg
Jumlah air pada cabai kering = 10/100 x 0,111 = 0,0111 kg

● Untuk 4 kg cabai basah


Jumlah air pada cabai basah = (90/100) 𝑥 4 𝑘𝑔 = 3,6 𝑘𝑔
Jumlah zat padat = 4 𝑘𝑔 − 3,6 𝑘𝑔 = 0,4 𝑘𝑔
Berat cabai kering = 0,4 𝑘𝑔 : (90/100) = 0,444
Jumlah air pada cabai kering = (10/100) 𝑥 0,444 𝑘𝑔 = 0,0444 𝑘𝑔
Kadar air yang diinginkan = Kair = (Wa/Wk) x 100 %
Kair = (0,0444𝑘𝑔 : 0,4444 𝑘𝑔) 𝑥 100 = 10%
● Laju Pengeringan
Jika alat yang dirancang mampu mengeringkan cabai sebanyak 4 kg
dalam waktu 4 jam, maka didapatkan :
Laju pengeringan = 4𝑘𝑔 / 4𝑗𝑎𝑚 = 1𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚

● Energi yang dibutuhkan


𝑄1 = 𝑚 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 𝛥𝑇
𝑄1 = 4 𝑘𝑔 𝑥 2,24 k𝐽/𝑘𝑔 °C 𝑥 (50 − 27) ͦ 𝐶
𝑄1 = 17,92 𝑘𝐽

𝑄2 = 𝑚 𝑥 λ
𝑄2 = (4-0,4) kg x 22,6x105 J/kg
𝑄2 = 12074, 5 𝐽 = 12, 0745 𝑘𝐽

● Konsumsi Energi panas selama 4 jam adalah


𝑄 = 17,92 + 12,0745 / (4 x 3600)
= 0,002 kJ/det
= 0,002 x 3600 x 0,24
= 1,7996 K kal / jam

Proses pengeringan yang berlangsung selama 4 jam bertujuan untuk menguapkan kandungan
air pada cabai merah yang tadinya sekitar 90% menjadi 10 % (standart kering).
III.3. Gambar Desain Alat

Gambar 3.1 Konstruksi Alat Pengering Cabai


Keterangan gambar alat pengering cabai:
A. Rangka alat pengering
Bahan utama dari pembuatan alat pengering dapat bermacam-macam, namun
pada pembuatan alat ini mempergunakan baja ringan dengan ukuran 2x4 cm. Baja ringan tersebut
dipotong dengan perincian:
1. Ukuran 0,7 m sebanyak 4 buah (panjang)
2. Ukuran 0,4 m sebanyak 4 buah (tinggi)
3. Ukuran 0,3 m sebanyak 8 buah (lebar)

B. Dinding penutup
Dinding penutup ini digunakan untuk menutup bagian dari rangka yang telah dibuat. Dinding
penutup terdiri atas dua bagian utama yaitu:
1. Dinding ruang pengering
Terbuat dari gabus cork sheet dengan tujuan apabila terjadi penurunan panas akibat
elemen pemanas mati karena melebihi setting sebelumnya, maka udara di sekitar ruang
pengering tidak akan cepat turun. Hal ini dapat menyebabkan udara dalam ruang pengering
akan tetap terasa hangat menunggu elemen pemanas hidup kembali.
Pemotongan gabus dan karpet
1. ukuran 3,5 x 4,7 cm sebanyak 1 buah
2. ukuran 3,5 x 2 cm sebanyak 1 buah
3. ukuran 3 x 4,7 cm sebanyak 2 buah
4. ukuran 3 x 2 cm sebanyak 2 buah
2. Dinding ruang pemanas dan kipas penghembus
Dinding ini terbuat dari partikel board (triplek) atas dasar pertimbangan letaknya yang
dekat dengan elemen pemanas diharapkan dapat memancarkan panas di daerah sekitarnya
sebelum dihembuskan oleh kipas menuju ruang pengering.
Pemotongan kawat kasa
1) ukuran 30 x 35 cm sebanyak 3 buah
C. Tempat elemen pemanas
Penempatan elemen pemanas yaitu disamping ruang pengering yang terbuat
dari kawat kasa.

D. Tempat kipas penghembus


Kipas penghembus diletakkan menyatu dengan ruang pemanas, tetapi diletakkan didepan
elemen pemanas tepatnya menempel pada dinding tepi (pada gambar). Dinding ini terbuat dari kawat
kasa dengan tujuan untuk menyerap udara dari luar dan menghembuskannya menuju sumber
pemanas.

E. Penyangga rak
Penyangga rak pengering ini terbuat dari baja ringan hollow 2x4 cm. Penyangga rak pengering
ini diberi lekukan berjumlah empat tingkat. Tekak-tekik ini nantinya akan digunakan untuk
meletakkan rak pengering yang berisi cabai diatasnya.
Pemotongan kayu untuk rak dengan ketentuan
1) ukuran 43 cm sebanyak 8 buah
2) ukuran 30 cm sebanyak 8 buah
Pembentukan rangka dengan ketentuan
1) ukuran 43 x 30 cm sebanyak 4 buah Pemasangan kawat kasa pada rangka rak

F. Rak pengering
Pembuatan rak pengering disesuaikan dengan jumlah lekukan pada penyangga rak. Rak
penyangga terbuat dari kawat kasa .

G. Ventilasi udara
Ventilasi udara pada alat pengering berfungsi untuk sirkulasi udara, dalam arti untuk
menguapkan uap air pada cabai yang dikeringkan.

H. Pintu ruang pengering dan ruang pemanas


Bagian pintu dipasang pada sisi depan ruang pengering dan ruang pemanas dengan diberi dua
engsel pada bagian samping. Pembuatan pintu ini terbuat dari kaca bening agar dapat melihat kondisi
cabai dan suhu yang ada dalam ruang pengering.
Pintu dengan ketentuan
1) ukuran 47 cm sebanyak 2 buah
2) ukuran 35 cm sebanyak 2 buah
3) ukuran 20 cm sebanyak 2 buah
4) ukuran 35 cm sebanyak 2 buah

Pembentukan rangka pintu dengan ketentuan


1) ukuran 47 x 35 cm sebanyak 1 buah
2) ukuran 20 x 35 cm sebanyak 1 buah

Pomotongan kaca pintu dengan ketentuan


1) ukuran 45 x 23 cm sebanyak 1 buah
2) ukuran 18 x 23 cm sebanyak 1 buah

III.2.1. Fungsi Perancangan Desain Alat


a. Motor listrik (fan)
Motor listrik adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi gerak atau
mekanik. Motor yang dipakai dalam pembuatan alat ini adalah jenis Motor Induksi Fasa Tunggal
yaitu kipas penghembus. Kipas penghembus (AC 40 W / 220 Volt 50 Hz) diletakkan menyatu dengan
ruang pemanas. Kipas penghembus diletakkan dengan arah hembusan udara ke sumber elemen
pemanas dan ruang pengering, tujuannya adalah panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas dan
menyebabkan udara disekitar menjadi panas nantinya akan dialirkan ke ruang pengering untuk
menguapkan kadar air yang terkandung dalam cabai.
b. Elemen pemanas
Elemen pemanas merupakan alat pengubah tenaga listrik menjadi tenaga panas, atau
komponen ini berfungsi sebagai penghasil panas. Elemen pemanas yang dipakai dalam pembuatan
alat ini memiliki daya 340 Watt / 220 volt AC. Elemen pemanas diletakkan yaitu pada bagian dinding
pemisah antara ruang pengering dengan ruang pemanas.
c. Lampu dan resistor
Lampu sebanyak 1 buah berfungsi untuk mengetahui terputus atau menyambungnya
thermostat. Apabila elemen pemanas terhubung dengan arus maka lampu indikator secara otomatis
akan menyala, namun setelah selang beberapa waktu apabila panas telah melebihi setting pada
termostat, maka arus akan terputus dan mengakibatkan lampu indikator mati beberapa saat seiring
matinya elemen pemanas. Apabila panas pada elemen pemanas telah turun maka arus akan terhubung
kembali dan lampu indikator akan menyala kembali. Sedangkan resistor dipasang untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir mengingat konstruksi lampu yang relatif kecil.
d. Thermostat
Thermostat sebanyak 1 buah berfungsi untuk mengatur panas, dalam arti sebagai saklar
otomatis bila panas melebihi batas setting. Termostat yang digunakan adalah termostat dwi logam,
karena sesuai dengan media pemanas yaitu udara dan pada ruangan tertutup. Tujuan pemakaiannya
adalah sebagai peralatan pengaman untuk mempertahankan panas sesuai setting yang telah ditentukan
sebelumnya, sehingga sumber panas tidak akan cepat mudah rusak.
e. Ruang pengering
Ruang pengering berbentuk rak yang terbuat dari kawat kasa yang dipaku dengan kayu.
Keistimewaan ruang pengering berbentuk rak adalah dapat mengeringkan bahan secara merata karena
tersusun rata pada rak, penggunaan rak sebagai tempat untuk mengeringkan dapat dipasang alat
pengontrol. Alat pengontrol ini yang memungkinkan suhu dalam ruangan dapat terjaga kestabilannya.
Posisi rak tersebut dapat dipindah secara berurutan setiap selang beberapa waktu secara teratur sampai
didapat kadar air yang diinginkan.
f. Pintu pengering
Pemasangan pintu dengan kaca bening dan diberi engsel bertujuan untuk melihat kondisi cabai
selama proses pengeringan dan melihat suhu sehingga nantinya suhu dapat dijaga kestabilannya.
BAB IV
HARGA ALAT DAN ONGKOS OPERASI

IV.1 Harga Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Ukuran Jumlah Harga Satuan Jumlah

1 Baja Ringan Hollow 0,7 m 4 batang Rp19.000 Rp76.000


2x4 cm 0,4 m
0,3 m

2 Gabus cork sheet 30 cm 1 Rp44.600 Rp44.600


40 cm

3 Triplek MDF 18 mm 1 Rp180.000 Rp180.000

4 Kawat kasa 1x2 m 4 Rp10.000 Rp40.000

5 Kaca Bening 0,8 m 1 Rp70.000 Rp70.000


0,6 m

6 Kabel + steaker 1 1 Rp20.000 Rp20.000

7 Engsel standar 2 Rp22.000 Rp44.000

8 Kipas Sirkulasi AC 40 W/ 1 Rp55.000 Rp55.000


220 Volt
50 Hz

9 Heater 340 W/ 1 Rp150.000 Rp150.000


220 Volt

10 Termostat standar 1 Rp50.000 Rp50.000

11 Termometer 110 2 Rp30.000 Rp60.000


50

12 Lampu + Resistor standar 1 Rp50.000 Rp50.000

13 Dinamo 220 Volt 1 Rp45.000 Rp45.000

Total Rp872.600
IV.2. Biaya Operasional
Konsumsi listrik
P = V*I
= 220 V * 1,54 A
= 340 W
Konsumsi listrik 4 jam
P = 340 Watt * 4 jam
= 1.360 Watt
= 1,36 KWh

Dengan biaya listrik R-1/900 VA (subsidi) = Rp.1.352


maka biaya yang diperlukan per bulannya adalah
P = 1,36 KWh*Rp.1.352*30 hari
= Rp 55.162

IV.3. Pertimbangan Ekonomi

Perkiraan Harga Jual Cabai Kering


● Berdasarkan data dari website marketplace, pada bulan April 2022 harga untuk satu kilogram
cabai kering adalah Rp. 60.000

● Hasil panen cabai selama sebulan empat kali dengan jumlah kurang lebih 20 kg/satu kali
panen. Jika dikalkulasikan berarti satu bulan dapat menghasilkan 80 kg

● Sehingga pada proses ini didapatkan berat cabai hasil = 80 kg/bulan *0,44444 kg = 35,53 kg

● Kemudian dapat diketahui untuk harga cabai kering awalnya adalah sebesar
= Rp. 60.000* 35,53 kg = Rp. 2.131.000
LAMPIRAN

Syarat mutu cabai kering menurut Standart Perdagangan Indonesia (SP-56-1977)

Karakteristik Syarat Metode Pengujian

Mutu 1 Mutu 2

Bau dan Rasa Khas Khas Organileptik

Berjamur dan Tidak ada 3,0 SP-SMP-32-1995


Berserangga % (bobot ISOR-927-1969 (E)
/ bobot) maks

Excrete mg / kg maks 2,0 3,0 SP-SMP-32-1975


ISOR-927-1969 (E)

Ka % (bobot / bobot) 11 11 SP-SMP-7-1975


maks ISOR-939-1969 (E)

Benda asing % (Bobot 1,0 3,0 SP-SMP-32-1975


/ bobot)maks ISOR-927-1969 (E)

Buah cacat % (bobot / 5,0 5,0 SP-SMP-32-1975


bobot) maks ISOR-927-1969 (E)

Keterangan :
1) Buah berjamur : Cabai kering yang dicemari jamur dan luas pencemarannya 0,5 cm² atau
lebih
2) Berserangga (insect infested) : cabai kering yang dicemari oleh serangga, baik yang
menimbulkan lubang atau ditumbuhi jaringan (webbing) atau mengandung serangga (hidup
atau mati)
3) Excrate : kotoran tikus atau lain
4) Benda asing : semua benda yang bukan cabai kering, seperti batu, tanah, potongan logam, tali
batang dan tangkai buah
5) Buah cacat : cabai kering yang berwarna hitam, kuning, belang serta buah hancur dan busuk
disebabkan cacat rusak karena panen muda, panen musim hujan, atau penjemuran tidak
sempurna atau rusak karena mekanis
6) Ka : kadar air
DAFTAR PUSTAKA
Budihastuti, R., Dkk. 2016. Pengaruh Suhu Pengeringan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Cabai
Rawit. Jurnal Biologi, Volume 5 No 1. Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Rahmalina, D., Dkk. 2022. Rancang Bangun Alat Pengering Cabai Skala Laboratorium dengan
Pemanfaatan Concentrated Solar Power. Jurnal Ilmiah Rekayasa Dan Inovasi. Fakultas Teknik,
Universitas Pancasila, Jakarta.
Rokhani. 2006. Rancang Bangun Sistem Pengering Cabai Merah Secara Elektrik. Tugas Akhir .
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai