Anda di halaman 1dari 14

281

SJM BINTARA HUKUM

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Hanjar Spesialisasi Jabatan Militer (SJM) Bintara Hukum TNI AD


merupakan bahan ajaran yang berisi uraian tentang tugas yang harus
dilakukan dalam sekelompok jabatan-jabatan Bintara hukum, sejenis atau
mempunyai hubungan fungsional sedemikian eratnya, sehingga terdapat
derajat tukar menukar yang tinggi diantara mereka yang berkualifikasi untuk
melaksanakan jabatan Bintara hukum.

b. Sesuai dengan kedudukan serta peranannya dalam organisasi,


jabatan-jabatan/ kelompok jabatan tersebut dapat dikelompokan dalam
tingkatan-tingkatan kecakapan maupun tingkat pendidikan dan latihan.
Sehubungan hal tersebut maka dalam hanjar ini akan diuraikan pula pola-pola
pengembangan karir Bintara Hukum antara lain jenjang jabatan,
kepangkatan, kecakapan, pendidikan dan latihan dari setiap personel
perorangan Bintara Hukum TNI AD.

c. Uraian Jabatan serta pola-pola karir Bintara hukum kiranya dapat


dijadikan pedoman oleh setiap personel maupun satuan dalam rangka
kegiatan pembinaan personel guna terciptanya organisasi yang efektif dan
efisien.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah bahan pelajaran ini disususn dengan maksud


untuk memberikan pengetahuan kepada Bintara Siswa, tentang uraian
jabatan dan pola karir Bintara hukum TNI AD.

b. Tujuan. Agar para Bintara Siswa mengerti tentang pokok-pokok


SJM Bintara Hukum termasuk uraian jabatan dan pola karir Bintara hukum,
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas di satuan masing-
masing.

3. Ruang Lingkup.
a. Pendahuluan.
b. Spesialisasi Jabatan Militer Bintara Hukum.
282

c. Uji Terampil Perorangan Bintara Hukum.


d. Uji Terampil Jabatan Bintara Hukum.
e. Evaluasi.
f. Penutup.

4. Referensi.
a. Keputusan Kasad Nomor : Kep/ 16/ IV/ 1985 tanggal 26 April 1985,
tentang Spesialisasi Jabatan Militer Bintara dan Tamtama TNI AD.
b. Buku Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan UTP & UTJ Tamtama
dan Bintara Hukum Tahun 1990.
c. Surat Keputusan Kasad Nomor: Skep/353/ VII/1997 tanggal 18 Juli
1997, tentang Spesialisasi Jabatan Militer Bintara dan Tamtama Hukum

5. Pengertian-pengertian.
a. Spesialisasi Jabatan Militer ( SJM ) adalah kelompok jabatan/
kedudukan Militer yang mempunyai hubungan sedemikian dekatnya
sehingga diantara orang-orang yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersebut terdapat derajat tukar menukar yang optimal.

b. Kelompok karir adalah pengolahan SJM yang mempunyai


hubungan satu sama lain untuk memungkinkan pembinaan personel/
pembinaan tenaga manusia dengan sebaik-baiknya.

c. SJM Dasar adalah sekelompok jabatan/ kedudukan jabatan militer


pada tingkat pembantu pelaksana/ pelaksana pemula. Suatu SJM Dasar
berhubungan dengan dua atau lebih SJM lainnya.

d. SJM Lanjutan adalah spesialisasi yang disyaratkan sekelompok


jabatan/ kedudukan jabatan pada tingkat pelaksana atau pelaksana lanjutan.
Jalur kemajuan SJM Lanjutan semuanya menuju SJM Puncak.

e. SJM Puncak adalah spesialisasi yang disyaratkan sekelompok


jabatan/ kedudukan jabatan pada tingkat pengawasan terhadap dua atau
lebih SJM lanjutan dalam satu kelompok karir.

f. Pola Karir Bintara Hukum adalah gambaran grafis struktur SJM


Bintara dalam suatu jalur/ kelompok karir yang harus ditempuh oleh untuk
dapat mencapai kemajuan yang optimal. Pola karir ini menunjukan jalur karir
yang kepangkatannya, jabatan dan arah jalurnya merupakan jabaran ola karir
SJM disesuaikan dengan DSPP yang berlaku di lingkungan Kecabangan
Hukum.
283

g. Tingkat Kecakapan adalah macam dan tingkat dari kecakapan


yang menunjukan tingkat kualifikasi di dalam suatu SJM.

h. Uji Terampil Perorangan (UTP) adalah perangkat kendali


pembinaan kemampuan perorangan untuk mengetahui secara pasti
pengetahuan dan keterampilan perorangan dalam rangka persiapan personel
melaksanakan tugas sesuai fungsi dan pangkat serta jabatan agar dapat
dibina, ditingkatkan sehingga dicapai kondisi yang optimal. UTP adalah
menguji kemampuan teknis perorangan.

j. Uji Terampil Jabatan (UTJ) adalah uji terampil untuk mengukur


kesiapan personel melaksanakan tugas khusus sesuai jabatannya dalam
pengelompokan sesuai organisasi yang diuji yakni keterampilan teknis.

BAB II
SPESIALISASI JABATAN MILITER
BINTARA HUKUM

6. Umum. SJM adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan tugas


dan persyaratan yang dibutuhkan oleh sekelompok kedudukan jabatan yang
mempunyai hubungan sedemikian dekatnya, sehingga seseorang yang berkualifikasi
dalam salah satu kedudukan jabatan tersebut dengan on the job training yang
cukup, dapat melaksanakan dengan memuaskan kedudukan jabatan lain dalam
kelompok tersebut yang mempunyati tingkat keleluasaan dan kesulitan yang sama.

7. Ketentuan Umum SJM Bintara.


a. Kode SJM merupakan identifikasi spesialisasi jabatan militer secara
khusus/ spesifik. Kode SJM mengidentifikasikan macam kecakapan dan
tingkat kecakapan, tingkat proficiency dan atau ruang lingkup tanggung
jawab. Kode SJM yang merupakan identifikasi utama jabatan-jabatan
digunakan untuk:
1) Mengklasifikasikan kedudukan jabatan BA/ TA yang
terdapat pada TOP/ DSPP.
2) Mengklasifikasikan personel BA dan TA.
3) Merupakan sasaran kualifikasi yang harus dicapai dalam
Diklat.
4) Menjadi dasar dalam pembuatan serta administrasi
penilaian BA dan TA.
5) Menjadi dasar untuk kemajuan karir BA dan TA.
6) Mendukung fungsi lain yang berhubungan dengan sistem
dan proses yang memerlukan identifikasi jabatan.
284

b. Standar kepangkatan yang merupakan bagian dari spesifikasi SJM


digunakan untuk menentukan kepangkatan bagi kedudukan-kedudukan
jabatan Bintara dalam TOP/ DSPP.
c. SJM tidak mengotorisasikan kedudukan jabatan. Kedudukan jabatan
diotorisasikan melalui TOP dan DSPP.
d. Prosedur untuk mengklasifikasikan personel yang meliputi
pemberian SJM, tingkat kecakapan, kualifikasi khusus dan sebagainya diatur
dalam peraturan tersendiri.
8. Tingkatan Spesialisasi Jabatan Militer.
a. TNI AD merumuskan adanya 3 tingkat SJM, yakni: SJM Dasar, SJM
Lanjutan dan SJM Puncak. Yang termasuk SJM Dasar ialah tingkat
keterampilan 2 sampai dengan 4, sedangkan SJM Puncak diperuntukan bagi
tingkat SJM 5. Selanjutnya SJM Ditkum TNI AD telah merumuskan macam
SJM bagi personel Direktorat Hukum sebagai berikut:
1) SJM : 405 A 10.
2) SJM Lanjutan terdiri dari:
a) SJM Bidang Minkara Disiplin ( 405 B 20, 405 B 30, 405 B
40)
b) SJM Bidang Minkara Perdata ( 405 C 20, 405 C 30, 405 C
40)
c) SJM Bidang Minkara Pidana ( 405 D 20, 405 D 30, 405 D
40)
d) SJM Bidang Min Perundang-undangan (405 E20,405
E30,405 E40)
e) SJM Bidang Min Banhat Luhkum.
3) SJM Puncak ( 405 Z 50 )
b. Berdasarkan tingkat keterampilan dalam SJM ini ditentukan tingkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap personel. Kemampuan ini
meliputi aspek yang bersifat pengetahuan dan aspek yang bersifat
keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan ini diformulasikan dalam tugas-
tugas yang harus dapat dilaksanakan dalam standar tertentu. Seluruh
personel harus memiliki kemampuan pada tingkat 1. Prajurit dapat dinaikan
ke tingkat keterampilan selanjutnya, apabila telah memiliki keterampilan pada
tingkatnya sekarang dan pada tingkat dibawahnya. Seorang Sersan Dua
misalnya harus menguasai tingkat keterampilan 1 dan 2, serta keterampilan
pada tingkatan yang sekarang, yakni tingkat 3. Dalam ketiga tingkatan
keterampilan tersebut setiap prajurit dihadapkan pada tugas tugas sebagai
berikut:

1) Tugas Umum. Terdiri dari tugas-tugas tempur dan non


tempur yang merupakan hal terpenting pada setiap tingkat
keterampilan dalam SJM. Dalam tugas sesuai tingkatan
285

SJM ini Buku Pedoman Umum Prajurit (BPUP) sesuai tingkat


keterampilannya sebagai pedoman.
Contoh: Semua Prada harus berpedoman ke dan dapat
melaksanakan tugas dalam BPUP - 1, Serda – Sertu buku
pedomannya adalah BPUP-3, dst.

2) Tugas Khusus. Meliputi tugas-tugas perorangan sesuai


dengan fungsi dan jabatannya yang berpedoman pada
Buku Pedoman Khusus jabatan (BPKJ).

9. Kelompok Karir SJM Ba/ Ta Hukum. Kelompok karir Ba/ Ta Hukum terdiri
dari spesialisasi jabatan yang terdapat dalam SJM Ditkum. SJM Ba/ Ta Hukum
berkaitan dengan penjabaran Keputusan Kasad Nomor: Kep/ 16/ IV/ 1985 tanggal 28
April 1985, disempurnakan dengan Skep Pangab Nomor: Kep/ 06/ X/ 1991 dengan inti
sari SJM Ba/ Ta Hukum sebagai berikut:

a. Spesialisasi Jabatan yang terdapat dalam SJM Ditkumad antara lain:


1) Spesialisasi Juru Tulis, Ketik/ Komputer .
2) Spesialisasi Administrasi Perkara Disiplin dan Pidana.
3) Spesialisasi Administrasi Perkara Administrasi Militer dan
Perdata.
4) Spesialisasi Administrasi Perkara Administrasi Militer.

b. Tingkat Keterampilan. Tingkat keterampilan kelompok SJM


Hukum ada 7 (tujuh) bagian yang meliputi:

1) Pelaksana Pemula ( Tk I ) - Prada


2) Pembantu ( Tk II ) - Pratu dan Praka
3) Pelaksana ( Tk III ) - Kopda
4) Pelaksana Lanjutan ( Tk IV ) - Koptu dan Kopka
5) Pelaksana Kepala ( Tk V ) - Serda dan Sertu
6) Pembantu Pengawas ( Tk VI ) - Serka dan Serma
7) Pengawas ( Tk VII ) - Pelda dan Peltu

c. Macam tugas meliputi :


1) Menyelenggarakan catatan surat masuk dan surat keluar
bidang administrasi hukum.
2) Menyelenggarakan pengarsipan hukum.
3) Menyelenggarakan agenda/ verbal hukum.
4) Menyelenggarakan pengetikan dan komputerisasi data
administrasi hukum.
5) Menyelenggarakan administrasi perkara disiplin dan pidana.
286

6) Menyelenggarakan administrasi perkara administrasi militer


dan Perdata.
7) Menganalisa dan mengevaluasi data perkara.
8) Menganalisa dan mengevaluasi data perundang-undangan.

d. Macam kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan


administrasi hukum yaitu:
1) Menulis bagus.
2) Cepat menguasai peristilahan-peristilahan hukum yang
populer.
3) Memahami Minu pada tingkat pemula.
4) Mampu tehnik mesin tik secara maksimal.
5) Mampu tehnik komputerisasi secara maksimal.
6) Mengetahui jenis-jenis tindak pidana umum/ militer, perdata
dan ketentuan disiplin militer yang populer.
7) Memahami sistem pendataan/ dokumentasi administrasi
hukum.
8) Mampu membuat tabel data administrasi hukum.
9) Mempunyai motivasi yang tinggi terhadap tugasnya.

e. Kualifikasi fisik. Untuk mendukung kemampuan kegiatan


administrasi hukum dibutuhkan kualifikasi fisik yaitu:
1) Panca indra normal, khususnya penglihatan.
2) Koordinasi gerakan tangan baik.
3) Gerakan normal.
4) Bicara jelas.
5) Lincah dalam gerakan.
f. Pengetahuan dasar Pengetahuan dasar yang harus dimiliki Ba/Ta
kecabangan hukum diisyaratkan sebagai berikut:
1) Administrasi hukum dasar.
2) Teknis hukum yang menyangkut pasal-pasal,
serta peristilahan-peristilahan hukum
secara populer.
3) Membuat data dan dokumentasi administrasi hukum.
4) Pengetahuan tentang laporan/ evaluasi administrasi hukum.

10. Tugas -Tugas Perorangan Bintara Hukum sesuai dengan tingkat SJM.

a. SJM 405 B 30 melaksanakan 3 tugas umum, terdiri dari:


1) Melaksanakan tugas agenda/ verbal Hukum Disiplin.
2) Melaksanakan tugas arsip Hukum Disiplin
3) Melaksanakan tugas pengetikan Hukum Disiplin.
287

b. SJM 405 B 40 melaksanakan 6 tugas umum terdiri dari :


1) Melaksanakan tugas pembuatan bagan/ skema proses
penanganan perkara disiplin.
2) Menguasai pengetahuan tentang penanganan penahanan
sementara dalam proses penanganan pelanggaran disiplin.
3) Menguasai pengetahuan tentang teknis pemeriksaan dalam
proses penanganan pelanggaran displin.
4) Menguasai pengetahuan tentang ukuran hukuman disiplin.
5) Mengetahui pengetahuan tentang konsiderans Skep
kumplin.
6) Menguasai pengetahuan tentang perubahan dan
penundaan Hukuman Disiplin yang bukan didasarkan
pengaduan.

c. SJM 405 C 30 melaksanakan 3 tugas umum, terdiri dari:


1) Tugas pengisian formulir surat kuasa dari pemberi kuasa
yang tidak dapat menulis untuk mengajukan gugatan warisan.
2) Tugas pengisian formulir surat kuasa untuk membela
terbanding.
3) Tugas pengisian formulir surat kuasa untuk mengajukan
permohonan Kasasi.

d. SJM 405 C 40 melaksanakan 6 tugas umum, terdiri dari:


1) Mengajukan permohonan gugatan ke Pengadilan Negeri.
2) Menyiapkan upaya hukum Perlawanan.
3) Menyiapkan upaya hukum Banding
4) Menyiapkan upaya hukum Kasasi
5) Menyiapkan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK)
6) Menyusun dokumentasi data

e. SJM 405 D 30 melaksanakan 8 tugas umum, terdiri dari:


1) Meneliti kelengkapan berkas perkara pidana
2) Mengisi buku register perkara pidana
3) Mengisi register barang bukti
4) Mengajukan label barang bukti perkara pidana
5) Mengisi buku register tahanan
6) Mengisi sampul berkas perkara pidana
7) Mengisi buku register pelaksanaan hukuman
8) Tugas pengaturan / tata letak ruang sidang

f. SJM 405 D 40 melaksanakan 4 tugas umum, terdiri dari:


288

1) Membuat daftar perkara dengan acara pemeriksaan cepat


2) Mengisi buku register pelaksanaan pidana
3) Membuat daftar perkara pidana
4) Membuat nominatif perkara pidana tahunan

g. SJM 405 E 30 melaksanakan satu tugas umum yaitu menguasai


pengetahuan tentang proses perundang-undangan.

h. SJM 405 E 40 melaksanakan 2 tugas umum, terdiri dari :


1) Menguasai pengetahuan tentang lembaga-lembaga yang
berwenang membentuk perundang-undangan.
2) Menguasai pengetahuan tentang tata urut dan jenis
perundang-undangan.
i. SJM 405 Z 50 melaksanakan 25 tugas umum berupa tugas analisa
dan evaluasi data sebagai berikut :
1) Perkara Disiplin 2 tugas
2) Peraturan Disiplin 2 tugas
3) Perkara Perdata 2 tugas
4) Peraturan Perdata 1 tugas
5) Perkara Pidana 6 tugas
6) Peraturan hukum pidana 3 tugas
7) Banhatluhkum 3 tugas
8) Peraturan Banhatluhkum 2 tugas
9) Perundang – undangan 2 tugas dan
10) Peraturan perundang-undangan 2 tugas.

11. Evaluasi.
a. Apa yang dimaksud dengan Spesialisasi jabatan Militer?
b. Sebutkan tingkatan SJM Bintara hukum!
c. Tingkat keterampilan kelompok karir SJM hukum ada 7, sebutkan!

BAB III
UJI TERAMPIL PERORANGAN BINTARA HUKUM

12. Umum.
a. Uji Terampil Perorangan (UTP) adalah perangkat kendali
pembinaan kemampuan perorangan untuk mengetahui secara pasti
pengetahuan dan keterampilan perorangan dalam rangka persiapan personel
melaksanakan tugas sesuai fungsi dan pangkat serta jabatan agar dapat
dibina, ditingkatkan sehingga dicapai kondisi yang optimal. UTP adalah
289

menguji kemampuan teknis perorangan yang merupakan realisasi dari filosofi


latihan ” Apa yang kita laksanakan di lapangan, itulah yang kita latihkan
dan apa yang kita latihkan itulah yang kita ujikan”.
b. UTP mempunyai beberapa kepentingan, baik yang berkaitan dengan
perorangan maupun dengan organisasi, antra lain sebagai berikut:
1) SJM dan tingkat keterampilan.
2) Sistem pembinaan latihan.
3) Kesiapan kerja satuan.
4) BPUP dan BPKJ.
5) BPKU dan BPKKJ.
6) Pola karir.

13. Hubungan UTP dengan SJM dan Tingkat Ketrampilan. SJM menjelaskan
spesialisasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk pelaksanaan jabatan militer
dengan baik. Dalam rangka pembinaan karir Bintara dan Tamtama TNI AD telah
dirumuskan adanya pola karir dan tingkatan ketrampilan perorangan dalam SJM. Pola
ini mengatur dan sekaligus mempersyaratkan ketrampilan-ketrampilan perorangan
yang harus dimiliki pada tingkat kepangkatan tertentu, adapun tingkat ketrampilan
dilingkungan kecabangan hukum ditetapkan sebagai berikut:

TKT PANGKAT TKT SJM POK KARIER KODE BPUP BPKJ


KEPANGKATAN SJM
PEMULA
1 PRADA DASAR (TA MINKUM) 405 A 10 1 1
L 405 B 20
PRATU 405 C 20
2 KOPDA A -MINKARA 405 D 20 2 2
KOPTU DISIPLIN 405 E 20
N 405 F 20

3 SERDA J -MINKARA 405 B 30


SERTU PERDATA 405 C 30 3 3
U 405 D 30
405 E 30
T -MINKARA 405 F 30
PIDANA

A
-MIN
N PERUNDANG 405 B 40
SERKA - 405 C 40
4 SERMA UNDANGAN 405 D 40 4 4
290

405 E 40
-MIN 405 F 40
BANHAT
LUHKUM

5 PELDA PUNCAK PENGAWAS 405 Z 50 5 5


PELTU BATI MINKUM

Dengan telah ditetapkannya pengetahuan dan keterampilan perorangan


sesuai dengan tingkat keterampilan dalam SJM masing-masing, maka UTP yang
diselenggarakan harus menguji pengetahuan dan keterampilan tersebut, apakah
tugas-tugas yang telah ditentukan itu dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang
berlaku. Dengan demikian UTP yang dilaksanakan juga sekaligus merupakan UTJ.

14. Hubungan UTP dengan Buku Pedoman (BPUP & BPKJ).


UTP merupakan perangkat untuk mengukur kemampuan perorangan
sedangkan Buku Pedoman berfungsi sebagai perangkat tentang apa yang harus
diukur, bagaimana standar pengukuran, bagaimana kondisi pada saat pengukuran dan
bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut. Dengan demikian siapa yang akan
melaksanakan UTP, siapa pengujinya harus berpedoman pada BPUP dan BPKJ yang
terdiri dari:
a. BPUP terdiri dari 5 buah buku dengan ketentuan sebagai berikut:
1) BPUP 1 untuk semua prajurit berpangkat Prada.
2) BPUP 2 untuk semua prajurit berpangkat Pratu s/d Koptu.
3) BPUP 3 untuk semua prajurit berpangkat Serda dan Sertu.
4) BPUP 4 untuk semua prajurit berpangkat Serka dan Serma
5) BPUP 5 untuk semua prajurit berpangkat Pelda dan Peltu.

b. BPKJ terdiri dari 5 buah buku dengan ketentuan sebagai berikut:


1) BPKJ 1 untuk semua prajurit berpangkat Prada.
2) BPKJ 2 untuk semua prajurit berpangkat Pratu s/d Koptu.
3) BPKJ 3 untuk semua prajurit berpangkat Serda dan Sertu.
4) BPKJ 4 untuk semua prajurit berpangkat Serka dan Serma
5) BPKJ 5 untuk semua prajurit berpangkat Pelda dan Peltu.

15. Tujuan dan Sasaran UTP.


a. Tujuan UTP. Secara luas tujuan dari diselenggarakannya UTP
adalah untuk meningkatkan efektipitas tempur satuan-satuan TNI AD, dengan
cara meningkatkan keterampilan personel untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan fungsi dan jabatannya. Sedangkan secara sempit, UTP
291

bertujuan untuk menilai pengetahuan dan keterampilan perorangan sesuai


dengan tingkat keterampilan dalam SJM, serta fungsi dan jabatannya.

b. Sasaran UTP. Dengan UTP akan diketahui tingkat keterampilan


personel, yaitu prajurit yang :
1) Lulus UTP
2) Tidak lulus UTP.
Mengingat UTP ini dalam pengujiannya secara sample mewakili
keterampilan yang ada, sample tersebut merupakan hasil kebutuhan
pengujian berdasarkan evaluasi tugas yang dihadapi, maka secara mutlak
bila prajurit, lulus dalam UTP belum berarti lulus semuanya, begitu juga yang
tidak lulus. Bagi
prajurit yang tidak lulus disediakan kesempatan untuk UTP ulang,
sehingga akhirnya nanti akan lulus semua.

16. Kegunaan UTP. Kegunaan UTP pada dasarnya adalah:


a. Bagi Pimpinan Satuan.
1) Memberikan penugasan dan menggunakan setiap individu
prajurit sesuai dengan SJM-nya.
2) Memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk
mengikuti Pendidikan dan Latihan guna pengembangan agar
senantiasa dapat melaksanakan tugas yang dihadapi.
3) Memberikan nasehat, menilai dan memberikan motivasi
kepada setiap individu dengan memperhatikan sasaran karier
kemajuan yang dicapai serta titik penentuan karier yang diharapkan.
b. Bagi Pejabat Personel.
1) Memberikan saran kepada Dansat tentang penggunaan
personel BA dan Ta.
2) Menyusun dan melaksanakan program untuk pemberian
saran dan nasehat setiap prajurit tentang pengembangan karir,
profesional dan pendidikan serta membantu yang bersangkutan
mengenai sasaran karirnya.
c. Bagi Personel yang bersangkutan.
Seorang prajurit harus mengambil keputusan yang akan
menentukan nasibnya dikemudian hari. Sehubungan dengan itu yang
bersangkutan harus benar-benar mengetahui SJM yang dimilikinya,
kepangkatan, komposisi SJM serta kesempatan yang tersedia untuk
mengikuti pendidikan dan latihan. Secara grafis hal ini dapat dilihat di Pola
Karir.
292

17. Evaluasi.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan UTP!
b. Jelaskan kegunaan UTP bagi individu Bintara hukum!
c. Jelaskan hubungan UTP dengan buku pedoman untuk pangkat
serda/sertu!

BAB IV
UJI TERAMPIL JABATAN BINTARA HUKUM

18. Umum.
a. Uji Terampil Jabatan (UTJ) adalah uji terampil untuk mengukur
kesiapan personel melaksanakan tugas khusus sesuai jabatannya dalam
pengelompokan sesuai organisasi yang diuji yakni keterampilan teknis.
b. Dalam arti luas suatu Satuan dinyatakan siap kerja, apabila Satuan
tersebut siap melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya. Kesiapan kerja
ini pada hakekatnya merupakan perpaduan antara potensi dan kemampuan.
Kemampuan utama dari kesiapan kerja adalah organisasi, tingkat latihan,
aspek kejiwaan dan kemampuan. Dari segi organisasi kesiapan kerja
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas personel serta materiilnya.
c. Kuantitas personel dapat diketahui dari jumlahnya (sesuai TOP dan
DSPP), sedangkan secara kualitatif ditentukan oleh tingkat kepangkatan,
pendidikan dan keterampilan. Dengan demikian maka pengetahuan dan
keterampilan personel dalam suatu Satuan pada gilirannya menentukan
kesiapan kerja Satuan tersebut. Oleh karena itu untuk dapat mengukur
keterampilan perorangan tersebut, UTP merupakan perangkat pengujian
yang dapat digunakan dalam rangka menilai kualitas personel. Disisi lain UTJ
merupakan perangkat untuk menguji pejabat dalam rangka mengelola
kesatuannya. Dengan demikian tidak mungkin kesatuan dapat latihan
dengan baik kalau personelnya belum baik. Begitu juga tidak mungkin hasil
kerja akan baik kalau hasil UTJ-nya tidak baik atau dengan lain perkataan hal
inilah yang merupakan hubungan antara UTP dengan Kesiapan Kerja
dan UTJ.

19. Tahap- Tahap Penyelenggaraan UTJ. Penyelenggaraan UTJ


adalah merupakan kegiatan lanjutan dari UTP dalam rangka mengukur kesiapan
personel melaksanakan tugas jabatannya. Adapun tahapan penyelenggaraan UTJ
sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan. Meliputi pemberitahuan kepada setiap personel,
penentuan komposisi dan personel panitia pelaksana, pembuatan rencana
kerja dan persiapan sarana/ prasarana.
293

b. Tahap Pelaksanaan. Pengecekan peserta, penyiapan formulir-


formulir yang dibutuhkan, tata tertib pelaksanaan, ketentuan penilaian dan
pengumuman hasil UTJ.

c. Tahap Evaluasi. Perlu ditentukan cara dan norma mengevaluasi


UTJ serta cara/ pendistribusian laporan penyelenggaraan UTJ.

20. Manfaat Hasil UTJ.


a. Hasil UTJ harus benar-benar merupakan bahan masukan dalam
rangka pembinaan pembinaan personel dan organisasi. Pejabat yang ada
dalam organisasi harus benar-benar cakap, tahu tugasnya, dan dapat
mengerjakan tugasnya karena telah diuji. Setiap prajurit harus tahu jabatan
apa setingkat diatasnya yang harus dicapainya, dengan demikian ia akan
berupaya untuk dapat melaksanakan tugasnya dan siap untuk diuji sebagai
prajurit profesional.
b. Dalam rangka pembinaan personel, UTJ bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas kinerja Satuan dengan cara meningkatkan
keterampilan personel melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan fungsi
dan jabatannya. Manfaat hasil UTJ maupun UTP antara lain untuk seleksi,
klasifikasi, promosi ( Pangkat, Jabatan, Pendidikan), dll.
c. Dalam rangka Pembinaan Organisasi, dengan melihat hasil UTJ
dapat diketahui personel yang tidak memenuhi syarat menduduki jabatan,
karena itu pimpinan harus sudah dapat mempertimbangkannya dalam jabatan
tersebut.

21. Evaluasi.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan UTJ!
b. Jelaskan tahap persiapan penyelenggaraan UTJ!
c. Jelaskan manfaat UTJ bagi pembinaan personel!

BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan Naskah Ujian)

22. Evaluasi Akhir Pelajaran.

a. Apa yang dimaksud SJM, Jelaskan?


b. Jelaskan tuga SJM 405 B 30 bidang Minkara Disiplin!
c. Sebutkan kelompok karir tingkat SJM Lanjutan!
d. Apa yang saudara ketahui tentang UTP bagi Bintara Hukum?
e. BPUP terdiri dari 5 buah buku, sebutkan dan uraikan peruntukannya!
f. Jelaskan tujuan UTP bagi Bintara Hukum!
294

g. Apa manfaat/ kegunaan UTP bagi prajurit?


h. Mengapa Bintara Hukum perlu melaksanakan UTJ!
i. Jelaskan manfaat UTJ dalam rangka pembinaan organisasi!
j. Sebutkan macam tugas Bintara Hukum sesuai ketentuan Kelompok
karir SJM!

BAB VI
PENUTUP

23. Penutup. Demikian bahan ajaran Naskah Departemen ”SJM Bintara


Hukum” disusun untuk digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan proses belajar
mengajar pada Pendidikan Pembentukan Bintara TNI AD Tahap II di Pusat
Pendidikan Hukum Kodiklat TNI AD.

Anda mungkin juga menyukai