Anda di halaman 1dari 40

RAHASIA

PUSAT KESENJATAAN INFANTERI Lampiran III Keputusan Danpusdikif


PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI Nomor Kep / 46 / VII / 2017
Tanggal 18 Juli 2017

UTP - UMUM / JABATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kesiapan tempur satuan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kesiapan


prajurit secara perorangan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai pangkat dan
jabatannya. Oleh karenanya, kemampuan perorangan harus senantiasa dibina dan
ditingkatkan, agar setiap saat dapat dicapai kondisi yang optimal untuk dapat
melaksanakan tugas pokoknya.
b. Guna memperoleh data dan hasil pelaksanaan latihan perorangan yang telah
dilaksanakan adalah dengan melaksanakan latihan Uji Terampil Perorangan Umum
mapun Jabatan. Dengan Uji Terampil Perorangan ini, maka setiap perorangan
diharapkan dapat diketahui secara pasti tentang pengetahuan dan keterampilan yang
harus dimiliki.
c. Dalam rangka memperoleh keseragaman dan kesamaan pemahaman Perwira
Siswa maka disusun naskah departemen tentang penyelenhggaraan Uji Terampil
Perorangan Umum dan Jabatan yang digunakan sebagai pedoman dalam proses
belajar dan mengajar pada pendidikan Dikcabpaif.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan
ajaran bagi Dikcabpaif.

b. Tujuan. Agar Perwira Siswa dan Taruna Akmil memahami dan mampu
menyelenggarakan UTP Umum dan Jabatan sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas
di satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup Naskah ini dibatasi dengan materi
yang tertuang dalam kurikulum meliputi hubungan antara UTP dengan SJM, Pola Karier,
Sisbinlat, ketentuan umum tentang UTP dan pelaksanaan UTP UTP yang disusun dengan
tata urut sebagai berikut :

RAHASIA
2

a. Pendahuluan.
b. Hubungan antara UTP dengan SJM, Pola Karier dan Sisbinlat.
c. Ketentuan Umum tentang UTP.
d. Pelaksanaan UTP.
e. Penutup.

4. Pengertian.

a. Tugas Umum. Tugas tempur dan non tempur terpenting pada setiap tingkat
keterampilan dalam SJM.
b. Tugas Khusus. Tugas perorangan sesuai fungsi dan jabatan dalam TOP atau
DAF yang berlaku.
c. Spesialisasi Jabatan Militer (SJM). Adalah kelompok jabatan/kedudukan
militer yang mempunyai hubungan sedemikian dekat sehingga diantara orang-orang
yang diklasifikasikan dalam kelompok tersebut terdapat derajat tukar menukar yang
optimal. Kode SJM Infanteri adalah 101, ditulis pada urutan pertama, kedua, ketiga.
d. Kelompok Karier. Pengelompokan SJM yang mempunyai hubungan satu
sama lain untuk memungkinkan pembinaan personel/pembinaan tenaga manusia
dengan sebaik-baiknya. SJM Infanteri terdiri dari 3 kelompok karier yaitu awak lintas
datar dengan kode B dan awak lintas lengkung dengan kode C, penembak senapan
dengan kode A yang ditulis pada ururtan ke 4 (Kodefikasi).
e. Proglatsi. Pedoman penyelenggaraan latihan Satuan-Satuan Infanteri
sampai tingkat Kompi yang bertujuan untuk mendapatkan suatu kemampuan tempur
yang tinggi bagi seluruh Satuan Infanteri di lingkungan TNI AD standar yang sama.
Latihan Proglatsi terdiri dari perorangan dasar, latihan kelompok/Regu, dan latihan
Peleton dan latihan Kompi serta latihan Yon.
f. U T J. Perangkat untuk memberikan pedoman dalam penyelenggaraan,
mengukur tingkat keterampilan para pejabat dalam memimpin pasukannya secara
langsung di lapangan dalam memecahkan setiap persoalan taktis yang ditimbulkan ;
Dalam pengujian UST, UTJ perangkat dan pelaksanaannya jadi satu.
g. U T P (Uji Terampil Perorangan). Adalah perangkat kendali pembinaan
kemampuan perorangan untuk mengetahui secara pasti pengetahuan dan
keterampilan perorangan dalam kesiapan personel melaksanakan tugas sesuai fungsi
dan pangkat serta jabatan agar dapat dibina ditingkatkan sehingga dapat dicapai
kondisi yang optimal. Dalam UTP yang diuji adalah kemampuan teknis perorangan
tanpa pasukan.
h. UTP Umum. UTP untuk mengukur kesiapan personel melaksanakan tugas
umum sesuai tingkat SJM.
i. UTP Jabatan. UTP untuk mengukur kesiapan personel melaksanakan tugas
khusus sesuai jabatannya dalam pengelompokkan sesuai organisasi yang diuji adalah
keterampilan teknis.
j. Latihan dan Persiapan UTP. Waktu dan kegiatan yang disiapkan untuk
latihan menghadapi UTP. Latihan bagi yang akan melaksanakan UTP, dan persiapan
penyelenggaraan UTP bagi penyelenggara.
3

k. Latihan ulang UTP. Adalah waktu dan kegiatan yang disiapkan untuk latihan
UTP dikarenakan ada personel yang tidak lulus UTP dalam satu tahap latihan
Proglatsi. Peserta latihan adalah mereka yang tidak lulus UTP, sedang yang lulus
dapat menjadi pembantu pelatih.
l. UTP ulang. Adalah waktu dan kegiatan yang disiapkan untuk menguji
personel yang tidak lulus UTP serta personel yang dalam latihan atau kegiatan telah
menyimpang atau mengabaikan dari keadaan yang telah dipunyai.

BAB II
HUBUNGAN ANTARA UTP DENGAN SJM, POLA KARIER DAN SISBINLAT

5. Umum.

a. Untuk dapat menyusun suatu peranti lunak UTP yang tepat dan efektif, perlu
diketahui letak dan hubungan perangkat kendali ini dengan keseluruhan sistem
pembinaan kemampuan perorangan yang berlaku di lingkungan TNI AD. Dengan
demikian akan dapat direalisasi salah satu filosofi latihan kita yang berbunyi “Apa
yang akan dilaksanakan di daerah operasi, itulah yang kita latihkan dan apa
yang kita latihkan, itulah yang akan diujikan”.
b. Mengingat UTP ini mempunyai kepentingan, baik yang berkaitan dengan
perorangan maupun organisasi, berikut ini akan dibahas hubungan antara UTP
dengan Spesialisasi Jabatan Militer, Pola Karier dan Sistem Pembinaan Latihan.

6. Hubungan UTP dengan Spesialisasi Jabatan Militer.

a. SJM adalah identifikasi dari kelompok kedudukan jabatan militer yang


mempunyai hubungan fungsional sedemikian dekatnya, sehingga terdapat derajat
tukar menukar yang tinggi diantara mereka yang berkualifikasi SJM tersebut. SJM
menjelaskan spesialisasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk pelaksanaan
jabatan militer dengan baik.
b. Sementara itu dalam rangka pembinaan Karier Bintara dan Tamtama TNI AD
telah dirumuskan adanya Pola dan Tingkatan Keterampilan Perorangan dalam SJM.
Pola ini mengatur dan sekaligus mempersyaratkan keterampilan-keterampilan
perorangan yang harus dimiliki pada tingkat kepangkatan tertentu, periode dan
tingkatan keterampilan ditetapkan sebagai berikut :
4

TINGKAT TINGKAT KELOMPOK KODE


PANGKAT BPUP
KETERAMPILAN SJM KARIER, AWAK SJM
Penembak 101 A1
1 Prada DASAR 1
Senapan
Lintas datar 101 B2
2 Pratu-Praka 2
L Lintas lengkung 101 C2
A Lintas datar 101 B3
3 Kopda 3
N Lintas lengkung 101 C3
J Lintas datar 101 B4
4 Koptu-Kopka 4
U Lintas lengkung 101 C4
T Lintas datar 101 B5
5 Serda-Sertu 5
A Lintas lengkung 101 C5
N Lintas datar 101 B6
6 Serka-Serma 6
Lintas lengkung 101 C6
7 Pelda-Peltu PUNCAK Pengawas 101 Z7 7

c. Berdasarkan tingkatan keterampilan dalam SJM ini ditentukan kemampuan


yang harus dimiliki oleh setiap personel. Kemampuan ini meliputi 2 aspek, yaitu
pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan ini diformulasikan
dalam tugas-tugas yang harus dapat dilaksanakan dalam standar tertentu. Seluruh
personel harus memiliki kemampuan pada tingkat keterampilan-1 dan dapat dinaikkan
ke tingkat keterampilan yang lebih tinggi bila ia memiliki kemampuan atau dapat
melaksanakan tugas-tugas pada tingkat keterampilan sebelumnya. Sebagai contoh :
Seorang prajurit berpangkat Kopral Dua, maka ia harus menguasai tingkat
keterampilan 1 dan 2, serta keterampilan pada tingkatnya yang sekarang yaitu tingkat
keterampilan 3.
d. Seluruh keterampilan pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dalam
setiap tingkat ini merupakan keterampilan pokok dalam SJM masing-masing dengan
titik berat pada tugas-tugas umum dan tugas-tugas khusus. Selanjutnya dikaitkan
dengan fungsi jabatan dan kedudukan dalam organisasi. Tugas-tugas tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1) Tugas Umum. Dalam tugas umum sesuai SJM ini buku yang digunakan
sebagai pedoman dalam melatih dan menguji prajurit adalah Buku Pedoman
Umum Prajurit Infanteri sesuai tingkat pengetahuan dan keterampilannya
(BPUP-1 s.d BPUP-7).

Contoh : Semua Prajurit yang berpangkat Prada harus berpedoman dan dapat
melaksanakan tugas dalam Buku Pedoman Umum Prajurit - 1.

2) Tugas Khusus. Dalam tugasnya berpedoman pada Buku Pedoman


Khusus Jabatan (BPKJ), kalau dia Pejabat di Rupan, maka dia harus
berpedoman pada Buku Pedoman Khusus Jabatan di Kipan. Bagan di bawah
ini dapat menjelaskan bagaimana totalitas suatu tugas perorangan dalam
jabatan :
5

JABATAN WADAN RUPAN DANCUK MO.60 KETERANGAN


KOPDA/KOPTU KOPDA/KOPTU
PANGKAT
(SJM 101 B3) (SJM 101 C3)
Keterampilan Keterampilan di
3 3
umum yang bawahnya
harus dikuasai Keterampilan
(tugas umum) (Lintas Datar) (Lintas Lengkung) umum pada
tingkatan SJM
Keterampilan Mengatasi Keterampilan
Tik Rupan
khusus yang gangguan Mo.60 spesifik
harus dikuasai Tugas khusus
(tugas khusus) Menembak SO Menembak Mo.60 pejabat di
bawahnya

e. Dengan telah ditetapkannya keterampilan (pengetahuan dan keterampilan)


perorangan sesuai dengan tingkat keterampilan dalam SJM masing-masing, maka
UTP yang diselenggarakan harus menguji pengetahuan dan keterampilan yang
bersifat umum dan yang terkait dengan jabatan untuk mendapatkan kepastian,
apakah tugas-tugas yang telah ditentukan itu dapat dilaksanakan sesuai dengan
standar yang berlaku. Dengan demikian UTP yang dilaksanakan meliputi UTP
Umum, UTP Jabatan (UTPJ) untuk menguji pengetahuan dan keterampilan yang
berkait dengan jabatan.
f. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :

1) SJM merupakan suatu sistem yang menyelaraskan antara pembinaan


karier dan pembinaan latihan dengan tujuan agar setiap prajurit yang
menduduki suatu jabatan militer dalam kelompok karier sesuai spesialisasinya,
memiliki profesionalisme yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya
2) Dalam konsep SJM, setiap jabatan militer memiliki persyaratan
pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap pejabat untuk itu
pejabat yang menduduki jabatan militer harus dilatih agar memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan dan setelah itu diuji untuk
mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan dan keterampilan tersebut telah
diketahui.
3) Uji Terampil Perorangan adalah sarana untuk menguji pengetahuan dan
keterampilan perorangan setiap prajurit yang telah melalui tahapan latihan
perorangan. Materi latihan dalam latihan perorangan meliputi materi umum dan
jabatan. Berkait dengan hal tersebut pengujiannya dilaksanakan sebagai
berikut :
a) Untuk menguji materi yang bersifat umum melalui Uji Terampil
Perorangan Umum (UTP Umum).
b) Untuk menguji materi yang berkait dengan pengetahuan dan
keterampilan jabatan melalui Uji Terampil Perorangan Jabatan (UTPJ).
4) Uji Terampil Perorangan adalah sarana untuk menguji tingkat
pemahaman prajurit sesuai tingkat keterampilannya dalam menduduki suatu
6

jabatan militer terhadap tugas-tugas umum dan jabatan yang dipersyaratkan


dalam SJM.
7. Hubungan UTP dengan Pola Karier. Bagi prajurit yang mempunyai jabatan tidak
jelas dalam pola karier sebagai awak lintas datar maupun awak lintas lengkung, seperti
Taban Jurlis, Ta Pesuruh, Ta Pelayan Radio, Ta pemasak dan lain-lain baik yang berada di
Kipan, Kima maupun Kiban, maka harus menentukan diri, apakah dalam UTP akan
mengikuti jalur lintas datar atau jalur lintas lengkung. Penentuan ini berdasarkan
pertimbangan perorangan dan hasil konseling dengan Komandannya serta melihat
kebiasaan tugas yang pernah dialami. Penentuan ini sebaiknya sudah sejak mulai
berpangkat Pratu. Pola karier harus sudah dimemahami oleh para prajurit, sehingga dapat
menjadi pancangan penentuan karier yang harus diikuti dan tugas apa yang harus dikuasai.
Dengan demikian dalam UTP dia sudah tahu apa yang harus dilaksanakan. Dalam pola
karier terlihat jabatan yang ada dibawahnya dan disampingnya dalam rangka menuju puncak
karier, berarti kemampuannya harus dikuasai dan kemampuan tersebut kalau keluar dalam
UTP sesuai jabatan harus dapat dikerjakan juga. Pada prinsipnya prajurit yang jabatannya
lebih tinggi harus dapat melaksanakan tugas jabatan yang dibawahnya.
Oleh karena itu soal UTP yang dikerjakan oleh bawahannya dapat pula dijadikan soal
UTP untuk yang bersangkutan. Hierarki jabatan ini dapat terlihat pada pola karier.

8. Hubungan UTP dengan Sisbinlat.

a. Dalam Sisbinlat TNI AD dikenal Latihan Perorangan dan Latihan Satuan.


Ditinjau dari tugasnya, Latihan Perorangan bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan teknis dan taktis perorangan agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya
masing-masing dalam hubungan Satuan. Selanjutnya latihan satuan meneruskan
kondisi tersebut untuk diarahkan kepada pencapaian tugas pokok satuan. Dengan
demikian jelaslah bahwa latihan perorangan memiliki arti penting berhubung pada
akhirnya ia sangat mewarnai kualitas satuan, sehingga sangat menentukan berhasil
tidaknya pencapaian tugas pokok satuan tersebut.
b. Pada prinsipnya latihan perorangan harus dilaksanakan secara bertingkat,
bertahap dan berlanjut, latihan perorangan harus merupakan anak tangga awal dari
keseluruhan proses penyelenggaraan latihan.
c. Di dalam Buku Petunjuk tentang Proglatsi Kipan dan Batalyon Infanteri, telah
diatur hal-hal sebagai berikut :

1) Latihan terdiri dari latihan perorangan dan latihan satuan. Latihan


meliputi latihan dasar (Umum), latihan perorangan tingkat Bintara dan latihan
perorangan tingkat Perwira. Sedangkan latihan satuan meliputi latihan tingkat
kelompok, Regu, Peleton dan Kompi. Materi latihan perorangan meliputi materi
teknik dan taktik yang berkaitan dan mendukung langsung pelaksanaan tugas
satuan, yang ditentukan dalam latihan satuan.
2) Pentahapan latihan diatur sebagai berikut :

a) Latihan perorangan = 9 minggu.


b) Latihan Tk. Ru/Pok/Si = 6 minggu.
c) Latihan Tk. Ton = 6 minggu.
d) Latihan Tk. Ki = 3 minggu.
7

e) Latihan Tk. Batalyonif = 3 minggu.

Waktu tersebut sudah termasuk untuk UST masing-masing tahap.


Jumlah waktu adalah 27 minggu. Setiap tahap latihan tidak akan berhasil
apabila masing-masing perorangan belum lulus dalam UTP. Waktu untuk UTP
diluar Proglatsi sendiri adalah 1 minggu. Dengan demikian waktu UTP,
Proglatsi UST dan UTJ sebanyak 28 minggu dalam 1 tahun.
3) Pola Proglatsi bila dihubungkan dengan UTP dapat digambarkan.

SIKLUS LATIHAN TINGKAT BATALYON

DIAG
LATOR LAT LATOR
NOS LATOR UTP LATOR LAT UTP UTJ UST UTJ
JAB TIS JAB
TIK LAN TAJA SAR UTP UMUM RU RU TON
RU RU TON
TEST

TAJA BARU 9 MINGGU 6 MINGGU

GLAPET, MOD, MED 6 MINGGU


DRILL NIS, TIS, PUR dan GLALAP

GLA LAT LATOR LAT LATOR LAT


UTJ UST UTJ UST
LAP TIS JAB TIS JAB TIS
YON KI KI TON
YON YON YON KI KI TON

3 MINGGU 3 MINGGU

BAB III
KETENTUAN UMUM TENTANG UTP

9. Umum.

a. Guna menunjang efisiensi dan efektifitas dalam latihan dan pengujian, maka
perumusan kebijaksanaan dan peranti lunak dilaksanakan secara terpusat,
sedangkan kegiatan latihan dan pengujian tersebut dilaksanakan secara tersebar
(desentralisasi). Disamping kita menginginkan agar para Komandan Satuan yang
telah menyelenggarakan latihan bagi anggotanya, sekaligus dapat mengujinya.
Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana latihan yang diberikan dapat mencapai
sasaran, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai penyempurnaan latihan-latihan
berikutnya.
b. Agar tujuan, sasaran dan hal-hal yang penting dari UTP ini dapat dipahami oleh
para pembina/Dansat yang akan menyelenggarakan UTP, perlu diberikan petunjuk
umum tentang UTP tersebut.
8

10. Tujuan dan Sasaran UTP.

a. Tujuan.

1) Menguji prajurit dalam melaksanakan tugas sesuai jabatan dalam rangka


mendukung tugas pokok satuan.
2) Didapatkannya suatu data kuantitatif yang valid tentang pemahaman dan
kekuasaan prajurit terhadap pengetahuan dan keterampilan umum serta
jabatan sesuai tingkat keterampilannya untuk kepentingan pembinaan personel
dan pembinaan latihan.

b. Sasaran.

1) Mekanisme pengujian dapat dilaksanakan secara sistematis dengan


dilandasi prinsip-prinsip pengujian yang berlaku dalam Sisbinlat TNI AD dalam
rangka mendapatkan hasil yang obyektif.
2) Dapat diketahui tingkat pemahaman prajurit tentang tugas dan
jabatannya yang pada akhirnya dapat digolongkan menjadi tiga kategori :

a) Personel yang mempunyai kecakapan yang melebihi/di atas


tingkat kecakapannya dalam SJM (sesuai fungsi dan jabatannya).
b) Personel yang mempunyai kecakapan sesuai dengan tingkat
kecakapannya dalam SJM (sesuai fungsi dan jabatannya) personel ini
dapat dipertahankan pada jabatannya, karena ia dapat memelihara
kecakapan yang dipersyaratkan.
c) Personel yang memiliki kecakapan yang kurang/dibawah tingkat
kecakapannya dalam SJM (sesuai fungsi dan jabatannya) pada personel
ini harus diberikan latihan secara intensif atau perintah untuk
meningkatkan keterampilannya dengan berlatih sendiri (di bawah
pengawasan dan bimbingan) agar ia dapat dimasukkan dalam kategori
dua setelah diadakan UTP Ulang. Bagi personel yang memiliki
kecakapan sangat kurang dibawah tingkat keterampilan dalam SJM
(sesuai fungsi dan jabatannya), walaupun sudah mengikuti UTP ulang
dan dari hasil pengamatan Komandan langsungnya ternyata yang
bersangkutan tidak dapat lagi ditingkatkan kemampuannya, maka
terhadap personel tersebut harus diganti dan ditempatkan dibagian lain
sesuai dengan kemampuannya.

11. Kegunaan UTP.

a. Bagi Mabesad.

1) Menentukan kelompok-kelompok karier yang memungkinkan


penggunaan personel Ba dan Ta sesuai SJM serta pengembangan karier
selanjutnya.
9

2) Menyusun dan menerapkan kebijaksanaan dan prosedur yang setepat-


tepatnya tentang seleksi klasifikasi, penugasan dan promosi.
3) Memberikan kesempatan dengan mengadakan pendidikan dan latihan
militer untuk memungkinkan pengembangan karier.
4) Memberikan informasi pada waktunya kepada prajurit dan Komandan
melalui sarana publikasi tentang kesempatan untuk pengembangan karier.

b. Bagi Komandan Satuan.

1) Memberikan penugasan dan menggunakan setiap individu prajurit


sesuai SJM-nya.
2) Memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengikuti
pendidikan dan latihan untuk pengembangan agar senantiasa dapat
melaksanakan tugas yang dihadapi.
3) Memberikan saran/nasehat, menilai dan memberikan motivasi kepada
setiap individu dengan memperhatikan sasaran karier kemajuan yang dicapai
serta titik penentuan karier yang diharapkan dengan konsultasi/konseling.

c. Bagi Pejabat Personel.

1) Memberikan saran kepada Komandan Satuan tentang penggunaan


personel Ba & Ta.
2) Menyusun dan melaksanakan program untuk pemberian saran dan
nasehat kepada setiap prajurit tentang pengembangan karier, profesionalisme
dan pendidikan serta membantu yang bersangkutan mencapai sasaran
kariernya.

d. Bagi Individu yang Bersangkutan. Seorang prajurit harus mengambil keputusan


yang akan menentukan nasibnya dikemudian hari. Sehubungan dengan itu yang
bersangkutan harus benar-benar mengetahui SJM yang dimiliki, kepangkatan,
komposisi SJM serta kesempatan yang tersedia untuk mengikuti pendidikan dan
latihan. Secara grafis hal ini dapat dilihat dipola karier. Perencanaan karier
adalah tanggung jawab individu disamping Mabes TNI AD, Komandan dan Pejabat
Personel. Adapun partisipasi yang dapat dilaksanakan setiap individu adalah dengan
cara :

1) Melaksanakan setiap tugas yang dibebankan dengan sebaik-baiknya.


Beban tugas tersebut berupa tugas umum dan tugas khusus.
2) Berusaha mengetahui tentang kesempatan yang ada untuk mengikuti
pendidikan dan latihan serta untuk maju.
3) Menentukan potensi untuk maju pada SJM yang sesuai dengan cara
minta saran kepada Komandan Satuan Langsung dengan melalui sarana
sistim penilaian Ba/Ta yaitu hasil pengujian SJM (hasil UTP) yang dimasukkan
dalam Buku Penilaian.
4) Menentukan sasaran karier yang ingin dicapai.
5) Menilai kemampuan yang telah dicapai secara periodik dan pada titik
pencapaian karier diperlukan perhatian.
10

6) Menunjukkan kapasitas perkembangan dengan menyelesaikan sebaik-


baiknya pendidikan dan latihan yang diperlukan.

e. Bagi Pembinaan Satuan. Hasil UTP akan sangat bermanfaat untuk


menentukan sampai dimana tingkat keterampilan/kemampuan perorangan ditinjau
dari tugas umum maupun tugas khusus, sehingga bila digabungkan kondite dan hasil
jasmani, serta kesehatan, maka akan terlihat siapa yang mempunyai kemampuan
yang terbaik secara perorangan. Di Kompi kemampuan ini sudah dapat ditentukan.
Dalam pelaksanaan UTP di dalam Proglatsi maupun di luar proglatsi, Mabesad
mempercayakan pelaksanaan UTP kepada Kotama, Kotama secara hirarkhis s.d
Batalyon dan Batalyon mempercayakan kepada Kompi. Sepenuhnya kesuksesan ada
pada Kompi. Danki dapat membiarkan anggotanya tidak terlatih kemudian pada saat
akan UTP baru dilatih sekedarnya dan diluluskan, akan tetapi hal ini akan menjadi
bumerang bagi para Danki dan Penilai karena adanya kewajiban mempertahankan
prestasi selamanya, dan peroranganpun tidak akan mau diluluskan karena hal yang
tidak benar dan harus mempertahankan prestasi.
Apabila terjadi perorangan sengaja tidak mau untuk lulus, terpaksa harus
berpikir panjang karena UTP ini berpengaruh terhadap karier. Dari laporan hasil UTP
yang sampai Mabesad akan dapat ditentukan perorangan yang terbaik sesuai tingkat
keterampilan. Demikian juga Kotama, tanpa hal ini dilaksanakan lomba.

12. Waktu Pelaksanaan UTP.

a. UTP dalam rangka Proglatsi. Adalah UTP yang dilaksanakan sebelum tiap-
tiap tahap latihan dari Proglatsi. Dalam satu tahun anggaran hanya direncanakan
mulai bulan pertama setiap tahun anggaran (Januari) dan selesai satu bulan sebelum
akhir tahun anggaran (Nopember). Tujuannya adalah untuk meningkatkan
keterampilan personel dalam melaksanakan fungsi dan jabatan, dengan cara
mengukur kesiapan perorangan untuk latihan dalam hubungan Tim, sebab Tim tidak
akan berhasil kalau perorangannya belum baik.
b. UTP di luar Proglatsi. Adalah UTP yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam satu
tahun anggaran oleh Mabesad. Waktunya adalah setelah selesai Proglatsi yaitu pada
bulan terakhir tahun anggaran (Desember). Tujuannya adalah untuk meningkatkan
keterampilan personel sesuai tingkat keterampilan dalam SJM, dengan cara
mengukur kesiapan perorangan, sehingga didapatkan hasil sampai dimana efektifitas
tempur Satuan. Kotama, Korem, Brigif, Batalyonif dapat melakukan UTP di luar
Proglatsi terhadap anggotanya baik yang lama maupun yang baru kapan saja dalam
satu tahun anggaran, demikian juga lembaga pendidikan maupun kesatuan yang
membutuhkan.
c. Pengaturan. Dari SUAD akan turun program latihan. Sudah atau belum
turun program, maka Kotama menurunkan direktif tentang UTP pada bulan ke satu
tahun anggaran (Januari). Sedangkan UTP paling awal dimulai pada bulan ketiga
tahun anggaran (Maret). Dengan turunnya direktif kotama, secara hirarkhis direktif
akan sampai ke tingkat Kompi. Penurunan direktif harus memperhatikan mekanisme
turunnya direktif sampai dengan diterimanya oleh Kompi yang dislokasinya terjauh
dan memperhatikan kegiatan/tugas Kompi yang akan melaksanakan UTP sehingga
11

Kompi yang sedang ada kegiatan/tugas, ataupun yang dislokasinya terjauh tetap
dapat mempersiapkan / melaksanakan UTP sampai berhasil lulus seluruhnya, dengan
pengaturan waktu sebagai berikut:

1) Dalam rangka Proglatsi.

a) Latihan dan Persiapan UTP. Diterimanya direktif Kotama oleh


pelaksana UTP, sampai dengan pelaksanaan awal UTP ada selisih
waktu selama 2 (dua) bulan. Waktu ini digunakan untuk :

(1) Latihan. Bagi calon peserta UTP baik latihan sendiri


maupun latihan yang terjadwal. Latihan ini meliputi latihan dalam
rangka menghadapi seluruh UTP sesuai direktif Kotama, yaitu
UTP umum dan UTP Jabatan. Walaupun demikian pada tiap
tahap UTP Jabatan harus pula disiapkan waktu latihan sendiri,
guna penyegaran.
(2) Persiapan. Bagi calon-calon penguji UTP, waktu ini
dipergunakan untuk menyiapkan kondisi dalam pengujian, latihan
menguji, sehingga UTP berjalan lancar, serta digunakan untuk
perencanaan dan latihan Proglatsi.
(3) Walaupun sudah dipersiapkan latihan dan persiapan UTP,
pada tiap tahap akan melaksanakan UTP Jabatan juga harus
disediakan waktu untuk latihan dan persiapan, lama waktunya
ditentukan oleh Batalyonif/Kompi berdasarkan perkiraan
banyaknya peserta yang tidak akan lulus.

b) UTP. Waktu UTP ditentukan sebagai berikut :

(1) UTP Umum = 2 hari.


(2) UTP Jabatan = 5 hari.

Dari UTP akan didapat hasil, siapa yang memenuhi standar


adalah yang lulus, yang tidak memenuhi standar tidak lulus.

c) Latihan Ulang UTP. Pada prinsipnya bagi peserta UTP harus


lulus seluruhnya sebab kalau tidak lulus maka tahap latihan berikutnya
tidak akan tercapai. Oleh karena itu :

(1) Peserta yang tidak lulus. Mengikuti latihan ulang UTP,


khusus materi yang tidak lulus. Sehingga nantinya dia harus
mengikuti UTP ulang.
(2) Peserta yang lulus. Dapat digunakan sebagai pembantu
pelatih. Dari UTP akan dapat dinyatakan siapa yang lulus dan
yang tidak lulus UTP. Hasil ini untuk menentukan apakah harus
ada latihan ulang UTP dalam rangka menghadapi latihan
Proglatsi atau tidak. Cara menentukan peserta latihan ulang UTP
dan UTP ulang diambil dari hasil rekapitulasi dgn contoh sebagai
berikut:
12

Rekapitulasi UTP Pratu Amin :

NO TUGAS LULUS TIDAK

1. Menentukan koordinat X -
2. Melempar granat - X
3. Memasang bobbytrap - X
d.s.t
15. Menyiapkan radio X -
Jumlah 10 5

Dari hasil rekapitulasi tersebut dapat disimpulkan Pratu


Amin Tidak Lulus UTP.
Dia harus mengikuti latihan ulang UTP dan mengikuti UTP ulang
sebanyak 5 materi, pada 10 materi lainnya dia tidak mengikuti
latihan ulang dan UTP ulang. Waktu untuk latihan ulang UTP
ditentukan oleh Batalyon/Kompi.

d) UTP Ulang. Adalah waktu dan kegiatan yang digunakan dalam


UTP (Formal) serta bagi mereka yang dalam pelaksanaan latihan serta
kegiatan telah nyata mengabaikan/menyimpang dari hasil yang
dinyatakan lulus. Contoh Si A telah dinyatakan lulus menyamar dalam
UTP, tetapi ternyata dalam keadaan sehari-hari, dalam latihan yang
menyangkut menyamar menunjukkan hal yang diluar standar menyamar.
Oleh karena itu Si A tersebut dalam Buku Penilaian Keterampilannya
diberi keterangan yang menyertakan ‘Menyimpang” disertai
tanggal/waktu dan siapa yang menyaksikan penyimpangan tersebut. Si
A tersebut berkewajiban mengikuti UTP ulang dan dapat dinyatakan
lulus atau tidak sesuai standar. Hasil tersebut tidak dapat menjadikan
catatan dalam buku Penilaian pada lembar catatan khusus dicoret atau
tidak berlaku. Apabila ternyata tidak lulus, maka dilacak mulai dari
formulir UTP, siapa yang menguji, kebenaran hasil dalam ujian. Hal
tersebut dilaporkan dalam laporan khusus. Bagi mereka yang
menyimpang dari hasil sebelumnya tetapi dikarenakan cacat jasmani
ataupun pengaruh usia, yang mengakibatkan nyata terhadap
kemunduran keterampilan serta mata menjadi rabun sehingga
keterampilan menembak turun dan lain-lain, secara nyata dapat
diyakinkan atau ada keterangan, maka tidak berpengaruh negatip
walaupun harus UTP ulang. Waktu pelaksanaan UTP ulang bagi yang
menyimpang atau mengabaikan dalam kegiatan sehari-hari diatur oleh
Komandan yang bersangkutan. Standar yang digunakan dalam latihan
ulang UTP tetap, akan tetapi standar dalam UTP ulang diperingan dari
segi waktu dan jumlah serta penyimpangannya dari standar yang ada,
tetapi urutan pelaksanaan, kebenaran tetap.

2) UTP di luar Proglatsi.


13

a) UTP diluar Proglatsi yang dilaksanakan satu kali oleh Mabesad


pengaturannya sama dengan dalam rangka Proglatsi, tetapi hanya pada
latihan dan persiapan UTP saja. Latihan ulang UTP dan UTP ulang
tidak ada. UTP nya sendiri dilaksanakan dalam waktu maksimal satu
minggu. Pemberitahuan UTP oleh Mabesad dalam hal ini Pussenif
diberitahukan pada bulan delapan atau sembilan pada tahun anggaran,
tepatnya bulan Agustus atau September.
b) UTP di luar Proglatsi yang dilaksanakan oleh Kotama, Korem,
Brigif, Batalyonif waktunya ditentukan oleh yang bersangkutan.

d. Hubungan Waktu.

1) UTP

a) Dalam rangka Proglatsi = 1 minggu.


b) Di luar Proglatsi = 1 minggu.

2) Proglatsi/UST/UTJ = + 27 minggu.
Dengan demikian jumlah waktu seluruhnya 28 minggu.

13. UTP Ulang. UTP ulang dilaksanakan apabila setelah pelaksanaan UTP dan
kemudian dilaksanakan pendataan terhadap personel yang mempunyai nilai di bawah
standar (65) dan dinyatakan tidak lulus oleh penilai (sesuai dalam penilaian BPKU). Dengan
demikian yang bersangkutan diharuskan untuk melaksanakan UTP Ulang sampai dengan
mendapatkan nilai di atas standar dan dinyatakan lulus oleh penilai. Dalam pelaksanaannya
diatur sebagai berikut :

a. Latihan Ulang UTP. Sebelum melaksanakan UTP ulang wajib melaksanakan


latihan terlebih dahulu terhadap materi penugasan yang tidak lulus
b. Waktu Pelaksanaan. Waktu pelaksanaan ditentukan oleh Komandan Satuan
setelah selesai latihan ulang sesuai dengan jumlah personel yang melaksanakan UTP
ulang.
c. Penguji. Terdiri dari Perwira dan Bintara serta disesuaikan dengan tingkat
personel yang melaksanakan UTP ulang.

14. Peserta UTP.

a. UTP dalam rangka Proglatsi.

1) Pelaku UTP.

a) UTP Umum. Semua Bintara dan Tamtama.


b) UTP Ulang. (Umum dan jabatan). Bagi pelaku yang tidak lulus
dalam UTP yang bersangkutan dan yang menunjukkan nyata
menggambarkan/ menyimpang dalam latihan atau kegiatan sehari-hari.
14

c) UTP Jabatan. Pejabat sesuai pada tingkat jabatan yang akan


dilatihkan dalam Proglatsi. Pejabat yang dimaksudkan adalah bila akan:

(1) Latihan tingkat Regu.

(a) Tabak Pan-3, 4, 5 dan 6.


(b) Tabak SO.
(c) Tabak Pan 1,2/Taipan.
(d) Taban SO.
(e) Wadanru.
(f) Danru.

(2) Latihan tingkat Ton. Semua pejabat yang ada di Koton.


(3) Latihan tingkat Kompi. Semua pejabat yang ada di Koki.

2) Penguji UTP.

a) UTP Umum. Perwira atau Bintara.


b) UTP Jabatan. Perwira atau Bintara.
c) UTP Ulang. Perwira atau Bintara serta dibantu pelaku yang telah
lulus.

b. UTP di luar Proglatsi.

1) Pelaku.

a) UTP tingkat keterampilan-1. Semua prajurit yang berpangkat


Prada (SJM 101 A1).
b) UTP tingkat keterampilan-2. Semua prajurit yang berpangkat
Pratu s.d Praka, awak lintas datar (SJM 101 B2) dan awak lintas
lengkung (SJM 101 C2).
c) UTP tingkat keterampilan-3. Semua prajurit yang berpangkat
Kopda, awak lintas datar (SJM 101 B3) dan awak lintas lengkung (SJM
101 C3).
d) UTP tingkat keterampilan-4. Semua prajurit yang berpangkat
Koptu-Kopka, awak lintas datar (SJM 101 B4) dan awak lintas lengkung
(SJM 101 C4).
e) UTP tingkat keterampilan-5. Semua prajurit yang berpangkat
Serda-Sertu, awak lintas datar (SJM 101 B5) dan awak lintas lengkung
(SJM 101 C5).
f) UTP tingkat keterampilan-6. Semua prajurit yang berpangkat
Serka-Serma, awak lintas datar (SJM 101 B6) dan awak lintas lengkung
(SJM 101 C6).
e) UTP tingkat keterampilan-7. Semua prajurit yang berpangkat
Pelda Peltu (SJM 101 Z7).

2) Penguji. UTP tingkat keterampilan-1 s.d 7 oleh Perwira atau Bintara


yang ditunjuk.
15

15. Materi UTP.

a. UTP Dalam Rangka Proglatsi.

1) Soal Pengetahuan.

a) Pada UTP umum.

(1) Tingkat keterampilan-1 s.d 4 sebanyak 3 soal meminta


penjelasan tentang APA persoalan pada tingkat keterampilan-1.
(2) Tingkat keterampilan-5, sebanyak 3 soal meminta
penjelasan tentang BAGAIMANA caranya melaksanakan tugas
pada tingkat keterampilan-1.
(3) Tingkat keterampilan-6. dan 7.
Sebanyak 3 soal meminta penjelasan tentang MENGAPA
dilaksanakan tugas tingkat keterampilan-1.

b) Pada UTP Jabatan.

(1) UTP Jabatan di Regu. Untuk Danru sebanyak 3 soal yang


meminta penjelasan tentang BAGAIMANA caranya
melaksanakan salah satu tugas dari masing-masing tugas
anggotanya.
(2) UTP Jabatan di Komando Peleton. Untuk Baton sebanyak
3 soal yang meminta penjelasan tentang MENGAPA
dilaksanakan sebagai Baton dan Danru dan tugas pada
jabatannya.
(3) UTP Jabatan di Komando Kompi. Untuk Batih, Bamin,
Bamak, Bafurir. Sebanyak 3 soal yang meminta penjelasan
tentang MENGAPA dilaksanakan tugas pada jabatannya.

c) Pelaksanaan ujian Pengetahuan adalah ujian tertulis/lisan bagi


Prajurit yang memiliki tingkat keterampilan 1 s.d 4, sedangkan bagi
tingkat keterampilan 5 s.d 7 melaksanakan praktek mengajar
keterampilan, dengan demikian pelaku bertindak sebagai Komandan/
Guru.
d) Waktu ujian tiap persoalan 15 menit.

2) Soal keterampilan.

a) UTP Umum. Diambilkan dari tingkat keterampilan-1 sebanyak 15-


20 tugas.
b) UTP Jabatan. Paling banyak 5 tugas diambilkan dari tugas
spesifik, yaitu yang tercantum dalam Buku Penilaian Khusus Jabatan.
Sisa tugas spesifik yang belum diujikan dijadikan materi UTP di luar
Proglatsi oleh kesatuan dan pelaksanaannya sebelum UTP jabatan.
16

Catatan : Tugas khusus yang spesifik adalah tugas pokok sesuai


jabatannya tanpa melihat tugas khusus jabatan disamping ataupun
dibawahnya.

b. UTP di luar Proglatsi.

1) Soal Pengetahuan.

a) Tingkat keterampilan-1 sebanyak 3 soal. Meminta jawaban tugas


pada tingkat keterampilan-1
b) Tingkat keterampilan-2, sebanyak 3 soal

(1) 2 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-1


(2) 1 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-2

c) Tingkat keterampilan-3, sebanyak 3 soal

(1) 2 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan


1-2.
(2) 1 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-3

d) Tingkat keterampilan-4, sebanyak 3 soal

(1) 2 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-


1 s.d 3.
(2) 1 soal meminta jawaban tugas pada tingkat keterampilan-4

e) Tingkat keterampilan-5, sebanyak 3 soal.

(1) 2 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara


melaksanakan tugas pada tingkat keterampilan-1 s.d 4.
(2) 1 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara
melaksanakan tugas tingkat keterampilan-5.

f) Tingkat keterampilan-6, sebanyak 3 soal.

(1) 2 soal meminta penjelasan MENGAPA dilaksanakan tugas


tingkat keterampilan-1 s.d 5.
(2) 1 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara
melaksanakan tugas pada tingkat keterampilan-6.

g) Tingkat keterampilan-7, sebanyak 3 soal.

(1) 2 soal meminta penjelasan MENGAPA dilaksanakan tugas


tingkat keterampilan-1 s.d 6.
(2) 1 soal meminta penjelasan BAGAIMANA cara
melaksanakan tugas pada tingkat keterampilan-7.
17

h) Soal pengetahuan ini pelaksanaan ujiannya sama dengan UTP


pengetahuan dalam rangka Proglatsi.
j) Waktu ujian tiap persoalan 15 menit.

2) Soal keterampilan. Tugas umum sesuai tingkat keterampilan dalam SJM


banyaknya soal 10 - 20 tugas.

c. Macam Materi UTP. Meliputi :

1) Teknik Pertempuran.
2) Intelijen.
3) Senjata.
4) Ilmu Medan.
5) Komunikasi.
6) Pionir.
7) Longmalap.
8) Taktik.
9) Jasmil.
10) Prosedur Pimpinan Pasukan.
11) Latihan.
12) Dinas Staf Seksi.
13) Kegiatan Teritorial.

16. Pokok-Pokok Pengujian dan Penilaian.

a. Sarana dan Prasarana Pengujian.

1) Blanko penilaian (cheklist).


2) Tim Penilai yang disahkan oleh perintah Komandan Satuan.
3) Lokasi pengujian yang mempunyai fasilitas sesuai kebutuhan penilaian.
4) Materi yang dibutuhkan untuk pengujian, baik materi militer umum
maupun materi kecabangan Infanteri yang bersifat pengetahuan dan
keterampilan.

b. Teknik Pengujian.

1) Tertulis. Teknik yang digunakan untuk pengujian pengetahuan.

a) Untuk Tamtama pertanyaan tidak bersifat uraian.


b) Untuk Bintara pertanyaan bersifat uraian/penjelasan.
c) Pelaksanaan pengujian dilaksanakan di masing-masing pos
pengujian.

2) Praktek. Teknik yang digunakan untuk menguji keterampilan dan


pelaksanaan tugas-tugas yang bisa dilaksanakan oleh perorangan.
18

a) Untuk Tamtama tugas yang diberikan tanpa uraian/penjelasan


tambahan.
b) Untuk Bintara tugas yang diberikan disertai dengan
uraian/penjelasan secara lisan.
c) Pelaksanaan pengujian dilaksanakan setelah pelaku
melaksanakan ujian tertulis dengan metode praktek.

c. Harga Nilai.

1) Harga nilai pengetahuan dan keterampilan menggunakan angka 0-100


yang digolongkan sebagai berikut :

a) 85 - 100 : Baik Sekali.


b) 75 - < 85 : Baik.
c) 65 - < 75 : Cukup.
d) 40 - < 65 : Kurang.
e) < 40 : Kurang Sekali.

2) Nilai akhir UTP Umum dan UTP Jabatan dihitung secara kuantitatif
dengan nilai terendah 0 dan nilai tertingi 100. Nilai akhir ini merupakan
gabungan antara nilai pengetahuan dan nilai keterampilan setelah dijumlahkan,
kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah materi yang diujikan atau yang harus
dilaksanakan.

Contoh : Pratu Kardiman mempunyai nilai UTP Keterampilan 60 dan nilai UTP
Pengetahuan 50, maka nilai akhir UTP Pratu Kardiman adalah :
60 + 50 = 55 (lima puluh lima).
2

d. Kriteria/Standar Penilaian.

1) Sesuai dengan sasaran diselenggarakan UTP Umum dan Jabatan bagi


Tamtama dan Bintara Infanteri adalah seperti yang telah diuraikan pada Bab
yang terdahulu, maka nilai akhir UTP Umum dan Jabatan Tamtama dan Bintara
digolongkan menjadi :

a) Baik Sekali (BS) dengan nilai 85 - 100 .


b) Baik (B) dengan nilai 75 - < 85.
c) Cukup (C) dengan nilai 65 - < 75.
d) Kurang (K) dengan nilai 40 - < 65.
e) Kurang Sekali (KS) dengan nilai < 40.

2) Kriteria Nilai Pengetahuan dan Keterampilan.

a) Pengetahuan.

(1) Standar menguasai : apabila dapat menjelaskan,


menerangkan, menguraikan secara mendalam tentang apa,
19

mengapa, perlu apa, apa akibatnya jika dilakukan, apa latar


belakang, apa faktor-faktor yang mempengaruhi, bisa memberi
contoh melaksanakan dan memberi supervisi serta dapat
mengajarkan tentang bagaimana cara melaksanakan.
(2) Standar memahami : apabila dapat menjelaskan,
menerangkan, menguraikan secara mendalam tentang apa,
mengapa, perlu apa, apa akibat bila dilakukan dan tahu cara
bagaimana mengerjakannya.
(3) Standar memahami : apabila dapat menjelaskan,
menerangkan, menguraikan tidak mendalam tentang apa dan
bagaimana cara mengerjakannya atau melaksanakannya.
(4) Standar mengetahui : apabila dapat menyebutkan,
mengidentifikasikan, memilih, menyalahkan atau membenarkan
bagian-baian besar serta kegunaannya secara garis besar.

b) Keterampilan.

(1) Standar mahir : apabila dapat melakukan, melaksanakan


suatu kegiatan atau proses kegiatan, pekerjaan atau tindakan
dengan cepat dan tepat, tanpa suatu kesalahan yang kecil
sekalipun. Biasanya kecepatan melakukan kegiatan tersebut
melebihi kecepatan kerja normal. Kegiatan tersebut harus dapat
dilakukan sekali jadi dengan waktu yang minimal. Mahir juga
berarti dapat memberi contoh, mengerjakan sendiri tanpa
bantuan, memberi supervisi, melatihkannya kepada orang lain
dan memberi koreksi.
(2) Standar mampu : apabila dapat melakukan,
melaksanakan suatu kegiatan pekerjaan atau tindakan dengan
cepat dan tepat, tanpa suatu kesalahan yang berarti. Kegiatan
tersebut dilakukan tanpa bantuan dan dengan batas waktu
tertentu. Kegiatan ini dilakukan biasanya sesuai, sama dengan
kecepatan kerja normal. Mampu juga berarti mengerjakan sendiri
tanpa bantuan serta tahu mana yang benar.
(3) Standar dapat : apabila dapat melakukan, melak sanakan
suatu kegiatan, proses kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan
benar, dan ada beberapa kesalahan kecil tetapi hasil pekerjaan
sudah dapat dibenarkan. Kegiatan ini dilakukan tanpa ada
bantuan, kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat diketahui
dan diperbaiki sendiri. Biasanya waktu untuk pelaksanaan ini
dibawah kecepatan normal. Dapat berarti bisa melakukannya
sendiri walaupun lambat dan belum sempurna tetapi masih bisa
diterima.
(4) Standar dapat terbatas : apabila dapat melakukan suatu
kegiatan, pekerjaan atau tindakan dengan bimbingan, bantuan
orang lain, bantuan buku petunjuk, atau bantuan bisa
mengerjakan secara garis besar (prosedur yang rutin) pekerjaan,
kegiatan detail pada umumnya belum bisa dilakukan.
20

3) Kriteria/Standar Materi.

a) Untuk UTP Umum. Materi diambil dari BPUP-1 (tingkat


keterampilan-1).
b) Untuk UTP Jabatan. Materi diambil dari BPKJ Infanteri, sesuai
dengan tugas jabatan dari personel tersebut. Contoh :

(1) Apabila yang diuji adalah prajurit berpangkat Koptu dengan


jabatan sebagai Wadanru, maka materi UTP Jabatan diambil dari
BPKJ-4 Infanteri.
(2) Apabila yang diuji adalah prajurit berpangkat Serka dengan
jabatan sebagai Batih, maka materi UTP Jabatan diambil dari
BPKJ-6 Infanteri.

17. Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggaraan UTP.

a. Pengorganisasian.

1) UTP diselenggarakan oleh Batalyon Infanteri, yang diawasi dan


dikendalikan langsung dari Korem/Brigade yang bersangkutan. Pelaksanaan
UTP itu sendiri bisa ditangani oleh Kompi-Kompi.
2) Untuk golongan Bintara dan Tamtama, pelaksana UTP adalah Kompi
yang dipimpin langsung oleh Danki.
3) Pada prinsipnya personel yang bertindak sebagai Penguji, adalah harus
memiliki Tingkat keterampilan dalam SJM atau jabatan yang lebih tinggi dari
personel yang diuji. Penguji serendah-rendahnya adalah Baton atau tingkat
keterampilan-6, sedangkan untuk pembantu penguji paling rendah adalah
Danru atau setingkat keterampilan-5 dalam SJM.
4) Organisasi pelaksana UTP adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI
PENYELENGGARAAN UTP UMUM/JABATAN

PIMPUMLAT

DANLAT
TIM WASEV
WADANLAT

STAF LAT
SIMALAT
SIPAMOPS SIMINLOG
KATIM PENGUJI

PENGUJI

PELAKU
21

Keterangan :
: Garis Komando.
: Garis Staf.
: Garis Pengujian.

b. Tugas dan Tanggung Jawab. Di bawah ini diuraikan tugas dan tanggung
jawab para pejabat yang duduk di dalam organisasi penyelenggara UTP di Batalyon,
sebagai berikut :

1) Pimpinan umum latihan.

a) Menerbitkan direktif sesuai program latihan.


b) Menentukan Tim pengawasan dan evaluasi latihan.
c) Menerima paparan Rencana Garis Besar (RGB) dari Danlat.
d) Menerima paparan rencana kesiapan evaluasi dan penilaian
latihan dan laporan hasil pelaksanaan latihan dari Tim Evaluasi latihan.
e) Menerima laporan kesiapan dan hasil pelaksanaan latihan dari
Danlat.
f) Membuat laporan evaluasi latihan.
g) Bertanggung jawab langsung kepada komando atas.

2) Tim pengawasan dan evaluasi latihan.

a) Mengkoordinir dan meneliti serta mengoreksi jalannya latihan.


b) Mengkoordinir semua laporan hasil latihan.
c) Melaksanakan pengawasan terhadap pelatih dan pelaku selama
latihan.
d) Memberikan laporan hasil pengawasan dan evaluasi latihan
kepada pimpinan umum latihan.
e) Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan umum latihan.

3) Komandan latihan.

a) Menyusun staf perancang latihan.


b) Memberi petunjuk kepada staf perancang latihan.
c) Membuat RGB tentang latihan yang akan dilaksanakan.
d) Memberi petunjuk secara umum kepada staf latihan.
e) Membuat rencana latihan.
f) Menerima paparan dari koordinator materi.
g) Memberikan briefing pelaku dan penyelenggara latihan.
h) Melaporkan kesiapan pelaksanaan latihan kepada pimpinan
umum latihan.
i) Membuat laporan pelaksanaan latihan.
j) Bertanggung jawab kepada pimpinan umum latihan.

4) Wakil komandan latihan.


22

a) Mengoordinir pekerjaan staf.


b) Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai petunjuk komandan
latihan.
c) Bertindak sebagai komandan latihan apabila komandan latihan
berhalangan.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

5) Sipamops.

a) Membuat rencana pengamanan dalam rangka latihan.


b) Memelihara keamanan dan ketertiban sebelum, selama dan
sesudah latihan.
c) Melaporkan semua perkembangan situasi keamanan yang
berhubungan dengan latihan.
d) Memeriksa tempat latihan dan menghitung kerusakan daerah
latihan untuk memberikan ganti rugi (jika menggunakan daerah latihan
milik masyarakat/pihak lain).
e) Koordinasi dengan aparat setempat tentang penggunaan daerah
latihan.
f) Menyusun jadwal kegiatan latihan.
g) Menyiapkan sarana dan prasarana latihan baik peranti lunak
maupun peranti keras yang dibutuhkan.
h) Membantu komandan latihan dalam menyusun Rencana Garis
Besar, rencana latihan dan mengendalikan serta mengawasi kelancaran
latihan sesuai dengan rencana latihan.
i) Membuat dan menataposkomando latihan.
j) Melaksanakan koordinasi terus menerus dengan staf
penyeleggara latihan lainnya.
k) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

6) Siminlog.

a) Menyiapkan personel-personel yang diperlukan untuk latihan.


b) Membuat konsep kebutuhan personel dan materiil yang
digunakan dalam latihan.
c) Koordinasi dengan Sipamops tentang penyiapan
penyelenggaraan latihan.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

7) Simalat.

a) Membantu komandan dalam urusan dalam, dukungan bantuan


administrasi dan logistik serta ketertiban.
b) Mengawasi para pembantu latihan agar latihan berjalan lancar
sesuai dengan rencana.
c) Koordinasi dengan komando kewilayahan setempat dalam rangka
membantu terjaminnya kelancaran latihan.
23

d) Koordinasi denganstaf operasi latihan dalam mendukung


kebutuhan fasilitas komando latihan.
e) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

8) Katim penguji.

a) Mengoordinir kegiatan pengujian.


b) Menghimpun data hasil pengujian dari para penguji.
c) Membuat laporan hasil pengujian kepada komandan latihan.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

9) Penguji.

a) Melaksanakan tugas-tugas pengujian dan penilaian terhadap


pelaku tentang pelaksanaan tugas sesuai persoalan yang diujikan.
b) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan penguji yang lain
dan Katim penguji.
c) Melaporkan hasil pengujian dan penilaian kepada Katim penguji.
d) Bertanggung jawab kepada komandan latihan.

10) Pelaku.

a) Melaksanakan sesuai instruksi/perintah yang dikeluarkan oleh


komandan latihan.
b) Menerima dan melaksanakan seluruh materi latihan yang
diberikan oleh penguji.
c) Tanggap terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh
penguji.

18. Pengaruh UTP.

a. UTP dalam rangka Proglatsi.

1) Bagi pelaku yang lulus, hasilnya didata dan dimasukkan ke dalam blanko
pendataan selanjutnya dicatat dalam buku saku prajurit.

2) Bagi prajurit yang tidak lulus, hasilnya didata untuk melaksanakan uji
ulang dan selanjutnya hasilnya dimasukkan ke dalam lembar catatan khusus
serta buku saku prajurit.

b. UTP di luar Proglatsi. Bagi pelaku yang lulus/tidak lulus sebagai pertimbangan
dalam penempatan jabatan baru di satuan.

19. Pengawasan dan Asistensi. Guna menjamin obyektivitas dan kelancaran


penyelenggaraan UTP, maka perlu dilaksanakan pengawasan dan asistensi yang diatur
sebagai berikut :
24

a. Mabesad.

1) Merencanakan, menyiapkan, mengawasi, pelaksanaan program latihan


sesuai rencana.
2) Menyiapkan soal pengetahuan dan keterampilan 4 bulan sebelum akhir
tahun anggaran untuk UTP di luar proglatsi (Bulan September/Oktober) dalam
hal ini Pussenif.
3) Mengadakan pengawasan dan asistensi latihan dan pengujian.

b. Kotama.

1) Merencanakan, menyiapkan, mengawasi pelaksanaan program latihan


sesuai rencana di Kotama.
2) Staf Operasi Kotama menyiapkan soal pengetahuan dan keterampilan
setiap awal bulan (Januari) pada tahun anggaran untuk UTP dalam rangka
Proglatsi.
3) Mengadakan pengawasan dan asistensi latihan dan pengujian serta
melaporkan hasil UTP.

c. Batalyon Infanteri, Korem/Brigade.

1) Merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengawasi


pelaksanaan program latihan.
2) Melatih dan menyiapkan satuan agar mencapai hasil yang maksimal.
3) Menegaskan dan menegakkan peraturan UTP.
4) Melatih calon-calon penguji.
5) Memperbanyak soal.
6) Menggugah kompetisi antar kompi dengan aturan menilai satuan sendiri.
7) Melaporkan hasil ke Kotama, tembusan Pussenif disertai hasil UTP.

d. Komandan/Atasan. Kewajiban bagi setiap Komandan dan atasan untuk melatih


bawahannya agar mencapai hasil yang optimal, caranya dapat dilaksanakan dalam
rangka UTP ini antara lain :

1) Melatih secara intensif.


2) Memberikan fasilitas, kondisi yang diperlukan dalam rangka ujian untuk
belajar sendiri maupun kelompok.
25

BAB IV
PELAKSANAAN UTP

20. Umum.

a. Permasalahan terbesar di dalam penyelenggaraan suatu UTP adalah


bagaimana menjamin hasil UTP tersebut secara obyektif dan valid. Meskipun di dalam
petunjuk dan pedoman UTP telah disusun suatu metoda, teknik prosedur dan norma
yang diharapkan tidak memberi peluang adanya ketidakjujuran penilaian, namun pada
akhirnya akan banyak ditentukan oleh peserta ujian dan penguji itu sendiri. Oleh
karena itu di dalam tahap pelaksanaan UTP, kejujuran setiap penguji disertai
pengawasan yang efektif dari pejabat dan Komandan, sangat menentukan obyektifitas
dan validitas hasil penilaian.
b. Mengingat teknik pelayanan pengujian materi yang bersifat pengetahuan akan
berbeda dengan materi yang bersifat keterampilan serta materi keterampilan teknis
akan berbeda dengan materi keterampilan taktis, maka perlu diadakan pengaturan di
dalam pelaksanaan pengujian materi-materi tersebut.

21. Tahap Perencanaan UTP.

a. Setelah menerima direktif UTP, maka Komandan Latihan yang ditunjuk


melaksanakan kegiatan :

1) Mempelajari direktif UTP tentang :

a) Tujuan dan sasaran UTP.


b) Macam materi UTP.
c) Peserta UTP.
d) Waktu dan tempat UTP.

2) Membuat rencana garis besar (RGB) UTP.


3) Paparan rencana garis besar UTP.
4) Menyempurnakan rencana garis besar UTP.
5) Menyusun rencana UTP bersama staf perencana UTP yang lain.
6) Menyusun rencana lapangan yang dilakukan oleh penguji tiap-tiap
materi.
7) Distribusi rencana lapangan kepada penyelenggara UTP lain.

b. Memberitahukan tentang rencana pelaksanaan UTP kepada seluruh peserta,


agar melaksanakan persiapan awal.
c. Koordinasi dengan satuan/instansi terkait.

22. Tahap Persiapan UTP.

a. Persiapan Penyelenggara.

1) Menyusun komando latihan.


26

2) Memberikan briefing kepada pelaku, penguji dan penilai serta


pendukung yang lain.
3) Penataran penguji UTP.
4) Menyiapkan tempat UTP, sarana dan prasarana yang akan digunakan.
5) Menyiapkan peranti lunak dan referensi terhadap materi yang akan
diujikan.
6) Pengecekan akhir.

b. Persiapan Pelaku.

1) Menerima briefing dari Komando Latihan.


2) Mempersiapkan alat perlengkapan yang akan digunakan dalam UTP.
3) Mempersiapkan diri dalam hal penguasaan materi yang akan diujikan
dalam UTP.

23. Tahap Pelaksanaan UTP.

a. Pengujian Materi Pengetahuan.

1) Meskipun telah diusahakan untuk menguji kemampuan perorangan yang


hanya bersifat keterampilan, namun masih tetap ada materi yang dapat diujikan
sebagai pengetahuan.
2) Pembuatan dan pengeluaran persoalan.

a) Pembuatan persoalan. UTP dalam rangka Proglatsi maupun


UTP di luar Proglatsi, pembuatan persoalannya mengikuti pasal “15”
(Materi UTP).
b) Pengeluaran persoalan. Naskah ujian pengetahuan dikeluarkan
oleh Kotama bersama dengan soal keterampilan diserahkan kepada
Katim Penguji.
Batalyon Infanteri memperbanyak sesuai kebutuhan Kompi. Penyerahan
naskah ke Batalyon diatur waktunya sehingga memungkinkan
memperbanyak dan pendistribusian sampai ke Kompi-Kompi yang
terjauh dan tepat waktu dalam pelaksanaannya.
c) Pengeluaran persoalan baik dalam rangka Proglatsi dan di luar
Proglatsi sama pelaksanaannya.

3) Pelaksanaan Ujian.

a) Pengujian materi pengetahuan dilaksanakan di pos pengujian.


(contoh : untuk materi komunikasi dilaksanakan di pos pengujian
komunikasi).
b) Pelaksanaan pengujian pengetahuan dilaksanakan sebelum
pelaku pelaksanakan ujian keterampilan di pos tersebut.
27

c) Pengujian didasarkan kepada tingkat keterampilan masing-


masing pelaku, oleh karena itu pelaku harus diorganisir menjadi
kelompok-kelompok yang sama tingkat keterampilannya.
d) Pengujian pengetahuan dilaksanakan secara tertulis, kemudian
hasilnya harus dinilai secepatnya untuk kemudian dicatat dalam formulir
UTP.
e) Tata cara ujian seperti yang berlaku dalam lembaga pendidikan.
Sebelum ujian dimulai diberi penjelasan tentang :

(1) Jumlah persoalan.


(2) Waktu yang tersedia.
(3) Ketentuan ujian lainnya.

4) Penilai.

a) Penilai terdiri dari Perwira/Bintara yang berada pada pos yang


ditentukan.
b) Penilaian harus segera dilakukan setelah ujian selesai dengan
mengacu kepada lembar jawaban yang telah ditentukan.
c) Hasil ujian harus segera diumumkan, selambat-lambatnya satu
hari menjelang ujian perbaikan.
d) Jawaban harus dikeluarkan pada akhir ujian (setelah UTP selesai)
sehingga meskipun nilai belum diumumkan, setiap peserta akan dapat
mengetahui jawaban-jawaban yang benar. Sebaliknya bagi yang merasa
membuat kesalahan akan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian
perbaikan (UTP Ulang).

5) Standar Penilaian.

a) Dinyatakan Lulus (L).

(1) Baik Sekali (BS) dengan nilai 85 s.d 100 dengan menjawab
seluruh persoalan.
(2) Baik (B) dengan nilai 75 s.d < 85 dengan menjawab 80%
persoalan.
(3) Cukup (C) dengan nilai 65 s.d < 75 dengan menjawab 70%
persoalan.

b) Dinyatakan Tidak Lulus (TL).

(1) Kurang (K) dengan nilai 40 s.d < 65 dengan menjawab


50% persoalan.
(2) Kurang Sekali (KS) dengan nilai < 40 dengan menjawab
30% persoalan.

b. Pengujian Materi Keterampilan.


28

1) Pengujian materi yang bersifat keterampilan memerlukan pengaturan


waktu dan tempat yang lebih luas jika dibandingkan dengan pengujian
pengetahuan. Mengingat pembuat soal adalah Kotama dan SUAD yang dibuat
oleh Pussenif, serta kebutuhan yang berbeda dari tiap-tiap Kotama dalam
rangka menghadapi latihan Proglatsi, ada kemungkinan persoalan keterampilan
yang dibuat oleh Kotama akan berlainan.
2) Penentuan Persoalan.

a) Dalam rangka Proglatsi. Pemberitahuan oleh Kotama telah


ditentukan jumlah dan macam persoalan UTP yang bersifat
keterampilan. Penentuan macam persoalan harus jelas dan bersumber
pada BPUP dan BPKJ.

(1) UTP Umum. Persoalan diambilkan dari tugas-tugas


sesuai pada tingkat keterampilan-1 (satu) saja, sedangkan
penggunaannya untuk seluruh Bintara dan Tamtama, persoalan
dapat merupakan tes diagnostik yaitu tes untuk memeriksa
bidang-bidang yang lemah, ataupun sesuai kebutuhan
berdasarkan perkiraan Kotama. Kerangka tugas perorangan
hanya memuat Nomor tugas, Nama tugas, Tingkat keterampilan
dan pelaksanaannya. Sedangkan dalam melaksanakan tugas
tersebut kemungkinan ada beberapa cara, cara-cara tersebut
tertuang pada BPUP. Penentuan persoalan dapat melihat kode
pada Buku pedoman atau kode pada Buku Penilaian
Keterampilan. Dalam penentuan ini apakah caranya harus
ditentukan dengan cara ke 1, 2 atau ke 3 atau dibebaskan
menggunakan cara yang dikuasai, tergantung kondisi yang
disiapkan. Jangan sampai misalnya harus melaksanakan tugas
nomor 0150 (menaksir jarak), kondisi yang disiapkan pada waktu
malam hari, sipelaku mempelajari salah satu saja tetapi yang
siang hari. Sebaiknya untuk menghindari hal yang demikian
ditentukan saja tugas dan nomor berapa Buku Pedoman Umum
Prajurit dapat digunakan untuk menentukan kode persoalan.
Pemberian persoalan cukup dengan nomor tugas yang terdapat
pada Buku Pedoman Umum.

Contoh : 10-04-021
10-03-011
dst.

Dengan demikian isi pemberitahuan cukup singkat.

(2) UTP Jabatan. Persoalan diambil dari tugas-tugas sesuai


jabatan dan disesuaikan tingkat latihan yang dihadapi dalam
Proglatsi. Penentuan persoalan dengan menggunakan nomor
kode pada BPUP maupun dari BPKJ, sedangkan teknisnya sama
dengan penentuan persoalan pada UTP Umum.
29

(3) Contoh bagian pembuatan persoalan UTP dalam rangka


Proglatsi yang dibuat oleh Kotama, pengujian pengetahuan
maupun keterampilan.

b) Di luar Proglatsi. Persoalan diambil dari tugas-tugas sesuai


tingkat keterampilan masing-masing dalam SJM. Penggunaan sesuai
tingkat keterampilan. Penentuan persoalan seperti penentuan UTP
dalam rangka Proglatsi pada UTP Umum.

3) Pembuatan persoalan.

a) Ada 4 naskah yang harus disiapkan oleh BatalBatalyon setelah


menerima pemberitahuan UTP dari Kotama, yaitu :

(1) Formulir UTP.


(2) Persoalan keterampilan.
(3) Persoalan pengetahuan.
(4) Penginventarisasian peserta ujian.

b) Formulir UTP. Formulir ini merupakan pegangan bagi peserta


ujian, yang berisi identitas pelaku, penguji, macam tugas, kondisi dan
standar ujian keterampilan serta hasil yang dicapai. Penjelasan tentang
formulir UTP ini termasuk tata cara penggunaannya akan dijelaskan
dalam metode dan teknik pengujian.
c) Persoalan Keterampilan.

(1) Berdasarkan kondisi medan serta prasarana dan sarana


pengujian yang ada, Batalyon/Kompi harus segera membuat
persoalan-persoalan guna menyebarkan tugas, kondisi dan
standar tiap materi yang diujikan. Apabila Kotama menghendaki
15 tugas/keterampilan yang akan diujikan, maka ke 15 tugas
tersebut harus disiapkan persoalannya. Guna menjamin
standarisasi dan obyektivitas penilaian, hendaknya persoalan
tersebut sama bagi seluruh peserta UTP, dalam Batalyon
tersebut.
(2) Tugas-tugas/keterampilan yang sudah cukup jelas tidak
perlu dijabarkan lagi. Misalnya, tugas “Tindakan Keamanan” dan
Bongkar pasang senapan panjang “ tidak perlu dijabarkan lagi.
Sebaiknya yang agak bersifat umum (belum bersifat aplikasi)
harus dijabarkan lagi.

Sebagai contoh, salah satu tugas dalam keterampilan Ilmu


Medan, berbunyi : “Menentukan Koordinat”, harus dijabarkan
dalam persoalan sesuai dengan peta yang akan digunakan dalam
ujian tersebut.
30

(3) Dengan mengambil contoh keterampilan Ilmu Medan di


atas, yakni menentukan koordinat, maka cara pembuatan
persoalan sebagai berikut :

(a) Setelah tahu tugas yang harus dilaksanakan, cari


kondisi dan standar keterampilan tersebut dalam Buku
Pedoman.
(b) Standar yang ditentukan dalam contoh itu adalah :
“Mampu menentukan koordinat 6 angka di atas peta
dengan waktu 1 menit, dengan penyimpangan tidak lebih
dari 100 meter.
(c) Langkah berikutnya adalah menyiapkan peta yang
akan digunakan untuk menguji.
Persoalan yang dibuat dapat dipilih dari tanda-tanda peta
yang terkenal misalnya pertigaan jalan, pertigaan sungai,
gereja dan lain-lain yang nantinya akan dicari/ditentukan
koordinatnya oleh pelaku.

(4) Persoalan untuk keterampilan prosedur pimpinan pasukan


misalnya akan memerlukan pembuatan persoalan yang sedikit
lebih luas. Apabila tugas/keterampilan yang akan diujikan adalah
bagaimana Danru memberikan perintah secara lisan di medan,
maka persoalan yang disediakan adalah :

(a) Perintah peleton.


(b) Alat-alat kendali operasi yang ditentukan di medan.

d) Persoalan pengetahuan. Begitu telah mendapat soal dari


Kotama bersama soal keterampilan. Batalyon memperbanyak soal
tentunya Batalyon sudah tahu jumlah yang harus diuji di tiap-tiap Kompi.
Oleh karena itu kuncinya adalah pada penguji. Obyektivitas dalam
pengujian yang perlu dijaga adalah hal yang sangat bertentangan
apabila para Komandan sudah melatih bersusah-susah tetapi pada saat
akan diujikan untuk diketahui kemampuannya yang gunanya nanti
kepada para Komandan sendiri, kemudian materi ujian itu harus dirubah
agar kesatuannya kelihatan baik. Persoalan keterampilan harus
diberitahukan sebelum ujian.
e) Penginventarisasian peserta ujian. Batalyon harus sudah
menginventarisasi tentang hal-hal sebagai berikut :

(1) Jumlah seluruh peserta ujian.


(2) Jumlah awak SJM 101 A1 di masing-masing Kompi.
(3) Jumlah awak SJM 101 B2 s.d 101 B6 di masing-masing
Kompi dan jumlah Pejabat.
(4) Jumlah awak SJM 101 Z7 di masing-masing Kompi
(5) Jumlah penguji di tiap Kompi :
31

(a) Penguji lintas datar.


(b) Penguji lintas lengkung.
(c) Penguji jabatan.

Dengan demikian Batalyon Infanteri mengetahui tentang masalah yang


akan didistribusikan. Penginventarisasian peserta ini harus diketahui
sebelum ada pemberitahuan dari Kotama.

f) Metoda dan teknik pengujian keterampilan.

(1) Umum.

(a) Dalam penentuan metoda hendaklah diingat :

i Waktu. Tiap persoalan tidak sama


penggunaan waktunya, dengan demikian
penyelesaian tugas tiap pos juga akan berbeda.
ii Kemampuan perorangan. Berbeda antara
orang yang satu dengan yang lain, dengan demikian
dapat mempengaruhi penyelesaian tugas satuan.
iii Materi. Ada materi yang dapat dikerjakan
bersama-sama dan ada yang perorangan.

(b) Disamping 3 faktor di atas yang harus diingat perlu


dipertimbangkan juga mengenai :

i Kemudahan dalam pengendalian.


ii Penyelesaian tugas.
iii Jumlah peserta.
iv Ketelitian.

(c) Metoda yang dapat digunakan adalah :

i Bersama-sama
ii Kelompok.
iii Sirkuit kombinasi.
iv Acak.
v Gabungan.

(2) Metoda bersama-sama. Ada tugas yang dapat dikerjakan


bersama-sama dan ada yang harus perorangan. Maksud
bersama-sama adalah setiap orang mengerjakan pekerjaan
masing-masing dalam satu tugas yang sama. Hal ini dapat
dilaksanakan apabila standar yang diberikan tidak harus urut
dikerjakan, tetapi hanya dituntut kebenaran. Untuk menguji
secara bersama-sama ini kondisi harus diperhatikan, demikian
juga kemampuan mengawasi, serta tersedianya sarana. Contoh
tugas yang dapat dikerjakan dengan metoda bersama-sama :
32

(a) Membersihkan lapangan tembak.


(b) Memberikan samaran pada diri dan perlengkapan.
(c) Menaksir jarak.
(d) Membuat peta jarak.
(e) Menentukan koordinat.
(f) Menembak.
(g) Dan lain-lain.

Contoh melaksanakan metoda bersama-sama.


Tugas : Memberikan samaran diri dan perlengkapan diri.

Kondisi :
i Disediakan tempat yang cukup baik untuk
membuat samaran.
ii Arang/alat poles.
iii Stop watch.

Standar :
i Waktu 15 menit.
ii Benar dan tidak berlebih-lebihan.

Cara memberikan petunjuk :


i Jelaskan tugas yang harus dilaksanakan
yaitu menyamar.
ii Jelaskan standarnya, kalau dikerjakan kurang
dari 15 menit dan benar serta tidak berlebih-lebihan
maka lulus.
iii Tunjukkan tempat yang digunakan untuk
mengambil alat samaran misalnya rumput, daun dan
sebagainya.
iv Tunjukkan tempat kumpul bila sudah selesai.
iv Berikan tanda aba-aba mulai dilaksanakan
(peluit 1 kali).
vi Berikan tanda aba-aba selesai (peluit 2
kali) dan kewajiban tinggal di tempat.
vii Tanyakan apa ada kekurang jelasan.

Pelaksanaannya :
i Tiup peluit satu kali berarti nilai (catat dan
ikuti waktu). Semua yang diuji lari ke tempat yang
disediakan untuk menyamar, bagi yang cepat
menyamarnya langsung menuju ke tempat kumpul
yang telah disediakan tanpa menunggu perintah.
ii Setelah waktu 15 menit, tiup peluit dua kali
dan perintahkan tinggal di tempat. Yang selesai
maupun yang belum selesai tinggal di tempat.
33

Dengan demikian yang belum masuk dalam tempat


berkumpul setelah peluit dua kali adalah yang tidak
lulus, sedangkan yang sudah kumpul sebelum peluit
dua kali harus dicek, dari standar waktu sudah
memenuhi syarat, tetapi kebenaran melaksanakan
tugas belum tentu. Pisahkan yang benar dan yang
salah sesuai standar yang benar adalah yang lulus,
kemudian catat yang lulus dalam formulirnya.
Demikian juga yang tidak lulus.

(3) Metoda kelompok. Ada tugas-tugas yang dapat berlanjut.


Oleh karena itu 1 (satu pos) dapat diberi beban untuk menguji dua
tugas atau lebih. Contoh tugas :

(a) Melaksanakan tindakan keamanan.


(b) Mengisi dan mengosongkan senjata.
(c) Bongkar pasang senjata.

Hal ini untuk mendapatkan efisiensi waktu dan mengurangi jumlah


penguji.

(4) Metoda sirkuit Kombinasi.

(a) Metoda pengujian ini adalah merupakan rangkaian


pos-pos Penguji yang melingkar dengan jenis-jenis materi
ujian keterampilan yang berbeda. Metoda ini dapat
menjamin efisiensi waktu dan realisme pelaksanaan/
aplikasi keterampilan-keterampilan itu pada kondisi
pertempuran yang sebenarnya. Metoda ini mirip HTF
(How to find the Fighter), yang sering dilaksanakan.
(b) Dengan metoda ini beberapa Pos Pengujian dapat
disusun dengan variasi tertentu, misalnya :

i Pos 1 = Ilmu Medan.


ii Pos 2 = Pionir.
iii Pos 3 = Jasmani.
iv Pos 4 = Komunikasi.
v Pos 5 = Teknik bertempur.
vi Pos 6 = Menembak.
vii Pos 7 = Long malap.
viii Dan seterusnya.
34

POS 2 2

POS 1 POS 3 3

POS 5
POS 7 7

POS 6 6 POS 4

(c) Metoda ini tepat untuk digunakan dalam menguji


keterampilan-keterampilan yang bersifat teknis. Meskipun
pelaku harus menghadapai rintangan medan, namun
standar harus tetap dicapai.
(d) Metoda ini juga dapat dilaksanakan di lapangan
sepak bola atau lapangan apel.

(5) Metoda acak. Pelaku ditempatkan di titik berkumpul


kemudian mereka dapat memilih mana yang dia sudah siap maju
ujian, kemudian dia datangi pos. Dengan demikian pelaku
memperoleh kebebasan dalam menentukan mana yang harus
didahulukan. Katim Penguji harus mewaspadai akan adanya
pelaku yang malas-malasan di titik berkumpul.
(6) Metoda gabungan. Katim Penguji dapat menentukan
metoda yang mana akan digunakan, metoda gabungan adalah
kombinasi dari semua metoda yang ada. Untuk pertama dapat
saja dipilih metoda sirkuit kombinasi di lapangan, tentunya akan
terjadi penumpukan. Oleh karena itu metoda gabungan akan
lebih tepat dengan syarat harus dikendalikan.
(7) Teknik pengujian. Pada prinsipnya setiap peserta harus
melaksanakan ujian dan seluruh materi dikerjakan. Oleh karena
itu perlu penyiapan sarana dan prasarana ujian, sehingga
pelaksanaan ujian tertib, lancar dan sesuai rencana. Hal-hal di
bawah ini agar diperhatikan dalam teknik pengujian

(a) Personel, alat dan tempat. Di bawah ini sebagai


contoh bagaimana mengatur kegiatan disesuaikan dengan
materi ujian yang dilaksanakan di lapangan.
35

Gambar

KETERANGAN :

Pos/Meja
1. Menyamar. Katim Penguji
2. Memberikan perintah.
Penguji
3. Teknik bergerak.
4. Sikap menembak. Pembantu Penguji
5. Bongkar pasang senjata.
Tempat Tunggu
Pos/Meja

(b) Pelaksanaan pengujian.

i Semua peserta memegang formulirnya


masing-masing, setiap akan masuk pos langsung
menulis identitas penguji dalam kolom “hasil” pada
formulir UTP.
ii Penguji kemudian menjelaskan tugas,
standar, kondisi dan apa yang harus dikerjakan oleh
pelaku serta menanyakan jelas atau tidak.
iii Penguji mengatakan “Mulai” pada waktu
mulai diikuti berapa lama dan bagaimana
pelaksanaannya, apakah sesuai atau tidak dengan
BPUP/BPKJ.
iv Setelah selesai kegiatan penguji
mencocokkan waktu, melebihi standar atau kurang
dari standar dan mencatat waktu pelaksanaannya
berapa menit.
36

v Penguji menjelaskan pelaku lulus atau tidak


dan sebab-sebab tidak lulus/lulus.
vi Penguji menanda tangani/paraf pada formulir
UTP, kemudian dikembalikan lagi kepada pelaku.

(c) Formulir UTP dan cara pengisiannya.

KOPSTUK

FORMULIR UTP UMUM / JABATAN

1. NAMA : ………………………………………
2. PANGKAT/NRP : ………………………………………
3. JABATAN : ………………………………………
4. SJM : ………………………………………
5. KESATUAN : ………………………………………
6. TANGGAL : ………………………………………
7. TEMPAT UTP : ………………………………………

8. MATERI UJIAN :

a. Pengetahuan Senjata.

1) Tugas dan Standar : (Lihat BPUP/BPKJ).


2) Hasil

NILA L TL
KETERANGAN PENGUJI PARAF
I BS B C K KS

85 X

b. Pionir.

1) Tugas dan Standar : (Lihat BPUP/BPKJ).


2) Hasil
:
NILA L TL
KETERANGAN PENGUJI PARAF
I BS B C K KS

75 X

c. Dst.
37

9. REKAPITULASI.

L TL
MATERI NILAI KETERANGAN
BS B C K KS

1. Pengetahuan 85 X Cantumkan
senjata keterangan
terhadap materi
2. Pioner 75 X yang tidak lulus

3. Dst

NILAI RATA-RATA
81 1 1
/ JUMLAH L/TL

10. SARAN.
- Sarankan terhadap pembinaan prajurit baik terhadap
materi yang lulus maupun yang tidak lulus (yang lulus diadakan
pemeliharaan dan peningkatan, sedangkan yang tidak lulus
diadakan UTP ulang).
………., ………………………
Katim Penguji

Nama
Pangkat/Korps/NRP

g) Kriteria kemampuan dan standar waktu pengujian keterampilan.

(1) Standar Waktu. Dapat digolongkan dengan cara


membandingkan antara waktu yang seharusnya (tertulis pada
persoalan) dengan waktu yang dicapai oleh pelaku dalam
pengujian keterampilan.

(a) Dinyatakan Lulus (L).

i Dapat terbatas apabila waktu yang digunakan


oleh pelaku di atas standar (< 40%) waktu yang
disediakan.
ii Dapat apabila waktu yng digunakan oleh
pelaku diatas standar (< 35%) dari waktu yang
disediakan.
iii Mampu apabila waktu yng digunakan oleh
pelaku diatas standar (< 20%) dari waktu yang
disediakan.
38

iv Mahir apabila waktu yng digunakan oleh


pelaku sesuai di atas standar waktu yang
disediakan.

Contoh : Dalam ujian keterampilan komunikasi,


bongkar pasang radio disediakan waktu 30 detik
tetapi pelaku dapat melaksanakan 35 detik berarti
tergolong pada tingkat mampu (waktu diatas standar
< 20%)

(b) Dinyatakan tidak lulus (TL).

i Kurang apabila waktu yang digunakan oleh


pelaku diatas standar ( < 50 %) .
ii Kurang sekali apabila waktu yang digunakan
oleh pelaku diatas standar ( < 60 %).

(2) Standar Kemampuan. Dapat dilihat dari kriteria nilai yang


diperoleh, mengacu pada standart nilai pada metoda pengujian
keterampilan (disesuaikan dengan tingkat keterampilan masing-
masing).

(a) Dinyatakan Lulus (L).

i Dapat-terbatas standar nilai 60 s.d < 65.


ii Dapat : standar nilai 65 s.d < 75.
iii Mampu : standar nilai 75 s.d < 85
iv Mahir : standar nilai 85 s.d < 100.

(b) Dinyatakan Tidak Lulus (TL).

i Kurang (K) dengan nilai 40 s.d < 60.


ii Kurang Sekali (KS) : nilai < 40.

24. Tahap Pengakhiran.

a. Pencatatan. Hasil UTP yang harus dicatat pada :

1) Formulir UTP. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, formulir ini


dibawa oleh pelaku (personel yang telah diuji) selama UTP berlangsung,
kemudian akan diserahkan kepada Padal UTP pada akhir ujian. Formulir ini
merupakan catatan terlengkap dari hasil UTP, karena dari hasil yang dicapai
terdapat keterangan-keterangan tambahan. Guna pembinaan dan
peningkatan kemampuan personel yang bersangkutan, formulir ini akan
dipelihara di Kompi/Peleton.
RAHASIA
39

2) Hasil perorangan UTP. Berdasarkan hasil UTP yang tercantum dalam


formulir UTP, maka dibuat hasil perorangan UTP yang menyatakan:

a) Hasil akhir nilai UTP.


b) Apakah seseorang masuk golongan yang memenuhi tingkat
keterampilan, tidak memenuhi atau memenuhi dan diatas tingkat
keterampilan yang dipersyaratkan dari jabatan yang bersangkutan.
c) Materi-materi keterampilan dan pengetahuan yang nilainya
kurang dari 60.
d) Catatan atau komentar Katim Penguji terhadap personel yang
bersangkutan.

b. Pelaporan. Laporan pelaksanaan UTP.

1) Laporan pelaksanaan UTP beserta hasil yang dicapai dilaporkan ke


Komando atas secara berjenjang sebagai berikut :

a) Komandan Latihan kepada Dansat.


b) Dansat kepada Pangkotama.
c) Kotama kepada Mabesad.

2) Laporan pelaksanaan UTP disampaikan selambat-lambatnya satu


minggu setelah UTP dilaksanakan.

BAB V
PENUTUP

25. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Tenaga Pendidik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar
penyelenggaraan UTP - Umum / Jabatan pada Dikcabpaif.

Komandan Pusat Pendidikan Infanteri,

Joseph Robert Giri, S.I.P.,M.Si.


Kolonel Inf NRP 1900004890668

RAHASIA
40

Anda mungkin juga menyukai