Buku Ajar Teknologi Informasi Kesehatan
Buku Ajar Teknologi Informasi Kesehatan
K U A J AR
BU
TEKNOLOGI INFORMASI
KESEHATAN (TIK) - II
BUKU AJAR
TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN (TIK) - II
Edisi Asli
Hak Cipta © 2019 pada penulis
Griya Kebonagung 2, Blok I2, No.14
Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo
Telp.: 0812-3250-3457
Website: www.indomediapustaka.com
E-mail: indomediapustaka.sby@gmail.com
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam
bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan
menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Ali, Amir
Angesti, Dyan
ISBN: 978-602-6417-99-2
Buku ini berisi panduan untuk belajar menggunakan dan memanfaatkan aplikasi
fasyankes khususnya untuk penggunaan aplikasi sistem informasi manajemen rumah
sakit. Buku ini akan terus diupdate dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan akan disesuai dengan perkembangan gaya penulisan beserta tool
yang dapat memudahkan penulis mempublikasikan karyanya. Saran dan masukan kami
harapkan untuk edisi mendatang.
Semoga buku ini bermanfaat
Tim Penyusun
Amir Ali
Dyan Angesti
Prakata vii
vii
viii BUKU AJAR Teknologi Informasi Kesehatan (TIK) - II
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Prakata ... ......................................................................................................... v
Daftar Isi ........................................................................................................... ix
Daftar Singkatan ............................................................................................. xvii
Tinjauan Mata Kuliah Jaringan Komputer..................................................... xix
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa mampu:
Mampu mengolah dan menyajikan informasi kesehatan menggunakan berbagai macam
bentuk aplikasi Perangkat Lunak di fasilitas Yankes.
Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti kuliah jaringan komputer, mahasiswa semester 2 (Dua) program
studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan mampu mempelajari tentang berbagai
macam bentuk Aplikasi Perangkat Lunak di fasilitas Yankes.
Strategi Intruksional
Pendekatan yang sudah digunakan selama ini adalah pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (Teacher Center Learning) dan pembelajaran
berkelompok. Hasil rekonstruksi kegiatan pembelajaran metode pembelajaran
dari Teacher Center Learning diubah menjadi Studeng Center Learning dan metode
pembelajaran Project Based Learning untuk meningkatkan tingkat pemahaman
mahasiswa. Dalam metode pembelajaran Project Based learning yang dilakukan
oleh mahasiswa adalah melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Bentuk kegiatan belajarnya
nanti adalah proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
Tugas
Dibentuk kelompok belajar yang terdiri dari 6-7 Orang. Kelompok ini akan membahas
tentang materi jaringan komputer yang telah disampaikan dosen dalam Rencana
Pembelajaran Semester (RPS). Kelompok tersebut akan mempresentasikan materi
yang telah disepakati antara dosen dan mahasiswa.
Evaluasi
Sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang disampaikan dosen
kemahasiswa, pada setiap pertemuan akan dilakukan evaluasi yakni penilaian untuk
materi yang dibahas. Format penilaian akan disesuaikan menurut jenis, Kriteria dan
bobot. Untuk jenis penilaian dapat berupa tes tulis dan non tes tulis (praktikum).
Penilaian dapat juga diberikan saat mahasiswa dengan kelompoknya melakukan
presentasi dan dapat memecahkan permasalahan yang diberikan.
B. Penyajian
1. Sistem Informasi
Sesungguhnya yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan
komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer bisa disebut sistem informasi
berbasis komputer (Computer Based information System atau CBIS). Dalam praktik istilah
sistem informasi lebih sering dipakai tanpa embel-embel berbasis komputer walaupun
dalam kenyataannya komputer merupakan bagian yang penting.
Istilah sistem infomasi juga sering dikacaukan dengan sistem informasi manajemen
(SIM). Kedua hal ini sebenarnya tidak sama. Sistem informasi manajemen merupakan
salah satu jenis sistem informasi, yang secara khusus ditujukan untuk menghasilkan
informasi bagi pihak manajemen dan untuk pengambilan keputusan.
Tujuan:
• Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok
jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
• Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
• Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Dari aspek legal di atas dapat disimpulkan bahwa Rekam Medik harus ditulis pada
saat Pasien mendapatkan Pelayanan. Intinya adalah dokter harus menulis rekam
medik yang bisa ditulis secara manual maupun elektronik. Ketika kita akan masuk
ke rekam medik elektronik maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
harus ada otentifikasi, harus aman, harus ada pin (login dan password), dan harus
bisa diakses kembali kapan saja sesuai kebutuhan. Selain itu penyajian data rekam
medik harus memenuhi persayaratan baik legalitas maupun segi medik oleh karena
hal tersebut maka rumah sakit wajib melaksanakan SIRS (Sistem Informasi Rumah
Sakit).
b. Perjalanan Rekam Medik
Dalam perjalanannya rekam medik lebih dititikberatkan pada bagaimana mengatur
dokumen rekam medik. Dimana status rekam medik manual akan disimpan di
sebuah gudang penyimpanan, perlu diketahui bahwa media penyimpanan seperti
kertas adalah bahan yang mudah rusak dan mudah hilang baik dibawa pulang
pasien ataupun di pinjam oleh instalasi lain. Sehingga bagian rekam medik akan
sulit mengeluarkan data secara lengkap, apalagi berkas rekam medik di sebuah
rumah sakit tidaklah sedikit.
Sistem terintegrasi MIRSA® dibangun dari front office (FO) antara lain registrasi,
pelayanan, pembayaran, EMR, rekam medik, dll, serta back office (BO) antara lain
akuntansi, budgeting, manajemen asset, inventory control, dll. Dimana aplikasi tersebut
sudah ada dalam satu paket yang tidak bisa dipisahkan antara satu dan lainya, selain
itu hasil output dari sistem integrasi juga sangat tergantung dari entry/masukan data
yang dilakukan oleh operator di front end setiap instalasi yang terkait.
Untuk menjalankan sistem integrasi juga harus memperhatikan hardware yang
digunakan, dalam sistem terintegrasi harus memenuhi standar yang dibutuhkan,
misalnya untuk radiologi harus memakai standar DICOM, jika antar tempat harus
memakai HL7 message sebagai standar. Di sinilah muncul persoalan yang dialami pihak
rumah sakit terkait pembiayaan yang terlalu tinggi jika mengikuti standar yang ada,
sedangkan core bisnis proses ini harus bisa di integrasikan ketika muncul alat-alat baru
yang ada di rumah sakit.
Ketika membicarakan sistem yang terintegrasi maka perlu juga diperhatikan
mengenai jaringan, sistem yang terintegrasi tidak mungkin terwujud jika tidak dibangun
dengan jaringan yang terintegrasi pula, seperti halnya di RSUD Dr Soetomo Surabaya
jaringan yang dibangun melibatkan ±21 Km kabel fiber optic di luar kabel UTP yang
menghubungkan seluruh jaringan yang ada di rumah sakit, sehingga integrasi sistem
dan jaringan bisa terwujud.
Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya saat ini telah menjalankan Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS) yang terintegrasi sejak memakai MIRSA® pada tahun 2009. Saat ini
bisa dilihat di Rumah Sakit Dr Soetomo baik dari segi hardware, software dan jaringan
sudah tertata rapi dan terintegrasi dengan baik, semua transaksi bisa terintegrasi
menjadi satu pintu, Rekam Medik pasien bisa masuk ke dalam sistem elektronik
dengan baik karena dari semua poliklinik di IRJ RSUD Dr Soetomo sudah memakai
EMR(Electronic Medical Record). Selain itu saat ini sangat mudah bagi pihak rekam
medik RSUD Soetomo mengeluarkan laporan yang berkaitan dengan rekam medik
pasien baik secara rekap maupun detail. Para dokter dapat melakukan penelitian yang
berkaitan dengan pasien karena data bisa diakses dengan mudah melalui login serta
password yang dimilikinya.
b. Fitur Unggulan
• Tata tampilan gambar view tab yang menarik (berbasis GUI/Graphical User
Interface) dan user friendly
Gambar 1. 1
Contoh Tampilan SIMPUS
Gambar 1. 2
Contoh Tampilan Menu Pencarian Data SIMPUS
Tabel 1. 1
Contoh Tampilan Menu View dan Cetak SIMPUS
Tabel 1. 2
Contoh Tampilan Laporan 10 Penyakit Terbesar SIMPUS
Gambar 1. 3
Contoh Tampilan Perhitungan Stok Opname SIMPUS
Gambar 1. 4
Contoh Tampilan Laporan Penyebaran Penyakit SIMPUS
Gambar 1. 5
Contoh Tampilan Data Integrasi Simpus
Gambar 1. 6
Contoh Tampilan SIMPUS
Gambar 1. 7
Contoh Tampilan SIMPUS
C. Rangkuman
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah sebuah sistem Informasi
yang terintegrasi dan didesain multi user yang disiapkan untuk menangani keseluruhan
proses manajemen puskesmas.
Electronic Medical Record sudah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di
dunia sebagai pengganti atau pelengkap rekam medik kesehatan berbentuk kertas. Di
Indonesia dikenal dengan Rekam Medik Elektronik (RME).
Sejalan dengan perkembangannya, RME menjadi jantung informasi dalam sistem
informasi rumah sakit. Namun demikian para tenaga kesehatan dan pengelola sarana
pelayanan kesehatan masih ragu untuk menggunakannya karena belum ada peraturan
perundangan yang secara khusus mengatur penggunaannya. Undang-undang Informasi
dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008 telah memberikan jawaban
atas keraguan yang ada. UU ITE telah memberikan peluang untuk implementasi RME.
SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) Terintegrasi merupakan
paket sistem aplikasi yang terpadu untuk mengelola proses bisnis Rumah Sakit, yang
D. Tugas
1. Buat kelompok yeng terdiri dari 2 orang
2. Buat makalah mengenai SIMPUS, EMR dan SIMRS
E. Daftar Pustaka
1. Rustiyanto, E., 2011, Sistem Informasi Rumah Sakit yang Terintegrasi
2. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, 2011, JUKNIS SIRS 2011, Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
3. http://www.digital-sense.net/simpus
4. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
5. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
6. Undang-Undang No 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran