Anda di halaman 1dari 69

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini kami
susun sebagai tugas dari mata pelajaran Kimia yang judul―Elektrokimia

Terima kasih kami sampaikan kepada Guru Bidang Studi Kimia yang telah
membimbing demi lancarnya penyelesaian tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas
Mata Pelajaran Kimia dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami
dan khususnya untuk pembaca. Kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta, maka makalah
ini pun tak jauh dari kekurangan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
makalah ini yang mungkin kelak kan berguna bagi nusa dan bangsa.

Tanjung Satai, 18 Juni 2022

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Seperti yang telah kita ketahui, topik elektrokimia ini sudah kita pelajari
saat masih duduk di bangku SMK. Namun, pembahasan pada saat itu hanya
secara garis besarnya saja. Dengan adanya makalah ini, kami bermaksud untuk
membahas topik elektrokimia dengan lebih lengkap dan mendalam.
Elektrokima itu penting untuk diketahui dan dibahas lebih lanjut karena
fungsi dan kegunaan dari elektrokimia itu sangat penting dan berguna dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Sel elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk menghasilkan
reaksi redoks. Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses penguraian suatu
senyawa dengan pengaliran arus listrik yang melaluinya. Dalam elektrolisis,
terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Sel elektrolisis merupakan
kebalikan dari sel volta karena listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi
redoks tak spontan. Proses elektrolisis dimulai dengan masuknya elektron dari
arus listrik searah ke dalam larutan melalui kutub negatif. Spesi tertentu atau ion
yang bermuatan positif akan menyerap elektron dan mengalami reaksi reduksi di
katoda. Spesi yang lain atau ion bermuatan negatif akan melepas elektron dan
mengalami reaksi oksidasi di kutub positif atau anoda. Elektroda positif dan
negatif pada sel elektrolisis ditentukan oleh sumber arus listrik. Jenis elektroda
yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh pada hasil
elektrolisis. Elektroda dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan keaktifannya,
yaitu elektrodatidak aktif (tidak ikut bereaksi atau inert) seperti C, Pt, dan
elektroda aktif (ikut bereaksi atau tidak inert, selain C, Pt) pada proses elektrolisis.
Jika dalam elektrolisis digunakan elektrolit berupa larutan, maka reaksi yang
terjadi tidak hanya melibatkan ion-ion d alam larutan, tapi juga air. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya kompetisi antara ion dengan molekul pelarutnya atau
ion-ion lain dalam larutan pada saat mengalami reaksi di anoda dan katoda.

2
I.2. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu gambaran,
penjelasan yang lebih mendalam mengenai elektrokimia. Diharapkan siswa dapat
mendalami dan memahami konsep-konsep dan teori mengenai elektrokimia.

I.3. Sistematika Penulisan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

I.2. Tujuan Penulisan

I.3. Sistematika Penulisan

Bab II. Isi

II.1. Reaksi Redoks

II.2. Sel Galvani

II.3. Hukum Faraday

II.4. Sel Elektrolisis

II.5. Termodinamika Sel Elektrokimia

II.6. Sel Kimia

II.7. Hasil Kali Kelarutan

II.8. Sel Konsentrasi

Bab III.Penutup

III.1. Kesimpulan

III.2.Saran

Lampiran

Daftar Pustaka

3
BAB II

ISI

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi


kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan
dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi
dalam dua kelompok, yaitu sel galvanik dan sel elektrolisa.

Sel elektrokimia, juga disebut sel volta atau sel galvani, adalah suatu alat
dimana reaksi kimia terjadi dengan produksi suatu perbedaan potensial listrik
antara dua elektroda. Jika kedua elektroda dihubungkan terhadap suatu sirkuit luar
dihasilkan aliran arus, yang dapat mengakibatkan terjadinya kerja mekanik
sehingga sel elektrokimia mengubah energi kimia ke dalam kerja.

II.1. Reaksi Redoks

Berikut akan dijelaskan bagaimana mengerjakan setengah-reaksi elektron


untuk proses oksidasi dan reduksi, kemudian bagaimana menggabungkan
setengah-reaksi tersebut untuk mendapat persamaan ion untuk reaksi redoks
secara utuh. Ini merupakan pelajaran yang penting dalam kimia anorganik.

A. Setengah-Reaksi Elektron

Ketika magnesium mereduksi tembaga(II)oksida dalam suhu panas


menjadi tembaga, persamaan ion untuk reaksi itu adalah:

Kita dapat membagi persamaan ion ini menjadi dua bagian, dengan
melihat dari sisi magnesium dan dari sisi ion tembaga(II) secara terpisah.
Dari sini terlihat jelas bahwa magnesium kehilangan dua elektron, dan ion
tembaga(II) yang mendapat dua elektron tadi.

4
Kedua persamaan di atas disebut “setengah-reaksi elektron” atau
“setengah-persamaan” atau “setengah-persamaan ionik” atau “setengah-
reaksi”, banyak sebutan tetapi mempunyai arti hal yang sama.

Setiap reaksi redoks terdiri dari dua setengah-reaksi. Pada salah satu
reaksi terjadi kehilangan elektron (proses oksidasi), dan di reaksi lainnya
terjadi penerimaan elektron (proses reduksi).

B. Membuat persamaan Ion

Pada contoh di atas, kita mendapat setengah-reaksi elektron dengan


memulai dari persamaan ion kemudian mengeluarkan masing-masing
setengah-reaksi dari persamaan tersebut. Itu merupakan proses yang tidak
benar.

Pada kenyataannya, kita hampir selalu memulai dari setengah-reaksi


elektron dan menggunakannya untuk membuat persamaan ion.

Contoh 1: Reaksi antara klorin dan ion besi(II)

Gas klorin mengoksidasi ion besi(II) menjadi ion besi(III). Pada proses
ini, klorin direduksi menjadi ion klorida. Sebagai permulaan kita buat
dahulu masing-masing setengah-reaksi.

Untuk klorin, seperti kita ketahui klorin (sebagai molekul) berubah


menjadi ion klorida dengan reaksi sebagai berikut:

Pertama, kita harus menyamakan jumlah atom di kedua sisi:

Penting untuk diingat, jumlah atom harus selalu disamakan dahulu


sebelum melakukan proses selanjutnya. Jika terlupa, maka proses
selanjutnya akan menjadi kacau dan sia-sia.

5
Kemudian untuk menyempurnakan setengah-reaksi ini kita harus
menambahkan sesuatu. Yang bisa ditambah untuk setengah-reaksi adalah:

1. Elektron
2. Air

3. Ion hidrogen (H+) (kecuali jika reaksi terjadi dalam suasana basa, jika
demikian yang bisa ditambahkan adalah ion hidroksida (OH-)

Dalam kasus contoh di atas, hal yang salah pada persamaan reaksi yang
kita telah buat adalah muatannya tidak sama. Pada sisi kiri persamaan tidak
ada muatan, sedang pada sisi kanannya ada muatan negatif 2 (untuk
selanjutnya disingkat dengan simbol : 2-).

Hal itu dapat dengan mudah diperbaiki dengan menambah dua elektron
pada sisi kiri persamaan reaksi. Akhirnya didapat bentuk akhir setengah-
reaksi ini:

Proses yang sama juga berlaku untuk ion besi(II). Seperti telah
diketatahui, ion besi(II) dioksidasi menjadi ion besi(III).

Jumlah atom dikedua sisi telah sama, tetapi muatannya berbeda. Pada
sisi kanan, terdapat muatan 3+, dan pada sisi kiri hanya 2+.

Untuk menyamakan muatan kita harus mengurangi muatan positif yang


ada pada sisi kanan, yaitu dengan menambah elektron pada sisi tersebut:

Mengabungkan setengah reaksi untuk mendapat persamaan ion


untuk reaksi redoks

6
Sekarang kita telah mendapatkan persamaan dibawah ini:

Terlihat jelas bahwa reaksi dari besi harus terjadi dua kali untuk setiap
molekul klorin. Setelah itu, kedua setengah-reaksi dapat digabungkan.

Tapi jangan berhenti disitu! Kita harus memeriksa kembali bahwa


semua dalam keadaan sama atau setara, baik jumlah atom dan muatannya.
Sangat mudah sekali terjadi kesalahan kecil (tapi bisa menjadi fatal!)
terutama jika yang dikerjakan adalah persamaan yang lebih rumit.

Pada persamaan terakhir, terlihat bahwa tidak ada elektron yang


diikutsertakan. Pada persamaan terakhir ini, di kedua sisi sebenarnya
terdapat elektron dalam jumlah yang sama, jadi saling meniadakan, dapat
dicoret, dan tidak perlu ditulis dalam persamaan akhir yang dihasilkan.

Contoh 2: Reaksi antara hidrogen peroksida dan ion manganat(VII)

7
Persamaan reaksi pada contoh 1 merupakan contoh yang sederhana dan
cukup mudah. Tetapi teknik atau cara pengerjaannya berlaku juga untuk
reaksi yang lebih rumit dan bahkan reaksi yang belum dikenal.

Ion manganat(VII), MnO 4-, mengoksidasi hidrogen peroksida, H 2O 2,


menjadi gas oksigen. Reaksi seperti ini terjadi pada larutan kalium
manganat(VII) dan larutan hidrogen peroksida dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat.
Selama reaksi berlangsung, ion manganat(VII) direduksi menjadi ion
mangan(II).

Kita akan mulai dari setengah-reaksi dari hidrogen peroksida.

Jumlah atom oksigen telah sama/ setara, tetapi bagaimana dengan


hidrogen?

Yang bisa ditambahkan pada persamaan ini hanyalah air, ion hidrogen
dan elektron. Jika kita menambahkan air untuk menyamakan jumlah
hidrogen, jumlah atom oksigen akan berubah, ini sama sekali salah.

Yang harus dilakukan adalah menambahkan dua ion hidrogen pada sisi
kanan reaksi:

Selanjutnya, kita perlu menyamakan muatannya. Kita perlu menambah


dua elektron pada sisi kanan untuk menjadikan jumlah muatan di kedua sisi
0.

- Sekarang untuk setengah-reaksi manganat(VII):

8
- Ion manganat(VII) berubah menjadi ion mangan(II).

Jumlah ion mangan sudah setara, tetapi diperlukan 4 atom oksigen pada
sisi kanan reaksi. Satu-satunya sumber oksigen yang boleh ditambahkan
pada reaksi suasana asam ini adalah air.

Dari situ ternyata ada tambahan hidrogen, yang juga harus disetarakan.
Untuk itu, kita perlu tambahan 8 ion hidrogen pada sisi kiri reaksi.

Setelah semua atom setara, selanjutnya kita harus menyetarakan


muatannya. Pada tahapan reaksi diatas, total muatan disisi kiri adalah 7+ (1-
dan 8+), tetapi pada sisi kanan hanya 2+. Jadi perlu ditambahkan 5 elektron
pada sisi kiri untuk mengurangi muatan dari 7+ menjadi 2+.

Dapat disimpulkan, urutan pengerjaan setengah reaksi ini adalah:

 Menyetarakan jumlah atom selain oksegen dan hidrogen.


 Menyetarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air (H2O).

 Menyetarakan jumlah hidrogen dengan menambah ion hidrogen (H+).

 Menyetarakan muatan dengan menambah elektron.

9
Menggabungkan setengah-reaksi untuk membuat persamaan reaksi

Kedua setengah-reaksi yang sudah kita dapat adalah:

Supaya dapat digabungkan, jumlah elektron dikedua setengah-reaksi


sama banyak. Untuk itu setengah-reaksi harus dikali dengan faktor yang
sesuai sehingga menghasilkan jumlah elektron yang setara. Untuk reaksi ini,
masing-masing setengah reaksi dikalikan sehingga jumlah elektron menjadi
10 elektron.

Tapi kali ini tahapan reaksi belum selesai. Dalam hasil persamaan
reaksi, terdapat ion hidrogen pada kedua sisi reaksi.

Persamaan ini dapat disederhanakan dengan mengurangi 10 ion


hidrogen dari kedua sisi sehingga menghasilkan bentuk akhir dari
persamaan ion ini. Tapi jangan lupa untuk tetap memeriksa kesetaraan
jumlah atom dan muatan!

10
Sering terjadi molekul air dan ion hidrogen muncul di kedua sisi
persamaan reaksi, jadi harus selalu diperiksa dan kemudian disederhanakan.

Contoh 3: Oksidasi etanol dengan kalium dikromat(VI) suasana asam

Teknik yang telah dijelaskan tadi dapat juga digunakan pada reaksi
yang melibatkan zat organik. Larutan kalium dikromat(VI) yang diasamkan
dengan asam sulfat encer dapat digunakan untuk mengoksidasi etanol,
CH3CH2OH, menjadi asam etanoat, CH3COOH.

Sebagai oksidator adalah ion dikromat(VI), Cr2O 7 2-, yang kemudian


tereduksi menjadi ion kromium (III), Cr3+.

Pertama kita akan kerjakan setengah-reaksi etanol menjadi asam


etanoat.

- Tahapan reaksi seperti contoh sebelumnya, dimulai dengan menulis reaksi


utama yang terjadi, yang diketahui dari soal.

- Setarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air pada sisi kiri:

- Tambahkan ion hidrogen pada sisi kanan untuk menyetarakan jumlah


hidrogen:

- Selanjutnya, setarakan muatan dengan menambah 4 elektron pada sisi


kanan sehingga menghasilkan total muatan nol pada tiap sisi:

11
Setengah reaksi untuk dikromat(VI) agak rumit dan jika tidak teliti
dapat menjebak:

- Buat persamaan reaksi utama:

- Setarakan jumlah kromium. Hal ini sering dilupakan, dan jika ini terjadi
akan fatal, karena hasil reaksi selanjutnya akan salah. Jumlah muatan akan
salah, faktor pengali yang digunakan juga akan salah. Sehingga
keseluruhan persamaan reaksi akan salah.

- Kemudian setarakan oksigen dengan menambah molekul air:

- Setarakan jumlah hidrogen dengan menambah ion hidrogen:

- Selanjutnya setarakan muatannya. Tambah 6 elektron pada sisi kiri


sehingga jumlah muatan menjadi 6+ pada tiap sisi.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan reaksi

Sejauh ini setengah reaksi yang telah kita dapat adalah:

12
Untuk menyelesaikan persamaan ini kita harus mengubah jumlah
elektron, dengan jumlah terkecil yang dapat habis dibagi 4 dan 6, yaitu 12.
Jadi faktor pengali untuk persamaan ini adalah 3 dan 2.

Dapat dilihat ada molekul air dan ion hidrogen pada kedua sisi
persamaan. Ini dapat disederhanakan menjadi bentuk akhir persamaan
reaksi:

II.2. Sel Galvani (Sel Volta)


Sel galvani adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik
yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. Contoh sel galvani
adalah sel Daniell yang gambarnya dapat dilihat pada gambar 1. Jika kedua
elektrodanya dihubungkan dengan sirkuit luar, dihasilkan arus litrik yang dapat
dibuktikan dengan meyimpangnya jarum galvanometer yang dipasang pada
rangkaian luar dari sel tersebut.

13
Gambar 1. Sel Daniell

Sel Daniell sering pula dimodifikasi seperti yang terlihat pada gambar 2.
Kedua setengah sel dihubungkan dengan jembatan garam.

Gambar 2. Sel Daniell dengan jembatan garam

Ketika sel Daniell digunakan sebagai sumber listrik terjadi perubahan dari
Zn menjadi Zn2+ yang larut

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (reaksi oksidasi)

14
Hal ini dapat diketahui dari semakin berkurangnya massa Zn sebelum dan
sesudah reaksi. Di sisi lain, elektroda Cu semakin bertambah massanya karena
terjadi pengendapan Cu dari Cu2+ dalam larutan.

Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) (reaksi reduksi)

Pada sel tersebut elektroda Zn bertindak sebagai anoda dan elektroda Cu


sebagai katoda.
Ketika sel Daniell dirangkai, terjadi arus elektron dari elektroda seng (Zn)
ke elektroda tembaga (Cu) pada sirkuat luar. Oleh karena itu, logam seng
bertindak sebagai kutub negatif dan logam tembaga sebagai kutub positif.
Bersamaan dengan itu pada larutan dalam sel tersebut terjadi arus positif dari kiri
ke kanan sebagai akibat dari mengalirnya sebagian ion Zn 2+ (karena dalam larutan
sebelah kiri terjadi kelebihan ion Zn2+ dibandingkan dengan ion SO 42-yang ada).

Reaksi total yang terjadi pada sel Daniell adalah :

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang spontan yang dapat


digunakan untuk memproduksi listrik melalui suatu rangkaian sel elektrokimia.

Macam-macam sel volta/ sel galvani

1. Sel Kering atau Sel Leclance

 Sel ini sering dipakai untuk radio, tape, senter, mainan anak-anak, dll.

 Katodanya sebagai terminal positif terdiri atas karbon (dalam bentuk


grafit) yang terlindungi oleh pasta karbon, MnO2 dan NH4Cl2

 Anodanya adalah lapisan luar yang terbuat dari seng dan muncul dibagian
bawah baterai sebagai terminal negatif.

 Elektrolit : Campuran berupa pasta :

15
MnO2 + NH4Cl + sedikit Air

 Reaksi anoda adalah oksidasi dari seng

Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e-

 Reaksi katodanya berlangsung lebih rumit dan suatu campuran hasil akan
terbentuk. Salah satu reaksi yang paling penting adalah :

2MnO2(s) + 2NH4 + (aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O

 Amonia yang terjadi pada katoda akan bereaksi dengan Zn2+ yang
dihasilkan pada anoda dan membentuk ion Zn(NH3)4 2+.

2. Sel Aki

 Katoda: PbO2

 Anoda : Pb

 Elektrolit: Larutan H2SO4

 Reaksinya adalah :

PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) → PbSO 4(s) + 2H 2O (katoda) Pb (s) + SO 42-(aq)

PbSO4(s) + 2H2O (katoda) Pb (s) + SO 42-(aq)→ PbSO4(s) + 2e- (anoda) PbO2(s)


+ Pb (s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) → 2PbSO4(s) + 2H 2O (total)

 Pada saat selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan berkurang karena
ia terlibat dalam reaksi tersebut.

 Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat diisi ulang
(recharge) dengan memberinya tegangan dari sumber luar melalui proses
elektrolisis, dengan reaksi :

2PbSO4(s) + 2H2O → PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO 42-(aq) (total)

 Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu berat dan
lagi ia mengandung asam sulfat yang dapat saja tercecer ketika dipindah-
pindahkan.

3. Sel Bahan Bakar

 Elektroda : Ni

 Elektrolit : Larutan KOH

16
 Bahan Bakar : H2 dan O2

4. Baterai Ni – Cd

 Disebut juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya dan yang
umum dipakai pada alat-alat elektronik peka. Potensialnya adalah 1,4 Volt.

 Katoda : NiO2 dengan sedikit air

 Anoda : Cd

 Reaksinya :

Cd(s) + 2OH- (aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-

2e- + NiO2(s) + 2H2O → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)

 Baterai ini lebih mahal dari baterai biasa.

II.3. Hukum Faraday


Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi
perubahan kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834)
lewatnya arus 1 F mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu
elektroda (anoda) dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain
(katoda).

Hukum Faraday I: Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.
w~Q w = massa zat yang diendapkan (g).
w ~ I.t Q = jumlah arus listrik = muatan listrik (C)
w = e.I.t e = tetapan = (gek : F)
= gek.I.t I = kuat arus listrik (A).
F t = waktu (dt).
gek = massa ekivalen zat (gek).
= Ar.I.t Ar = massa atom relatif.
n. F n = valensi ion.
F = bilangan faraday = 96 500 C.

17
Massa ekivalen = massa zat yang sebanding dengan 1 mol elektron = 6,02 x 1023
ē. 1 gek ~ 1 mol ē.
Jika arus listrik 1 F dialirkan ke dalam larutan AgNO3 maka akan diendapkan 1
gram ekivalen Ag.
Ag+ (aq) + ē Ag (s)
1 mol ē ~ 1 mol Ag ~ 1 gram ekivalen Ag
Untuk mendapatkan 1 gram ekivalen Ag diperlukan 1 mol ē
1 gram ekivalen Ag = 1 mol ē = 1 mol Ag = 108 gram Ag

II.4. Sel Elektrolisis


Elektrolisis berasal dari kata elektro (listrik) dan lisis (penguraian), yang
berarti penguraian senyawa oleh arus listrik, dan alatnya disebut sel elektrolisis.
Dengan kata lain, sel elektrolisis ini memerlukan energi listrik untuk memompa
elektron, dan prosesnya kebalikan dari proses sel Galvani.
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang menimbulkan terjadinya reaksi
redoks yang tidak spontan dengan adanya energi listrik dari luar. Contohnya
adalah elektrolisis lelehan NaCl dengan electrode platina. Contoh lainnya adalah
pada sel Daniell jika diterapkan beda potensial listrik dari luar yang besarnya
melebihi potensial sel Daniell.

a. Notasi Sel dan Reaksi Sel


Notasi sel memberikan informasi yang lengkap dari sel galvani.
Informasi tersebut meliputi jenis elektroda, jenis elektrolit yang kontak dengan
elektroda tersebut termasuk konsentrasi ion-ionnya, anoda dan katodanya serta
pereaksi dan hasil reaksi setiap setengah-sel.
Setengah sel anoda dituliskan terlebih dahulu, diikuti dengan setengah sel
katoda. Satu garis vertikal menggambarkan batas fasa. Dua spesi yang ada
dalam fasa yang sama dipisahkan dengan tanda koma. Garis vertikal rangkap
dua digunakan untuk menyatakan adanya jembatan garam. Untuk larutan,
konsentrasinya dinyatakan di dalam tanda kurung setelah penulisan rumus
kimianya.

18
Sebagai contoh:

Zn(s)|Zn2+(1,00 m) || Cu2+(1,00 m) |Cu(s)


Pt|Fe2+, Fe3+|| H+|H2|Pt

Karena yang dituliskan terlebih dulu (elektroda sebelah kiri) dalam notasi
tersebut adalah anoda, maka reaksi yang terjadi pada elektroda sebelah kiri
adalah oksidasi dan elektroda yang ditulis berikutnya (elektroda kanan) adalah
katoda maka reaksi yang terjadi pada elektroda kanan adalah reaksi reduksi.
Untuk sel dengan notasi :

Zn(s)|Zn2+(1,00 m) ||Cu2+(1,00 m) |Cu(s) reaksinya adalah:

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- (reaksi oksidasi)


Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) (reaksi reduksi)

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) (reaksi keseluruhan)

b. EMF dan Pengukurannya

Sel seperti Sel Daniell, dapat dibuat reversibel dengan cara mengimbangi
potensialnya dengan suatu potensial eksternal sehingga tidak ada aliran arus.
Saat potensial listrik benar-benar berimbang, sel tersebut bereaksi reversibel
dan potensialnya dirujuk sebagai elektrokimia force (EMF). Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan suatu potensiometer.

Pengukuran emf

Emf dari suatu sel dapat diukur dengan menggunakan


potensiometer. Emf sel galvani dapat diukur secara akurat dengan
menggunakan potensiometer. Rangkaian potensiometer dapat dilihat pada
gambar dibawah.

19
Gambar 3. Rangkaian
Potensiometer

Karena emf merupakan beda potensial sel saat sel tersebut bereaksi
reversibel dan reaksi reversibel dapat dicapai saat arus yang lewat sama
dengan nol, maka arus listrik yang keluar dari sel harus diimbangi oleh arus
dari sel kerja yang mempunyai emf yang lebih besar dari emf sel yang akan
diukur. Jadi kutub harus dipasang berlawanan dengan kutub-kutub listrik dari
luar seperti yang terlihat pada gambar.

Sel kerja dihubungkan dengan kawat yang homogen (BC) yang


mempunyai tahanan yang tinggi, sel yang akan diukur, Sx dihubungkan
dengan B dan galvanometer G. Kontak peluncur (tanda panah) digeser
sedemikian rupa sampai galvanometer menunjukkan tak ada arus yang
mengalir, misal di titik D. Pada titik ini, potensial dari sel kerja sepanjang BD
diimbangi dengan tepat oleh emf dari sel X, Ex. Dengan
mengetahui kuat arus yang mengalir (diukur dengan ammeter di titik A),
dan tahanan jenis () serta luas penampang kawat tahanan BC maka emf sel
X dapat dihitung melalui persamaan :

Akan tetapi cara tersebut hampir tidak pernah dilakukan karena dan A
tidak diketahui. Cara yang biasa dilakukan adalah untuk mengkalibrasi kawat
tahanan BC menggunakan sel standar yang sudah diketahui emfnya. Caranya
sama seperti tadi, tapi sel yang digunakan bukan sel X melainkan sel standar.
Misalkan diperoleh jarak saat tidak ada arus mengalir ke dalam sel standar

adalah BE’ yang sesuai dengan Esel standar= . Kita jangan mengubah-
ubah lagi kuat arus ke dalam sel standar dari DC-PS, lalu kita ganti sel standar

20
dengan sel X dengan cara yang sama ukur jarak kawat tahanan saat tak ada
arus melalui sel X, misal jarak yang diperoleh adalah BF, yang sesuai dengan
Esel X, karena I dari DC-PS sama ketika digunakan saat mengukur E sel X dan
Esel standar, maka :

Karena , dan kawatnya homogen (

), maka :

Emf dan potensial elektroda


Berdasarkan konvensi IUPAC, emf sel didefinisikan sebagai
E = Ekanan – Ekiri
Dengan E potensial sel, Ekanan potensial elektroda sebelah kanan(dalam
bentuk reduksi), Ekiri potensial elektroda (reduksi) untuk elektroda sebelah kiri
seperti yang tercantum dalam notasi selnya.
Karena elektroda sebelah kanan merupakan katoda dan elektroda sebalah
kiri merupakan anoda maka emf sel dapat dituliskan sebagai :

E= Ekatoda – E Anoda

21
c. Jenis-Jenis Elektroda Reversible
Kereversibelan pada elektroda dapat diperoleh jika pada elektroda
terdapat semua pereaksi dan hasil reaksi dari setengah-reaksi elektroda.
Contoh elektroda reversibel adalah logam Zn yang dicelupkan ke dalam
larutan yang mengandung Zn2+ (misalnya dari larutan ZnSO4). Ketika
elektron keluar dari elektroda ini, setengah reaksi yang terjadi adalah :

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e

Dan sebaliknya jika elektron masuk ke dalam elektroda ini terjadi reaksi
yang sebaliknya:

Zn2+(aq) + 2e- Zn(s)


Tetapi jika elektroda Zn tersebut dicelupkan ke dalam larutan KCl, tidak
dapat terbentuk elektroda yang reversibel karena saat ada elektron keluar dari
elektroda ini terjadi setengah-reaksi :

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-


Akan tetapi saat ada elektron yang masuk ke dalam elektroda ini, yang
terjadi adalah setengah-reaksi :

2H2O + 2e- H2 + 2OH-,


dan bukan reaksi :

Zn2+(aq) + 2e- Zn(s) ,


Karena larutan yang digunakan tidak mengandung Zn2+. Jadi dalam hal
ini kereversibelan memerlukan adanya Zn2+yang cukup dalam larutan di
sekitar elektroda Zn.

Elektroda logam-ion logam


Pada elektroda ini logam L ada dalam kesetimbangan dengan larutan
yang mengandung ion Lz+. Setengah reaksinya ditulis:

22
Lz+ + ze- L
Contoh dari elektroda ini diantaranya Cu 2+|Cu; Zn2+|Zn, Ag+|
Ag, Pb2+|Pb. Logam-logam yang dapat mengalami reaksi lain dari reaksi
setengah-sel yang diharapkan tidak dapat digunakan.
Jadi logam-logam yang dapat bereaksi dengan pelarut tidak dapat
digunakan. Logam-logam golongan IA dan IIA seperti Na dan Ca dapat
bereaksi dengan air, oleh karena itu tidak dapat digunakan. Seng dapat
bereaksi dengan larutan yang bersifat asam. Logam-logam tertentu perlu
diaerasi dengan N2 atau He untuk mencegah oksidasi logam dengan oksigen
yang larut.

Elektroda Amalgam
Amalgam adalah larutan dari logam dengan cairan Hg. Pada elektroda
ini amalgam dari logam L berkesetimbangan dengan larutan yang
mengandung ion Lz+, dengan reaksi :
Lz+ + ze- L(Hg)
Dalam hal ini raksanya sama sekali tidak terlibat dalam reaksi
elektroda. Logam aktif seperti Na, K, Ca dan sebagainya biasa digunakan
dalam elektroda amalgam.

Elektroda logam-garamnya yang tak larut


Pada elektrtoda ini logam L kontak dengan garamnya yang sangat
sukar larut (L+X-) dan dengan larutannya yang jenuh dengan garam
tersebut serta mengandung garam yang larut (atau asam) yang mengandung
Xz-. Contoh dari elektroda ini adalah elektroda perak-perak klorida, elektroda
kalomel, dan elektroda timbal-timbal sulfat.

Elektroda gas
Pada elektroda gas, gas berkesetimbangan dengan ionnya dalam larutan.
Contoh dari elektroda ini adalah elektroda hidrogen dan elektroda klor.

23
Elektroda redoks
Sebetulnya semua elektroda melibatkan setengah-reaksi oksidasi –
reduksi. Tapi istilah untuk elektroda redoks biasanya hanya digunakan untuk
elektroda yang setengah-reaksi redoksnya melibatkan dua spesi yang ada
dalam larutan yang sama. Contoh dari elektroda ini adalah Pt yang
dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion-ion Fe2+ dan Fe3+dengan
setengah-reaksi :
Fe3+ + e- Fe2+. Notasi setengah-selnya adalah Pt|Fe3+, Fe2+ yang
gambarnya tampak seperti di bawah.

Contoh lainnya adalah Pt|MnO4-, Mn2+.

Elektroda membran selektif-ion


Elektroda ini mengandung membran gelas, kristal atau cairan yang
mempunyai sifat : perbedaan potensial antara membran dan elektrolit yang kontak
dengan membran tersebut ditentukan oleh aktifitas dari ion tertentu.
Elektroda membran yang paling tua dan paling banyak digunakan adalah
elektroda gelas. Elektroda ini dikatakan selektif-ion karena hanya spesifik untuk
ion H+ . Elektroda ini dapat dilihat pada gambar.

24
Gambar 8. ElektrodaGelas

Elektroda gelas ini terdiri dari membran yang sangat tipis yang terbuat dari gelas
yang permeabel terhadap ion H+. Elektroda Ag|AgCl dicelupkan ke dalam larutan
buffer yang mengandung ion Cl-. Kadang-kadang digunakan juga elektroda
kalomel untuk mengganti elektroda Ag|AgCl. Elektroda gelas terutama digunakan
pada pengukuran pH.

d. Potensial Elektroda Standar


Potensial elektroda tidak dapat diukur. Yang dapat diukur adalag beda
potensial dari kedua elektroda (dalam suatu sel). Untuk itu perlu suatu elektroda
yang potensialnya diketahui dan ini tidak ada. Oleh karena itu dipilih elektroda
hidrogen standar sebagai pembanding, dengan konvensi bahwa elektroda ini
mempunyai potensial sama dengan nol.
Untuk mengetahui potensial dari suatu elektroda, maka disusun suatu sel yang
terdiri dari elektroda tersebut dipasangkan dengan elektroda hidrogen standar
(Standard Hydrogen Electrode). Potensial suatu elektroda X didefinisikan sebagai
potensial sel yang dibentuk dari elektroda tersebut dengan elektroda hidrogen
standar, dengan elektroda X selalu bertindak sebagai katoda. Sebagai contoh

potensial elektroda Cu2+/Cu adalah untuk sel :

25
Karena pada adalah nol, maka :

Jika diperoleh Esel untuk sel diatas adalah 0,337 V,

jadi . Nilai potensial elektroda bukan nilai mutlak, melainkan


relatif terhadap elektroda hidrogen. Karena potensial elektroda dari
elektroda X didefinisikan dengan menggunakan sel dengan elektroda X bertindak
sebagai katoda (ada di sebelah kanan pada notasi sel), maka potensial elektroda
standar dari elektroda X sesuai dengan reaksi reduksi yang terjadi pada elektroda
tersebut. Oleh karena itu semua potensial elektroda standar adalah potensial
reduksi.

Dari definisi ,

Kanan dan kiri disini hanya berhubungan dengan notasi sel, tidak
berhubungan dengan susunan fisik sel tersebut di laboratorium.
Jadi, yang diukur di laboratorium dengan potensiometer adalah emf dari sel
sebagai volta atau sel galvani, dengan emf > 0. Sebagai contoh untuk sel yang
terdiri dari elektroda seng dan elektroda hidrogen dari pengukuran diketahui
bahwa elektron mengalir dari seng melalui rangkaian luar ke elektroda hidrogen
dengan emf sel sebesar 0,762 V.

26
Jika potensial elektroda berharga positif, artinya elektroda tersebut lebih
mudah mengalami reduksi daripada H+, dan jika potensial elektroda berharga
negatif artinya elektroda tersebut lebih sulit untuk mengalami reduksi
dibandingkan denga H+.
Potensial elektroda seringkali disebut sebagai potensial elektroda tunggal,
sebenarnya kata ini tidak tepat karena kita tahu bahwa elektroda tunggal tidak
dapat diukur.

27
e. Persamaan Nernst

Kebergantungan potensial elektroda pada konsentrasi telah dibahas. Untuk


persamaan sel umum,

aA +bB xX + yY (10.20)

potensial sel diberikan oleh persamaan Nernst.

E = Eθ – (RT/nF) ln([X]x[Y]y)/([A]a[B]b) (10.21)

Eθ adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam


reaksi sel dalam keadaan standar), n jumlah elektro yang terlibat dalam reaksi, F
adalah tetapan Faraday, [A]. dsb, adalah konsentrasi molar masing-masing ion
yang terlibat.

Contoh soal 10.6 persamaan Nernst

K2Cr2O7/ H2SO4 adalah oksidan yang dikenal baik, dan reaksi elektrodanya adalah

Cr2O72- + 14H+ + 6e-–> 2Cr3+ + 7H2O (Eθ = 1,29 V)

Hitung potensial elektroda ini pada kondisi berikut. (gunakan nilai ini lnx = 2,303
logx, 2,303RT/F = 0,0592 V pada 25°C).

1. [Cr2O 2-7 ] = [Cr3+] = [H+] = 1,0 mol dm-3


2. [Cr2O 2-7 ] = [Cr3+] = 1,0 mol dm-3, [H+] = 10-7 mol dm-3

Dari hal tersebut dapat diketahui:

1. Dengan mensubstitusi nilai yang tepat pada persamaan Nernst, Anda akan
mendapat nilai berikut E = Eθ + (0,0592/6) log([Cr2O72-] [H+]14/[ Cr3+]2) =
Eθ = 1,26 V. Dalam kasus ini potensial sel adalah potensial elektroda
normal.
2. E = 1,29 + (0,0592/6) log[1,0 x (10-7)14]/1,02 = 0,33 V.

28
Ini berarti bahwa potensial sel, dan dengan demikian kekuatan oksidan,
secara substansial menurun pada kondisi netral. Bila reaksi sel dalam keadaan
kesetimbangan, maka E = 0. Akibatnya,

E = Eθ -(RT/nF) lnK (10.22)

K adalah konstanta kesetimbangan untuk persamaan berikut.

K = ([X]x[Y]y/[A]a[B]b)eq (10.23)

subskrip eq menunjukkan konsentrasi molar pada nilai keadaan setimbang.

Jelas bahwa konstanta kesetimbangan dapat ditentukan dengan pengukuran


potensial dengan bantuan persamaan Nernst. Lebih lanjut, bila konsentrasi larutan
elektrolit berbeda, potensial tetap akan dihasilkan walaupun dua elektroda yang
sama digunakan. Reaksi yang berlangsung dalam sel konsentrasi dalam arah yang
akan menyamakan perbedaan dalam konsentrasi dalam dua elektroda. Arah ini
cocok dengan prinsip Le Chatelier.

f. Elektroda Hidrogen Standar Sebagai Elektroda Pembanding

29
Secara sembarangan (konvensi), emf dari elektroda hydrogen standarsama
dengan nol. Elektroda ini ada pada keadaan standar jika fugasitas gasnya =1 dan
aktifitas ion H+=1.

IUPAC memilih menempatkan elektroda hidrogen pada sisi kiri, dan emf
dari elektroda lainnya diambil sebagai emf sel tersebut. Hanya emf yang
demikian, pada kondisi standar disebut sebagai potensial elektroda standar atau
potensial reduksi standar. Contoh :

Pt, H2 (1 bar)| H+ (a=1)|| Cu2+ (a=1)|Cu

Sel tersebut memberikan EoSel = + 0,34 Volt. Karena EoHidrogen = 0 Volt, maka
ini menunjukkan tendensi yang lebih besar untuk proses :

daripada

Untuk sel : Pt, H2 (1 bar)| H+ (a=1)||Zn2+ (a=1)|Zn EoSel = -0,78 V

Artinya, pada sel tersebut ada tendensi yang lebih besar untuk proses :

Kita dapat mereduksi emf sel yang melibatkan dua elektroda, misalnya :

Zn | Zn2+ (a=1) || Cu2+ (a=1) | Cu

Dengan emf sel :

Esel = Ekatoda-EAnoda

= 0,34 V – (-0,76 V)

= 1,1 V

30
Potensial setengah sel adalah suatu sifat intensif : Ingat, bahwa dalam
penulisan reaksi sel elektroda, tak ada perbedaan apakah ditulis untuk 1 elektron
ataupun lebih. Jadi untuk reaksi elektroda hidrogen dapat ditulis :

Tetapi dalam menuliskan proses keseluruhan kita harus menyeimbangkan


elektronnya.

Jadi untuk sel : Pt, H2 (1 bar)| H+ (a=1)|| Cu2+ (a=1)|Cu

Reaksi elektroda dapat ditulis :

Sehingga keseluruhan prosesnya adalah :

Proses ini didasari pelewatan 2 elektron pada sirkuit luar.

Kita dapat menuliskannya (sama baiknya) sebagai :

Dalam proses ini setiap 0,5 mol Cu2+ hilang, 0,5 mol Cu muncul, 1 mol
elektron lewat dari elektroda kiri ke kanan.

g. Elektroda Pembanding Lainnya


Pada dasarnya semua elektroda reversibel dapat digunakan sebagai
elektroda rujukan untuk pembanding, tapi berdasarkan kepraktisannya elektroda
pembanding yang paling banyak digunakan adalah elektroda perak-perak
klorida dan kalomel.

31
II.5. Termodinamika Sel Elektrokimia

Kontribusi awal terhadap termodinamika sel elektroda kimia diberikan oleh


Joule (1840) yang memberikan kesimpulan bahwa :

Panas (Heat) yang diproduksi adalah proporsional terhadap kuadrat arus


I2 dan resitensi R. Dan karena juga proporsional terhadap waktu (t), Joule
menunjukkan bahwa panas proporsionil terhadap :

I2Rt

Karena :
maka panas/kalor proporsionil terhadap

q = VIt

dengan : q = Joule (J)

V = Volt (V)

I = Amper (A)

t = Detik (s)

J = Kg m2 s-2

V = Kg m2 s-3 A-1

Hubungan di atas adalah benar. Tapi terjadi kesalahan fatal dengan


menafsirkan bahwa panas yang diproduksi tersebut adalah panas reaksi. (Joule,
Helmholtz, William Thomson)

Penafsiran yang benar diberikan oleh Willard Gibbs (1878) bahwa kerja
yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energi Gibbs, yaitu
kerja maksimum di luar kerja -PV.

32
Ini dapat diilustrasikan dengan sel berikut :

Pt|H2|H+||Cu2+|Cu

Reaksi di anoda : H2 2H+ + 2e-

Reaksi di katoda : Cu2+ + 2e- Cu

Reaksi keseluruhan: H2 + Cu2+ 2H+ + Cu

Saat 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol Cu2+, 2 mol elektron mengalir melalui
sirkuit luar. Menurut Hukum Faraday, ini berarti terjadi transfer 2 x 96.465 C
listrik. Emf sel tersebut adalah + 0.3419 V, sehingga kerja listrik yang dihasilkan
adalah :

2 x 96.485 x 0.3419 CV = 6.598 x 104 J

Kerja dilakukan sistem. Karena kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia
sama dengan penurunan energi Gibbs maka :

G = - 6.598 x 104 J

Secara umum :

G = - nFE

dan pada keadaan standar :

Go = - nFEo

Hubungan antara perubahan energi Gibbs standar dengan potensial sel


standar.
Potensial sel pada keadaan standar dapat digunakan untuk
menentukan tetapan kesetimbangan melalui perubahan energi Gibbs.

Pada 25oC,

33
Koefisien Suhu dari Emf Sel

Perubahan Entropi :

Perubahan Entalpi :

Pengukuran E pada berbagai suhu memberikan harga (koefisien suhu)


Jenis-jenis sel Elektrokimia

34
Sel Elektrokimia

Sel Kimia Sel


Konsentrasi

Tanpa perpindaha Dengan Sel Sel konsentrasi


n perpindah an konsentrasi elektroda
elektrol it

Tanpa Dengan Sel Sel


perpindah perpindah konsentr konsentra
an an asi si
elektrod elektroda
a aliasi gas

II.6. Sel Kimia


Jika reaksi elektrokimia pada setengah sel berbeda dan reaksi
keseluruhannya merupakan reaksi kimia maka selnya disebut sel kimia. Sel kimia
terdiri dari sel kimia tanpa perpindahan (without transference) dan sel kimia
dengan perpindahan (with transference).

Koefisien Aktivitas
Sampai sejauh ini kita gunakan molalitas (suatu aproksimasi). Untuk
formulasi yang benar harus digunakn “aktivitas”, dan pengukuran emf pada suatu
rentang konsentrasi membawa pada nilai koefisien aktivitas

Pandang sel :

Pt, H2|HCl(aq)|AgCl (s)|Ag

Dengan reaksi elektroda:

35
Reaksi keseluruhan

Dan perubahan energi Gibbs adalah :

Karena

II.7. Hasil Kali Kelarutan

Contoh :
Pt, Cl2 (1 bar)|HCl(aq)|AgCl(s)|Ag
Proses elektroda :

keseluruhan proses :

Walau bagaimanapun, AgCl(S) adalah berekesetimbangan dengan ion Ag+ dan


Cl- yang ada dalam larutan, dan dapat kita tulis keseluruhan proses sebagai :

36
Emf yang berkaitan dengan proses tersebut adalah :

Karena n=1, maka

Pengukuran pH
Aplikasi pengukuran emf yang sudah sangat luas digunakan adalah pada
pengukuran pH dari berbagai larutan. Ada dua elektroda yang akan diuraikan pada
penentuan pH yakni elektroda hidrogen dan elektroda gelas.
Saat mengukur pH dengan menggunakan elektroda hidrogen, elektroda ini
dipasangkan dengan elektroda lain seperti Ag|AgCl atau kalomel.

Sel Konsentrasi

Pada sel konsentrasi reaksi keseluruhan dari sel tersebut merupakan transfer
materi dari satu bagian ke bagian yang lain. Pada sel ini yang berbeda hanyalah
konsentrasi dan bukan jenis elektroda dan elektrolitnya. Sel ini terdiri dari sel
konsentrasi elektroda dan sel konsentrasi elektrolit.

Contoh :

Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt

37
Reaksi keseluruhan merupakan perpindahan hidrogen dari yang bertekanan
tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

II.8. Sel Konsentrasi Elektroda

Sel ini hanya berbeda pada konsentrasi elektrodanya saja dan tidak pada
jenis elektroda serta elektrolit yang digunakan. Pada sel ini proses pengaliran
elektron disebabkan oleh perbedaan konsentrasi elektroda. Reaksi total merupakan
perpindahan materi elektroda yang satu ke elektroda yang lain. Elektroda gas dan
amalgam masuk ke dalam klasifikasi ini.

Sel Konsentrasi Elektroda Gas

Sel konsentrasi elektroda yang terdiri dari elektroda gas dapat diilustrasikan
sebagai berikut :

Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt

Reaksi yang terjadi

Reaksi keseluruhan yang terjadi bukan reaksi Kimia melainkan hanya


transfer gas hidrogen dari tekanan yang satu ke hidrogen pada tekanan yang
lain. Eo untuk sel di atas berharga nol, karena elektroda kanan dan kiri sama.
Ingat bahwa Eo = Eokanan-Eokiri

38
Dapat dilihat bahwa transfer hidrogen akan terjadi spontan dari yang bertekanan
tinggi ke tekanan yang lebih rendah.

Sel Konsentrasi Elektroda Amalgam

Sel ini dapat dibuat dari amalgam dengan dua konsentrasi yang berbeda dari

logam yang sama. Sel :

Reaksi elektroda bisa :

Tak ada reaksi kimia yang terjadi, dan reaksi terdiri dari transfer timbal dari
suatu amalgam yang berkonsentrasi tertentu ke konsentrasi lainnya. Disini Eo
= 0, dan emf sel demikian adalah :

Timbal akan cenderung berpindah melalui proses elektrokimia secara spontan


dari amalgam dengan aktivitas tinggi ke aktivitas rendah.

Contoh : Jika maka E berharga positif dan reaksi berlangsung


seperti arah yang ditunjukkan.

Jika maka E berharga negatif dan proses berlangsung


sebaliknya.

39
Sel konsentrasi elektroda yang terdiri dari elektroda gas dapat diilustarsikan
sebagai berikut : Pt|H2(P1)|HCl|H2(P2)|Pt

40
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Konsep termodinamika saat ini tidak hanya berhubungan dengan mesin uap
saja, atau transfer energi berupa kalor dan kerja. Di dalam konteks kehidupan
sehari-hari aplikasi termodinamika sangat luas mulai dari pemanfaatan baterai
untuk menjalankan hampir semua alat elektronik hingga pelapisan logam pada
permukaan logam lain.

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan reaksi


kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan
prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.

Sel elektrokimia, juga disebut sel volta atau sel galvani, adalah suatu alat
dimana reaksi kimia terjadi dengan produksi suatu perbedaan potensial listrik
antara dua elektroda.

Dalam elektrokimia terdapat jenis-jenis elektroda reversible yang terdiri dari


elektroda logam-ion logam, elektroda amalgam, elektroda logam-garamnya yang
tak larut, elektroda gas, elektroda redoks, dan elektroda membran selektif-ion.

III.2. Saran

Melalui makalah ini kami berharap agar siswa dapat lebih memahami
mengenai elektrokimia dan dapat mengaplikasikannya dengan lebih efektif dan
praktis dalam kehidupan sehari-hari.

Lampiran

41
1. Pada elektrolisis Al2O3 (pengolahan Aluminium) sebanyak 102 kg
dihasilkan Al …. (Al = 27, O =16)
A. 102 kg D. 30 kg
B. 80 kg E. 12 kg
C. 54 kg
Jawaban : C
Penyelesaian :
Al2O3
102 kg = 102000 gram

1 mol Al2O3 dihasilkan 2 mol Al3+


1000 mol Al2O3 dihasilkan 2000 mol Al3+
3e + Al3+ Al
1 mol Al3+ ~ 1 mol Al
2000 molAl3+ ~ 2000 mol Al
Jadi yang terjadi = 2000 mol
= 2000 x 27 gram
= 54.000 gram = 54 kg

Deret Volta : K Ba Ca Mg Al Zn Fe Ni Sn Pb H Cu H Ag Pt Au

2. Pada elektrolisis seperti gambar di bawah ini persamaan yang


menunjukkan reaksi pada elektroda X adalah ….

A. H2O(l) 2H+(ag) + ½O2 + 2e-


B. Cu2+(ag) + 2e- Cu(s)
C. Cu(s) Cu2+(ag) + 2e-
D. 2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(ag)
E. 2H2O(l) + O2(l) + 4e- 4OH-(ag)
Jawaban : C

Penyelesaian :
Reaksi anoda = Cu Cu2+ + 2e

42
Reaksi katoda = 2e + Cu2+ Cu
reaksi pada x adalah oksidasi pada anion.

3. Data tabel E sel dalam volt. Pada tabel berikut harga E sel :
Mg/Mg+2//Pb+2/Pb adalah ….

A. -2, 21 volt D. 2, 21 volt


B. -2, 47 volt E. 2, 68 volt
C. 2, 47 volt
Jawaban : C
Penyelesaian :

4. Untuk mencegah terjadinya korosi pipa besi yang ditanam dalam tanah,
pipa besi dihubungkan dengan logam ….
A. Mg B. Li C. Ag D. Pb E. Sn
Jawaban : A

Penyelesaian :

Untuk melindungi besi dari korosi, maka di sekitar besi ditempatkan logam-
logam yang memiliki Eo lebih kecil yaitu terletak sebelah kiri dari besi dari
deret volta.
Deret volta: Li, K, Ba, Ca, Na, Mg , Al, Mn, Zn, Cr, Fe , Ni, Sn, Pb, H, Cu,
Hg, Ag, Pt, Au.

5. Diketahui potensial elektroda :


Ag (aq) + e Ag (s) E0 = + 0,80 volt
-

Ln3- (aq) + 3e Ln (s) E0 = -0,34 volt

Mn2-(aq)+2e Mg(s) E0 =-2,34 volt

43
Mn2- (aq) + 2e Mn (s) E0 = -1,20 volt

Dua setengah sel di bawah ini yang potensialnya paling besar adalah ….

A. Mg/Mg2+//Ag+/Ag D. Mn/Mn2+//Mg2+//Mg
B. Ag/Ag+//Mg2+Mg E. Ag/Ag+//Ln2+/Ln
C. Mn/Mn2+//Ln3+/Ln
Jawaban : A

Penyelesaian :
Mg Mg2+ + 2e = 2,34
Ag+ + e Ag = 0,80 +
3,14 (paling besar)

6. Diketahui potensial elektroda : Cr3+


(aq) + 3e Cr(s) E° = -0,71 volt
Ag (s) + e Ag(s) E° = +0,80 volt
+

Al3+(aq) + 3e Al(s) E° = -1,66 volt


Zn3+(aq) + 2e Zn(s) E° = -0,74 volt
Pt2+(aq) + 2e Pt(s) E° = +1,50 volt
Reaksi-reaksi yang berlangsung adalah ….
A. Zn3+(aq) + Pt(s) Pt2+(aq) + Zn(s)
B. Ag(s) + Cr3+(aq) Ag+(s) + Cr(s)
C. Al3+(aq) + Cr(s) Al(s) + Cr3+(aq)
D. Pt(s) + Ag+(aq) Ag(s) + Pt2+(aq)
E. Cr3+(aq) + Al(s) Al3+(aq) + Cr(s)
Jawaban : E
Penyelesaian :

A.

B.

C.

44
D.

E.

7. Waktu yang diperlukan untuk melapisi suatu permukaan besi dengan 3,05
gram air seng dalam larutan ion seng yang dialirkan arus listrik sebesar 5
ampere adalah …. (F = 96500, Ar Zn = 65,4)
A. 4 menit 2 detik D. 375 menit 2 detik
B. 15 menit 15 detik E. 30 menit 0 detik
C. 60 menit 0 detik
Jawaban : E

Penyelesaian :
I = 5 ; V = Valensi seng = 2
Berat = 3,05

3,05

8. Reaksi yang terjadi pada katode dari elektrolisis larutan Na2SO4 adalah ….
A. 2H2O (aq) + 2e 2OH- (aq) + H2 (g)
B. 2H (aq) + 2e H2 (g)
+

C. Na+ (aq) + e Na (s)


D. SO42- (aq) + 2e SO4 (aq)
E. 4OH- (aq) 2H2O (aq) + O2 (g) + 4e
Jawaban : A

Penyelesaian :
Na2SO4 2Na+ + SO42-
Pada katoda : 2H2O + 2e 2OH- + H2
anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4e

45
9. Pada elektrolisis larutan garam logam alkali atau alkali tanah tidak
dihasilkan logamnya karena ….
A. sifat oksidatornya lemah
B. sifat reduktornya lemah
C. garam halidanya mempunyai titik leleh tinggi
D. energi ionisasi tinggi dari logam lain
E. ion logamnya tidak mengalami reduksi
Jawaban : E

Penyelesaian :

Pada elektrolisis larutan garam logam Alkali atau Alkali tanah tidak
menghasilkan logam sebab :

- harga E° lebih kecil dari E° air

- ion logamnya tidak mengalami reduksi

10. Bila diketahui potensial elektroda standar :


Al3+ (aq) + 3e Al (s) E° = -1,76 volt
Zn2+ (aq) + 2e Zn (s) E° = -0,76 volt
Fe2+ (aq) + 2e Fe (s) E° = -0.44 volt
Cu2+ (aq) + 2e Cu (s) E° = +0,34 volt
Bagan sel volta yang E° selnya paling besar adalah ….
A. Al/Al3+//Zn2+/Zn D. Al/Al3+//Cu2+/Cu
B. Fe/Fe //Al /Al
2+ 3+
E. Al3+/Al//Cu2+/Cu
C. Zn/Zn //Cu /Cu
2+ 2+

Jawaban : D

Penyelesaian :

46
11. Bila diketahui potensial elektroda standar :
Pb2+ (aq) + 2e Pb (s) E° = -0,13 volt
Fe2+ (aq) + 2e Fe (s) E° = -0, 44 volt
Mg2+ (aq) + 2e Mg (s) E° = -2,34 volt
Bagan sel volta yang E° selnya paling besar adalah ….
A. Cu(s) + Mg2+(aq) Cu2+(aq) + Mg(s)
B. Mg(s) + Cu2+(aq) Mg2+(aq) + Cu(s)
C. Pb(s) + Cu2+(aq) Mg2+(aq) + Cu(s)
D. Fe(s) + Mg2+(aq) Fe2+(aq) + Mg(s)
E. Mg(s) + Pb2+(aq) Mg2+ + Pb(s)
Jawaban : B
Penyelesaian :

12. Bahan yang digunakan sebagai elektrode pada sel aki (accu) adalah ….
A. Pt dan C D. Zn dan Cu
B. Zn dan C E. Pb dan PbO2
C. Pb dan PbO2
Jawaban : E
Penyelesaian :
Reaksi aksi
Pb + PbO2 + H2SO4
Pemakaian
PbSO4 + H2O
Pengisian

13. Diketahui data potensial standar berikut :


Zn2+ (aq) + 2a Zn (s) Eo = 0,76 volt
Cu2+ (aq) + 2e Cu (s) Eo = + 0,34 volt
Mg2+ (aq) + 2e Mg (s) Eo = - 2,34 volt

47
Cr3+(aq) + 3e Cr (s) Eo = - 0,74 volt
Harga potensial sel (E° sel) yang paling kecil terdapat pada ….
A. Zn / Zn2+ (aq) // Cu2+(aq) / Cu
B. Zn / Zn2+ (aq) // Cr3+(aq) / Cr
C. Mg / Mg2+ (aq) // Cr3+ (aq) / Cr
D. Cr / Cr3+ (aq) // Cu2+ (aq) / Cu
E. Mg / Mg2+(aq) // Cu2+(aq) / Cu
Jawaban : B
Penyelesaian :
Zn / Zn2+ (aq) // Cr3+(aq) / Cr

14. Berapakah massa logam perak yang diendapkan jika arus listrik sebesar 5
Ampere dialirkan ke dalam larutan AgNO3 selama 2 jam …. (Ar : Ag = 108)
A. 24,90 gram D. 42,09 gram
B. 29,40 gram E. 49,20 gram
C. 40,29 gram
Jawaban : C Penyelesaian :

15. Pada saat sel aki bekerja, reaksi yang terjadi pada katode adalah ….
A. Pb(s) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2e
B. Pb2+ (aq) + 2e Pb (s)
C. PbO2 (s) + 4H+ (aq) + SO42- (aq) + 2e PbSO4 (s) + H2O (l)
D. Pb2+ (aq) + O2 (g) PbO2 (s)
E. H2SO4 (aq) 2H+(aq) + SO42- (aq)
Jawaban : C

Penyelesaian :

Reaksi : PbO2 (s) + 4H+ (aq) + SO42- (aq) + 2e PbSO4 (s) + H2O (l)

16. Siswa melakukan eksperimen terhadap 5 batang paku yang diletakkan


dalam 5 tabung reaksi.
(1) Paku dalam tabung 1 di cat dulu
(2) Tabung reaksi 2 berisi udara kering dan tertutup
(3) Paku dalam tabung 3 dilumuri lemak dulu
(4) Tabung reaksi 4 berisi udara lembab dan tertutup
(5) Tabung reaksi 5 berisi minyak tanah dan tertutup
Proses korosi terjadi pada percobaan ….

A. (1) dan (2) D. (2) dan (4)


B. (1) dan (3) E. (1) dan (5)
C. (2) dan (3)
Jawaban : D

48
Penyelesaian :

Proses Korosi : proses terjadinya perkaratan antara logam dengan udara atau
air.

17. Perhatikan gambar elektrolisis berikut ini :

Elektrolisis yang menghasilkan gas H2 ditunjukkan pada gambar ….


A. 1 dan 2 D. 2 dan 4
B. 2 dan 3 E. 1 dan 4
C. 3 dan 4
Jawaban : C
Penyelesaian :
Elektrolisis NaCl
Katoda : 2H2O + 2e- 2OH- + H2 (g)
Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e-
Elektrolisis KNO3
Katoda : 2H2O 2OH- + H2 (g)
Anoda : 2H2O 4H+ + O2 (g)

18. Bagan penulisan sel yang benar sesuai gambar di berikut adalah ….

A. Zn(s) / Zn2+(aq) // Ag+(aq) / Ag(s)


B. Zn2+(aq) / Zn(s) // Ag(aq) / Ag+(s)
C. Ag(s) / Ag+(aq) // Zn2+(aq) / Zn(s)
D. Ag(s) / Ag+(aq) // Zn(s) / Zn2+(aq)
E. Ag+(aq) / Ag(s) // Zn2+(aq) / Zn(s)

49
Jawaban : A
Penyelesaian :
Ag+ sebagai anoda (terjadinya reaksi reduksi)
Ag+ + e- Ag
Zn2+ sebagai katoda (terjadinya reaksi oksidasi)
Zn Zn2+ + 2e
19. Diketahui :
Fe (aq) + 2e
2+
Fe (s) E° = 0,44 volt

Ne2+ (aq) + 2e Ne (s) E° = -0,25 volt

Sn2+ (aq) + 2e Sn (s) E° = -0,14 volt

Pb2+ (aq) + 2e Pb (s) E° = -0,13 volt

Mg2+ (aq) + 2e Mg (s) E° = -0,38 volt

Cu2+ (aq) + 2e Cu (s) E° = 0,34 volt

Berdasarkan E° di atas. Logam yang dapat memberikan perlindungan katodik


pada besi adalah ….

A. Ne B. Sn C. Pb D. Mg E. Cu
Jawaban : A
Penyelesaian :
Ag+ sebagai anoda (terjadinya reaksi reduksi)
Ag+ + e- Ag
Zn2+ sebagai katoda (terjadinya reaksi oksidasi)
Zn Zn2+ + 2e

20. Pada elektrolisis larutan perak nitrat dengan menggunakan elektrode


karbon, persamaan reaksi yang terjadi pada anode adalah ….
A. Ag+ (aq) + e Ag (s)
B. 2e + 2H2O (aq) 2OH- (aq) + H2O (g)
C. 2H2O (aq) 4H+ (aq) + O2 (g) + 4e
D. Ag (s) Ag+ (aq) + e
E. 2NO3-(aq) 2NO2(g) + O2 (g)+ 2e
Jawaban : C
Penyelesaian :
Larutan AgNO3 Ag+ + NO3- 1x4

50
Katoda = 4Ag (s)
Anoda = 4HNO3 + O2 (g)

21. Elektrolisis larutan yang menghasilkan logam alkali adalah ….


A. leburan AlCl3 dengan elektrode Pt
B. larutan KI dengan elektrode C
C. larutan Na2SO4 dengan elektrode C
D. larutan KNO3 dengan elektrode Au
E. leburan NaCl dengan elektrode C
Jawaban : E

Penyelesaian :
elektron leburan NaCl dengan elektroda C

22. Dari dua macam sifat fisis unsur-unsur :

Unsur dengan
sifat oksidator terkuat adalah ….
A. P B. Q C. R D. S E. T
Jawaban : D
Penyelesaian :
Oksidator kuat bila potensial reduksi besar oksidator
terkuat adalah unsur S potensial reduksi = + 1,36

23. Penulisan lambang sel yang tepat dari gambar sel di bawah ini adalah ….

A. Cu(s)/Cu2+(aq)// Zn (s)/ Zn2+(aq)


B. Zn (s)/Zn2+(aq)//Cu2+(aq)/Cu(s)

51
C. Cu2+(s)/Cu(s)//Zn2+(aq)/Zn(s)
D. Zn2+(aq)/Zn//Cu(s)/Cu2+(aq)
E. Zn(s)/Zn2+(aq)//Cu(s)/Cu2+(aq)
Jawaban : D
Penyelesaian :
Elektroda (+) anoda : terjadi reaksi oksidasi : Cu Cu2+ + 2e
(-) katoda : terjadi reaksi reduksi 2e + Zn2+ Zn
Zn2+(aq)/Zn(s)//Cu(s)/Cu2+(aq)

24. Elektrolisis terhadap larutan di bawah ini yang menghasilkan gas pada
kedua elektrode karbonnya, adalah ….
A. NaCl (aq) D. NiCl2 (aq)
B. CuSO4 (aq) E. SnSO4 (aq)
C. AgNO3
Jawaban : A

Penyelesaian :
Larutan NaCl Na+ + Cl- | x 2|

25. Diketahui potensial reduksi standar untuk:


Fe3+ / Fe2+ = + 0,77 volt; Zn 2+ / Zn = -0,76 volt
Br2 / Br = +1,07 volt; Cu2+/ Cu = + 0,34 volt
I / I- = + 0,54 volt;
Reaksi berikut yang mempunyai potensial terkecil adalah ….
A. 2 Fe2+ (aq) + Br2 (aq) 2 Fe3+ (aq) + 2 Bi (aq)
B. 2 Fe3 (aq) + 2 Br (aq) 2 Fe2+ (aq) + Br2 (l )
C. 2 Fe3+ (aq) + 2I-(aq) 2 Fe2+ (aq) + I2 (s)
D. Br2 (aq) + 2I (aq) 2Br (aq) + I2 (s)
E. Zn (s) + Cu2+ (aq) Cu (s) + Zn2+ (aq)
Jawaban : B
Penyelesaian :
A. - 0,77 + 1,07 = + 0,3
B. + 0,77 - 1,07 = - 0,3
C. + 0,77 - 0,54 = + 0,23
D. 1,07 - 0,54 = 0,53
E. + 0,76 + 0,34 = 1,1

52
26. Arus listrik 10 ampere dialirkan ke dalam larutan AgNO3 selama 965
detik. Massa perak yang dihasilkan pada katoda adalah …. (Ar : Ag =108,1 F
= 96500 C/mol)
A. 2,7 gram D. 27 gram
B. 5,4 gram E. 54 gram
C. 10,8 gram
Jawaban : C
Penyelesaian :

27. Diketahui :
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) E° = +0,34 volt

Fe3+(aq) + e- Fe2+(aq) E° = +0,77 volt

Pb2+(aq) + 2e- Pb(s) E° = -0,13 volt

Cu2+(aq) + e- Cu+(aq) E° = +0,15 volt

Berdasarkan data tersebut, reaksi sel yang tidak dapat berlangsung adalah ….

A. Fe3+(aq) + Pb(s) Fe2+(aq) + Pb2+(aq)


B. Cu2+(aq) + Pb(s) Cu+(aq) + Pb2+(aq)
C. Pb2+(aq) + Cu(s) Pb(aq) + Cu2+(aq)
D. Fe3+(aq) + Cu(s) Fe2+(aq) + Cu2+(aq)
E. Fe3+(aq) + Cu+(s) Fe2+(aq) + Cu2+(aq)
Jawaban : C

Penyelesaian :

Reaksi sel yang tidak dapat berlangsung adalah E° bermuatan negatif.

53
28. Pada elektrolisis larutan H2SO4dengan elektroda Pt, reaksi yang
berlangsung di anoda adalah ….
A. H(g) H+(aq) + e-
B. H2(g) 2H+(aq) + 2e-
C. 2H+(aq) + 2e- H2(g)
D. 2H2O(l) 4H+(aq) + O2(g) + 4e-
E. 2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
Jawaban : D

Penyelesaian :
Elektrolisa larutan H2SO4dengan elektroda Pt

29. Pada elektrolisis larutan ZnCl2 (Ar : Zn = 65) dengan, elektroda C


menggunakan arus sebesar 4 selama 30 menit, menghasilkan endapan Zn di
katoda sebanyak ….
A. 1,2 gram D. 24,2 gram
B. 2,4 gram E. 32,5 gram
C. 4,8 gram
Jawaban : B Penyelesaian :
Zn2++ 2e- Zn (katoda) n = 2
Arus (I) = 4 Ampere
Waktu (t) = 30 x 60 detik = 1800 detik
Ar Zn = 65

30. Diketahui data dari E° reduksi beberapa ion logam :


E° Sn2+= -0,14 volt

E° Mg2+= -2,37 volt

E° Cu2+= +0,34 volt

E° Fe2+= -0,44 volt

E° Ni2+= -0,25 volt

E° Pb2+= -0,13 volt

Logam yang dapat mencegah terjadinya korosi besi secara katodik adalah ….

54
A. Mg B. Cu C. Sn D. Ni E. Pb
Jawaban : A

Penyelesaian :

Logam yang dapat mencegah terjadinya korosi secara katodik adalah Mg


karena Mg lebih reaktif dari logam yang lainnya maka Mg akan mengalami
reaksi oksidasi lebih dahulu.

31. Diketahui potensial elektroda :


F2(g) + 2e 2F-(aq) E° = +2,87 volt

Cl2(g) + 2e 2Cl-(aq) E° = +1,36 volt

Br2(l) + 2e 2Br-(aq) E° = +1,06 volt

I2(S) + 2e 2I-(aq) E° = +0,54 volt

Harga potensial elektroda : F2(g) + 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2F-(aq) adalah ….

A. 1,51 volt D. 3,41 volt


B. 1,90 volt E. 3,39 volt
C. 2,42 volt
Jawaban : A

Penyelesaian :
Harga potensial sel untuk reaksi :

32. Pada leburan bauksit (Al2O3) dalam kreolit cair dialiri arus besar 9,65
ampere selama 6 jam jika diketahui Ar : Al = 27, massa logam Al yang
terbentuk di katoda sebanyak ….
A. 0,324 gram D. 19,44 gram
B. 1,944 gram E. 58,32 gram
C. 16,20 gram
Jawaban : D

55
Penyelesaian :

33. Diketahui :
Li2+(aq) + 2e Li(s) E° = -0,14 volt
Fe (aq) + 2e
2+
Fe(s) E° = -0,44 volt
Cu2+(aq) + 2e Cu(s) E° = +0,34 volt
Pb2+(aq) + 2e Pb(s) E° = -0,13 volt
Mg (aq) + 2e
2+
Mg(s) E° = -2,38 volt
Ni2+(aq) + 2e Ni(s) E° = -0,25 volt
Logam yang dapat mencegah korosi pada pipa besi adalah ….
A. Timah D. tembaga
B. Nikel E. magnesium
C. Timbal
Jawaban : E

Penyelesaian :

Logam yang dapat mencegah korosi dari pipa besi adalah logam yang
memiliki harga E° lebih kecil dari besi yaitu logam magnesium (Mg), karena
lebih mudah mengalami oksidasi.

34. Arus listrik 10 ampere dialirkan ke dalam larutan AgNO3 selama 965
detik. Massa perak yang dihasilkan pada katoda adalah …. (Ar : Ag = 108)
A. 2,7 gram D. 27 gram
B. 5,4 gram E. 54 gram
C. 10,8 gram
Jawaban : C

Penyelesaian :
Elektrolisis AgNO3
Massa perak di katoda =......?
i = 10 ampere

56
t = 965 detik

35. Elektrolisis larutan KCl menggunakan elektroda karbon akan


menghasilkan ….
A. Logam K di katoda D. Gas Cl2 di katoda
B. Gas H2 di katoda E. larutan basa di anoda
C. Gas O2 di anoda
Jawaban : B
Penyelesaian :
KCl K+ + Cl- x2
2 KCl 2 K + 2 Cl
+ -

Katoda : 2 H2O + 2e H2 + 2 OH-


Anoda : 2 Cl- Cl2 + 2e-
Pada bagian katoda menghasilkan Gas H2.

36. Diketahui potensial elektroda dari :


Al3+ + 3e Al E° = -1,66 volt
Fe2+ + 2e Fe E° = -0,44 volt

Reaksi redoks :
2 Al (aq) + 3 Fe2+ (aq) 2 Al3+ (aq) + 3 Fe (s)
menghasilkan potensial sel sebesar ….

A. +2,10 volt D. -1,22 volt


B. +2,00 volt E. -2,10 volt
C. +1,22 volt
Jawaban : B
Penyelesaian :
(1) Al3+ + 3e Al E° = +1,66 volt
(2) Fe2 + 2e
+
Fe E° = -0,44 volt
Untuk membentuk reaksi : 2 Al (aq) + 3 Fe2+ (aq) 2 Al3+ (aq) + 3 Fe (s)
Reaksi (1) dibalik :
Al Al3+ + 3e E° = +1,66 volt x2
Fe2+ + 2e Fe E° = -0,44 volt x3

2Al 2Al3+ + 6e E° = +3,32 volt


3Fe2+ + 6e 3Fe E° = -1,32 volt

57
2Al + 3Fe2+
2Al3+ + 3 Fe E° = +2,00 volt

37. Pada reaksi elektrolisa larutan NiSO4 dengan elektroda Ag. Reaksi yang
terjadi pada anoda adalah ….
A. Ni2+ (aq) + 2e Ni (s)
B. Ag (aq) Ag+ (aq) + e
C. Ni (s) Ni2+ (aq) + 2e
D. 2 H2O (l) + 2e H2 (g) + 2 OH- (aq)
E. 2 H2O (l) 4 H+ (aq) + O2 (g) + 4e
Jawaban : E

Penyelesaian :

Reaksi Elektrolisis larutan NiSO4 dengan elektroda Ag


NiSO4(aq) Ni+2(aq) + SO4-2(aq)

Sisa asam dari (SO 4-2, NO 3-, PO 4-3) tidak dioksidasi yang mengalami oksidasi
adalah pelarut air.

Anoda (oksidasi) : 2 H2O(aq) 4 H+(aq) + O2(g) + 4e

38. Jika diketahui potensial elektroda standard dari :


Ag (aq) + e
+
Ag(s) E° = +0,80 volt

In3+(aq) + 3e In(s) E° = -0,34 volt

Mg2+(aq) + 2e Mg(s) E° = -2,37 volt

Mn2+(aq) + 2e Mn(s) E° = -1,20 volt

Pasangan yang memberikan perbedaan potensial sebesar +1,14. volt adalah


….

A. Ag Ag+ dan Mn2+ Mn


B. In In3+ dan Ag+ Ag
C. Mn Mn2+ dan Mg2+ Mg
D. Ag Ag+ dan In3+ In
E.
Jawaban :Mg
B Mg2+ dan Ag+ Ag

Penyelesaian :
In In3+ E° = +0,34 volt
Ag+ Ag E° = + 0,80 volt
In + Ag+ In3+ + Ag Esel = 1,14 volt

39. Perhatikan gambar berikut :

58
Peristiwa elektrolisasi dari ke lima gambar di atas yang menghasilkan gas
pada suhu kamar di kedua elektrodanya adalah ….

A. 1 dan 2 D. 4 dan 5
B. 2 dan 4 E. 1 dan 3
C. 3 dan 5
Jawaban : C
Penyelesaian :
Reaksi-reaksi yang terjadi pada masing-masing elektrodanya adalah :
1. Larutan NaCl
Katoda : Na+ + e Na
Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e.
Hanya ada gas di anoda yaitu gas Cl2.
2. Larutan AgNO3 pada elektroda innert.
Katoda : Ag+ + 2 e -> Ag
Anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4e.
Di katoda terbentuk logam Ag, di anoda gas O2
3. Larutan CuSO4 dengan elektroda innert.
Katoda : 2H2O + 2e 2OH- + H2
Anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Di katoda gas H2, di anoda gas O2
4. Larutan CuSO4 dengan elektroda Cu.
Katoda : Cu2+ + 2e Cu
Anoda : Cu Cu2+ + 4e
5. Larutan KNO3 pada elektroda innert.
Katoda : 2H2O + 2e 2OH- + H2
Anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Di katoda terbentuk gas H2, di anoda gas O2
Jadi peristiwa elektrolisasi terjadi pada gambar 3 dan 5

40. 50 ml larutan Ba(OH)2 0,1 M diperlukan untuk menetralisir hasil


elektrolisis LSO4 dengan elektroda Pt. Jika di katode terbentuk 0,325 gram
logam L, maka massa atom relatif logam tersebut adalah ….
A. 24 B. 40 C. 56 D. 59 E. 65
Jawaban : E

59
Penyelesaian :
Katoda : 2L2+ + 4 e 2L
Anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4 e.
2L2+ + 2H2O 2L + 4H+ + O2
(H+) dapat dinetralkan oleh 50 ml larutan Ba(OH)2 0,1M.
Berarti (H+) = (OH-).

(OH-) = = 10-2 mol = (H+)

mol L= x 10-2 = 5 x 10-3 mol.


5 x 10-3 mol = 0,325 gram.

1 mol = = 65 gram

1. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menyetarakan persamaan


reaksi redoks!
Jawab:
a. Menentuan unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
b. Menyetarakan koefisien unsur-unsur yang mengalami perubahan biloks.
c. Menentukan jumlah perubahan bilangan oksidasi dari oksidator dan
reduktor, dimana jumlah biangan oksidasi, sama dengan jumlah atom
dikalikan perubahan bilangan oksidasinya.
d. Menamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi dengan memberikan
oefisien yang sesuai
e. Menyetarakan atom H dengan menambahkan OH-
f. Menyetarakan jumlah unsur-unsur lain dengna urutan kation, anion,
hydrogen dan oksigen.

2. Tentukan senyawa yang bertindak sebagai oksidator dan reduktornya dari


reaksi berikut!
Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu
Jawab:
Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu
Oksidator : CuSO4
Reduktor : Zn

3. Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode setengah reaksi!


a. MnO4-(aq) +C2 O42-(aq) CO2(g) + Mn2+(aq)
b. Cl-(aq) + MnO4-(aq) Cl2(g) + MnO2(g)
Jawab : -
a. MnO +C O 2-  CO + Mn2+
4 2 4
+7 +3 +4
2
2+
red
oks 59

-1 oks +7 red 0
Oksidasi : C2O42- 2CO2 + 2e x5
Reduksi : MnO4 - + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4H2 O x2
5C2O 42- 10CO2 + 10e
2MnO4 - + 16H+ + 10e  2Mn2+ + 8H2 O
2 MnO4- + 5C2O42- + 16 H+ 10CO 2 + 2 Mn2+ + 8H 2O
b. Cl- + MnO4- Cl 2 + MnO 2
+4

Oksidasi : 2Cl- Cl2 +3e


Reduksi : MnO4 - + 2H2 O + 3e  MnO2 + 4
OH- 6Cl- 3Cl2 + 6e
2MnO4- + 4H2O + 6e 2MnO 2 + 8 OH-
6Cl + 2MnO4 + 4H2O  3Cl2 +2MnO2
4. Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi!

KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + KNO2(aq) K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) + KNO3(aq)

Jawab :

+7 +3
KM nOre4d+3H2SO4 + K NO2 K2SO4 + M+2nSO4 + H2O + +K3NO3
Oks 2

2KMnO4 + H2SO4 + 5KNO2 K2SO4 + 2MnSO4 + H2O + 5KNO3

5. Apa yang dimaksud dengan reaksi disproporsionisasi? Berikut contohnya!


Jawab:
Reaksi disproporsionisasi adalah suatu reaksi dimana unsur dalam suatu reaksi
yang mengalami reduksi dan oksidasi
Contoh:
C0l2 + 2KOH  KCl ++1KClO + H2O
-1
red
oks

6. Diketahui dua electrode sebagai berikut:


Sn2+ (aq) + 2e- Sn (s) E0 = -0,14 volt
2+
Cu (aq) + 2e- Cu (s) E0 = +0,34 volt
Jawab:
Sn2+(aq) + 2e- Sn(s) E0 = -0,14 volt
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) E0 = +0,34 volt
Sn + Cu  Sn + Cu
2+ 2+
E0 = + 0,48 volt

60
7. Diketahui: Mn(s) | Mn2+(aq) || Fe2+(aq) | Fe(s)
a. Tuliskan reaksi redoks untuk sel tersebut!

b. Hitung E0sel –nya jika diketahui E0redMn = -1,18 volt dan E0 red
Fe = -0,44
volt!

Jawab :
0 +2
n  Mn 0
+22+ + Fe
a. M 2+

o+ksF
e

b. Mn  Mn2+ + 2e Eo = -1,18

Fe2+ + 2e  Fe Eo = -0,44

Mn + Fe2+ Mn2+ + Fe Eo = -1,62 volt

8. Diketahui:
Zn2+ (aq) + 2e- Zn(s) E0 = -0,76 volt
Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s) E0 = +0,34 volt
+
Ag (aq) + e- Ag(s) E0 = +0,80 volt
Apakah reaksi berikut dapat berlangsung?
a. Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)
b. Ag(s)| Ag+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)

Jawab :
a. Zn  Zn2++ 2e E0 = + 0,26 volt
Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s) E0 = +0,34 volt
2Aq+ + Cu  2Aq + Cu2+ E0 = -0,46 volt
Tidak berlangsung

9. Bagaimanakah reaksi pada waktu sebuah aki diisi dengan arus listrik?
Jawab :
Akan terjadi reaksi balik

10. Logam A dapat mendesak logam B dari larutannya, logam C dapat mendesak
logam B dari larutannya logam C tidak dapat mendesak logam A dari
larutannya. Tentukan potensial reduksi yang semakin negative dari ketiga
logam tersebut!
Jawab:
ACB

61
11. Jelaskan reaksi yang terjadi di katode pada elektrolisis!
Jawab:
Reasi pada katode yaitu jika logam-logam alkali, alkali tanah Al + Mn dan ion-
ion logam yang memiliki Eo< -0,8v tidak direduksi tapi yang tereduksi adalah
logam itu sendiri dan jika logam tersebut terelektrolisis dalam bentuk leburan
maka yang tereduksi adalah logam itu sendiri.

12. Tentukan reaksi yang terjadi di katode dan anode pada elektrolisis berikut ini!
a. Larutan Na2SO4 dengan electrode C
b. Larutan NiCl dengan electrode C
Jawab:
a. Na2SO4 2Na+ + SO 42-
Katoda (-) 2H2O + 2e  2OH- + H2
Anoda (+) 2 Cl  Cl2 + 2e
2H2O + 2Cl  2OH- + Cl + H2
b. NaCl  Na2+ + Cl-
Katoda (-) 2H2O + 2e  2OH- + H2
Anoda (+) 2 Cl  Cl2 + 2e
2H2O + 2Cl  2OH- + Cl2 + H3
13. Berapa liter gas oksigen (STP) dapat terbentuk jika arus 10 ampere dialirkan
selama 965 detik kedalam larutan asam sulfat?
Jawab:
Wo2 = 8.10.965 1
96.500 8 10 gr
Wo2 = 8 101mol
32
1
Vo2 = 4 x 10
-1
x 224 x 10-1 = 0,56 L

14. Arus sebesar 0,1 faraday dialirkan kedalam 500 mL larutan Kl. Jika volume
larutan dianggap tetap, berapa pH larutan setelah elektrolisis selesai?
Jawab :
1 mol e = 1f
01, mo e  0,1f
101
Konsentrasi = 500 = 1000
500 = 2 x 10
-1

1000
pDH = log 2 x10-1
pH = 4-(1-Log2)
pH = 13 + Log 2
= 13,3

15. Tiga buah sel dihubungkan secara seri, masing-masing sel buturut-turut berisi
larutan CuSO4, AgNO3, dan NaNO3. Selama proses elektrolisis berlangsung
telah terjadi 6,35 gram tembaga dalam sel pertama. Tentukan :
62
a. Massa perak yang diendapkan dalam sel kedua
b. Volume gas oksigen yang dihasilkan dalam sel ketiga
Jawab:
Cu2+ + 2e  Cu
Ag2+ + e  Ag
WCu
a. Wag = eAg
eCu
108 6,35
.
= 1 6,35
2
2
= 108 . 6,35 . 63,5
= 21,6 gram
b. Anoda (+) H2O 2O2 + 2H + 2e
WO2 WCu
= eO2
eCu
6,35
= 8. 6,35
2
= 8 x1o-1 x 2 = 1,6 gram
NO2 = 16x101  1 x
mol
32
101
1 2
2
VO2 (STP) =
 101  224  101  1,12 L
16. Ke dalam 100 mL larutan CuCl2 2M dialirkan arus sebesar 10 ampere. Berapa
waktu yang diperlukan untuk mengendap semua ion tembaga?
Jawab:
CuCl2 Cu2+ + 2Cl-
K(-) Cu2+ + 2e  Cu
0,2.63,3 = 63,3 .10
2 .t
96500
2
t = 965 . . 63,5 x 2
63,5
t = 2860 detik

17. Pada elektrolisis larutan MSO4 memakai electrode Pt, dapat dihasilkan 1,035
gram logam M. larutanhasil elektrolisis dengan KOH 0,2 M ternyata
diperlukan 50 mL. tentukan masa atom relative logam M tersebut!
Jawab:
MsO4 M2+ + SO42-
K (-) M2+ + 2e 
M

63
A (+) H2O  1 O2 + 2+ |+ + 2e
2
Dinetralkan oleh KOH (basa kuat)

64
2KOH  2 K+ + 2OH-
nKOH = 20 mmol – 10-2 mol
Ar m = 1035 x 10-3 = 20
nO2 = 1
2 x 10 = 0,5
-2

18. Untuk mengendapkan 3,175 gram Cu dari larutan CuSO 4 2 M dengan cara
elektrolisis, berapa electron yang diperlukan ? (Ar: Cu = 63,5, S = 32, O = 16)
Jawab:
CuSO4Cu2+ + SO 42-
K (-) Cu2 + 2e  Cu (1)
3,175 gr Cu
3,175
n = 63,5  120 mol - 0,05 mol
e = 211 x 0,05 = 0,1 mol

19. Jelaskan secara singkat proses elektrolisis dalam indsutri Na dan gas Cl2!
Jawab:
NaCl  Na+ + Cl-
K(-) Na + +e1  Na + e
A (+) Cl  Cl + e
2
2
20. Jelaskan proses pemurnian tembaga dari tembaga tidak murni!
Jawab:
Tembaga kotor dijadikan anode, tembaga murni sebagai katude, larutan
elektrolit digunakan SuSO4 selama elektrolisis, tembaga dari anode terus
menerus di larutkan dan diendapkan pada katode.
Katode Cu2+ + 2e- Cu
Anode Cu  Cu2+ + 2e
Cu(s) Anode  Cu (s) Katode

21. Apa yang dimaksud dengan korosi? Bagaimana rumus kimia karat besi?
Jawab:
 Korosi yaitu reaksi redoks antara logam dan beberapa zat yang berada
dilingkungan akan menghasilkan senyawa-senyawa lain yang tidak
dikehendaki.
 Karat besi = Fe (OH)3 . xH2O
22. Korosi besi merupakan proses elektrokimia. Tuliskan reaksi perkaratan besi:
a. Anode
b. Katode
c. Reaksi sel
Jawab:
a. Anode: Fe(s) Fe2+(aq) + se- Eo = +0,44 volt
b. Katode : O2(s) + 4H+ + 4e- H2O(l) Eo = +1,23 volt

65
23. Sebutkan zat-zat yang dapat mempercepat terjadinya proses korosi besi (Fe)!
Jawab:
1. Tingkat keasaman/zat terlarut membentuk asam
2. Kontak langsung dengan senyawa elektrolit
3. Kontak dengan logam lain
4. Kerapatan logam
5. Adanya O2
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi

24. Sebutkan cara untuk mencegah terjadinya korosi pada besi!


Jawab:
1. Mengusahakan pencampuran zat-zat dalam logam tersebar homogen
2. Mengecat untuk mencegah kontak permukaan logam dengan udara
3. Pelapisan dengan timah (tin plating)
4. Melumuri dengan oli/gemuk untuk mencegah kontak dengan air.
5. Penyalutan (galuanisasi)
6. Pelapisan dengan kromium (chromium plating)
7. Perlindungan katodik/pengorbanan anode (sacrificial/protection)

25. Bagaimana cara untuk menlindungi pipa besi yang ditanam dalam tanah dari
korosi?
Jawab:
Dengan cara perlindungan katodik/pengorbanan anode yaitu dengan
menggunakan magnesium dengan besi, maka yang terjadi magnesium akan
berkarat sedangkan besi tidak.

26. Diketahui :
Ni2+ (aq) + 2e- Ni (s) E0 = -0,25 volt
Co (aq) + 2e  Co (s)
2+ -
E0 = -0,28 volt
Al3+ (aq) + 3e- Al (s) E0 = -1,16 volt
4+
Sn (aq) + 4e- Sn (s) E0 = +0,13 volt
Periksalah2+apakah reaksi berikut dapat bereaksi spontan pada kondisi standar!
Co(s) + Ni  + Ni(s)
Co2+
(aq) (aq)
Jawab:
Co + Ni2+ Co2+ + Ni
Co  Co2+ + 2e Eo = +0,28 volt
Ni2+ + 2e  Ni Eo = -0,25 volt
Co + Ni2+ Co2+ + Ni Eo = +0,03 volt

27. Tuliskan reaksi elektrolisis berikut!


a. Elektrolisis larutan Zn(NO3)2 dengan electrode grafit.
b. Elektrolisis larutan FeSO4 dengan electrode Pt.
66
Jawab:
a. Zn (NO3)2 Zn2+ +2NO 3-
Katode (-) Zn2+ + 2e  Zn
Anode (+) H2O 1
2 O2 + 2H+ + 2e
Zn + H2O  Zn + 1
2 O2 + 2H
-1

b. FeSO4 Fe2+ + SO 42-


Katode (-) Fe2+ + 2e  Fe
Anode (+) H2O 1
2 O2 + 2H+ + 2e
Fe2+ + H2O  Fe + 1
2 O2 + 2H
-1

28. Diberikan setengah reaksi:


MnO4- (aq) + 8H+(aq) + 5e-  Mn2+(aq) + 4H2 (l)
O
So32-(aq) + H2O (l) SO4 (aq) + 5H (aq) + 2e
2- + -

Pada penyetaraan reaksi redoks yang melibatkan MnO 4- dalam suasana asam,
tentukan perbandingan koefisien MnO4- dan SO32-!
Jawab:
2MnO4 -+ 16H+ + 10e  2Mn2+ + 8H 2O
5So3 2- + 5H2 O  5SO 42- + 10H+ + 10e-
2MnO4+ 5SO32- + 16 H+ + 5H2O  2Mn2+ + 5SO 2-4 + 10H+ + 8H2O

29. Unsur flourin dapat diperoleh dengan cara elektrolisis leburan KHF2 sesuai
1
reaksi: HF - HF + F + e-. tentukan waktu yang diperlukan untuk
2 2
2
memperoleh 15 liter F2 (diukur pada oC dan tekanan 1 atm) dengan arus 20
ampere (1 faraday = 96.500 coulomb, 1 mol gas = 22,4 liter)!

Jawab:
V STP = mol x 22,4
StP
M =
22,4
15
0,67
M =
22,4

Wf2 eF2 .i.t


= 96.000
Ar
O,67 x Ar = 1 . 20 . t
96.000
96.500.0,67
T = 20 = 3232,75 detik

67
30. Diketahui:
Cu (E0 = +0,4 volt) Sn (E0 = -0,14 volt)
Mg (E0 = -2,37 volt) Zn (E0 = -0,76 volt)
Berdasarkan data potensial standar diatas, tentukan logam yang dapat dipakai
untuk melindungi besi (E0=-0,44 volt) terhadap kerusakan korosi!
Jawab:
Mg (Eo = -2,32 volt), Zn (Eo= 0,96 volt)

68

Anda mungkin juga menyukai