TekProd - Pengering Produk Cabe, Skala Industri Rumah Tangga
TekProd - Pengering Produk Cabe, Skala Industri Rumah Tangga
Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Proyek
Perancangan Alat Pengering Cabai Merah Secara Elektrik” dengan baik.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produk pada
Program Studi Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN
”Veteran” Yogyakarta. Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, yaitu kepada:
1. Dra. Sri Wahyu Murni, M.T. sebagai dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produk.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai berbagai macam tumbuhan yang
melimpah, terutama dibidang pertanian. Salah satu produk pertanian di Indonesia adalah cabai
merah (Capsicum annum L). Kebutuhan cabai untuk kota besar yang berpenduduk satu juta atau
lebih sekitar 800.000 ton/tahun atau 66.000 ton/bulan. Pada musim hajatan atau hari besar
keagamaan, kebutuhan cabai biasanya meningkat sekitar 10-20% dari kebutuhan normal. Tingkat
produktivitas cabai secara nasional selama 5 tahun terakhir sekitar 6 ton/ha (Kementan, 2016).
cabai merah menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya kaum ibu rumah tangga. Cabai merah
memiliki kadar air yang sangat tinggi sekitar 90%. Kadar air yang tinggi ini dapat menyebabkan daya
simpan cabai tidak tahan lama. Sehingga diperlukan diversifikasi olahan cabai merah sebagai solusi
untuk memperpanjang umur simpan cabai merah. Upaya penyelamatan hasil pertanian dapat
dilakukan dengan metode pengeringan. Prinsip pengeringan ini berupaya untuk menguapkan air
dalam cabai karena adanya perbedaan kandungan uap air di antara udara dan bahan yang dikeringkan.
Udara memiliki kandungan uap air yang lebih kecil dari pada bahan, sehingga dapat menghisap uap
air dari bahan yang dikeringkan. Salah satu faktor yang dapat mempercepat proses pengeringan
adalah angin atau udara yang mengalir. Dengan adanya aliran udara maka udara yang sudah jenuh
dapat diganti oleh udara kering sehingga proses pengeringan dapat berjalan secara terus menerus.
Penanganan pasca panen cabai masih sangat kurang diperhatikan, sehingga perlu adanya
penanganan yang dapat mempertahankan nilai ekonomi dan komoditi tersebut, salah satunya melalui
pengeringan.
Pengeringan dimaksudkan untuk menghilangkan sejumlah air dari bahan yang dikeringkan
dengan cara penguapan. Produksi yang melimpah pada saat panen raya dapat ditangani melalui
pengeringan. Pengeringan secara garis besar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan
alami dan buatan (Hartuti dan Sinaga, 1997).
Pengeringan merupakan salah satu cara untuk pengawetan pasca panen yang dapat menjaga
kualitas dari produk yang dihasilkan. Pengeringan menggunakan metode oven memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya antara lain suhu yang digunakan dapat ditentukan dan pengeringan dapat
berjalan lebih cepat karena tidak tergantung cuaca, sedangkan kekurangannya adalah dapat mengubah
sifat bahan yang dikeringkan akibat suhu yang terlalu tinggi seperti perubahan tekstur dan warna
buah.
Berdasarkan permasalahan yang ada, yaitu penurunan kualitas produksi cabai pasca panen,
maka proyek ini akan melakukan penelitian terhadap penanganan pasca panen dengan cara
pengeringan cabai dengan metode yang berbeda dan diharapkan mampu mempertahankan kualitas
yang ada.
Kapasitas alat menggambarkan seberapa besar massa yang dapat dikeringkan. Dalam hal ini
kapasitas yang dipakai sebesar 4 kg dengan ketentuan telah mengalami proses penjemuran sementara.
Waktu untuk proses pengeringan selama 4 jam dengan elemen pemanas yang digunakan sebagai
sumber panas berjumlah satu buah dengan daya 340 watt dan dengan batasan setting Termostat pada
suhu maksimal adalah 60 °C.
I.3 Detail Spesifikasi
Desirable:
1. Ukuran alat tidak terlalu besar
2. Alat mudah dibawa atau dipindahkan
3. Tidak menimbulkan kebisingan dan gangguan yang besar
4. Perawatan alat mudah
5. Peralatan mampu bertahan lama
Useful:
1. Harga alat terjangkau untuk semua kalangan
2. Biaya operasional murah
3. Mudah didapatkan
4. Dapat diproduksi secara mudah dan sederhana
5. Alat mudah digunakan
Mempersiapkan bahan
↓
Bahan diseleksi dan ditimbang dengan ukuran yang telah ditentukan
↓
Cabai yang telah selesai disiapkan kemudian dicuci dengan air mengalir
↓
Cabai yang sudah bersih dimasukkan ke dalam heater dengan Daya : 340 watt ; Suhu : 50°C;
Waktu : 4 jam
↓
Cabai kemudian disimpan di tempat yang kedap udara
Cabai disiapkan dengan menyeleksi kriteria cabai yang diinginkan, lalu ditimbang dengan berat yang
telah ditentukan. Cabai yang sudah melewati proses persiapan kemudian dicuci hingga bersih
menggunakan air mengalir. Lalu cabai yang sudah bersih siap dilanjutkan untuk proses pengeringan,
cabai dimasukkan ke dalam heater dengan alat yang daya 340 watt, suhu 50°C, dan waktu
pengeringan selama 4 jam. Setelah pengeringan perlakuan cabai disimpan pada tempat yang kedap
udara.
BAB III
DETAIL DESAIN ALAT UTAMA
III.1. Spesifikasi Alat
Suhu lingkungan : 27 °𝐶
Kapasitas pengeringan : 4 kg
Lama pengeringan : 4 jam
Tekanan udara sekitar : 1 Atm
Suhu awal bahan : 27 °𝐶
Suhu ruang pengering : 50 °𝐶
Suhu maksimum elemen pemanas : 60 ° 𝐶 .
Setting termostat : 60 ° 𝐶
Kadar air awal bahan : 90 %
Kadar air akhir bahan : 10 %
Konsumsi daya : 340 watt
Daya input dan output : 340 watt
𝑄2 = 𝑚 𝑥 λ
𝑄2 = (4-0,4) kg x 22,6x105 J/kg
𝑄2 = 12074, 5 𝐽 = 12, 0745 𝑘𝐽
Proses pengeringan yang berlangsung selama 4 jam bertujuan untuk menguapkan kandungan
air pada cabai merah yang tadinya sekitar 90% menjadi 10 % (standart kering).
III.3. Gambar Desain Alat
B. Dinding penutup
Dinding penutup ini digunakan untuk menutup bagian dari rangka yang telah dibuat. Dinding
penutup terdiri atas dua bagian utama yaitu:
1. Dinding ruang pengering
Terbuat dari gabus cork sheet dengan tujuan apabila terjadi penurunan panas akibat
elemen pemanas mati karena melebihi setting sebelumnya, maka udara di sekitar ruang
pengering tidak akan cepat turun. Hal ini dapat menyebabkan udara dalam ruang pengering
akan tetap terasa hangat menunggu elemen pemanas hidup kembali.
Pemotongan gabus dan karpet
1. ukuran 3,5 x 4,7 cm sebanyak 1 buah
2. ukuran 3,5 x 2 cm sebanyak 1 buah
3. ukuran 3 x 4,7 cm sebanyak 2 buah
4. ukuran 3 x 2 cm sebanyak 2 buah
2. Dinding ruang pemanas dan kipas penghembus
Dinding ini terbuat dari partikel board (triplek) atas dasar pertimbangan letaknya yang
dekat dengan elemen pemanas diharapkan dapat memancarkan panas di daerah sekitarnya
sebelum dihembuskan oleh kipas menuju ruang pengering.
Pemotongan kawat kasa
1) ukuran 30 x 35 cm sebanyak 3 buah
C. Tempat elemen pemanas
Penempatan elemen pemanas yaitu disamping ruang pengering yang terbuat
dari kawat kasa.
E. Penyangga rak
Penyangga rak pengering ini terbuat dari baja ringan hollow 2x4 cm. Penyangga rak pengering
ini diberi lekukan berjumlah empat tingkat. Tekak-tekik ini nantinya akan digunakan untuk
meletakkan rak pengering yang berisi cabai diatasnya.
Pemotongan kayu untuk rak dengan ketentuan
1) ukuran 43 cm sebanyak 8 buah
2) ukuran 30 cm sebanyak 8 buah
Pembentukan rangka dengan ketentuan
1) ukuran 43 x 30 cm sebanyak 4 buah Pemasangan kawat kasa pada rangka rak
F. Rak pengering
Pembuatan rak pengering disesuaikan dengan jumlah lekukan pada penyangga rak. Rak
penyangga terbuat dari kawat kasa .
G. Ventilasi udara
Ventilasi udara pada alat pengering berfungsi untuk sirkulasi udara, dalam arti untuk
menguapkan uap air pada cabai yang dikeringkan.
Total Rp872.600
IV.2. Biaya Operasional
Konsumsi listrik
P = V*I
= 220 V * 1,54 A
= 340 W
Konsumsi listrik 4 jam
P = 340 Watt * 4 jam
= 1.360 Watt
= 1,36 KWh
● Hasil panen cabai selama sebulan empat kali dengan jumlah kurang lebih 20 kg/satu kali
panen. Jika dikalkulasikan berarti satu bulan dapat menghasilkan 80 kg
● Sehingga pada proses ini didapatkan berat cabai hasil = 80 kg/bulan *0,44444 kg = 35,53 kg
● Kemudian dapat diketahui untuk harga cabai kering awalnya adalah sebesar
= Rp. 60.000* 35,53 kg = Rp. 2.131.000
LAMPIRAN
Mutu 1 Mutu 2
Keterangan :
1) Buah berjamur : Cabai kering yang dicemari jamur dan luas pencemarannya 0,5 cm² atau
lebih
2) Berserangga (insect infested) : cabai kering yang dicemari oleh serangga, baik yang
menimbulkan lubang atau ditumbuhi jaringan (webbing) atau mengandung serangga (hidup
atau mati)
3) Excrate : kotoran tikus atau lain
4) Benda asing : semua benda yang bukan cabai kering, seperti batu, tanah, potongan logam, tali
batang dan tangkai buah
5) Buah cacat : cabai kering yang berwarna hitam, kuning, belang serta buah hancur dan busuk
disebabkan cacat rusak karena panen muda, panen musim hujan, atau penjemuran tidak
sempurna atau rusak karena mekanis
6) Ka : kadar air
DAFTAR PUSTAKA
Budihastuti, R., Dkk. 2016. Pengaruh Suhu Pengeringan Yang Berbeda Terhadap Kualitas Cabai
Rawit. Jurnal Biologi, Volume 5 No 1. Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Rahmalina, D., Dkk. 2022. Rancang Bangun Alat Pengering Cabai Skala Laboratorium dengan
Pemanfaatan Concentrated Solar Power. Jurnal Ilmiah Rekayasa Dan Inovasi. Fakultas Teknik,
Universitas Pancasila, Jakarta.
Rokhani. 2006. Rancang Bangun Sistem Pengering Cabai Merah Secara Elektrik. Tugas Akhir .
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang.